Anda di halaman 1dari 34

TUGAS DST

GIGI TIRUAN CEKAT


Christien Grace Esther Maria
(2195019)
1. PADA KASUS ANTARA GIGI 22 DAN GIGI 24 GIGI
YANG HARUS DIPREPARASI TERLEBIH DAHULU
ADALAH GIGi

Gigi 24 dipreparasi terlebih dahulu, karena gigi 22 harus


dipreparasi pada arah yang sama seperti gigi 24 dan gigi 24
lebih tebal maka dapat dijadikan panduan.
2. CARA PEMILIHAN WARNA PADA GIGI TIRUAN
Menggunakan 3 parameter:

a. Hue/warna --> Hue berhubungan terhadap karakteristik warna yang


memberikan suatu identifikasi dan perbedaan dari suatu warna terhadap
warna yang lainnya.
b. Chroma --> intensitas warna yang memisahkan hue dari value. Istilah
lainnya adalah Saturasi (kemampuan memberikan pigmen pada Hue).
c. Value --> kualitas warna yang digambarkan dengan istilah gelap dan
terangyang berhubungan dengan pencahayaan. Hal ini merupakan tingkat
kecerahan. Value merupakanparameter fotometrik yangdiasosiasikan
dengan pemantulantotal yaitu kecerahan atau kegelapan warna
3. CARA ANASTESI GIGI

PERSIAPAN PENDERITA
Pastikan bahwa penderita sudah makan, atau setidaknya
tidak sedang merasa lapar, sebelum tindakan anestesi
lokal
Dudukkan penderita pada posisi semi supine, pada posisi
demikian penderita akan merasa lebih nyaman, prosedur
anestesi lebih mudah dilakukan, dan kemungkinan
terjadinya vasovagal syncope dapat dikurangi
PROSEDUR UMUM ANESTESI LOKAL
1. Ambil sebuah disposable syringe, pastikan hal-hal berikut ini:
Masih tersimpan pada pembungkus dan tidak terdapat cacat
atau robekan
Periksa tanggal kadaluwarsa
Jarum pada barrel dieratkan terlebih dahulu sebelum membuka
pembungkusnya dengan memutar hub searah jarum jam,
kemudian handle pada syringe didorong sehingga plunger
menyentuh ujung barrel, baru kemudian pembungkus syringe
dibuka
2. Ambil sebuah ampul yang berisi cairan anestesi lokal, periksa keterangan
pada dinding ampul yang mencantumkan: kandungan, konsentrasi, dan
volume larutan anestesi lokal, kandungan dan konsentrasi bahan
vasokonstriktor, dan tanggal kadaluarsa cairan anestesi lokal tersebut
3. Sebelum mematahkan leher ampul pastikan bahwa seluruh cairan berada di
bawah leher ampul, apabila ada cairan yang masih berada di atas leher ampul
lakukan ketukan pada dinding ampul dengan jari tangan atau putar ampul
dengan gerakan sentrifugal sampai seluruh cairan berada di bawah leher
ampul
4. Leher ampul dipatahkan, lalu penutup jarum pada disposable syringe dibuka,
kemudian larutan anestesi lokal di dalam ampul tersebut dihisap dengan jarum
injeksi sampai seluruh cairan anestesi lokal berpindah ke dalam barrel tanpa ujung
jarum menyentuh dinding ampul
5. Setelah semua cairan telah terhisap ke dalam barrel penutup jarum dipasang
kembali dengan hati-hati jangan sampai ujung jarum menyentuh penutupnya,
kemudian diperiksa apakah ada gelembung udara di dalam cairan di dalam barrel
tersebut, apabila terdapat gelembung udara dilakukan ketukan pada dinding barrel
sampai semua gelembung udara keluar dari cairan yang ada kemudian dorong
handle sampai terlihat ada cairan yang keluar dari ujung jarum
6. Keringkan daerah yang akan menjadi tempat tusukan jarum dengan kasa
steril lalu ulasi daerah tersebut dengan cairan antiseptik secukupnya
7. Jarum ditusukkan pada mukosa di daerah yang dituju secara perlahan-
lahan, perlu diperhatikan bahwa bevel pada ujung jarum selalu menghadap ke
arah tulang sebelum cairan anestesi lokal diinjeksikan mutlak dilakukan
aspirasi, apabila terlihat darah masuk ke dalam barrel maka tariklah jarum
keluar dari mukosa
8. Apabila pada aspirasi tidak terlihat terhisapnya darah maka injeksikan cairan
anestesi lokal secara perlahan-lahan untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul
selama injeksi dan menghindari terjadinya toksisitas cairan anestesi lokal
9. Setelah injeksi cairan anestesi lokal selesai tariklah jarum dari daerah kerja
secara perlahan-lahan dan bertahap untuk mencegah timbulnya perdarahan di
tempat tusukan jarum, efek anestesi mulai terasa beberapa detik sampai
beberapa menit setelah injeksi, pada umumnya efek anestesi lokal sudah
tercapai dalam waktu 5 menit
4. TEKNIK PEMBUATAN MAHKOTA SEMENTARA
DIRECT DAN INDIRECT

1. Metode Direct --> self curing acrylic & buatan pabrik


2. Metode Indirect
4. TEKNIK PEMBUATAN MAHKOTA SEMENTARA
DIRECT DAN INDIRECT
Metode Direct
a. Self curing acrylic:
1. Mencetak gigi yang akan dipreparasi dengan alginate
2. Setelah itu, preparasi gigi penyangga atau gigi yang akan
dipasangkan GTC
3. Permukaan preparasi diberi bahan pelindung (varnish).
Gingiva dan gigi-gigi sebelahnya diberi vaselin atau cocoa
butter untuk melindungi dari rangsangan monomer
akrilik
4. Pada hasil preparasi di cetakan alginat ditetesi adukan monomer dari
self curing acrylic dan polymer dengan warna yang sesuai ditaburkan di
atas monomer
5. Kemudian adukan akrilik tersebut dikembalikan pada quandrat yang
telah dicetak tadi dan ditekan dengan tekanan yang cukup. Ditunggu
sampai akrilik mengeras (setting), cetakan dikeluarkan dari mulut
pasien.
6. Mahkota sementara akrilik digrinding dan oklusal disesuaikan
dengan oklusi.
7. Kemudian dilekatkan dengan semen oksida seng eugenol (ZOE) atau
semen Fletcher.
4. TEKNIK PEMBUATAN MAHKOTA SEMENTARA
DIRECT DAN INDIRECT
Metode Direct
b. Mahkota sementara siap pakai (buatan pabrik)
1. Cari bentuk dan ukuran yang sesuai
2. Preparasi gigi
3. Oles gigi yang akan dipasangkan mahkota dengan vaseline
4. Mahkota sementara diisi dengan self curing acrylic lalu dorong
perlahan pada posisinya
5. Ambil kelebihan akrilik --> bagian palatal/oklusal diambil agar
tidak mengganggu oklusi/artikulasi
6. Poles bagian yang kasar
4. TEKNIK PEMBUATAN MAHKOTA SEMENTARA
DIRECT DAN INDIRECT

Metode Indrect
1. Sediakan model gigi pasien yang belum dipreparasi (model diagnostic)
--> model A
2. Sediakan model gigi pasien yang sudah dipreparasi --> oleskan
vaseline pada gigi penyangga --> model B
3. Susun gigi pada daerah pontik pada model A --> anarsir gigi tiruan,
pola malam
4. Cetak model A dengan sendok ceteak setengah rahang dengan bahan
alginate
5. Buka cetakan --> hasil cetakan harus mencakup semua gigi penyangga
6. Aduk akrilik lalu tempatkan akrilik ke sendok cetak hasil cetakan alginate
7. Cetak kembali ke model B (model gigi yang sudah dipreparasi) --> tunggu
hingga polimerisasi hampir sempurna
8. Lepaskan sendok cetak dari model B, rapihkan sisa-sisa akrilik mahkota
pada model B
9. Setelah polimerisasi sempurna, lepaskan mahkota sementara dari model
B
10. Rapihkan mahkota sementara dengan menggunakan bur frasser
11. Polish mahkota sementara
12. Mahkota sementara siap dipasang ke pasien --> sementasi dengan
semen sementara
5. URUTAN PROSEDUR PADA PASIEN

1.Pencetakan awal RA dan RB


2.Pembuatan model studi RA dan RB
3.Pembuatan desain GTC bridge
4.Pemilihan warna gigi --> restorasi estetik
5.Pembuatan mahkota sementara
Pencetakan dan pembuatan model
Preparasi pada model seperti mahkota jaket
Pembuatan pola lilin (inlay)
Packing dan finishing
6. Anestesi Gigi
7. Isolasi gigi dengan pemasangan rubber dam dan matrix
8. Tahap preparasi gigi penyangga
A.Preparasi gigi 22
B.Preparasi gigi 24
9. Pencetakan rahang atas dan bawah menggunakan -> polyvinyl siloxane
Model kerja
10. Pemasangan mahkota sementara
11. Pemasangan model kerja pada okludator
12. Pembuatan pola lilin
13. Prosedur Lab
14. Try in mahkota akrilik
15. Insersi dan sementasi
6. BAGAIMANA CARA CEK CLEARANCE PADA
PREPARASI

Cara cek clearance pada preparasi --> dengan


menginstruksikan pasien untuk oklusi dan melihat secara
visual setelah itu menggunakan sonde, jika terlewati sonde
maka preparasi sudah clearance
7. MENGAPA PADA LABIAL PENGAMBILAN DI
BAGI MENJADI 2

Sesuai kontur gigi dibagi menjadi 2 bagian --> incisal dan


servikal, sehingga pada saat mengurangi bentuk gigi asli,
ketebalan gigi penyangga sama dengan servikal dan
incisal.
8. BAGAIMANA AKHIRAN PREPARASI PADA
KASUS

Akhiran chamfer
Karena bahannya menggunakan akrilik, dimana akrilik
mudah rapuh sehingga dengan akhiran preparasi
chamfer dapat memberikan retensi yang baik
mencegah terjadinya kerusakan semen sebagai bahan
perekat yang ada diantara retainer dengan gigi
penyangga.
9. TUJUAN GUIDING GROOVE

Memberikan panduan saat preparasi agar bentuk


preparasi pada bidang oklusal sesuai dengan
anatomi gigi
Meminimalkan jaringan keras gigi yang hilang
dalam upaya mendapatkan ruang yang cukup
10. MENGAPA CUSP FUNCITIONAL DI BEVEL

Bevel pada cusp functional --> mencapai kontur


restorasi yang optimal dengan durabilitas maksimal,
dan untuk membebaskan permukaan oklusal di area
sentrik (±1,5 mm).
11. TERKENA SPOT , CEK OKLUSI SENTRIK SAJA ?

Spot pada powerpoint --> area yang berkontak dengan gigi lawan. Maka
dilakukan oklusi sentrik dan oklusi eksentrik --> articulating paper.
Cek oklusi sentrik dengan menggunakan articulating paper. Apabila
terdapat area yang berkontak dengan gigi lawan, maka dilakukan
pengurangan kembali.
Untuk cek oklus eksentrik --> posisikan kembali articulating paper
pada permukaan oklusal gigi penyangga lalu instruksikan pasien
untuk menggerakan mandibulanya posisi protrusi dan ke lateral
(oklusi eksentrik atau excursive)
Periksa hasil preparasi --> tidak boleh ada permukaan yang bersudut
tajam/permukaan yang tidak rata.
12. TEKNIK PENCETAKAN POLYVINYL SILOXANE
(rahang atas dan rahang bawah)

1. Masukkan sendok cetak ke dalam mulut untuk memastikan


kesesuaian
2. Aplikasikan dempul pada sendok cetak lalu dicetakan ke dalam
mulut pasien
3. Material wash diinjeksikan di sekitar gigi yang telah di preparasi
serta gigi tetangganya dan di atas sendok cetak yang telah diisi
dengan bahan dempul.
4. Lakukan pencetakan --> Cor hasil cetakan dengan dental stone / gips
13. TEKNIK PEMASANGAN MAHKOTA SEMENTARA
1. Pada model duplikat dari model studi (sebelum gigi dipreparasi, dilakukan
preparasi, dan dilakukan wax up untuk mengembalikan bentuk anatomis,
posisi, inklinasi dan oklusinya) lakukan pencetakan dengan sendok cetak
sebagian
2. Setelah preparasi gigi selesai, lakukan pencetakan dengan bahan cetak
elastomer menggunakan sendok cetak sebagian. Kemudian hasil cetakan
diisi dengan gips
3. Setelah hasil coran mengeras, olesi bagian yang dipreparasi dengan
Vaseline
4. Pastikan bahan cetak pertama dan cetakan negatif sesuai dengan memberi
tanda menggunakan spidol sebagai panduan
5. Buat adonan cold curing acrylic yang homogen dengan jumlah yang cukup
6. Masukkan adonan akrilik secukupnya kedalam cetakan negative,
posisikan kembali sendok cetak pada model cetakan gigi yang telah
dipreparas. Fiksasi dengan jari tangan hingga adonan hampir keras
7. Lepas cetakan negative, buang kelebihan akrilik dengan pisau ukir. Lalu
lepaskan mahkota sementara dengan pinset atau sonde
8. Coba mahkota sementara pada pasien, periksa ulang servikal, titik kontak
dan oklusi
9. Lakukan penghalusan dan pemolesan
10. Insersi dengan semen sementara
14. TRY IN MAHKOTA AKRILIK APA SAJA YANG DICEK

1. Pemeriksaan dan penyesuaian fitness -> menggunakan visual & probe -->
jika terdapat margin overhang dan defisiensi --> jembatan tidak tepat
pada tempatnya
2. Pemeriksaan kontak --> menggunakan dental floss yang dimasukkan di
interdental antara retainer dan gigi sebelahnya
3. Pemeriksaan underextention & overextention -> menggunakan sonde yang
dilewatkan pada permukaan ke arah gusi tidak boleh terhalang sela,
ketinggian atau ketidakrataan.
4. Pemeriksaan dan penyesuaian warna --> warna dapat sedikit lebih terang
(chroma terlalu rendah) dan dapat terlalu gelap
5. Pemeriksaan oklusal --> menggunakan articulating paper --> oklusi
sentrik dan eksentrik. Jika Terdapata teraan --> Kontak premature -->
dikurangi
6. Adaptasi gusi --> tidak boleh menekan gusi
7. Kontak yang baik dengan residual ridge --> karena ketika pontik
menekan dapat menyebabkan ulserasi
15.TAHAP INSERSI MAHKOTA

a. Insersikan dengan cepat, tekan secara kontinu --> mengeluarkan


kelebihan semen
b. Tekanan kontinu oleh operator/instruksi pasien untuk menggigit
cotton roll
c. Daerah kerja harus kering hingga semen set
d. Setelah kering, kelebihan semen dibersihkan
16. APA YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM
INSERSI

a. GTC bridge harus dibersihkan saliva, disclosing wax -->


ultrasonic cleaning bath --> keringkan.
b. Retainer dan abutment dibersihkan menggunakan
chlorhexidine --> keringkan (tidak boleh terlalu kering) karena
dapat merusak pulpa
c. Isolasi daerah insersi --> mencegah kontaminasi saliva
17. TAHAP SEMENTASI , BAHAN SEMEN, DAN
TEKNIK

1. sebelum dilakukan sementasi, periksa kebersihan semua


permukaan preparasi.
2. Isolasi dengan cotton rolls dan tempatkan saliva evacuator.
3. Oleskan varnish untuk mengurangi iritasi pulpa dari zinc
phosphate cement.
4. Dinginkan glass lab dibawah air mengalir, keringkan dan
tempatkan bubuk dan liquid sesuai instruksi pabrik.
5. Bagi bubuk menjadi 6 bagian, tambahkan 1 per 1 ke dalam liquid,
setelah penambahan pertama selama 15 - 20 detik, campurkan bubuk
kedua dan seterusnya (90 detik).
6. Ketika prosedur pencampuran selesai, periksa konsistensi dengan
mengangkat sebagian semen dari glass lab dengan spatula,
konsistensi yang baik ketika ditarik sepanjang 20mm tidak putus.
7. Aplikasikan lapisan tipis semen pada permukaan internal restorasi.
8. Keringkan gigi dengan semprotan udara dan tekan restorasi pada
tempatnya.
9. Setelah cast terpasang, periksa margin untuk memastikan bahwa
restorasi telah terpasang sepenuhnya.
10. Saat sudah mengeras sepenuhnya, buang kelebihan semen dengan
explorer.
11. Semen membutuhkan 24 jam untuk mengembangkan kekuatan akhirnya
--> pasien harus diperingatkan untuk mengunyah dengan hati-hati selama
1-2 hari.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai