Perbesaran kuat
b. Serat otot
Preparat 2
Pewarnaan: HE
Perbesaran: kuat
preparat no. 3
prewarnaan: H&E
perbesaran: sedang
a. Nucleus
b. Intercalated Disk
c. Striation
Preparat no 4
Perbesaran lemah
A. Perichondrium
C. Lakuna
preparat no 5
pewarnaan H&E
A. Perichondrium
B. Chondrosytes
Preparat no 6
Pewarnaan: H&E
Perbesaran: sedang
A. Collagen
B. Lacunae
Preparat no. 7
Prepara: osteon
Perbesaran: kuat
B. lamela
C. lahuna
Preparat no 8
Pewarnaan : H&E
Perbesaran kecil
a. stratum korneum
b. startum spinosum
c. folikel rambut
e. stratum reticulare
Preparat no 9
Preparat : Kulit tipis dengan folikel rambut
Perbesaran : sedang
Pewarnaan : HE
9 (e) : melanocyte
Preparat 10
Perbesaran : sedang
Pewarnaan : H&E
Essay no 1
Osteogenesis Intramembranosa:
endokondral:
essay no 2
Essay no 3
-melanosit
(melanocytes)
-sel merkel
(epitheliocytus tactilis).
Keratinosit
Melepaskan zat pelapis bersifat anti-air,sehingga mengurangi penyerapan dan juga penguapan air
berlebih serta mencegah masuknya zat asing dari kulit oleh granula lamellar.
Melanosit
Melanosit (melanocytes) merupakan sel dengan banyak prosesus dan terletak di antara
diproduksi ke sel-sel keratinosit disekelilingnya. Melanin ini memberi warna gelap pada kulit
Sel langerhans
Sel langerhans merupakan Antigen Precenting Cell (APC) yang berfungsi mencegah invasi mikroba
Sel merkel
Essay no 4
Essay no 5.
Proses penyembuhan luka atau wound healing pada kulit terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
epidermal wound healing bila kedalaman luka hanya sebatas epidermis atau deep wound
healing bila kedalaman luka mencapai dermis atau bahkan tela subcutanea.
Proses penyembuhan pada luka epidermal diawali dengan proses migrasi stratum basale
epidermis untuk menutupi luka. Epidermis yang avaskuler tidak memerlukan proses
pembekuan darah atau inflamasi terlebih dahulu untuk penyembuhan luka seperti
pada luka di dermis atau tela subcutanea. Di kedua tepi luka, sel-sel pada lapisan
stratum korneum epidermis bertambah besar ukurannya dan terlepas dari membran
bertemu. Bertemunya kedua sisi dari sel stratum basale yang bermigrasi ini
memunculkan contact inhibition yang mencegah pergerakan migrasi sel lebih jauh.
yang akan menutup luka dengan sempurna tanpa bekas. Pada akhir proses
penyembuhan setelah stratum korneum telah terbentuk di atas luka, tidak akan
tampak perbedaan warna atau struktur kulit yang berbeda dengan daerah yang normal
di sekitar luka.
Proses penyembuhan luka yang dalamnya mencapai lapisan epidermis maupun tela
subcutanea (hypodermis) memerlukan proses yang lebih kompleks dan waktu yang
lebih lama daripada penyembun luka di lapisan epidermis. Terdapat sedikitnya 4 fase
a. Fase Inflamasi
Perlukaan pada dermis dapat melukai pembuluh darah kapiler sehingga segera memicu
kaskade pembekuan darah untuk menutup luka dan mencegah perdarahan lebih
lanjut. Trombosit yang ikut membangun bekuan darah akan menghasilkan faktor-
faktor proinflamasi yang akan menarik sel-sel leukosit di darah seperti makrofag dan
neutrofil yang akan menimbulkan gejala inflamasi lokal, yaitu rubor (kemerahan
akibat vasodilatasi), kalor (daerah luka yang meradang terasa hangat), dolor (nyeri),
tumor (bengkak di luka yang meradang dan sekitarnya), serta fungsio lesa
melibatkan peran sel imun ini sangat penting untuk mencegah mikroba patogen dari
luar yang bisa masuk menginfeksi jaringan yang lebih dalam. Luka membutuhkan
b. Fase Migrasi
Bekuan darah yang telah mengering akan berbentuk seperti krusta, disebut scab. Di
bawah scab, sel-sel kuboid dari stratum basale epidermis mulai berpindah melalui
proses migrasi ke tengah luka seperti halnya pada fase migrasi epidermal wound
healing. Migrasi ini juga terjadi pada sel-sel fibroblas di jaringan dermis yang mulai
luka yang mulai menyembuh disebut jaringan granulasi (terdiri dari scab dan sel-
c. Fase Proliferasi
Fase ini ditandai dengan membelahnya sel-sel epidermis dan dermis yang bermigrasi
d. Fase Maturasi
Fase proliferasi epidermis dan dermis menjadi lapisan yang utuh seperti sebelumnya
telah lengkap. Pembuluh darah yang rusak juga telah berfungsi normal seperti
sebelumnya. Scab yang sebelumnya melekat erat di atas epidermis perlahan mulai
luruh hingga meninggalkan daerah luka yang telah sembuh yang terdiri dari dermis
dan epidermis.
Proses penyembuhan pada deep wound healing akan tetap meninggalkan bekas
luka atau fibrosis, suatu area kulit yang warna atau bentuknya berbeda dari daerah
kulit di sekitarnya yang tak pernah mengalami luka. Jaringan di daerah ini biasa
disebut dengan jaringan parut atau scar tissue. Kadang-kadang, jaringan parut lebih
tebal daripada jaringan kulit normal di sekitarnya. Kondisi ini disebut hypertrophic
scar. Jaringan parut juga dapat melebar ke daerah sekitar luka yang normal. Kondisi
Jaringan parut tersusun dari serabut kolagen yang kaku dan bersifat kurang
elastis dari jaringan kulit normal. Pembuluh darah, serabut saraf, folikel rambut,
glandula sudorifera, dan glandula sebasea juga ditemukan lebih sedikit di jaringan
parut. Hal ini menyebabkan jaringan parut memiliki warna yang lebih pucat daripada