Anda di halaman 1dari 8

Preparat no 1

Preparat skeletal muscle

Pewarnaan hemotoxylin dan eosin

Perbesaran kuat

a. Inti sel otot

b. Serat otot

Preparat 2

Preparat: smooth muscle

Pewarnaan: HE

Perbesaran: kuat

A. Smooth muscle cells in transverse section

B. Smooth muscle cells in longitudinal section

preparat no. 3

preparat cardiac muscle

prewarnaan: H&E

perbesaran: sedang

a. Nucleus

b. Intercalated Disk

c. Striation

Preparat no 4

Preparat tulang rawan hialin

Perbesaran lemah

A. Perichondrium

B. Chondrogenic layer(Lapisan Kondrogenik)

C. Lakuna

preparat no 5

preparat tulang rawan elastin


perbesaran kecil

pewarnaan H&E

A. Perichondrium

B. Chondrosytes

Preparat no 6

Preparat tulang rawan fibrosa

Pewarnaan: H&E

Perbesaran: sedang

A. Collagen

B. Lacunae

Preparat no. 7

Prepara: osteon

Perbesaran: kuat

Pewarnaan: Schmorl’s Stain

A. kanalis sentralis (havers)

B. lamela

C. lahuna

Preparat no 8

Preparat kulit tipis

Pewarnaan : H&E

Perbesaran kecil

a. stratum korneum

b. startum spinosum

c. folikel rambut

d. kelenjar keringat eccrine

e. stratum reticulare

Preparat no 9
Preparat : Kulit tipis dengan folikel rambut

Perbesaran : sedang

Pewarnaan : HE

9 (a) : stratum corneum

9 (b) : stratum spinosum

9 (c) : sel sekretorik kelenjar keringat

9 (d) : Glandula sudorifera

9 (e) : melanocyte

9 (f) : m. arektor pili

Preparat 10

Preparat : Kulit tebal dengan reseptor

Perbesaran : sedang

Pewarnaan : H&E

10 (a) : Pacinian corpuscles

10 (b) : Stratum spinosom

10 (c) : Duktus ekskretorius kelenjar sudorifera

10 (d) : Stratum germinativum

10 (e) : Stratum basale


Essay

Essay no 1

Osteogenesis Intramembranosa:

Proses pembentukan tulang langsung dari matriks,mesenkim berdiferensiasi langsung menjadi


osteoblast.osteoblast menghasilkan matriks osteoid yang cepat mengalami kasifikasi.osteoblast
awalnya membentuk tulang spongiosa yang terdiri atas trabekula dan menangkap
osteosif.mandibula,maxilla,klavikula,dan cranium yang pipih terbentuk melalui proses ini

endokondral:

proses pembentukan tulang didahului pembentukan kurtilago,model kartilago haqlin bertambah


dimensi Panjang dan lebar,lalu mengalami kalsifikasi dan kondrensit mati,sel mesenkim di
periosteum berdiferensiasi menjadi osteoprogenitor dan membentuk osteoblast,osteoblast
mensintesis matriks osteoid,yang mengalami klasifikasi dan mengurung osteoblast dalam lacuna
sebagai osteosit,osteosit membentuk komunikasi antar sel melalui kanalikulus yang berhubungan
dengan saluran darah.pusat osifikasi primer terbentuk di diafisis dan pusat osifikasi sekunder di
epifisis dan epifisis memungkinkan perpanjangan tulang.akhirnya semua kartilago akan digantikan
oleh tulang,kecuali kartilago sendi.proses ini terjadi pada bagian besar tulang terutama tulang
Panjang

essay no 2
Essay no 3

Epidermis dilapisi epitel squamous kompleks berkeratin. Terdapat 4 sel

utama penyusun epidermis:

-keratinosit (keratinocytes squamosus)

-melanosit

(melanocytes)

-sel Langerhans/sel dendritic (dendrocytus)

-sel merkel

(epitheliocytus tactilis).

Keratinosit

Melepaskan zat pelapis bersifat anti-air,sehingga mengurangi penyerapan dan juga penguapan air
berlebih serta mencegah masuknya zat asing dari kulit oleh granula lamellar.

Melanosit

Melanosit (melanocytes) merupakan sel dengan banyak prosesus dan terletak di antara

sel-sel keratinosit. Melanosit menghasilkan melanin, yang terkandung dalam organel

Melanosome, dan melalui prosesus-prosesusnya melanosit memindahkan melanosome yang

diproduksi ke sel-sel keratinosit disekelilingnya. Melanin ini memberi warna gelap pada kulit

dan mencegah penyerapan radiasi ultraviolet berlebih dari sinar matahari.

Sel langerhans

Sel langerhans merupakan Antigen Precenting Cell (APC) yang berfungsi mencegah invasi mikroba

patogen di kulit dengan dibantu sel-sel imun lainnya.

Sel merkel

Sel Merkel berperan mendeteksi sensasi raba.

Essay no 4

Perbedaan kulit tebal dan kulit tipis


KULIT TEBAL KULIT TIPIS
Distribusi / letak : terdapat Distribusi / letak : terdapat pada
pada telapak tangan dan kaki seluruh permukaan tubuh kecuali
pada telapak tangan dan kaki.
Tidak memiliki Folikel rambut Memiliki Folikel rambut dan
dan arrector pili arrector pili
Reseptor sensori lebih padat Reseptor sensori terbentang
Ketebalan (0.024 – 0.18 in) (Ketebalan (0.004-0.006 in)
Ketebalan epidermal (0.6-4.5 Ketebalan epidermal 0.10 – 0.15
mm) mm)
Tidak memiliki kelenjar Memiliki kelenjar keringat
keringat
Lebih banyak memiliki kelenjar Sedikit memiliki kelenjar
sudoriferous sudoriferous
Memiliki epiderma ridges Memiliki Epiderma ridges sedikit
karena perkembangannya baik karena perkembangannya buruk
dan jumlah dermal papillae dan sedikit- baik organisasi
lebih banyak dengan barisan dermal papillae
paralel
pada bagian epidermal strata, Pada bagian epidermal srata.
stratum lusidum, spinosum, Stratum lusidum sedikit, stratum
dan korneum nya tebal spinosum dan korneum tipis

Essay no 5.

PROSES PENYEMBUHAN LUKA (WOUND HEALING)

Proses penyembuhan luka atau wound healing pada kulit terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

epidermal wound healing bila kedalaman luka hanya sebatas epidermis atau deep wound

healing bila kedalaman luka mencapai dermis atau bahkan tela subcutanea.

1. Epidermal Wound Healing

Proses penyembuhan pada luka epidermal diawali dengan proses migrasi stratum basale

epidermis untuk menutupi luka. Epidermis yang avaskuler tidak memerlukan proses

pembekuan darah atau inflamasi terlebih dahulu untuk penyembuhan luka seperti

pada luka di dermis atau tela subcutanea. Di kedua tepi luka, sel-sel pada lapisan

stratum korneum epidermis bertambah besar ukurannya dan terlepas dari membran

basal di bawahnya, kemudian sama-sama berangsur bergerak ke tengah luka hingga

bertemu. Bertemunya kedua sisi dari sel stratum basale yang bermigrasi ini

memunculkan contact inhibition yang mencegah pergerakan migrasi sel lebih jauh.

Kemudian, hormon pertumbuhan epidermal growth factor yang dihasilkan berkaitan


dengan respon fisiologi luka akan merangsang sel-sel stratum basale yang telah

bermigrasi ini untuk membelah hingga membentuk lapisan-lapisan keratin di atasnya

yang akan menutup luka dengan sempurna tanpa bekas. Pada akhir proses

penyembuhan setelah stratum korneum telah terbentuk di atas luka, tidak akan

tampak perbedaan warna atau struktur kulit yang berbeda dengan daerah yang normal

di sekitar luka.

2. Deep Wound Healing

Proses penyembuhan luka yang dalamnya mencapai lapisan epidermis maupun tela

subcutanea (hypodermis) memerlukan proses yang lebih kompleks dan waktu yang

lebih lama daripada penyembun luka di lapisan epidermis. Terdapat sedikitnya 4 fase

utama yang terjadi berurutan, yaitu:

a. Fase Inflamasi

Perlukaan pada dermis dapat melukai pembuluh darah kapiler sehingga segera memicu

kaskade pembekuan darah untuk menutup luka dan mencegah perdarahan lebih

lanjut. Trombosit yang ikut membangun bekuan darah akan menghasilkan faktor-

faktor proinflamasi yang akan menarik sel-sel leukosit di darah seperti makrofag dan

neutrofil yang akan menimbulkan gejala inflamasi lokal, yaitu rubor (kemerahan

akibat vasodilatasi), kalor (daerah luka yang meradang terasa hangat), dolor (nyeri),

tumor (bengkak di luka yang meradang dan sekitarnya), serta fungsio lesa

(kehilangan fungsi sementara jaringan yang meradang). Proses yang banyak

melibatkan peran sel imun ini sangat penting untuk mencegah mikroba patogen dari

luar yang bisa masuk menginfeksi jaringan yang lebih dalam. Luka membutuhkan

pembersihan dari debris, jaringan mati di sekitarnya, dan kuman-kuman yang

berbahaya sebelum siap mulai tahap penyembuhan yang baik.

b. Fase Migrasi

Bekuan darah yang telah mengering akan berbentuk seperti krusta, disebut scab. Di

bawah scab, sel-sel kuboid dari stratum basale epidermis mulai berpindah melalui

proses migrasi ke tengah luka seperti halnya pada fase migrasi epidermal wound

healing. Migrasi ini juga terjadi pada sel-sel fibroblas di jaringan dermis yang mulai

memproduksi jaringan parut (terdiri atas serabut kolagen dan glikoprotein).


Pembuluh darah yang rusak juga akan mulai tumbuh lagi. Pada tahap ini, daerah

luka yang mulai menyembuh disebut jaringan granulasi (terdiri dari scab dan sel-

sel yang bermigrasi dari epidermis dan dermis).

c. Fase Proliferasi

Fase ini ditandai dengan membelahnya sel-sel epidermis dan dermis yang bermigrasi

secara aktif. Sel-sel stratum basale mulai membentuk lapisan-lapisan epidermis,

d. Fase Maturasi

Fase proliferasi epidermis dan dermis menjadi lapisan yang utuh seperti sebelumnya

telah lengkap. Pembuluh darah yang rusak juga telah berfungsi normal seperti

sebelumnya. Scab yang sebelumnya melekat erat di atas epidermis perlahan mulai

luruh hingga meninggalkan daerah luka yang telah sembuh yang terdiri dari dermis

dan epidermis.

Proses penyembuhan pada deep wound healing akan tetap meninggalkan bekas

luka atau fibrosis, suatu area kulit yang warna atau bentuknya berbeda dari daerah

kulit di sekitarnya yang tak pernah mengalami luka. Jaringan di daerah ini biasa

disebut dengan jaringan parut atau scar tissue. Kadang-kadang, jaringan parut lebih

tebal daripada jaringan kulit normal di sekitarnya. Kondisi ini disebut hypertrophic

scar. Jaringan parut juga dapat melebar ke daerah sekitar luka yang normal. Kondisi

ini disebut keloid.

Jaringan parut tersusun dari serabut kolagen yang kaku dan bersifat kurang

elastis dari jaringan kulit normal. Pembuluh darah, serabut saraf, folikel rambut,

glandula sudorifera, dan glandula sebasea juga ditemukan lebih sedikit di jaringan

parut. Hal ini menyebabkan jaringan parut memiliki warna yang lebih pucat daripada

daerah kulit normal di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai