Dasar di Nepal
Halaman 774-784
Tahun 2020
Latar Belakang Perilaku jajan siswa merupakan variabel terikat sedangkan variabel bebas
adalah umur, jenis kelamin, kelas, pendidikan orang tua, sumber
pendapatan orang tua, agama, suku, jenis keluarga, dan tempat tinggal.
Obyek penelitian Temuan studi lebih lanjut menunjukkan bahwa intervensi pendidikan gizi
berbasis sekolah yang komprehensif dan efektif diperlukan untuk
mempromosikan perilaku konsumsi makanan ringan yang sehat dari
siswa.
Hasil Penelitian Dari total 259 siswa, berdasarkan hasil yang diperoleh dari food diary
pada tabel 1, hampir 90 persen siswa melaporkan bahwa mereka
mengkonsumsi jajanan sekolah secara teratur selama seminggu pada saat
survei, sementara lebih dari satu dari sepuluh ( 11,4%) melewatkan
jajanan biasa. Siswa mengkonsumsi berbagai macam makanan sebagai
jajanan tengah hari sekolah. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1,
berdasarkan diareis makanan, lebih dari setengah (54,3%) siswa
mengkonsumsi makanan ringan goreng minyak goreng buatan kantin.
Mereka menghabiskan rata-rata 20 rupee setiap hari dari uang saku
mereka untuk jajan sekolah anak. Ditemukan juga bahwa 14,7 persen
siswa mengkonsumsi makanan buatan sendiri sebagai jajanan sekolah
seperti nasi dan kari, roti dan kari, nasi kocok dan kacang polong, telur
rebus, kentang rebus dan ubi, biji-bijian rebus dan goreng, dan buah-
buahan musiman.