Anda di halaman 1dari 2

Judul Faktor Sosial-Ekologis Terkait dengan Jajan Perilaku Siswa Sekolah

Dasar di Nepal

Jurnal Ilmu makanan

Halaman 774-784

Tahun 2020

Penulis YADU R.UPRETI1, SHERI BASTIEN2, BIRGITTE BJONNESS4,


BHIMSEN DEVKOTA5

Reviewer Nuris Lutfika

Tanggal Review 13 Desember 2021

Latar Belakang Perilaku jajan siswa merupakan variabel terikat sedangkan variabel bebas
adalah umur, jenis kelamin, kelas, pendidikan orang tua, sumber
pendapatan orang tua, agama, suku, jenis keluarga, dan tempat tinggal.

Tujuan Penelitian bertujuan untuk memberikan informasi penting untuk mengatasi


kesenjangan pengetahuan kritis terkait dengan perilaku ngemil di
kalangan siswa yang bersekolah di sekolah komunitas. Perilaku jajan
dalam penelitian ini mengacu pada konsumsi jenis makanan tertentu oleh
siswa selama waktu makan sekolah. Penelitian ini menggunakan model
socio-ecological (SEM) sebagai kerangka teoritis untuk menyelidiki
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku jajan siswa.

Obyek penelitian Temuan studi lebih lanjut menunjukkan bahwa intervensi pendidikan gizi
berbasis sekolah yang komprehensif dan efektif diperlukan untuk
mempromosikan perilaku konsumsi makanan ringan yang sehat dari
siswa.

Metode dari Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif crosssectional untuk


penelitian menyelidiki perilaku ngemil siswa untuk menguji faktor multifaset yang
mempengaruhi perilaku ngemil. Penelitian dilakukan di sekolah
komunitas yang terletak di distrik Chitwan Nepal pada Januari 2019.

Hasil Penelitian Dari total 259 siswa, berdasarkan hasil yang diperoleh dari food diary
pada tabel 1, hampir 90 persen siswa melaporkan bahwa mereka
mengkonsumsi jajanan sekolah secara teratur selama seminggu pada saat
survei, sementara lebih dari satu dari sepuluh ( 11,4%) melewatkan
jajanan biasa. Siswa mengkonsumsi berbagai macam makanan sebagai
jajanan tengah hari sekolah. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1,
berdasarkan diareis makanan, lebih dari setengah (54,3%) siswa
mengkonsumsi makanan ringan goreng minyak goreng buatan kantin.
Mereka menghabiskan rata-rata 20 rupee setiap hari dari uang saku
mereka untuk jajan sekolah anak. Ditemukan juga bahwa 14,7 persen
siswa mengkonsumsi makanan buatan sendiri sebagai jajanan sekolah
seperti nasi dan kari, roti dan kari, nasi kocok dan kacang polong, telur
rebus, kentang rebus dan ubi, biji-bijian rebus dan goreng, dan buah-
buahan musiman.

Kesimpulan Temuan penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa yang


mengonsumsi jajanan sekolah secara teratur namun, jajanan tersebut
sebagian besar tidak sehat dan dibeli dari kantin sekolah atau toko-toko
penjual makanan dan supermarket terdekat. temuan penelitian ini
menyarankan perlunya penelitian masa depan yang berfokus pada studi
analitik longitudinal dengan mempertimbangkan sampel yang
representatif dari sekolah negeri dan swasta untuk menyelidiki faktor
bertingkat, yang mempengaruhi perilaku ngemil siswa. Studi ini juga
menunjukkan kesenjangan penelitian yang membutuhkan penyelidikan
lebih kualitatif untuk mengeksplorasi penyebab yang mendasari
konsumsi jajanan sekolah yang tidak sehat di kalangan siswa.

Anda mungkin juga menyukai