ANTEPARTUM
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu di Indonesia merupakan tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah
Laos dengan AKI 357 per 100 ribu. Perdarahan masih memegang peranan penting sebagai
penyebab utama kematian maternal. Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang
lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahan antepartum. Survey
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4 Januari 2019, kematian ibu selama tahun 2016
sebanyak 25 kasus, 2017 sebanyak 20 kasus dan 22 kasus selama Tahun 2018. Penyebab
kematian 30,37 % perdarahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Pengaruh
Usia dan Gravida Ibu terhadap kejadian perdarahan antepartum di RSUD Cilacap Tahun
2016 – 2018. Desain penelitian deskriptif analitik dengan metode pendekatan case control
yang bertujuan mengetahui analisis Pengaruh faktor usia dan Gravida ibu terhadap kejadian
perdarahan antepartum di RSUD Cilacap. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah dengan total sampling.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil analisis Faktor usia ibu berpengaruh terhadap
kejadian perdarahan antepartum dengan p value 0.001. Faktor gravida berpengaruh terhadap
kejadian perdarahan antepartum dengan p value 0.000. Faktor usia merupakan faktor yang
paling berisiko terhadap kejadian perdarahan antepartum, dengan OR: 2,098. Kesimpulan:
Usia ibu yang berisiko berpengaruh 2.098 kali lebih besar terhadap perdarahan antepartum
dibanding dengan usia yang tidak berisiko
ABSTRACT
The maternal mortality rate in Indonesia is the second highest in Southeast Asia after
Laos with AKI 357 per 100,000. Bleeding still plays an important role as a leading cause of
maternal death. Bleeding that occurs at an older gestational age especially after passing
through the third trimester is called antepartum bleeding. Preliminary survey conducted on
January 4, 2019, maternal deaths during 2016 were 25 cases, 2017 as many as 20 cases and
22 cases during 2018. Causes of death were 30.37% of bleeding. The purpose of this study
was to determine the effect of age and maternal gravida on the incidence of antepartum
hemorrhage in Cilacap Regional Hospital in 2016 - 2018. Design descriptive analytic
research with case control approach method that aims to determine the analysis of the
influence of maternal age and Gravida on the incidence of antepartum hemorrhage in
Cilacap District Hospital. . The sampling technique in this study is total sampling.The
statistical test used is Chi-Square.
Results: Based on the analysis of maternal age factors influence the incidence of
antepartum hemorrhage with a p value of 0.001. Gravida factor influences the incidence of
antepartum hemorrhage with a p value of 0,000. Age is the most risk factor for the incidence
of antepartum hemorrhage, with OR: 2.098.Conclusion: Age of mothers at risk is 2,098 times
greater for antepartum hemorrhage compared to age at no risk
HASIL
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari tahun 2019. Jumlah sampel yang memenuhi
kriteria inklusi sejumlah 152 ibu yang memeriksakan kehamilannya di RSUD Cilacap.
1. Pengaruh faktor Usia Ibu Terhadap Kejadian Perdarahan Antepartum disajikan pada Tabel
di bawah ini.
Tabel 1 Pengaruh Faktor Usia Ibu Terhadap Kejadian Perdarahan Antepartum di RSUD
Cilacap Periode Tahun 2016 – 2018
Tidak Perdarah
Perdarahan an
Gravida X2 Nilai p
(n=152 ) (n=152
)
fi % fi %
a. Primigravida 30 19,8 38 25,0 20,077 0,000
b. Multigravida 99 65,1 107 70,4
c. Grandemulti gravida 23 15,1 7 4,6
Tabel 2 menunjukan bahwa responden yang tidak mengalami perdarahan sebagian besar
dengan multigravida yaitu 99 (65, 1%) dan responden yang mengalami perdarahan sebagian
besar juga dengan multigravida yaitu 107 (70,4%). Berdasarkan hasil analisis dengan chi
square, didapatkan p value 0.000 yang berarti ada pengaruh signifikan faktor gravida ibu
terhadap kejadian perdarahan antepartum, yang berarti bahwa pada ibu yang multigravida
kemungkinan terjadi perdarahan antepartum lebih besar disbanding dengan ibu yang bukan
multigravida.
Tabel 3. menunjukan bahwa faktor usia p value 0.001 yang berarti ada pengaruh faktor
berpengaruh terhadap kejadian perdarahan usia ibu terhadap kejadian perdarahan
antepartum (chi square X2 10.92, p value antepartum.
0,001) dengan OR: 2.098 yang artinya bahwa Reproduksi sehat dikenal dengan usia
ibu dengan usia berisiko mempunyai risiko yang aman untuk kehamilan adalah wanita
2,098 kali lebih besar dari pada usia tidak dengan usia 20-35 tahun. (SINCLAIR, 2009).
berisiko. Sedangkan faktor gravida ibu juga Kematian maternal pada wanita hamil dan
berpengaruhi kejadian perdarahan antepartum melahirkan pada usia < 20 tahun 2 – 5 kali lebih
(chi square X2 20. 07, p value 0,000) dengan tinggi daripada kematian maternal yang terjadi
OR pada gravid ibu adalah 0,545 yang artinya pada usia 20 – 35 tahun. Kematian maternal
bahwa ibu dengan primigravida dan meningkat kembali sesudah usia 35
grandemultipara mempunyai resiko kejadian tahun.(Wiknjosastro, 2009) .
perdarahan antepartum sebanyak 0,545 kali Penelitian ini sesuai dengan penelitian
lebih besar dibanding pada ibu yang Anasari (2016) yang melakukan penelitian
multigravida. tentang determinan penyebab perdarahan
antepartum sebagai penyebab kematian Ibu di
PEMBAHASAN RSUD Prd Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Tabel 1 memperlihatkan bahwa responden menyatakan bahwa ibu dengan umur berisiko
yang mengalami perdarahan sebagian besar kemungkinan mengalami perdarahan
mempunyai usia tidak berisiko yaitu 116 antepartum lebih besar dibandingkan dengan
(76,3%) dan responden yang tidak mengalami umur tidak berisiko. Dalam penelitiannya
perdarahan sebagian besar juga mempunyai Anasari menyatakan bahwa usia ibu memiliki
usia tidak berisiko yaitu 89 (58,6%). 3,17 resiko lebih besar dibandingkan dengan
Berdasarkan hasil analisis dengan chi square, usia ibu yang tidak berisiko (Anasari & tri,