Anda di halaman 1dari 3

Kromatin (Chroma: berwarna; tin: benang) adalah kompleks dari asam deoksiribonukleat,

protein histon dan protein non histon yang ditemukan pada inti sel eukariota.[1] Kromatin
merupakan bahan yang mudah diwarnai oleh suatu zat pewarna. [2] Pada berbagai sel eukariota
tingkat tinggi, ada dua bentuk kromatin pada tahap interfase yaitu eukromatin dan
heterokromatin.[3] Kromatin terfragmentasi dan menggumpal selama mitosis atau meiosis untuk
membentuk wujud seperti batang yang disebut kromosom.[2] Kromosom yang berkembang dari
kromatin terbukti tersusun dari sejumlah besar protein dan asam-asam nukleat yang sekarang
dikenal sebagai asam deoksiribonukleat.[2] Dua pasang dari tiap protein histon tersebut yaitu
histon H2A, H2B, H3 dan H4 membentuk oktamer dengan 145 hingga 147 pasangan basa asam
deoksiribonukleat yang membungkusnya membentuk inti nukleosom.[4]

Bentuk

Struktur kromatin serta bentuk kromosom selama interfase dan pembelahan sel

Pada berbagai sel eukariota tingkat tinggi, ada dua bentuk kromatin pada tahap interfase yaitu
eukromatin dan heterokromatin. [3] Suatu gen yang secara normal terekspresi pada bentuk
eukromatin berpindah pada daerah heterokromatin menyebabkan terjadinya peredaman gen,
yaitu terhentinya ekspresi gen tersebut. [3] Perubahan bentuk kromatin ini merupakan salah satu
mekanisme epigenetika.[5]

Eukromatin

Eukromatin merupakan bentuk yang kurang padat, atau yang bentuk terbuka. [3][5] Eukromatin
berbentuk padat selama pembelahan sel, tetapi mengendur menjadi bentuk yang terbuka selama
interfase.[6] Eukromatin pada pewarnaan histologi kromosom ditunjukkan pada daerah dengan
warna lebih terang.[6]

Heterokromatin

Heterokromatin merupakan bentuk yang lebih padat, atau bentuk tertutup. [3][5] Heterokromatin
sangat padat pada saat pembelahan sel, demikian pula pada saat interfase. [6] Heterokromatin pada
pewarnaan histologi kromosom ditunjukkan pada daerah dengan warna lebih padat atau gelap.[6]
Struktur

Gambar skematis dari sel hingga pasangan basa asam deoksiribonukleat

Kromatin terdiri atas kompleks dari protein kromosomal histon dan non histon dengan DNA sel
eukariota.[3]

Nukleosom

Nukleosom yang dibentuk oleh asam deoksiribonukleat (abu-abu) dan histon oktamer (Histon
H2A , H2B , H3 and H4 ). Gambar tampak atas.

Asosiasi pertama asam deoksiribonukleat dengan protein berlangsung dengan histon membentuk
struktur nukleosom. [7] Empat subunit histon selain H1 akan membentuk suatu butiran protein
oktamer dan setiap subunit terdapat dalam dua rangkap. [7] Asam deoksiribonukleat kemudian
akan melilit butiran oktamer tersebut. [7] Pada tiap butiran terbentuk dua lilitan asam
deoksiribonukleat yang panjangnya 146 pasangan basa (pb). [7] Asosiasi ini merupakan inti
nukleosom. [7] Dua pasang dari tiap protein histon H2A, H2B, H3 dan H4 membentuk oktamer
dengan 145-147 pasangan basa asam deoksiribonukleat yang membungkusnya membentuk inti
nukleosom.[4][6] Beberapa referensi yang lebih baru menyebutkan asam deoksiribonukleat yang
membangun nukleosom ini adalah 147 pasangan basa.[3][8] Ada juga referensi yang lebih lama
menyebutkan bahwa kompleks serabut asam deoksiribonukleat dan protein ini yang dapat
ditemukan saat interfase dari sel eukariota yang dibangun dari nukleosom-nukleosom dan terdiri
atas histon oktamer yang berasosiasi dengan sekitar 200 pasangan basa asam deoksiribonukleat.
[9]
Kemudian terhadap unsur inti nukleosom tersebut berasosiasi protein histon H1 serta 20
pasang basa asam deoksiribonukleat, yaitu masing-masing 10 pb masing-masing di hilir dan hulu
asam deoksiribonukleat unsur inti nukleosom. [7] Satu nukleosom keseluruhannya berasosiasi 166
pb ADN dengan 5 jenis protein histon. [7]

Asam deoksiribonukleat

Asam deoksiribonukleat merupakan bahan genetik yang pembuktiannya pertama kali dilakukan
oleh Frederick Griffith pada tahun 1928 yaitu dengan transformasi pada bakteri Streptococcus
pneumoniae. [10] Bahan genetik ini pada eukariota selain dijumpai pada inti sel juga dijumpai di
dalam organel yang lain, misalnya pada mitokondria dan kloroplas. [10] Prokariota seperti bakteri
umumnya memiliki kromosom sirkuler tunggal meskipum ada beberapa bakteri yang memiliki
molekul asam deoksiribonukleat tambahan berupa plasmid. [11]

Protein kromosomal

Protein kromosomal yang mengikat DNA secara sederhana dibagi menjadi dua kelas utama yaitu
protein kromosomal histon dan non histon.[3]

Histon

Histon merupakan protein yang terdiri dari lima subunit yaitu histon H1, H2A, H2B, H3 dan H4.
[7]
Subunit-subunit ini kaya akan asam amino yang bermuatan positif atau bersifat basa seperti
lisin dan arginin. [7] Histon ini akan bereaksi dengan asam deoksiribonukleat melalui interaksi
antara protein yang bermuatan positif dengan fosfodiester dari asam deoksiribonukleat yang
bermuatan negatif. [7] Asosiasi antara satu histon dengan satu segmen asam deoksiribonuleat
disebut nukleosom. [7] Asosiasi nukleosom merupakan tahap awal pengemasan asam
deoksiribonukleat ke dalam bentuk yang padat. [7] Tiap inti nukleosom terdiri atas suatu
kompleks dari delapan protein histon (histon oktamer) dan DNA rantai ganda dengan panjang
147 pasang nukleotida.[1] Kompleks histon oktamer ini masing-masing terdiri atas 2 molekul
histon H2A, H2B, H3, dan H4.[1] Modifikasi histon mempengaruhi perubahan bentuk kromatin.[5]

Protein non histon

Protein non histon (NHC Protein) terikat pada sekuens spesifik yang tersebar sepanjang utas
DNA.[6]

Referensi: Wikipedia

Anda mungkin juga menyukai