Anda di halaman 1dari 43

PERATURAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

DI LABORATORIUM FISIOLOGI

A. Peraturan Praktikum
1. Memasuki ruang praktikum dengan sudah mengenakan jas laboratorium dengan rapi dan
badge name sudah terpasang di jas laboratorium.
2. Duduk pada meja dan posisi yang ditetapkan pada awal praktikum.
3. Tas dan barang lain, kecuali buku Panduan, alat tulis & alat praktikum, diletakkan pada
lemari/tempat yang tersedia. Barang berharga tidak diperkenankan dibawa ke laboratorium
dan jika hilang di luar tanggung jawab departemen Fisiologi.
4. Penuntun praktikum yang di download dari website harus disusun seperti layaknya buku
teks, disertai cover dan berisi materi yang lengkap mulai dari peraturan praktikum pertama
hingga materi percobaan terakhir.
B. Persiapan sebelum Praktikum
Adalah hal yang harus disiapkan di rumah sebelum kegiatan praktikum dimulai.
1. Membaca jurnal praktikum dan mengisi kolom ”Hasil Yang Diharapkan / Dasar Teori atau
Tugas sebelum praktikum” pada lembar observasi ataupun mengisi lembar latihan yang
harus dikerjakan di rumah.
2. Mempelajari teori yang terkait dengan praktikum, dengan berpedoman pada Tujuan
praktikum. Bersumber dari buku teks, bahan kuliah maupun pencarian di internet. Hal ini
untuk persiapan menjawab kuis, responsi dan pemahaman materi praktikum.
3. Menyiapkan masing-masing 1 lembar kertas kuis yang pada ujung kanan atasnya dituliskan:
nama, NIM, kelas/group/meja, tanggal dan judul praktikum.
4. Membawa 1 sabun & 2 kain lap/ tisue untuk setiap kelompok meja pada setiap praktikum.
5. Menyiapkan bahan dan preparat sesuai dengan judul percobaan.
C. Kegiatan Praktikum
1. Memasuki ruangan dan duduk pada tempat yang ditentukan
2. Kepala Meja pada tiap-tiap meja mengumpulkan Buku Penuntun dari teman-teman
semejanya dan meletakkan dalam keadaan terbuka pada halaman observasi/tugas sebelum
praktikum, di meja dosen.
3. Dosen menandatangani Buku Penuntun (memeriksa apakah mahasiswa sudah mengisi
lembar tugas atau kolom ”Hasil yang diharapkan/ Dasar Teori”), dan kemudian membacakan
soal kuis.
4. Kepala Meja mengumpulkan kertas kuis teman-temannya dan menyerahkan ke dosen,
sekaligus mengambil kembali Buku Penuntun.
5. Dosen melakukan responsi kepada mahasiswa secara acak, mahasiswa harus menjawab
dengan benar.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mampu menjawab, akan diberi kesempatan mencari jawaban di
luar ruangan laboratorium dengan membaca buku teks fisiologi atau bahan yang terkait.
7. Dosen menjelaskan tujuan dan pelaksanaan praktikum, kemudian Kepala Meja
diperkenankan mengambil peralatan yang dibutuhkan pada meja dosen.
8. Mahasiswa melakukan percobaan dan menuliskan hasilnya pada kolom ”Hasil observasi”.
9. Dosen mengarahkan diskusi untuk mengulas hasil praktikum dan teori terkait.
D. Penjelasan Tambahan
1. Keterlambatan masuk lebih dari 15 menit sejak praktikum dimulai harus mendapat izin dari
dosen pembimbing praktikum
2. Sesudah praktikum selesai harus memelihara kebersihan ruang praktikum, peralatan
praktikum dikembalikan dalam kondisi baik. Bila ada alat yang rusak harap melaporkan
kepada teknisi laboratorium.
3. Meninggalkan ruang praktikum sesudah mendapat izin dari dosen, jas lab dibuka di luar
ruang lab.
E. Penilaian dan Sanksi
1. Penilaian Praktikum berdasarkan nilai yang diperoleh dari kuis, responsi dan ujian praktikum.
2. Bagi mahasiswa yang melanggar peraturan dan ketertiban akan dikenakan sanksi berupa
mulai dari teguran lisan hingga dinyatakan kalah praktikum BBS Fisiologi.
1. Film interaktif animasi sistem saraf : Potensial Aksi

Metode :
1. Bacalah penjelasan pada setiap tahapan (page) sebelum pelaksanaan praktikum agar anda
dapat mengikuti tahapan pembelajaran dalam film.
2. Jawablah pertanyaan dalam Lembar Latihan, sebelum pelaksanaan praktikum (dosen
pembimbing akan memeriksa apakah anda sudah mengerjakan tugas ini)
3. Perhatikan dengan seksama setiap tahapan yang ditampilkan dalam film Interactive
Physiology.
4. Periksalah jawaban anda pada Lembar Latihan, apakah sudah benar / sesuai dengan
penjelasan pada film
5. Diskusikan hal-hal yang belum anda pahami dengan dosen pembimbing praktikum.

Page 1. Pendahuluan
 Neuron berkomunikasi dalam jarak jauh dengan menghasilkan dan menghantarkan sinyal
listrik yang disebut impuls saraf atau potensial aksi

Page 2. Tujuan Pembelajaran


 Memahami bagaimana perubahan permeabilitas membran neuron akan menghasilkan
potensial aksi
 Mengenali perubahan permeabilitas membran akibat perubahan kanal ion bergerbang
voltase
 Memahami perpindahan ion natrium dan kalium selama pembentukan potensial aksi
 Menilai periode refrakter
 Mempelajari kecepatan konduksi pada saraf

Page 3. Potensial aksi


 Potensialmaksi adalah perubahan bermakna pada potensial membran, dari saat istirahat
sebesar -70 mV kemudian bertambah dan mencapai puncak +30 mV , dan kembali lagi ke -70
mV.
 Potensial aksi terjadi akibat perubahan permeabilitas membran yang berlangsung cepat
terhadap ion natrium dan kalium. Perubahan permeabilitas terjadi ketika kanal ion
bergerbang voltase menjadi terbuka dan tertutup
 Perhatikan selanjutnya tahapan yang terjadi sehingga terbentuk potensial aksi dan kemudian
dihantarkan di sepanjang akson.

Page 4. Potensial aksi dimulai di axon hillock


 Potensial aksi di bangkitkan di axon hillock, dimana paling banyak terdapat kanal ion natrium
 Potensial aksi dimulai bila sinyal dari dendrit dan badan sel mencapai axon hillock dan
menyebabkan perubahan potensial membran menjadi lebih positif, proses yang disebut
depolarisasi
 Sinyal lokal ini berjalan hanya dalam jarak pendek dan sangat berbeda dengan potensial aksi.
Kita akan mempelajarinya pada modul yang terpisah saat membicarakan sinap.

Page 5. Selama depolarisasi, natrium masuk ke neuron


 Ketika axon hillock terdepolarisasi, kanal voltage-gated untuk natrium terbuka lebih cepat,
menyebabkan peningkatan permeabilitas membran untuk natrium
 Natrium berpindah mengikuti gradien elektrokimia, ke dalam sel
 Pada diagram terdapat 6 buah kanal ion, berturut-turut dari atas ke bawah :
o Kanal pasif kalium
o Kanal voltage-gated natrium
o Kanal voltage-gated natrium
o Kanal voltage-gated kalium
o Kanal pasif natrium
o Kanal voltage-gated natrium
 Jelaskan apa yang terjadi pada kanal natrium yang voltage-gated ketika membran
mengalami depolarisasi !

Page 6. Threshold
 Bila stimulus ke axon hillick cukup besar, neuron terdepolarisasi sebesar 15 mV dan
mencapai titik cetus (trigger point) yang disebut ambang (threshold)
 Pada threshold, sebuah potensial aksi dibangkitkan. Stimuli lemah yang tidak mencapai
threshold tidak menghasilkan potensial aksi. Maka potensial aksi adalah peristiwa gagal atau
tuntas (all or none).
 Potensial aksi selalu memiliki amplitudo dan durasi yang sama.
 Pada -55 mV membran terdepolarisasi mencapai ambang, dan potensial aksi dibangkitkan.
 Ambang adalah potensial membran khusus dimana proses depolarisasi semakin bertambah,
yaitu lingkaran umpan balik positif terjadi.
 Gambarkan potensial membran pada kotak di bawah ini :

Page 7. Potensial aksi dibangkitkan ketika lingkaran feedback positif terjadi


 Lingkaran feedback positif hanya terjadi bila neuron mencapai threshold
 Ketika ambang dicapai, depolarisasi menyebabkan kanal natrium voltage-gated terbuka
lebih banyak
 Hal ini menyebabkan natrium semakin banyak masuk ke sel, yang kemudian menyebabkan
sel depolarisasi lebih besar dan membuka lebih banyak kanal ion natrium voltage-gated.
 Lingkaran feedback positif menghasilkan fase naik pada potensial aksi.
 Isilah kotak-kotak kosong pada diagram di bawah dengan keterangan yang sesuai :

Page 8. Berhentinya lingkaran feedback positif : kanal natrium voltage-gated menjadi inaktif
 Fase naik pada sebuah potensial aksi berakhir ketika lingkaran feedback positif dihentikan
 Dua proses yang menghentikan lingkaran :
1. Inaktivasi kanal natrium voltage-gated
2. Terbukanya kanal kalium voltage-gated
 Kanal natrium voltage-gated memiliki 2 gerbang :
1. Sebuah gerbang peka / sensitif voltase terbuka ketika sel depolarisasi
2. Kemudian, gerbang yang time-sensitive akan tertutup setelah terbuka selama
waktu tertentu
 Pada saat istirahat, gerbang sensitif voltase tertutup
 Ketika neuron depolarisasi, gerbang sensitif voltase terbuka
 Setelah waktu tertentu kanal terbuka, gerbang menjadi inaktif
 Pada puncak potensial aksi, kanal natrium voltage-gated menjadi inaktif. Sehingga aliran ion
natrium berkurang, dan lingkaran feedback positif terhenti.

Page 9. Terhentinya lingkaran feedback positif : kanal kalium voltage-gated terbuka


 Kanal kalium voltage-gated berespon lebih lambat terhadap depolarisasi. Kanal mulai
terbuka ketika potensial aksi mencapai puncaknya
 Kalium keluar dari sel ketika kanal kalium voltage-gated terbuka. Ketika kalium keluar,
depolarisasi berakhir dan lingkaran feedback positif berhenti
 Inaktivasi kanal natrium dan terbukanya kanal kalium menghentikan lingkaran feedback
positif. Ini mengakhiri fase naik pada potensial aksi.

Page 10. Repolarisasi


 Ketika lebih sedikit natrium masuk ke dalam sel, dan banyak kalium keluar sel, potensial
membran menjadi lebih negatif, berubah kembali ke nilai istirahat
 Proses ini disebut repolarisasi

Page 11. Hiperpolarisasi


 Pada banyak neuron, kanal kalium voltage-gated lambat akan tetap terbuka setelah sel
repolarisasi. Kalium terus menerus keluar sel, sehingga potensial membran menjadi lebih
negatif dari saat istirahat
 Proses ini disebut hiperpolarisasi
 Pada akahir hiperpolarisasi, seluruh kanal kalium tertutup

Page 12. Terbuka dan tertutupnya kanal mengubah permeabilitas neuron selama potensial aksi
 Permeabilitas natrium meningkat cepat selama fase naik potensial aksi
 Dan menurun dengan cepat selama repolarisasi
 Permeabilitas kalium paling tinggi selama repolarisasi, berkurang perlahan selama
hiperpolarisasi
 Peningkatan cepat permeabilitas natrium menyebabkan fase naik pada potensial aksi
Page 13. Aktivitas kanal ion selama potensial aksi : kesimpulan
 Selama potensial aksi, kanal natrium voltage-gated pertama terbuka cepat, kemudian
inaktivasi, kemudian kembali ke keadaan tertutup. Kanal ion kalium voltage-gated terbuka
dan tertutup lebih lambat.
 Setelah melihat film, isilah kotak-kosong pada gambar di bawah ini dengan nama fase yang
sesuai :

Page 14. Periode refrakter absolut


 Setelah neuron membangkitkan potensial aksi, ia tidak dapat membangkitkan PA lain.
Banyak kanal natrium sedang inaktif dan tidak akan terbuka, meskipun voltase stimulus
berapapun. Sebagian besar kanal kalium terbuka. Periode ini disebut periode refrakter
absolut
 Neuron tidak dapat membangkitkan potensial aksi karena natrium tidak dapat melalui kanal
yang inaktif dan karena kalium masih terus keluar sel.

Page 15. Periode refrakter relatif


 Segera setelah periode refrakter absolut, sel dapat membangkitkan potensial aksi, tapi
hanya bila terdepolarisasi ke nilai yang lebih positif dari ambang normal. Hal ini karena
sebagian kanal natrium masih inaktif dan sebagian kanal kalium masih terbuka. Masa ini
disebut periode refrakter relatif.
 Sel harus terdepolarisasi lebih positif dari ambang normal agar dapat membuka cukup kanal
natrium, sehingga lingkaran feedback positif dapat dimulai
 Seberapa lama periode refrakter absolut dan relatif penting diketahui karena menentukan
seberapa cepat neuron dapat membangkitkan potensial aksi.

Page 16. Potensial aksi dihantarkan di sepanjang akson


 Setelah potensial aksi dibangkitkan di axon hillock, ia dihantarkan di sepanjang akson
 Muatan positif mengalir sepanjang akson, mendepolarisasi area membran yang berdekatan,
yang kemudian mencapai ambang dan membangkitkan potensial aksi. Sehingga potensial
aksi bergerak sepanjang akson seperti gelombang depolarisasi berjalan menjauhi badan sel.

Page 17. Kecepatan hantaran bergantung pada diameter dan myelinasi akson
 Kecepatan hantaran adalah seberapa cepatnya potensial aksi dirambatkan
 Kecepatan hantaran bergantung pada 2 hal :
1. Diameter akson ; semakin besar diameter akson, maka tahanan internal terhadap aliran
muatan akan berkurang, sehingga potensial aksi berjalan lebih cepat
2. Seberapa bagian akson yang diinsulasi oleh myelin; akson bermyelin memiliki area tak
bermyelin pada batang akson yang disebut nodus Ranvier. Pada akson bermyelin, muatan
mengalir melintasi membran hanya pada nodus, sehingga potensial aksi hanya
dibangkitkan pada nodus. Potensial aksi yang terjadi seolah melompat di sepanjang
akson. Jenis rambatan ini disebut konduksi saltatori.

Page 18. Kesimpulan


 Potensial aksi adalah peristiwa all or none (tuntas atau gagal) yang dapat berjalan untuk
jarak jauh karenamerupakan sinyal listrik yang dapat dibangkitkan berulang (regenerative).
 Ketika axon hillock terdepolarisasi mencapai ambang, potensial aksi akan dibangkitkan.
Kanal voltage-gated terbuka, meningkatkan permeabilitas membran terhadap natrium dan
kemudian kalium.
 Natrium berpindah cepat ke dalam neuron, menghasilkan fase naik pada potensial aksi
 Ketika pergerakan masuk natrium berkurang dan perpindahan keluar kalium meningkat,
membran mengalami repolarisasi
 Segera setelah potensial aksi, neuron tidak dapat membangkitkan potensial aksi selanjutnya
selama periode refrakter absolut. Ketika periode refrakter relatif dapat membangkitkan
potensial aksi lain hanya bila stimuli yang lebih kuat mencapai axon hillock
 Diameter dan myelinasi pada akson menentukan kecepatan hantaran.

__________________________________________________________________________________

Lembar Latihan

Nama : NIM :
Kelas/Grup : Tanggal :

No Pertanyaan Jawaban
1 Apa nama lain untuk
potensial aksi ?
2 Potensial aksi terdiri dari
apa saja ?
3 Dimana potensial aksi
dibangkitkan ?
4 Apa yang menyebabkan
potensial aksi terjadi axon
hillock?
5 Apa yang terjadi pada
kanal ion ketika membran
di axon hillock mengalami
depolarisasi?
6 Seberapa besar axon
hillock harus
berdepolarisasi agar
mencapai threshold?
7 Apa yang terjadi ketika
ambang dicapai?
8 Apa yang terjadi apabila
stimuli lemah dan ambang
tidak tercapai (di axon
hillock) ?
9 Apakah potensial aksi
selalu memiliki amplitudo
dan durasi yang sama?
10 Jelaskan bagaimana
lingkaran feedback positif
mempertahankan fase naik
pada potensial aksi !
11 Fase naik pada potensial
aski berhenti ketika
lingkaran feedback positif
dihentikan. 2 proses apa
yang menyebabkan nya?
12 Apa nama kedua gerbang
yang dimiliki oleh kanal
natrium voltage-gated?
13 Kapan gerbang sensitif
voltase akan terbuka?
14 Apa fungsi inaktivasi
gerbang time-sensitive?
15 Apa yang terjadi pada
kanal natrium voltage-
gated pada saat puncak
potensial aksi?
16 Kapan kanal kalium
voltage-gated terbuka?
17 Apa yang terjadi bila kanal
kalium voltage-gated
terbuka dan kalium
berpindah ke luar sel?
18 Kapan repolarisasi terjadi?
Apa yang terjadi pada
potensial membran?
19 Apa yang dimaksud dengan
hiperpolarisasi?
20 Mengapa dapat terjadi
hiperpolarisasi?

21. Selama potensial aksi, kapan permeabilitas natrium meningkat cepat ?......
22. Selama potensial aksi, kapan permeabilitas natrium berkurang cepat ?......
23. Selama potensial aksi, kapan permeabilitas kalium paling besar?......
24. Selama potensial aksi, kapan permeabilitas kalium menurun perlahan ?......

Pilihan jawaban untuk pertanyaan nomor 21 -24 :


A. selama repolarisasi
B. selama fase naik potensial aksi
C. selama hiperpolarisasi
D. selama repolarisasi

25. Peningkatan cepat permeabilitas natrium berperan untuk ....


26. Penurunan cepat permeabilitas natrium disertai peningkatan permeabilitas kalium berperan
untuk......
27. Penurunan perlahan permeabilitas kalium berperan untuk .......
Pilihan jawaban untuk pertanyaan nomor 25-27 :
A. Repolarisasi sel
B. Hiperpolariasi
C. Fase naik potensial aksi
No Pertanyaan Jawaban
28 Apa yang dimaksud dengna
periode refrakter absolut ?
29 Mengapa neuron tidak
dapat membangkitkan
potensial aksi selama
periode refrakter absolut?
30 Apa yag dimaksud denga
periode refrakter relatif?
31 Mengapa lebih sulit bagi
suatu neuron untuk
membagkitkan potensial
aksi berikutnya selama
periode refrakter relatif?
32 Tuliskan pada grafik, mana
yang merupakan periode
refrakter absolut dan
relatif !

33 Bagaimana potensial aksi


di hantarkan sepanjang
akson ?
34 Sebutkan 2 faktor yang
menentukan kecepatan
hantaran ?
35 Mengapa akson yang
bermyelin menghantarkan
potensial aksi lebih cepat
daripada akson tak
bermyelin?

Paraf Pembimbing Penilaian


2. Film interaktif animasi sistem saraf : Transmisi pada Sinap

Metode :
1. Bacalah penjelasan pada setiap tahapan (page) sebelum pelaksanaan praktikum agar anda
dapat mengikuti tahapan pembelajaran dalam film.
2. Jawablah pertanyaan dalam Lembar Latihan, sebelum pelaksanaan praktikum (dosen
pembimbing akan memeriksa apakah anda sudah mengerjakan tugas ini)
3. Perhatikan dengan seksama setiap tahapan yang ditampilkan dalam film Interactive
Physiology.
4. Periksalah jawaban anda pada Lembar Latihan, apakah sudah benar / sesuai dengan
penjelasan pada film
5. Diskusikan hal-hal yang belum anda pahami dengan dosen pembimbing praktikum.

Page 1. Pendahuluan
 Transmisi sinaptik meliputi pelepasan neurotransmitter (Nt) dari sel presinap, difusi Nt
melintasi celah sinap, dan perlekatan Nt dengan reseptor pada sel postsinap
 Hal ini berakhir bila Nt berdisosiasi dari reseptor dan dipindahkan dari celah sinap

Page 2. Tujuan Pembelajaran


 Memahami mekanisme secara rinci mengenai pelepasan neurotransmitter (Nt) dari sel
presinap, difusi Nt melintasi celah sinap, dan perlekatan Nt dengan reseptor.
 Memahmi bahwa perubahan yang dihasilkan oleh Nt bergantung pada tipe reseptor di sel
postsinap
 Mereview lokasi dan fungsi Nt.

Page 3. Sel presinaptik: pelepasan neurotransmitter


 Sebuah potensial aksi tiba di terminal akson dan membuka kanal kalsium voltage-gatet
sehingga kalsium masuk ke terminal
 Adanya kalsium menyebabkan vesikel sinaptik berfusi ke membran
 Setiap vesikel melepaskan sejumlah neurotransmitter ke celah sinaptik
 Neurotransmitter berdifusi melintasi celah sinaptik

Page 4. Sel postsinaptik : pengikatan reseptor


 Neurotransmitter berikatan dengan reseptor di neuron postsinaptik, dimana ia dapat
bekerja langsung atau tak langsung
 Kanal ion chemically-gated tetap terbuka selama neurotransmitter masih terikat pada
reseptor, dan tidak sensitif terhadap perubahan potensial membran
 Arus sinaptik, atau perpindahan ion melalui kanal chemically-gated, dapat mendepolarisasi
atau hiperpolarisasi neuron.

Page 5. Penghentian transmisi sinaptik


 Transmisi sinaptik berakhir ketika neurotransmitter berdisosiasi dari reseptor dan
dipindahkan dari celah sinaptik
 Sebagian besar, neurotransmitter dipompa kembali ke terminal presinaptik dan ke sel glial
terdekat
 Contoh yang ditampilkan adalah glutamat yang dipompa kembali ke terminal presinaptik
 Cara lain, adalah neurotransmitter dipecah oleh enzim, dan hasil pemecahan dipompa
keluar
 Asetilkolin adalah salah satu contoh untuk proses tersebut
 Apabila hasil pemecahan ditransport ke terminal presinaptik, mereka digunakan untuk
mensintesa kembali neurotransmitter
 Neurotransmitter yang kembali, di simpan dalam vesikel untuk disimpan dan dilepaskan
kemudian
 Bagaimana mekanisme kembalinya neurotransmitter ke terminal adalah spesifik untuk
setiap neurotransmitter dan dapat secara selektif dipengaruhi oleh obat-obatan.

Page 6. Review peristiwa pada transmisi sinaptik


Page 7. Respon pada sel postsinaptik
 Perubahan yang terjadi pada sel postsinaptik bergantung pada neurotransmitter yang
berperan, dan reseptor spesifik yang terdapat pada sel tersebut

Page 8. Asetilkolin dan reseptornya


 Terdapat banyak jenis reseptor untuk setiap neurotransmitter
 Setiap reseptor mengaktifkan kanal ion yang berbeda, menyebabkan efek yang berbeda di
sel postsinaptik
 Terdapat dua grup reseptor yang disebut reseptor kolinergik, yang mengikat asetilkolin
 Grup yang satu juga mengikat bahan kimia nikotin, grup lainnya juga mengikat muskarin
 Reseptor nikotinik kolinergik, atau nACh adalah reseptor yang dijumpai pada neuromuscular
junction (sambungan saraf-otot)
 Pada reseptor ini, asetilkolin bekerja langsung untuk membuka kanal ion menghasilkan
potensial postsinaptik eksitatori cepat
 Asetilkolin bersifat eksitatorik pada reseptor nikotinik
 Menyebabkan otot skelet berkontraksi

 Satu tipe reseptor muskarinik kolinergik, atau mACh terdapat di sistem saraf pusat dan di
sebagian besar organ efektor sistem saraf cabang parasimpatis
 Asetilkolin bekerja tak langsung pada reseptor mACh menghasilkan potensial postsinaptik
eksitatori lambat
 Asetilkolin bersifat eksitatori pada reseptor muskarinik ini, menyebabkan neuron
membangkitkan potensial aksi, dan otot polos berkontraksi

 Tipe kedua dari reseptor mACh terdapat di sistem saraf pusat, dan jantung
 Asetilkolin bekerja tak langsung pada reseptor ini menghasilkan inhibisi lambat pada sel
postsinaptik
 Asetilkolin bersifat inhibitori pada reseptor muskarinik ini, menyebabkan neuron
hiperpolarisasi, dan denyut jantung melambat
 Kerja asetilkolin dapat eksitatori atau inhibitori. Efek bergantung pada reseptor yang
terdapat pada sel postsinaptik

Page 9. Norepinefrin dan reseptornya


 Terdapat 2 famili reseptor untuk neurotransmitter norepinefrin, yaitu alfa dan beta
 Semuanya disebut reseptor adrenergik, dan norepinefrin bekerja tak langsung ketika
berikatan dengannya.
 Reseptor alfa dan beta terdapat di sistem saraf pust, dan yang lebih penting, pada organ
efektor sistem saraf simpatetik
 Norepinefrin bekerja tak langsung pada reseptor alfa-1 menghasilkan eksitasi lambat
 Ini menyebabkan otot polos berkontraksi
 Reseptor alfa-1 terdapat di pembuluh darah, yang menyuplai kulit, mukosa, dan visera
abdomen
 Norepinefrin bersifat eksitasi pada reseptor alfa-1
 Norepinefrin juga bekerja tak langsung pada reseptor beta-1 di jantung menghasilkan
eksitasi lambat
 Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meningkat
 Norepinefrin bersifat eksitasi pada reseptor beta-1
 Norepinefrin bekerja tak langsung pada reseptor beta-2, menghasilkan inhibisi lambat
 Ini menyebabkan otot polos berdilatasi
 Reseptor beta-2 juga terdapat di jalan nafas respiratori, pembuluh darah yang menyuplai
otot skelet dan jantung, dan sebagian besar organ efektor sistem saraf simpatetik
 Norepinefrin bersifat inhibitori pada reseptor beta-2
 Kerja norepinefrin dapat eksitatori atau inhibitori. Efek bergantung pada reseptor yang
terdapat pada sel postsinaptik

Page 10. Pengantar, lokasi dan fungsi neurotransmitter


 Selanjutnya mereview lokasi dan fungsi neurotransmitter di sistem saraf tepi
 Kemudian mempelajari fungsi neurotransmitter di sistem saraf pusat

Page 11. Neurotransmitter di sistem saraf tepi


 Neuron motorik sistem saraf somatik melepaskan asetilkolin. Disebut kolinergik.
 Otot polos memiliki reseptor nACh, maka kerja asetilkolin di otot skelet adalah langsung,
cepat, dan eksitatori.
 Neuron pertama dari dua neuron di rantai simpatetik , neuron preganglionik, adalah
kolinergik. Demikian juga pada rantai parasimpatetik
 Neuron kedua, atau neuron postganglionik, rantai simpatetik dan parasimpatetik, memiliki
reseptor nACh.
 Sehingga kerja asetilkolin di neuron postganglionik adalah langsung, cepat, dan eksitatori.

Page 12. Neurotransmitter eksitatori dan inhibitori di sistem saraf pusat (SSP)
 Glutamat adalah neurotransmitter eksitatori yang paling banyak dan poten di SSP
 Glutamat bekerja langsung di kanal ion yang melewatkan kalium dan natrium, menghasilkan
potensial postsinaptik eksitatori yang cepat
 Neurotransmitter inhibitori utama di SSP adalah GABA dan glycine
 Sebagaimana GABA, glycine berikatan dengan reseptor yang secara langsung membuka
kanal khlorida, menghasilkan potensial postsinaptik inhibitori cepat.

Page 13. Kerja sinaptik lambat dan cepat : neurotransmitter kerja-langsung


 Neurotransmitter kerja-langsung, atau sinyal yang cepat dan terus menerus, sangat penting
untuk koordinasi sensori-motor, komunikasi, dan fungsi luhur lainnya

Page 14. Kerja sinaptik lambat dan cepat : neurotransmitter kerja-tak langsung
 Semua neurotransmitter pada organ efektor dari sistem saraf otonom perifer bekerja tak
langsung
 Norepinefrin, asetilkolin, dan serotonin, neurotransmitter SSP lain, semua menghasilkan
perubahan status SSP. Sebuah contoh penting adalah perubahan dati status tidur, menjadi
bangun/sadar, kemudian kesadaran/konsentrasi penuh.
 Teori mengenai belajar dan memori selalu melibatkan peran neurotransmitter tak langsung
untuk menjelaskan perubahan aktivitas sinaptik. Neurotransmitter tak langsung dapat
memodulasi neuron, mengubah total fungsi kanal, dn menghasilkan efek/output baru dan
berbeda
Page 15. Kesimpulan
 Neurotransmitter dilepaskan dari vesikel di sel presinaptik dan berikatan ke reseptor di sel
postsinaptik
 Kerja neurotrasnmitter berakhir ketika didisosiasi dari reseptornya
 Pengaruh neurotransmitter pada sel postsinaptik bergantung pada reseptornya, bukan pada
molekul Nt
 Asetilkolin dan norepinefrin adalah Nt terpenting di saraf perifer
 Glutamat, GABA, dan glycine adalah Nt terpenting di SSP
 Aktivitas sinaptik cepat dan lambat bermanfaat untuk fungsi yang berbeda-beda.

__________________________________________________________________________________

Lembar Latihan

Nama : NIM :
Kelas/Grup : Tanggal :

1. Urutkan pernyataan di bawah agar sesuai dengan transmisi sinaptik :__ __ __ __ __ __


a. Neurotransmitter (Nt)berdifusi melintasi celah sinaps
b. Adanya kalsium di dalam sel menyebabkan vesikel berfusi dengan membran
c. Seringkali, Nt dipompa kembali ke dalam terminal presinaptik dan ke sel glial terdekat
d. Potensial aksi di terminal akson menyebabkan kanal kalsium voltage-gated terbuka dan
kalsium masuk ke terminal
e. Setiap vesikel melepaskan sejumlah Nt ke celah sinaps
f. Nt berikatan dengan reseptor di neuron postsinaptik dan bekerja.

2. Neurotransmitter berikatan dengan sebuah reseptor pada___________________ dimana ia


dapat bekerja secara langsung atau tak langsung.
a. Neuron postsinaptik b. Neuron presinaptik
3. Kanal ion chemically-gated akan tetap terbuka selama_______________________ berikatan
dengan reseptor, dan tidak sensitif terhadap perubahan potensial membran.
a. Sinap b. Neurotransmitter c. Ion
4. Arus sinaptik, atau perpindahan ion melalui kanal chemically-gated, dapat _______________
atau _____________ neuron.
a. Merangsang atau menghambat b. Depolarisasi, hiperpolarisasi
5. Transmisi sinaptik berakhir bila ___________________ berdisosiasi dari reseptor dan
dipindahkan dari celah sinaptik.
a. Sinap b. Neurotransmitter c. Ion
6. Salah satu neurotransmitter (Nt) yang dipecahkan oleh enzim, dan hasil pemecahan
dipompa keluar adalah :
a. Asetilkolin b. GABA c. Norepinefrin d. glycine
7. Apabila hasil pemecahan ditransport ke_____________ ____________ , mereka digunakan
untuk resintesis Nt .
a. Terminal presinaptik b. Terminal postsinaptik
8. Terdapat dua grup reseptor kolinergik, yang mengikat asetilkolin. Satu grup juga dapat
mengikat bahan kimia ____________; grup lain juga berikatan dengan bahan kimia _______
a. Nikotin, muskarin b. Reseptor alfa, reseptor beta

9. Reseptor yang terdapat pada neuromuscular junction adalah__________________


a. Muskarinik b. Nikotinik c. Alfa d. Beta
10. Reseptor kolinergik yang banyak didapati di sistem saraf pusat dan sebagian besar organ
efektor cabang parasimpatis sistem saraf adalah _________________
a. Muskarinik b. Nikotinik c. Alfa d. Beta
11. Asetilkollin bekerja tak langsung pada reseptor __________ menghasilkan potensial
postsinaptik eksitatori lambat
a. mACh b. nACh
12. Tipe kedua reseptor mACh terdapat di sistem saraf pusat, dan di ____________
a. Paru b.Ginjal c. Jantung d.Hati
13. Asetilkolin bekerja tak langsung pada reseptor ini, menghasilkan_________ ______ di sel
postsinaptik. Di jantung , efeknya adalah ___________ frekuensi denyut jantung.
a. Eksitasi cepat,meningkatkan b. Inhibisi lambat,menurunkan
14. Asetilkolin menghambat reseptor muskarinik tersebut menyebabkan neuron ____________
, dan jantung melambat.
a. Hiperpolarisasi b. Depolarisasi
15. Reseptor bagi Nt norepinefrin disebut reseptor __________________
a. Adrenergik b. Kolinergik
16. Reseptor alfa dan beta adrenergik terdapat di sistem saraf pusat, dan yang lebih penting,
pada organ efektor pada ________________________
a. Sistem saraf simpatis b. Sistem saraf parasimpatis
17. Norepinefrin bekerja yak langsung pada reseptor alfa-1 menghasilkan eksitasi lambat. Ini
menyebabkan otot polos berkontraksi. Reseptor alfa-1 terdapat di _______ _______ , yang
menyuplai kulit, mukosa, dan visera abdomen. Norepinefrin adalaheksitatori pada reseptor
alfa-1.
a. Jantung b. Paru c. Pembuluh darah
18. Norepinefrin juga bekerja tak langsung pada reseptor beta-1 di jantung untuk menghasilkan
eksitasi lambat. __________ _______ dan kekuatan kontraksi meningkat. Norepinefrin
adalaheksitatori pada reseptor beta-1.
a. Frekuensi jantung b. Lama kontraksi
19. Norepinefrin bekerja tak langsung pada reseptor beta-2, untuk menghasilkan inhibisi lambat.
Ini menyebabkan __________ otot polos. Reseptor beta-2 terletak di saluran nafas _______,
pembuluh darah yang menyuplai otot ______ dan jantung, dan banyak organ efektor pada
sistem simpatis. Norepinefrin adalah inhibitori pada reseptor beta-2.
a. Konstrik,respiratori,polos b. Dilatasi,respiratori,skeletal
20. Neuron motorik pada sistem saraf somatik melepaskan _______________ . Otot rangka
memiliki reseptor ___________ _______ .
a. Norepinefrin, adrenergik alfa b. Asetilkolin, kolinergik nACh
21. Aksi asetilkolin pada otot skelet adalah secara langsung, cepat, dan _____________.
a. Inhibitori b. Eksitatori
22. Neuron pertama dari dua rantai neuron saraf simpatis, pada neuron preganglion,
adalah__________ .
a. Kolinergik b. Adrenergik
23. Neuron kedua, atau neuron postganglion, para rantai simpatis dan parasimpatis, memiliki
reseptor _________________
a. mACh b.nACh c. Alfa d. Beta
24. Neuron postganglion simpatis melepaskan ___________ . Disebut ______________
a. Norepinefrin, adrenergik b. Asetilkolin, kolinergik
25. Neuron postganglion parasimpatis melepaskan ___________ . Disebut ______________
a. Norepinefrin, adrenergik b. Asetilkolin, kolinergik
26. Glutamat adalah neurotransmitter eksitatori yang paling banyak dan paling poten di sistem
saraf pusat. Glutamat bekerja langsung pada kanal ion yang menyebabkan lewatnya _____
dan _____ , menghasilkan potensial postsinaptik eksitatori cepat.
a. Natrium,kalium b. khlorida
27. Neurotransmitter inhibitori utama pada sistem saraf pusat adalah GABA dan glycine. Sama
seperti GABA, glycine berikatan dengan reseptor yang secara langsung membuka kanal ___,
menghasilkan potensial postsinaptik inhibitori cepat.
a. Natrium,kalium b. Khlorida

Paraf Pembimbing Penilaian


3. Praktikum Perasaan Proprioseptif dan Perasaan Nyeri dan Perasaan-perasaan di kulit

Tujuan Praktikum :
I.1.TIU: Dapat memahami peranan propriosepsi pada manusia.
TIK : 1.Dapat menyebut jenis-jenis receptor yang memegang peranan dalam sensasi posisi.
2.Dapat menyebut “Weber – Fechner’ law”
2.TIU : Dapat memahami peranan terhadap kesetimbangan.
TIK :1. Dapat menyebut 3 bentuk perangsangan kanalis semisirkularis.
2. Dapat menyebut 4 respon yang timbul sebagai akibat perangsangan kanalis semisirkularis.
II. TIU : Dapat mengerti/memahami pengaruh berbagai rangsangan terhadap proprioseptor pada
percobaan ini dalam berbagai keadaan.
TIK : 1. Dapat mendemonstrasikan percobaan “Menunjukkan tempat” dengan 2 cara.
2.Dapat mendemonstrasikan “Percobaan mengira-ngira gerakan” dengan 2 cara.
3.Dapat mendemonstrasikan “Percobaan mengira-ngira beban” (Hk. Weber)
4.Dapat menggambarkan grafik dari hasil percobaan mengira-ngira beban
5.Dapat mendemonstrasikan percobaan nystagmus dengan kepala tegak dan kepada tunduk
pada pemutaran cepat 10 kali.
6.Dapat mencatat perasaan-perasaan subjektif pada bercobaan ad. 5.
7.Dapat mendemonstrasikan percobaan “Past Pointing” sesudah pemutaran 10 kali.
8.Dapat mendemonstrasikan percobaan “Optokinetik nystagmus”
III. TIU : Dapat memahami hasil yang diharapkan diperbandingkan dengan hasil-hasil observasi pada
percobaan ini.
TIK : Dapat menggambarkan grafik Weber- Fechner’s Law dan membandingkannya dengan hasil
observasi

Percobaan 1. Menunjukkan tempat.


a. Seorang praktikan matanya ditutup dan kemudian praktikan yang lain menggerakkan serta
meletakkan salah satu jari dari tangan kiri praktikan yang pertama pada tempat tertentu di
sebuah papan. Setelah tangan kiri dipindahkan, praktikan yang pertama harus mengulangi
pekerjaan tangan kiri tadi dengan tangan kanannya.
b. Jari telunjuk tangan kanan menentukan suatu tempat pada sepotong papan, dan tentukanlah
dengan jari telunjuk kiri tempat yang sama tetapi yang terletak di permukaan sebelahnya
(sebaliknya). Apakah persis tepat? Kalau tidak, tentukan selisih jaraknya. Dalam percobaan ini
mata harus ditutup.

Percobaan 2. Mengira-ngira gerakan.


Sebuah skala meter ( 1 meter ) diletakkan dipinggir sebuah meja. Seorang praktikan yang
matanya ditutup, berdiri berhadapan dengan titik yang ke-50 cm (di tengah) dari skala meter tadi.
Jari telunjuk kiri dan kanannya berada pada titik yang ke-50 tersebut. Sebatang pinsil ditaruh pada
tempat tertentu pada skala meter tersebut di sisi sebelah kanan. Kemudia kedua telunjuk tadi
bersama-sama digerakkan hingga telunjuk kanan menyentuh pinsil. Telunjuk kiri ini harus bergerak
ke kiri dan berhenti sejauh jarak yang diperkirakan telah ditempuh telunjuk kanan. Apakah hasilnya
akan serupa? Ulangi percobaan ini tetapi dengan jarak yang berbeda-beda. Kemudian percobaan ini
dilakukan pula tetapi dengan kedua telunjuk tidak digerakkan serentak.

Percobaan 3. Mengira-ngira beban (hukum Weber).


Untuk ini disediakan beban yang masing-masing beratnya 100 g, 200 g, dan beban tambahan
yang masing-masingnya 10 g. Dalam melakukan percobaan ini, mata harus ditutup, dan temannya
membantu mengerjakan.
Gantungkanlah beban 100 g pada buku jari simetris di masing-masing jari telunjuk praktikan
yang ditutup matanya. Kemudian beban tersebut diambil dan pada salah satunya diberikan beban
tambahan. Sekarang letakkan kembali pada masing-masing jari telunjuknya. Apakah praktikan
tersebut dapat membedakan suatu perbedaan berat? Jika tidak maka tambahkan lagi beban
tambahan sampai praktikan tersebut tampak merasakan suatu perubahan berat. Setiap kali
menambahkan beban tambahan maka beban-beban itu harus dilepaskan dahulu dari jari-jari
telunjuknya, catatlah penambahan beban tersebut yakni sampai terasa suatu perbedaan berat.
Kemudian lakukan percobaan tersebut lagi tetapi sebagai beban dipakai 200 g, 300 g.
Nyatakanlah batas perbedaan sebagai persentasi beban.
Buatlah suatu grafik dari hasil yang saudara peroleh pada percobaan-percobaan diatas.

PERANGSANGAN KANALIS SEMISIRKULARIS.


PERHATIAN. Percobaan ini hanya boleh dilakukan dengan pengawasan asisten.
Percobaan 1.
Nystagmus :
Putarlah seorang praktikan dengan cepat 10 kali putaran dan usahakan selama putaran
kepalanya selalu dalam posisi tegak. Perhatikan gerakan matanya selama ia berputar. Gerakan ini
terdiri dari gerakan yang lambat kearah yang berlawanan dengan arah putaran ,dan gerakan yang
cepat kearah putaran. Gerakan mata yang demikian disebut nystagmus. Perhatikanlah pula adanya
nystagmus ketika pemutaran berhenti. Apakah arah gerakan matanya sama seperti selama ia
berputar?

Vertigo :
Catatlah segala perasaan-perasaan subjektif yang timbul setelah putaran ini dan terangkan
peristiwa ini berdasarkan perangsangan kanalis semisirkularis. Ulangi kedua percobaan diatas tetapi
posisi kepala ditundukkan kedepan.

Percobaan 2 . Menunjuk lewat (past pointing)


Putarlah praktikan 10 kali putaran dengan mata tertutup. Kemudian (masih dengan mata
tertutup), tariklah telunjuknya pada suatu titik tertentu di atas meja. Kemudian suruh ia menarik
tangannya kembali, dan setelah itu suruh ia menunjuk kembali ke arah titik yang tertentu tadi.
Mungkin terjadi kesalahan oleh adanya perangsangan yang terus menerus pada canalis
semisirkularis. Gejala ini disebut menunjuk lewat (past pointing).
Perhatikan / ingat arah pemutaran, dan kearah mana pula terjadinya menunjuk lewat tadi.

Percobaan 3. Optokinetik
Praktikan duduk dengan tenang. Matanya harus melihat dan mengikuti gerakan dari suatu taris
(strip) vertikal yang terdapat pada suatu drum yang berputar dengan cepat. Perhatikan bola
matanya.
Lembar observasi
Laporan Hasil Praktikum

Nama : NIM :
Kelas/Grup : Tanggal :

No. Hasil observasi Teori terkait / Hasil yang


diharapkan
1. Pada percobaan menunjukkan tempat (mata
tertutup):
a. Tangan kanan diletakkan tepat pada bekas Ya / tidak
tempat tangan kiri
b. Telunjuk kiri menunjukkan titik pada papan Ya / tidak
yang bersebelahan dengan titik kanan tepat
2. Pada percobaan mengira-ngira gerakan :
a. Bila kedua jari telunjuk digerakkan dengan Ya / tidak
serentak dan arahnya bertentangan, maka
jarak yang ditempuh masing-masing sama
b. Bila kedua jari telunjuk digerakkan dengan Ya / tidak
arah yang bertentangan tetapi tidak serentak
maka jarak yang ditempuh masing-masing
telunjuk sama
3. Pada percobaan mengira-ngira beban (Hukum
Weber)
a. Makin berat beban, semakin mudah Ya / tidak
merasakan perbedaan berat antada kiri –
kanan.
b. Gambarkan grafik dari hasil-hasil yang
diperoleh dengan beban 100 gr, 200 gr, 300 gr.
Kesalahan pada teknik/alat.
4. Percobaan Nystagmus (kepala tegak):
a. Nystagmus selama berputar : komponen cepat Ya / tidak
searah putaran
b. Nystagmus post rotatory : komponen cepat Ya / tidak
berlawanan arah putaran

c. Perasaan subjektif yang dijumpai adalah:


- pusing Ya / tidak
- mau muntah Ya / tidak
- keringat dingin Ya / tidak
- kollaps Ya / tidak
d. Nystagmus yang timbul bila kepala Ya / tidak
ditundukkan kedepan adalah vertical

5. Pada percobaan past poiting (menujuk lewat):


a. Arah putaran ke kanan maka past pointing ke
kanan Ya / tidak
b. Arah putaran ke kiri maka past pointing ke kiri Ya / tidak

6. Pada percobaan optokinetik nystagmus:


a. komponen cepat berlawanan dengan arah
putaran drum Ya / tidak

Paraf Dosen Penilaian

PERASAAN SAKIT DAN PERASAAN-PERASAAN KULIT

I. 1.TIU : Dapat memahami faal dari perasaan-perasaan sakit.


TIK : 1. Dapat mendefinisikan superficial dan deep pain.
2.Dapat menerangkan yang dimaksud denga hiperalgesia.
2. TIU : Dapat memahami sifat 3 macam reseptor di kulit.
TIK :1. Dapat menyebut 3 macam sense of modalities dari cutaneus sensation.
2. Dapat mendefinisikan “Law of spesifik nerve energies”.
II. TIU : Dapat mendemonstrasikan berbagai stimulus untuk menimbulkan rasa sakit dan perasaan
kulit.
TIK : 1. Dapat menyusun sirkuit elektris untuk rangsangan-rangsangan faradis.
2.Mendemonstrasikan 4 cara menimbulkan skin pain.
3.Mencatat sensasi yang dirasakan pada ad.2.
4.Dapat mendemonstrasikan adanya hiperalgesia.
5.Mendemonstrasikan 2 cara menimbulkan deep pain.
6.Mendemonstrasikan cara menimbulkan muscle pain dengan mempergunakan
sphygmomanometer.
7.Dapat mendemonstrasikan dan mencatat lokasi reseptor-reseptor perabaan, panas dan
dingin.
8.Mendemonstrasikan law of spesific nerve energy.
9.Mendemonstrasikan lokasi touch receptors yang simetris.
10.Mencari dan mencatat area tubuh yang mempunyai jarak 2 point discrimination terkecil.
11.Mendemonstrasikan temperature discrimination.
III. TIU : Dapat membandingkan hasil-hasil observasi dengan hasil yang diharapkan.
TIK : 1. Menuliskan 2 sifat superficial pain.
2.Menuliskan 3 unsur-unsur triple response.
3.Menuliskan hubungan antara dosis kerja dengan waktu timbulnya muscle pain.
4.Menggambarkan peta distribusi reseptors kulit yang normal.
5.Menuliskan sensasi yang timbul sebagai akibat perangsangan elektris pada salah
satu cutaneus reseptors.
5. Menyatakan bagaimana letak reseptor rabaan pada bagian tubuh yang simetris.
6. Mentabulasi jarak-jarak “2 point discrimination” untuk berbagai bagian tubuh.
7. Menuliskan nilai-nilai “optimal range” dari reseptor dingin dan panas.

________________________________

PERASAAN NYERI DAN PERASAAN-PERASAAN KULIT

Perasaan sakitlah yang paling sering menyebabkan seseorang mencari pengobatan ke dokter.
Oleh sebab itu penting sekali mengetahui fisiologi (faal) perasaan nyeri ini. Umumnya kita dapat
membedakan dua bentuk perasaan nyeri:
1. Skin pain : ialah perasaan nyeri yang mencucuk atau perasaan sakit yang membakar, dalam
waktu yang singkat ini dan sementara .
2. Deep pain : yaitu nyeri dalam. Sakit ini dapat timbul dari jaringan organ dalam. Skin pain
dengan pasti dapat di tentukan tempatnya tetapi deep pain lokasinya kurang dapat
ditentukan dengan pasti, sebab kadang-kadang perasaan sakit tersebar luas dan
diffuse, dan kadang-kadang dapat dirasai jauh / seolah dari organ yang lain
(’referred pain’).

Percobaan 1 : Skin pain


Seorang praktikan diberi rangsangan pada bagian dorsal dari lengan bawahnya, sedang ia
sendiri tidak melihat waktu rangsangan itu diberikan.
Rangsangan ini ialah :
1. tusukan peniti
2. dipicit dengan forceps
3. tabung reaksi yang berisi air panas
4. mencabut rambut dengan arteri forceps
Sifat perasaan sakit ini sama dalam segala hal. Apabila kita mencabut rambut cepat-cepat maka kita
merasa tercucuk, sedangkan kita tarik lambat-lambat terdapatlah rasa terbakar.

Percobaan 2 : Hiperalgesia.
Hiperalgesia ialah bertambah pekanya terhadap perasaan sakit. Apabila kulit dirusakkan dengan
berbagai-bagai cara, secara mekanis, panas, dingin, atau cahaya ultra violet maka akan terjadi
hiperalgesia di daerah itu dan di daerah yang berdekatan dengan daerah tadi. Hiperalgesia tidaklah
segera terjadi, akan tetapi memerlukan waktu kira-kira 1 jam sesudah luka dan akan terus
berlangsung beberapa jam atau sehari.
Sebagai contoh yang umum ialah kulit yang terbakar oleh sinar matahari.

Cara kerja : Dengan sebuah peniti , kulit lengan digaruk sehingga terbentuk suatu daerah yang
berbentuk bujur sangkar dengan lebar sisi 2½ cm, dan di dalam bujur sangkar itu dibuat 10 garukan
yang vertikal dan 10 garukan yang horizontal. Apabila sakit yang disebabkan garukan tadi telah
hilang, perhatikan bahwa daerah tadi tidak segera bertambah kepekaannya terhadap sakit.
Selidikilah hal ini dengan menggoreskan sebuah peniti melalui bujur sangkar itu. Perhatikan “triple
respons”.
Selidikilah hiperalgesia setelah 1 jam atau 2 jam kemudian, dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Goreskanlah perlahan peniti melalui bujur sangkar itu dan kemudian mengenai daerah
disekitarnya, maka akan terbukti bahwa di daerah bujur sangkar itu sudah timbul rasa nyeri,
sedang didaerah kulit yang normal tidak menyebabkan rasa nyeri.
b. Letakkanlah tabung reaksi yang berisi air panas 45 – 500C pada daerah bujur sangkar itu.
Perhatikanlah sifat nyeri yang terjadi yaitu nyeri seperti disengat.
c. Tekan dengan ketat daerah bujur sangkar itu dengan jari.
Perhatikanlah daerah bujur sangkar itu pada malam hari ini dan besok paginya.
Berapa lamakah berlangsungnya kulit yang merah (redness)?
Berapa lamakah berlangsungnya bengkak (swelling)?
Berapa lamakah berlangsungnya hiperalgesia ?

Percobaan 3 : Deep pain.


a. Jepitlah kulit antara jari ke 4 dan jari ke 5 dari tangan kiri saudara dengan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kanan.
b. Tekanlah achillus tendon.
Maka perasaan sakit yang ditimbulkan kedua cara ini adalah sama tetapi berbeda dengan skin pain.

Nyeri didalam otot.


Apabila kita bekerja keras sering terjadi perasaan sakit di dalam otot yang aktif itu (seperti rasa
nyeri kejang). Ini menyatakan batas kesanggupan otot itu, tetapi tidaklah sama halnya dengan lelah
(fatique). Jenis nyeri ini disebabkan terkumpulnya zat yang menyebabkan rasa nyeri yang dibentuk
selama gerakan otot itu . Jika zat penyebab nyeri itu telah terkumpul banyak melebihi batas
(threshold), oleh karena aliran darah tidak cukup baik untuk mengangkut zat itu, maka timbullah
rasa sakit. Rasa sakit yang demikian hanya terjadi pada waktu kerja berat. Pada kerja yang ringan,
aliran darah masih sanggup mengangkut zat tersebut, sehingga zat itu tidak terkumpul, dan
perasaan nyeri tidak timbul, meskipun kita bekerja dalam waktu yang lama.
Apabila kita menghalangi pengaliran darah yaitu dengan sebuah manchet pada lengan atas dan
bila lengan bawah bekerja maka zat-zat penyebab sakit akan terkumpul dengan cepat meskipun
pekerjaan itu ringan.
Percobaan :
Pasanglah manchet pada lengan atas, dengan tekanan 180-200 mmHg pada lengan kiri sedang
lengan kanan tidak diberi tekanan. Praktikan tersebut memegang sebuah barbel pada setiap lengan.
Barbel itu kemudian dilepaskan secara teratur yaitu sekali dalam satu detik.
Catatlah setelah berapa detik terjadi hal yang berikut:
a. merasa sakit untuk pertama kali.
b. tidak dapat menahan rasa sakit itu.
Ulangi percobaan diatas tetapi melepaskan barbel tersebut sekali dalam 2 detik.
Apakah perbedaan keduanya?

Pada beberapa penyakit dapat terjadi pengecilan lumen arteri , sehingga aliran darah berkurang.
Oleh karena itu perasaan sakit dapat timbul dalam waktu yang singkat setelah melakukan pekerjaan
ringan, misalnya setelah berjalan kaki sebentar dan sakit itu hilang jika istirahat. Contohnya adalah
Angina pectoris, yang terjadi akibat bertambah kecilnya lumen arteri koronaria.

PERASAAN-PERASAAN KULIT

Percobaan 1. Menentukan tempat reseptor rabaan.


Gambarlah sebuah bujur sangkar pada bagian dorsal dari tangan seluas 1 cm2, bagian bujur
sangkar itu dibagi menjadi 4 bujur sangkar yang lebih kecil. Buatlah juga pada catatan saudara
seperti bujur sangkar tersebut, tetapi dengan skala yang lebih besar. Perhatikan letak-letak rambut,
dan berilah tanda-tanda letak rambut pada bujut sangkar di catatan. Cukur rambut-rambut yang ada
dalam bujur sangkar itu. Ambillah “Von Frey apparat” dan singgungkan ujung rambutnya pada
berbagai bagai tempat pada bujur sangkar di tangan secara sistematis. Hindarkan menyinggung
tempat yang sama dua kali. Praktikan itu harus mengatakan “ya” apabila ia merasakan rambut itu
dan berilah tanda tempat-tempat yang peka itu pada gambar di catatan. Selama pencatatan ini
praktikan itu harus ditutup matanya.

Percobaan 2. Menentukan reseptor untuk panas dan dingin.


Tentukan tempat-tempat yang peka terhadap panas sebagaimana halnya pada percobaan 1,
pada permukaan kulit yang sama, dan catat juga di dalam skema seperti bujur sangkar untuk
percobaan 1. Pergunakan sebatang logam yang telah dipanasi air 500C. Setelah dikeluarkan dari
dalam air logam itu harus segera dikeringkan, dan singgungkanlah logam itu dengan lembut keatas
kulit selama 1 detik. Kemudian masukkan kembali ke dalam air. Sebagaimana percobaan 1, dalam
percobaan ini praktikan harus ditutup matanya dan harus mengatakan “ya” apabila ia merasa panas.
Tentukanlah tempat-tempat yang peka terhadap dingin dengan cara yang sama, dengan memakai
logam yang didinginkan dengan es.
Dengan percobaan-percobaan di atas, tentukanlah banyaknya reseptor-reseptor masing-
masing, dan cara pembagiannya. Apakah saudara jumpai tempat yang peka terhadap rabaan, panas
dan dingin pada tempat yang sama?
Dimanakah reseptor rabaan terkumpul banyak?

Percobaan 3. Law of Specific Nerve Energies.


Rangsangan dengan perangsangan faradis reseptor-reseptor diatas dengan mempergunakan
sebuah indifferent elektroda yang besar dan satu elektroda kecil untuk merangsang kulit. Sebagai
Indifferent elektroda dapat dipakai bantalan kain yang telah dicelupkan kedalam larutan garam yang
digenggam ditangan.
Perasaan yang bagaimanakah yang terjadi?
Sebelum memulai percobaan ini praktikan itu matanya ditutup.

Percobaan 4. Lokalisasi rabaan.


Tentukanlah lokalisasi perasaan rabaan pada praktikan yang matanya ditutup dengan
menyinggungkan sepotong kain wool pada berbagai-bagai tempat ditubuh, dan praktikan itu harus
menunjukkan titik tersebut pada bagian tubuh sebelah lain (simetris).

Percobaan 5. Menentukan jarak terkecil yang masih dapat dirasa terpisah (2 point discrimination).
Praktikan yang matanya tertutup disuruh menentukan jarak yang terkecil yang masih dapat
dirasakannya terpisah yaitu dengan mempergunakan asthesiometer. Tentukan hal itu pada : muka,
telapak tangan, punggung tangan dan kuduk.

Percobaan 6. Membeda-bedakan suhu (temperature discrimination).


Sediakanlah tabung-tabung gelas yang berisi air dengan temperatur: 400, 150C, 300C.
Masukkanlah jari telunjuk kedalah air yang 400C dan jari telunjuk yang sebuah lagi kedalam tabung
yang berisi air 150C.
Kemudian masukkanlah kedua jari itu kedalam air yang 300C.
Apakah yang dirasai? Berilah keterangan hal ini.
PERASAAN SAKIT DAN PERASAAN-PERASAAN KULIT

Nama/NIM : ……………………………….
Fakultas : .............................................
Group/Meja : .............................................
Tanggal : .............................................

No. Hasil observasi Teori terkait / Hasil yang


diharapkan
1. Percobaan skin pain dengan 4 macam stimulus :
a. sensasi yang dirasakan serupa. Ya / tidak
Kesalahan pada : teknik/preparat/alat
2. Percobaan hiperalgesia :
a. Triple respons dapat ditunjukkan . Ya / tidak
b. Daerah bujut sangkar lebih dahulu merasa
sakit dari sekitarnya. Ya / tidak
c. Temperatur 450 menimbulkan rasa sakit seperti
disengat pada daerah bujur sangkar. Ya / tidak
Kesalahan pada : teknik/preparat/alat
3. Deep pain : menjepit kulit antara jari 4 – 5, rasa
sakit yang timbul tidak tajam dan difuse Ya / tidak

4. Muscle pain :
a. mulai sakit . . . . . . . . menit
b. tak bisa menahan sakit . . . . . . menit
Percobaan pada frekuensi lebih lambat:
a. mulai sakit . . . . . . . . menit
b. tak bisa menahan sakit . . . . . . menit
Kesimpulan :
5. Perasaan kulit:
a. Gambarkan peta distribusi reseptor sentuh

b. Gambarkan peta distribusi reseptor dingin

c. Gambarkan peta distribusi reseptor panas


6. Perangsangan elektris pada salah satu reseptor
menimbulkan sensasi : panas/dingin/sakit/tak
terasa apa-apa
7. Two point discrimination pada :
- punggung tangan . . . . . . . . . . . . . cm
- telapak tangan . . . . . . . . . . . . . cm
- muka . . . . . . . . . . . . . cm
- kuduk . . . . . . . . . . . . . cm
- bibir . . . . . . . . . . . . . cm
- lidah . . . . . . . . . . . . . cm

Koreksi Nilai Tanda tangan

Instruktur I

Instruktur II

Total
4. Praktikum Reflek-Reflek pada Manusia

Pemeriksaan refleks memberi gambaran aktivitas susunan saraf pusat. Hilang atau
berubahnya refleks tertentu menunjukkan kerusakan neurologis yang tertentu pula.
Refleks dapat dibagi atas 2 golongan besar :
1. Refleks somatic: terjadi aktivitas otot melalui persarafan motoric somatic.
2. Refleks visceral: terjadi aktivitas otot dan kelenjar melalui persarafan saraf motoric
otonom.

1. Refleks somatik, dibagi atas:


a. Superfisial refleks
b. Deep refleks
Superfisial refleks : refleks yang terjadi akibat perangsangan pada reseptor di kulit.
Deep refleks: refleks yang terjadi akibat perangsangan pada reseptor yang terletak di bawah
kulit, misalnya muscle spindle dan golgi tendon organ.

2. Refleks visceral; reseptor dapat berada di permukaan maupun di dalam organ.


Misalnya retina (refleks pupil), mukosa mulut (sekresi saliva), dan dinding organ cerna (refleks
gastrokolik).

Praktikan-praktikan harus melakukan pemeriksaan refleks yang ada pada daftar dibawah ini, dan
perhatikanlah apakah refleks-refleks ini hilang atau bertambah dan bagaimana pula reaksinya.

Daftar Refleks-Refleks dan Cara Menimbulkannya

1. Superficial Refleks.
Nama Cara menimbulkannya Reaksinya Segment yang
bersangkutan
1. Cornea Menyinggung kornea Menutup kelopak mata. Nucleus n.V –n.VII
dengan kapas.
Menutup kelopak mata
2. Conjunctiva Menyinggung conjunctiva Nucleus n.V –n.VII
dengan kapas
Kontraksi otot-otot
Menyinggung dinding pharynx.
3. Pharynx pharynx. Nucleus n.IX –n.X
Kontraksi otot-otot
Menggaruk dinding perut. dinding perut.
4. Kulit perut Th9 – Th12
Menggaruk dari papilla Tertariknya epigastrum.
mamma kearah bawah.
5. Epigastrium Th7 – Th9
Menggaruk bagian dalam Tertariknya testis.
paha.

6. Cremaster Benda tajam digoreskan Plantar flexion ibu jari. L1 – L2


dari arah tumit menuju Jika terdapat dorsalflexio
ibu jari telapak tangan. ibu jari maka disebut
7. Babinsky Babinsky (+), dan ini S1 – S2
terlihat pada:
1. bayi-bayi yang normal
2. orang dewasa normal
pada waktu tidur
3. kerusakan traktus
pyramidalis

2. Deep refleks.
Nama Cara menimbulkannya Reaksinya Segment yang
bersangkutan
1. Rahang Mengetuk sisi dagu pada Tertutupnya rahang Nucleus n.V
mulut yang terbuka.

Mengetuk tendon biceps


2. Biceps difosa cubiti. Lengan Kontraksi biceps. C5 – C6
bawah dalam posisi
fleksio.

Mengetuk tendon triceps.


3. Triceps Posisi lengan seperti Kontraksi triceps. C6 – C7
diatas.

Mengetuk tendon patella.


4. Lutut Kontraksi ekstensor. L2 – L4
Mengetuk tendon achilles

5. Tumit Tekanlah kaki (dorsal Plantar fleksio kaki. S1 – S2


fleksio) hingga m.
gastrocnemius teregang.
6. Clonus tumit m. gastrocnemius akan S1 – S2
menunjukkan beberapa
kontraksi klonus (tidak
terjadi pada keadaan
normal.
Tujuan praktikum:

1. Dapat memahami peristiwa-peristiwa refleks pada manusia.


2. Dapat menyebut bagian-bagian dari suatu refleks.
3. Dapat memahami perbedaan dan contoh refleks somatic dan refleks visceral.
4. Dapat mendemonstrasikan pemeriksaan refleks-refleks pada manusia.
Lembar Observasi.

Reflek-Reflek Pada Manusia


Nama/NIM : ……………………………….

Group/Meja : .............................................

Tanggal : .............................................

No. Hasil observasi Teori terkait

1. Superficial reflex

Nama Reaksinya

a. Cornea Menutup kelopak mata. Ya / Tdak

b. Conjunctiva Menutup kelopak mata Ya / Tidak

c. Pharynx Kontraksi otot-otot pharynx. Ya / Tidak

d. Kulit perut Kontraksi otot-otot dinding Ya / Tidak


perut.

e. Epigastrum Tertariknya epigastrum. Ya / Tidak

f. Cremaster Tertariknya testes. Ya / Tidak

g. Babinsky Plantar flexion ibu jari. Ya / Tidak

2. Deep reflex

a. Rahang Tertutupnya rahang Ya / Tidak

b. Biceps Kontraksi biceps. Ya / Tidak

c. Triceps Kontraksi triceps. Ya / Tidak


d. Lutut Kontraksi eksensor. Ya / Tidak

e. Tumit Plantar fleksi kaki Ya / Tidak

f. Clonus tumit Clonic contraction m. Ya / Tidak


gastrocnemius.

3. Refleks pupil (Visceral reflex)

a. Cilio spinal Pupil melebar. Ya / Yidak


Cara: memijit kulit leher.

b. Scratch pupil Pupil melebar Ya / Yidak


Cara: menggaruk kulit pipi.

c. Direct light Pupil mengecil. Ya / Yidak

Cara: menyinari mata dengan


cahaya yang terang.

d. Consensual Pupil yang tidak Ya / Yidak


disinari mengecil.
Cara: menyinari satu mata
dengan cahaya sedang mata
satu lagi tidak.

e. Accomodasi Pupil mengecil Ya / Yidak

Cara: mula-mula melihat benda


yang jauh kemudian melihat
benda yang dekat.

Paraf Pembimbing Penilaian


5. Film interaktif animasi endokrin : aksis hipotalamus-pituitari & respon terhadap stres

Metode :
1. Bacalah penjelasan pada setiap tahapan (page) sebelum pelaksanaan praktikum agar anda
dapat mengikuti tahapan pembelajaran dalam film.
2. Jawablah pertanyaan dalam Lembar Tugas, sebelum pelaksanaan praktikum (dosen
pembimbing akan memeriksa apakah anda sudah mengerjakan tugas ini)
3. Perhatikan dengan seksama setiap tahapan yang ditampilkan dalam film Interactive
Physiology.
4. Periksalah jawaban anda pada Lembar Tugas, apakah sudah benar / sesuai dengan
penjelasan pada film
5. Diskusikan hal-hal yang belum anda pahami dengan dosen pembimbing praktikum.

Bagian Pertama : Aksis Hipotalamus-Hipofise


Page 1. Pendahuluan
 Kelenjar hipotalamus dan pituitari (hipofise) membentuk hubungan yang kompleks antara
sistem saraf dan endokrin
 Otak dapat mempengaruhi aktivitas sel neurosekretori, dan hormon dapat mempengaruhi
pelepasan dari hormon lain

Page 2. Tujuan Pembelajaran


 Memahami anatomi aksis hipotalamus - hipofise
 Memahami sistem portal hipofiseal
 Mengidentifikasi awal sistem kontrol oleh saraf dan endokrin pada aksis hipotalamus –
hipofise

Hal yang sudah diketahui :


 Perbedaan antara neurotransmitter dan hormon
 Perbedaan antara sistem saraf otonom dan somatik
 Peran hipotalamus dalam mengontrol sistem saraf otonom

Page 3. Anatomi Pituitari / Hipofisis


 Terbagi atas : lobus anterior glandular (adenohipofisis) dan lobus posterior neuronal
(neurohipofisis)
 Pituitari terhubung dengan hipotalamus melalui sebuah tangkai yang disebut infundibulum

Anterior Pituitary
The six major anterior pituitary hormones are peptides, they are :
1.Thyroid Stimulating Hormone (TSH or thyrotropin)
2.Follicle Stimulating Hormone (FSH, a gonadotropin)
3.Luteinizing Hormone (LH, a gonadotropin)
4.Adrenocorticotropic Hormone (ACTH, or corticotropin)
5.Growth Hormone (GH)
6.Prolactin (PRL)

Targets and Functions of the Anterior Pituitary Hormones


1.TSH – target thyroid gland and stimulates secretion of thyroid hormone (TH).
2.FSH – targets follicles in the ovaries of females and stimulates growth of follicle
and production of estrogen. In males it targets the testes and stimulates sperm cell
production.
3.LH – targets follicle, triggers ovulation and increases secretion of progesterone. In
males it stimulates testosterone production.
4. ACTH – targets the adrenal cortex and causes the secretion of glucocorticoids.
5.GH - targets most bodily tissues and stimulates metabolism and growth of those
tissues.
6.PRL - targets the breasts in females. Stimulates breast development and lactation.

 Dari keenam hormon pituitari anterior, ada 4 yang secara langsung merangsang kelenjar endokrin
lainnya, dan disebut sebagai hormon tropik.
 Kelenjar pituitari anterior berhubungan dengan hipotalamus melalui sistem portal hipofiseal.
 Kapiler di hipotalamus bagian ventral (depan) menerima hormon yang dilepaskan oleh neuron
hipotalamus, dan mentransportnya ke kapiler di pituitarim anterior.

Posterior Pituitary
 Terutama terdiri dari jaringan saraf
 Berhubungan dengan nuklei supraoptik dan paraventrikular hipotalamus melalui akson di
infundibulum
 Menyimpan 2 neurohormon utama yang akan dilepaskan kemudian
1. ADH (vasopressin) : menstimulasi ginjal untuk mereabsorpsi air.
2.Oxytocin : menstimulasi kontraksi persalinan.
 Pelepasan hormon pituitari posterior dan hipotalamus sama seperti pelepasan
neurotransmitter oleh neuron lain
 Molekul yang berfungsi sebagai hormon di aksis hipotalamus-pituitari seringkali merupakan
neurotransmitter, neuromodulator, atau parakrin di berbagai tempat lain

Page 4. Hormon Hipotalamus


 Merupakan hormon pertama yang akan menyebabkan sekresi hormon lain dari kelenjar
endokrin
 Beberapa hormon hipotalamus menstimulasi hormon tropik di pituitari anterior
 Perhatikan gambar untuk melihat secara jelas bagaimana hormon hipotalamus
mempengaruhi regulasi kelenjar endokrin lain
 Untuk tiap seri, lingkaran umpan balik negatif mengontrol kadar hormon yang beredar di
sirkulasi
 Umpan balik negatif dari kelenjar target dapat langsung ke pituitari anterior atau ke
hipotalamus ventral, atau ke keduanya
 Hormon hipotalamus juga berfungsi mempertahankan pituitari anterior dan hormon tropik
mempertahankan kelenjar endokrin targetnya
 Dalam suatiu keadaan, hormon dari suatu seri dapat menyebabkan sekresi hormon dari seri
lain (misalnya, TH menstimulasi sekresi GH)
 Prolaktin merupakan suatu hormon yang unik, karena stimulus utama dari hipotalamus
bersifat inhibitori kecuali setelah melahirkan, saat produksi susu dimulai.

Page 5. Hipotalamus, sistem saraf otonom, dan interaksi neuroendokrin


 Bagian-bagian korteks serebri, sistem limbik, nuklei basal, formasio retikularis, dan retina,
semua berproyeksi ke talamus
 Keadaan emosi, memakan makanan, stimuli nyeri, trauma, infeksi, cuaca panas/dingin, dan
input cahaya dari retina dapat mempengaruhi sistem endokrin melalui sirkuit hipotalamus
 Berikut ini beberapa contoh bagaimana hipotalamus memediasi respon endokrin :
1. refleks neuroendokrin
 Isapan bayi atau mendengar tangisan bayi menyebabkan dimulainya pengeluaran
susu
 Sensory inputoxytocinmammary glandsmilk letdown.
2. neuron yang sensitif terhadap perubahan kimiawi
 Osmoreseptor di hipotalamus terstimulasi oleh konsentrasi zat terlarut dalam
darah.
 Ini menyebabkan sintesis dan pelepasan ADH.
 ADH bekerja di ginjal dan mendorong reabsorpsi air.
3. irama sirkadian
 Beberapa hormon memperlihatkan fluktuasi harian
 Adanya input dari retina ke hipotalamus adalah suatu cara terjadinya fluktuasi
hormon siang/malam
 Kortisol telah memperlihatkan puncak tertingi dan terendah dalamm satu harian.
___________________________________________________________________________

Bagian Kedua : Respon terhadap Stres

Page 1. Pendahuluan
 Ketika terjadi ancaman terhadap tubuh, sistem saraf dan endokrin menghasilkan respon
yang terkoordinasi baik dan bersifat umum untuk memastikan individu tetap sehat

Page 2. Tujuan Pembelajaran


 Memahami pengaruh stres terhadap fungsi endokrin
 Memahami bagaimana sistem saraf mengarahkan respon umum yang non spesifik terhadap
stres.
 Mereview epinefrin dan kortisol.

Page 3. Respon Stress


 Situasi stres menempatkan tubuh dalam resiko dan tubuh merespon dengan :
 Mekanisme tersendiri untuk mempertahankan homeostasis.
 Respon umum nonspesifik terkoordinasi yang disebut respon stres
 Peningkatan kadar epinefrin, norepinefrin, dan kortisol merupakan tanda bahwa tubuh
sedang stres.
 Stressor adalah berbagai stimuli yang menempatkan tubuh dalam resiko dan merangsang
pelepasan hormon respon stres.
 Yang termasuk stressor:
 Terpapar lama pada temperatur ekstrim
 Olahraga berat
 Takut
 Pembedahan
 Emotional Stress (happy or unhappy)

Page 4. Hipotalamus dan respon stres


 Hipotalamus mengatur respon stres tubuh.
 Sistem saraf mengirim input mengenai kondisi stres ke hipotalamus yang kemudian
melibatkan sistem saraf dan endokrin dalam respon stres.
 Fight or Flight response.
The hypothalamus stimulates the
sympathetic portion of the ANS and the
endocrine system via the adrenal glands
during the fight-or-flight response.

Respon simpatetik meliputi:


 Peningkatan kardiak output
 Peningkatan ventilasi
 Perubahan tekanan darah
 Pengarahan aliran darah ke otot skelet dan pembuluh darah tepi
 Peningkatan keringat
Respon akibat Epinefrin meliputi :
 Meningkatkan respon simpatetik yang disebut di atas
 Memobilisasi simpanan karbohidrat dengan mensintesa glukosa baru dan
pemecahan lemak

Prolonged Response (respon jangka panjang) :


 Terjadi paling tidak 30 menit setelah terpapar stresor.
 Terjadinya sekresi kortisol oleh korteks adrenal melalui jalur berikut
CRHACTHCortisol
 Effek kortisol meliputi :
 Mobilisasi energi dengan memecah glikogen, lemak, dan sistesis glukosa oleh hati /
hepar.
 Pelepasan asam amino oleh otot skelet yang dapat digunakan untuk memperbaiki
jaringan.
 Inhibisi peradangan dan respon imun.

Hormon lain yang terlibat :


 ADH: membantu mempertahankan vasokontriksi dan dengan demikian tekanan darah
 Aldosterone : membantu mempertahankan tekanan darah dan volume darah selama
respon stres.

Page 5. Review Epinefrin


 Perhatikanlah setiap tahapan animasi pada page 5 ini, dan buatlah catatan pada kolom
yang tersedia di bawah
Sekresi

Transport

Mekanisme kerja
seluler
Sintesis

Fungsi

Pemecahan

Page 6. Epinephrine: Hyposecretion vs. Hypersecretion


 Hyposecretion
 There are no known pathologies associated with hyposecretion of the adrenal
medulla.
 This may be due in part to the fact that sympathetic nervous system can replace
activities of the adrenal catecholamines.
 Hypersecretion
 In rare cases a tumor called a pheochromacytoma secretes large amounts of
catecholamines and is not under the control of the sympathetic nervous system.
 Symptoms of hypersecretion include:
o High BP
o Palpitations
o Rapid heart rate
o Excessive sweating
o High Blood Glucose
 This rare condition is usually treated with surgery and normal adrenal medulla
function resumes.

Page 7. Review Kortisol


 Perhatikanlah setiap tahapan animasi pada page 7 ini, dan buatlah catatan pada kolom
yang tersedia di bawah
Sekresi

Transport

Mekanisme kerja
seluler
Sintesis

Fungsi

Pemecahan

Lembar Latihan
Nama : NIM :
Kelas/Grup : Tanggal :

1. Isilah kotak yang tersedia sesuai istilah anatominya :


Supraoptic nuclei

Paraventricular nuclei

Ventral nuclei

Anterior pituitary

Posterior pituitary

Infundibulum

No Pertanyaan Jawaban
2 Apa nama sistem kapiler
khusus yang
menghubungkan
hipotalamus ventral ke
pituitari anterior ?
3 Apa yang dimaksud dengan
hormon tropik ?
4 Sebutkan 5 bentuk stresor
yang dapat memicu respon
stres!
5 Sebutkan respon stres
segera!
6 Sebutkan bentuk respon
stres jangka panjang !

7. isilah tempat yang tersedia sesuai hormon yang melakukan fungsi tersebut di bawah:
TRH CRH GNRH DA ADH GHRH
__________ a. Inhibits production of prolactin
__________ b. Stimulates secretion of FSH and LH
__________ c. Triggers secretion of TSH
__________d. Stimulates the secretion of GH
__________e. Promotes water reabsorption by the kidneys
__________f. Causes the secretion of ACTH

8. untuk setiap target kelenjar/jaringan, isilah hormon pituitari anterior yang sesuai

Paraf Dosen Penilaian


6. Film interaktif animasi : Cairan Tubuh

Metode :
1. Bacalah penjelasan pada setiap tahapan (page) sebelum pelaksanaan praktikum agar anda
dapat mengikuti tahapan pembelajaran dalam film.
2. Jawablah pertanyaan dalam Lembar Tugas, sebelum pelaksanaan praktikum (dosen
pembimbing akan memeriksa apakah anda sudah mengerjakan tugas ini)
3. Perhatikan dengan seksama setiap tahapan yang ditampilkan dalam film Interactive
Physiology.
4. Periksalah jawaban anda pada Lembar Tugas, apakah sudah benar / sesuai dengan
penjelasan pada film
5. Diskusikan hal-hal yang belum anda pahami dengan dosen pembimbing praktikum.

Page 1. Pendahuluan
 Cairan di dalam tubuh manusia terdiri dari air dan zat terlarut, termasuk elektrolit, yang
sangat penting untuk fungsi tubuh

Page 2. Tujuan Pembelajaran


 Memahami fungsi umum dan pentingnya air dan elektrolit di tubuh manusia
 Mengidentifikasi kompartemen cairan dan konsentrasi relatif elektrolit di dalam masing-
masing ruang.

Page 3. Perpindahan cairan tubuh


1. Absorpsi. Cairan akan diserap ke dalam plasma usus halus
2. Sirkulasi. Cairan bersirkulasi dalam plasma, membasahi sel-sel di dalam tubuh
3. Ekskresi. Ginjal mengeluarkan ion-ion dan air yang berlebihan dari tubuh melalui urin, meskipun
air juga dikeluarkan melalui cara lain.

Page 4. Peranan air dalam regulasi suhu tubuh


Air mempunyai beberapa peranan penting di dalam tubuh.
 Air membantu mempertahankan suhu tubuh. Ketika air menguap dari kulit, juga ikut serta
membuang panas. Proses ini menurunkan suhu tubuh.
 Karena air mempunyai kapasitas panas yang tinggi, air dapat menyerap dan membuang
panas dalam jumlah besar sebelum mengubah suhu tubuh. Karena tubuh kita terdiri dari 50-
70% air, persentase air yang besar menjaga panas di dalam tubuh dan membantu mencegah
fluktuasi suhu tubuh.

Page 5. Peranan air sebagai bantalan dan pelumas


 Air berperan sebagai bantalan pelidung seperti cairan amnion dan cairan otak.
 Air berperan sebagai pelumas seperti cairan serosa, cairan sendi dan cairan saluran cerna.

Page 6. Peranan air sebagai reaktan


 Air sebagai reaktan untuk reaksi hidrolisis yang berlangsung di dalam tubuh.
 Dengan bantuan enzim, molekul air ditambahkan pada ikatan antara unit glukosa dalam pati
untuk menghidrolisa pati menjadi glukosa.
 Air juga dapat dibentuk pada beberapa reaksi kimia di dalam tubuh, seperti reaksi kimia
yang menghasilkan air metabolisme.

Page 7. Peranan air sebagai pelarut


 Air berperan sebagai pelarut untuk melarutkan molekul-molekul dan ion-ion di dalam tubuh.
 Contoh, jika kita makan makanan yang mengandung garam, air ludah akan melarutkan
garam tersebut.
 Air merupakan molekul polar. Ketika air melarutkan ion-ion negatif dalam oksigen akan
menarik ion positif seperti natrium dan ketika air melarutkan muatan positif dalam hydrogen
akan menarik ion negatif seperti klorida.
 Kecuali deposisi garam di dalam tulang dan gigi, hampir semua ion-ion lain di dalam tubuh
dilarutkan karena kemampuan air sebagai pelarut.
 Air di dalam sel merupakan pelarut yang penting. Mampu melarutkan protein dan zat-zat
terlarut yang lain.

Page 8. Peranan air sebagai transport.


 Sekarang kita lihat di dalam pembuluh darah. Karena kemampuan air untuk melarutkan ion-
ion dan molekul di dalam cairan tubuh, air berfungsi sebagai media untuk mengangkut
nutrient dan memindahkan zat sisa dari sel di dalam plasma.

Page 9. Persentase air di dalam tubuh


 Persentase air di dalam tubuh seseorang tergantung terhadap jumlah jaringan lemak, yang
hanya mengandung 20% air, dibandingkan massa tubuh orang kurus atau massa otot yang
mengandung sekitar 65% air.
 Bayi baru lahir mempunyai persentase air terbesar di dalam tubuhnya.
 Seorang lelaki muda yang sehat yangberotot dan tidak mempuyai banyak lemak di dalam
tubuhnya mengandung air sekitar 65%.
 Seorang perempuan muda yang sehat pada dasarnya mempunyai lebih banyak lemak dan
sedikit otot dibandingkan laki-laki dan mengandung air sekitar 50%.
 Orang yang lebih tua cenderung mempunyai massa tubuh lebih kurus sehingga mengandung
air lebih sedikit.
 Tuliskan persentase air pada individu berikut.
Page 10. Kompartemen cairan tubuh
 Air, bersama-sama dengan zat terlarutnya, menempati dua kompartemen utama di dalam
tubuh
 Cairan intrasel atau CIS adalah cairan di dalam sel. Disebut juga sebagai sitosol
 Cairan ekstrasel atau CES adalah cairan yang berada di luar sel.
 Terdapat dua bentuk utama cairan ekstrasel:
1. cairan interstisial, adalah cairan yang mengelilingi (antar) sel.
2. plasma, adalah komponen cairan di dalam darah.
 Tandai kompartemen cairan dalam diagram ini:

 Jika seorang laki-laki berat badan 70 kg. 60% dari berat badannya sekitar 40 liter, adalah
cairan.
 Sekitar 62% cairan tersebut adalah cairan intrasel.
 Sekitar 30% cairan tersebut adalah cairan interstisial.
 Sekitar 8% cairan tersebut adalah plasma darah.

Page 11. Komposisi cairan tubuh


 Tandai komponen diagram berikut sebagai: nonelektrolit, elektrolit, pelarut, koloid, partikel
terikat:

 Kata “cairan tubuh” menyatakan air di dalam tubuh dan semua zat-zat yang terlarut di
dalamnya, yang dikenal sebagai zat terlarut. Karena air melarutkan zat-zat terlarut, disebut
sebagai pelarut.
 Cairan tubuh dapat mengandung elektrolit, yang dikenal sebagai ion.
 Protein dianggap sebagai koloid ketika tersebar di dalam cairan tubuh. Dibandingkan ke ion
sederhana, protein merupakan molekul yang besar. Karena mempunyai muatan negative,
diangggap sebagai elektrolit.
 Non elektrolit adalah molekul tak bermuatan yang terdapat di dalam cairan tubuh. Glukosa
merupakan contoh non elektrolit.
 Sel-sel darah tidak larut di dalam air.
Page 12. Elektrolit
 Elektrolit merupakan partikel bermuatan (ion) yang terlarut di dalam cairan tubuh.
Elektrolit (ion-ion terlarut)
Ion positif utama: Kation Ion negative utama: Anion
Sodium ion, Na+ Chloride ion, Cl-
Potassium ion, K+ Bicarbonate ion, HCO3-
Calcium ion, Ca2+ Phosphate ions, H2PO4- & HPO42-
Magnesium ion, Mg2+ Sulfate, SO42-
Organic Acids
Proteins

Page 13. Elektrolit muatan positif di dalam cairan tubuh


 Tiap kompartemen cairan membutuhkan bentuk dan besar elektrolit yang tepat agar dapat
berfungsi baik sel-sel saraf, otot dan sel-sel lain di dalam tubuh.
 Komposisi elektrolit cairan ekstrasel dan intrasel mempunyai perbedaan yang nyata.
 Isi grafik berikut untuk menggambarkan perbedaannya.
 Natrium merupakan ion positif utama cairan ekstrasel
 Cairan ekstrasel juga mengandung ion positif lain: kalium, kalsium dan magnesium.
 Kalium merupakan ion positif utama cairan intrasel
 Cairan intrasel juga mengandung ion positif lain: natrium dan magnesium
 Isi diagram ini:

Page 14. Elektrolit negatif di dalam cairan tubuh


 Klorida merupakan ion negatif ektrasel utama
 Elektrolit negatif lain dijumpai di cairan ekstrasel adalah protein, bikarbonat dan sulfat.
 Tandai dua ion negatif intrasel utama lain pada tempatnya dalam diagram berikut
 Ion negatif lain yang dijumpai di dalam cairan intrasel adalah bikarbonat, klorida, asam
organic dan sulfat.
 Komposisi cairan interstisial hampir sama dengan plasma darah kecuali protein.
 Kesimpulan, ion positif utama cairan ekstrasel natrium dan ion negatif utama klorida, ion
positif utama cairan intrasel kalium dan ion negative utama adalah protein dan posfat.

Page 15. Keseimbangan muatan


 Hitung jumlah ion (partikel) positif dan negatif di dalam sampel cairan intrasel ini. Apakah
jumlah ion positif sama dengan ion negatifnya?
 Terdapat 6 ion negatif dan 9 ion positif, apakah jumlah ion sama?
 Sekarang hitung jumlah muatan positif dan negative cairan intrasel sampel ini. Apakah
jumlah muatan positif sama dengan muatan negative?
 Ya, hukum kimia menyatakan bahwa di dalam kompartemen cairan, jumlah ion positif harus
sama dengan jumlah ion negatif.
 Meskipun terdapat 6 ion negatif dan 9 ion positif , muatan seimbang.
 Karena ion-ion individu tersebut mempunya muatan yang bda, maka jumlah ion positif dan
negative di dalam kompartemen tidak sama, tapi muatan selalu seimbang.
 Isi diagram ini

Page 16. Elektrolit sebagai kofaktor


 Sekarang mari kita lihat beberapa fungsi penting elektrolit yang berperan di dalam tubuh.
1. Cofaktor
 Elektrolit berperan sebagai kofaktor enzim
 Rekasi yang sangat penting di dalam tubuh terjadi ketika karbon dioksida dan air
membentuk asam karbonat. Kita dapat mempercepat reaksi ini dengan enzim karbonik
anhidrase.
 Kofaktor adalah zat non protein yang bekerja bersama enzim, untuk mempercepat reaksi di
dalam tuubh. Kalsium, magnesium dan kation lain seperti zin dapat berperan sebagai
kofaktor enzim.
 Zinc merupkan kofaktor enzim.
 Beberapa enzim-enzim lain di dalam tubuh membutuhkan ion positif sebagai kofaktor untuk
berfungsi.

Page 17. Elektrolit di dalam fungsi saraf dan otot


2. Potensial aksi di dalam sel saraf dan otot.
 Elektrolit dalam bentuk ion natrium dan kalium juga berperan dan potensial membrane
semua del dan bertanggung jawab terhadap potensial aksi sel saraf dan sel otot.
3. Sekresi dan kerja hormon dan neurotransmitter
 Ion kalsium merupakan elektrolit penting karena terlibat di dalam sekresi dan kerja hormon
dan neurotransmitter
4. Kontraksi otot
 Kalsium juga terlibat di dalam kontraksi otot, termasuk jantung.

Page 18. Elektrolit di dalam Keseimbangan Asam/Transport/Osmosis


5. Keseimbangan Asam/basa
 Beberapa elektrolit seperti bikarbonat, fosfat dan protein membantu keseimbangan asam
basa
6. Transpor aktif sekunder
 Dengan memompakan natrium ke luar sel, pompa natrium kalium membutuhkan ATP untuk
mempertahankan konsentrasi natrium rendah di dalam sel.
 Selama transport aktif sekunder, beberapa protein transport akan membebaskan natrium
untuk berdifusi dari konsentrasi tinggi ke rendah dan mengikutsertakan molekul atau ion
lain seperti glukosa. Glukosa memasuki sel tubulus proksimal dari tubulus ginjal dan usus
halus melalui transport aktif sekunder.
7. Osmosis. Perpindahan air antara kompartemen tubuh. Elektrolit, termasuk protein juga
mempunyai peranan peting dalam memulai perpindahan air antara kompartemen tubuh atau
osmosis.

Page 19. Osmosis


 Osmosis adalah perpindahan air melewati membrane dari sisi yang banyak air, dan berarti
lebih sedikit zat terlarut, ke sisi yang lebih sedikit air dan berarti lebih banyak zat terlarut.
 Ketika jumlah partikel air sama antara kedua sisi membrane, air dapat pindah secara bebas
dan melewati membrane kedua arah dengan kecepatan yang sama. Sehingga kedua larutan
tersebut disebut isotonis yang berarti mempunyai jumlah konsentrasi partikel terlarut yang
sama.
 Apa yang terjadi jika lebih banyak partikel zat terlarut ditambahkan pada bagian sisi kiri
tabung.
 Sekarang lebih banyak zat terlarut terdapat di sisi kiri dan sisi tersebut lebih hipertonis
dibandingkan sisi kanan. Karena lebih sedikit zat terlarut yang ada pada sisi kanan maka sisi
kanan merupakan larutan hipotonis dibandingkan sisi kiri.
 Catat bahwa jika kita menambah konsentrasi zat terlarut berarti kita menurunkan
konsentrasi air. Air akan pindah secara bebas melewati membrane pada kedua arah. Lebih
sedikit air akan pindah dari sisi kiri ke kanan karena konsentrasi air pada sisi kanan yang
lebih besar menciptakan kesempatan yang lebih besar untuk tabrakan antara molekul air
dan saluran pada sisi kanan. Hasilnya lebih banyak air akan pindah dari sisi kanan ke sisi kiri
tabung.

Page 20. Tonisitas


 Catat bahwa tingkat cairan meningkat pada sisi kiri tabung pada percobaan ini.
 Di dalam larutan hipotonis, air pindah ke dalam sel dan sel membesar.
 Di dalam larutan hipertonis, air keluar dari sel dan sel mengkerut

Page 21. Tekanan osmotic


 Kita mengukur kemampuan larutan untuk menyebabkan osmosis akibat adanya tekanan
osmotic, yang dinyatakan dalam mmHg, satuan tekanan.
 Secara teknis definisi tekanan osmotik adalah tekanan eksternal yang berada pada bagian
atas cairan untuk mencegah terjadinya osmosis. Untuk tujuan diskusi ini kita perlu
mengingat semakin besar jumlah zat terlarut dalam suatu larutan semakin besar tekanan
osmotiknya.

Page 22. Osmosis dan cairan intravena


 Ada pasien yang siap menerima cairan intra vena. Normalnya pasien diberi cairan intra vena
yang isotonis. Pada pasien ini cairan intravena hipotonis dan hipertonis merupakan
kontraindikasi. Mari kita lihat apa yang terjadi pada sel darah jika pasien tersebut diberi
cairan intravena.
 Jika kita letakkan sel darah di dalam cairan isotonis, apa yang terjadi?
____ sel mengkerut
____ sel membesar
____ volume sel tetap
 Volume akan tetap konstan karena konsentrasi zat terlarut sama pada kedua sisi membrane
 Jika kita letakkan sel darah di dalam cairan hipertonis, apa yang terjadi?
____ sel mengkerut
____ sel membesar
____ volume sel tetap
 Sel akan mengkerut. Akan ada perpindahan air keluar dari sel da menyebabkan sel
mengkerut. Ini sebabnya kenapa cairan iv hipertonis digunakan pada situasi klinis tertentu.
 Jika kita letakkan sel darah di dalam cairan hipotonis, apa yang terjadi?
____ sel mengkerut
____ sel membesar
____ volume sel tetap
 Sel akan membesar. Jika terlalu banyak air memasuki sel, sel dapat hemolisis atau pecah. Ini
sebabnya kenapa larutan iv hipotonis hanya digunakan pada situasi klinis tertentu.

Page 23. Kesimpulan


 Cairan tubuh terdiri dari air dan semua zat terlarut didalamnya.
 Cairan di dalam tubuh berada dalam tiga kompartemen utama: intrasel, plasma dan
interstisial. Interstisial dan plasma bagian dari cairan ekstrasel.
 Di dalam larutan, muatan positif dan negative harus seimbang.
 Konsentrasi ion terlarut atau elektrolit di intrasel berbeda dibandingkan ekstrasel.
 Kedua air dan elektrolit mempunyai fungsi yang penting dalam tubuh
 Osmosis adalah perpindahan air melewati membrane dari sisi banyak air ke sisi sedikit air.

Paraf Dosen Penilaian

Anda mungkin juga menyukai