Depart. Farmakologi dan Terapeutik, p g p , Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara- Medan
I. PENDAHULUAN
Definitif: Obat / Zat aktif Sumber : alami, semis sintetis dan sintetis Fungsi : -preventif / profilaksis, -rehabilitasi, -terapeutik, -diagnosa. Prinsip : Obat ialah setiap zat kimia bila masuk ke dlm tubuh dpt mempe ngaruhi proses hidup. Sec. klinis, zat aktif yg dl organisme hid menimbulkan k j bi l i S kli i t ktif dlm i hidup i b lk kerja biologis. Kerja biologis: perubahan dlm sistem biologi yg di timbulkan oleh zat aktif. Apa yang perlu diketahui mengenai obat ? -Nama obat, BSO, kemasan vol / kadar / kosentrasi, produsen -Komposisi -Khasiat farmakologi komponen obat -Indikasi, kontra indikasi, ES dan advers effect I dik i k t i dik i d d ff t Apa pertimbangan dalam pemilihan dan pemberian obat ? Zat aktif tidak d k f d k dapat diberikan begitu saja sbg obat, harus d b k dalam BS db k b b b diberikan d l tertentu.
Dalam penggunaan obat tersbt kemungkinan ada resiko yg akan dialami akibat dari penggunaan obat tersebut atau kesulitan mendapatkan obat maupun dalam pemberian.
Umumnya obat mempunyai efek nyata, hampir dipastikan mempunyai efek samping. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan kombinasi, dosis & samping kombinasi lama pemberian untuk mengatasi efek samping atau efek yang tidak diinginkan.
Utk mencapai tujuan penggunaan obat yg aman, tepat, rasional dan efektif. aman tepat efektif Obat harus mempunyai Aktivitas intrinsik: Efek maksimum yg dapat dicapai oleh st senyawa obat.
BSO dan rute mana yg paling aman, sesuai dg kondisi pasien Hub BSO dg rute pemberian Drug of Choice untuk suatu penyakit Efek yang diinginkan lokal atau sistemik O set dan duration da a s Onset da du at o dari aksi obat yang diinginkan ya g d g a Stabilitas obat dalam lambung dan intestin Waktu paruh (Half life, t 1/2 eliminasi) dan interval waktu CepatCepat-lambatnya dan lengkap-tidaknya absorpsi obat lengkapKeadaan patafisiologi organ tubuh Usia dan keadaan pasien. Rasional dan efektif
III. PERMASALAHANNYA
1. Zat aktif obat tdk dpt diberikan begitu saja sbg obat, hrs dibuat BS. 2. Ada obat tidak tercampurkan dan diprediksi akan terjadi Interaksi obat 3. Umumnya Obat mempunyai ES, Kontra Indikasi dan advers effect 4. Harga obat tdk terjangkau, obat kosong dipasaran / ditarik dari peredaran. 5. Obat bersifat dimensional 6. Obat hrs diperlakukan istimewa 7. Pengg - peredaran Obat diatur sec khusus dg peraturan & perUU khusus 8. 8 Item Obat terlalu banyak, tahun ketahun selalu bertambah, sementara ada Ob l l b k h k h l l b b h d juga obat yg ditarik dari perederan. Dalam farmakoterapi ada 3 dimensional disiplin ilmu : 1. Obat/BSO/Farmasi 2. Farmakologi 3. Klinis Medical care Dalam terapi lebih 70% intervensi menggunakan obat.
farmako Obat / farmasi klinis
PEMBAHASAN
6. Obat bersifat dimensional Obat sebagai alat kesehatan, disisi lain sebagai komoditas ekonomi. Ada peraturan dan per UU yg mengatur baik penggunaan maupun distribusi obat. 7. Obat hrs diperlakukan istimewa, karena mengandung bahan berkhasiat, bahkan ber bahaya bila penggunaannya salah atau disalahgunakan. 8. Item Obat terlalu banyak, tahun ketahun selalu bertambah, sementara ada juga obat yg ditarik dari perederan, dg alasan bermacam-macam a l: perederan bermacam macam, a.l: -formulasi obat salah -penggunaan obat menimbulkan teratogen atau merusak kesehatan. -obat hanya placebo -ada efek samping yg tidak diinginkan d f k i tid k dii i k -komposisi obat merupakan pemborosan.
C. Sasaran Di dalam mempelajari Perihal obat, Anda harus mampu: -Menjelaskan sed. obat dlm berbagai bentuk, jenis dan golongan. -Mendefinisikan setiap bentuk sed, kebaikan dan keburukannya disertai contoh -Menjelaskan sebab bert+nya jenis obat dari th ke th, dsp ada obat yg ditarik. -Menjelaskan hub BSO dg rute penggunaannya Menjelaskan hub. -Menjelaskan, manfaat BSO bagi pasien & dokter -Memberikan / meresepkan obat dlm bbg btk sed & jenis sec. tepat, aman & rasional, berbagai kasus. -Menjelaskan k M j l k kenapa obat generik h b t ik harganya l bih murah dib di k obat paten. lebih h dibandingkan b t t Pengertian Farmasi - Kedokteran A. Farmasi-Kedokteran Merupakan perpaduan ilmu farmasi & ilmu kedokteran yg menekankan aspek obat sbg sarana terapi, berorientasi kpd penderita khususnya, kes masyarakat umumnya. B. Farmakoterapeutik Menggunakan obat dlm Bentuk Sediaan utk terapi berdasarkan penget farmakologi, farmasi serta klinis klinis.
1. Kriteria Tepat -tepat indikasi, berarti diagnosa sudah tegak/benar -tepat obat dan BSO: -tepat p p pasien -tepat dosis dan perhitungan dosis -tepat cara pemberian -tepat interval waktu dan lama pemberian
2. Kriteria aman, a.l:
-Terhindar dari Side effect dan Advers effect yg tidak diinginkan. g -memperhatikan patofisiologi organ tubuh, -paham farmakokinetik & farmakodinamik zat aktif & mekanisme kerjanya) -memberikan jenis obat dan BSO yang tepat (drug of choice) -kepatuhan pasien dlm menggunakan obat (Visition relation ship), -usia, patofisiologi organ tbh, keadaan (hamil, menyusui, krg gizi, sakit dll.)
3. 3 Rasional Obat sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi, efisien, dipertimbgkan ES, KI dan advers effect terhadap organ tubuh dan ekonomis.
Obat paten atau specialite, Adl obat milik perusahaan ttt dgn nama khas merek terdaftar (proprietary khas, name) dilindungi hukum. Obat merek dagang (trade marck), g g( ) adl obat yg dibuat mendapatkan lisensi dari pabrik lain yg obatnya tlh dipatenkan, obat tersbt juga dgn nama dagang (Obat baik formula maupun nama dagang hanya mencontoh atas izin pabrik yg bersangkutan. Generic name, Obat dg nama umum tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan. Obat generik berlogo, obat diprogram pemerintah dg nama umum yg dibuat secara CPOB setara dg FDA, harga disubsidi oleh pemerintah. Logo generik menunjukkan persyaratan mutu yg ditetapkan oleh MenKes RI.
Obat nama resmi, adalah obat dgn nama resmi yang disusun oleh WHO dan nama obat tersebut dicantumkan disetiap farmakope st negara. Obat nama kimia, adalah obat yang diberi nama sesuai struktur kimianya, disusun oleh para ahli kimia dunia (UIPAC). Obat tradisional, adlh obat yg didapat secara alamiah diolah secara sederhana & pergunakan secara tradisional berdasarkan pengalaman. Obat Esensial, adl obat yg sgt dibutuhkan oleh masyarakat dgn nama generik atau resmi untuk pelayanan kesehatan masyarakat banyak di RS atau puskesmas banyak, puskesmas, tercantum dlm DOEN, ditetapkan oleh MenKes RI.
No. Registrasi, tanda pendaftaran st obat yg telah memenuhi persyaratan beredar Tanggal kadaluarsa, tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal tersebut suatu batch tertentu masih memenuhi spesifikasi standar mutu yang disyaratkan disyaratkan.
V. PENGGOLONGAN OBAT
1. SUMBERNYA -Alam atau sintetis / semisintetis 2. UNDANG-UNDANG UNDANG-Penggolongan obat, dibagi 5 golongan (UU No. 7 / th. 1963) 3. 3 STRUKTUR KIMIA -Penggolongan berdasarkan struktur kimia zat aktif. 4. FARMAKOLOGI DAN TERAPI -Kerja obat berdasarkan pada organ tubuh
What happens to drugs once people have taken them ? ----- ADME Pharmacokinetic studies focus on four processes: Absoption ------ a drug is to break in digestives or intestin Distribution ------ > circulation systemic Metabolism (bioavailability) --- sites of action bioavailability) Excretion -----utuh atau berupa metabolit -----utuh
a drug that is absorbed from the stomach and intestine must first pass through the liver before it reaches the systemic circulation If the drug is metabolized in the liver or excreted in the bile, some of the active drug will be inactivated or diverted before it can reach the general circulation and be distributed to its sites of action
Bioavailability
Pemberian enternal berarti pemberian obat kepada pasien melalui tractus gastro intestinal.Pemberian enternal dapat berupa secara per-oral yang melalui rongga mulut, lambung dan usus halus dengan mengalami beberapa metabolisme atau eliminasi lintasan pertama datang dari kerja enzim dinding usus halus dan/atau hati. Pemberian parenteral pula berarti pemberian obat di luar /tidak melalui tractus digestivus -sublingual/buccal -Obat topikal -suntikan (i j i ik (injectionem) ) -preparat aerosol
V. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, a.l: 1. Zat aktif diberikan harus dlm bentuk sediaan tertentu 2. Ada obat yg tdk tercampurkan, baik secara farmaseutikal maupun farmakologi. f k l i 3. Polifarmasi memungkinkan terjadi interaksi obat 4. Untuk mengatasi efek samping dan kontra indikasi dapat dilakukan kombinasi atau mengatur momentum pemberian. pemberian 5. Tingginya harga obat, obat generik merupakan alternatif. 6. Obat bersifat dimensional 7. Obat diperlakukan khusus, penggunaan maupun distribusinya p , p gg p y 8. Penggunaan obat harus berdasarkan indikasi dan kebutuhan medik 9. Harus diwaspadai, penggunaan obat bisa salah atau disalahgunakan 10. Obat ibarat pisau bermata dua, bisa menyehatkan dan menyembuhkan, tetapi bila tidak pandai menggunakan bisa pula b hk t t i bil tid k d i k bi l melukai atau mencedrai.
A. Penggolongan obat , menurut Undang-undang No. 9 / th 1976 Narkotika ( Daftar O = Opiat ) Obat bius Psikotropika ( OKT = Obat keras tertentu ) p Ethical Obat Keras ( Daftar G = Gevaarlij, berbahaya ) Ethical Obat Bebas terbatas ( Daftar W = Waarschuwing, Waspada) OTC Obat bebas ( OTC = Other of the counter drugs ) OTC
B. Menurut Struktur Kimia Beta-lactam Cephalosphorine Aminoglikosida Chloramphenicol Tetracycline T t li Makrolida dan yang berdekatan Quinolon Rifampicin Polypeptida-cyclic Poliena Antibiotika golongan lain dan anti jamur. Anti-jamur Anti-malaria / antiprotozoa
C. Menurut Farmakologi dan Terapi 1. Gastrointestinal system ( Gitract ) 2. Cardiovascular system 3. Central nervous system / neuromuscular system 4. Drugs for parkinsonism 5. Centrally acting muscle relaxants 6. Sensory nervous system -Local anesthetics dan analgetik opioid 7. Neuromuscular junction -Peripherally acting muscle relaxant P i h ll ti l l t 6. Autonomic nervous system -Sympathomimetic drugs -Sympatholytic drugs y p y g -Adrenergic neurone blocking drugs -Parasympatholytic drugs -Ganglion stimulants and ganglion blocking drugs 7. 7 Smooth muscle -Spasmodics and antispasmodics -Autocoids
8. Respiratory system ( Respiratory organs ) Respiratory stimulants Respiratory depressants Antitussives Expectorants Antiasthmatic preparations Cough and cold remedies C h d ld di Decongestants and other nasal preparations 9. Endocrine glands / hormones & Metabolic system g y -Anterior pituitary hormones -Posterior pituitary hormones -Thyroid hormones 10. Urinary system - Diuretics - Antiinfection - A ti on uterus Acting t - Erectile dysfunction
11. Blood -Hematopoietics -Anticoagulants Anticoagulants -Hemostatics 12. Vitamin & Minerals -Vit. ADE -Vit. B-komlex/ with C -Vit. C -Vit. -Vit B1 -Calc. / With vit. -Multivit. / with minerals -Vitamins with hormones/ geritric preparations -Paediatric vit. & minerals -Electrlyttes & minerals -Antianemics / pre & Post natal vit. 13. Nutrition -Infant nutrient -Enteral nutrient -Parenteral nutrient -Suplements & adjuvant therapy -Appetite stimulants -Antiobesity agents
14. Eye -Eye anti-infectives & Antiseptics -Eye corticosteroids Eye -Eye antiseptics with corticosteroids -Midriatic drugs -Miotic drugs -Glaucoma preparations Gla coma -Other eye preparations 15. Ear -Ear anti-infectives & antiseptics -Ear corticosteroids -Ear antiseptics with corticosteroids -Other ear preparations Other 16. Mouth / Throat -Mouth wash preparations -Throachesci / lozenges agents Throachesci -Mouth / Dentis preparations 17. Allergy & Immune system -Anti-histamines & anti allergics Anti histamines anti-allergics -Vaccines, antiser & Immunologicals -Immunosuppressants
18. Dermatologicals -Topical Anti-infection drugs -Topical anti infectives with corticosteroids Topical anti-infectives -Topical corticosteroids -Acne treatment preparations -Antiseptic & Desinfectans Antiseptic -Topical fungicides & antiparasites -Psoriasis, Seborrheab & Ichtyosis preparations -Topical anti-virals p -Keratolytics -Skin protectives -Topical anti-histamines / anti-pruritics -Topical analgetics & Anti-inflamatories -Other Dermatologicals 19. Anaesthetics l 19 A th ti local & G l General l -Lidocaine with Adrenaline -Procaine / Anethesine -Eter Eter -Ketalar
1.3 Suspensi :
1.4 Emulsi ( emulsion ) : tipe O/W dan W/O 1.5 1 5 Guttae ( drops = tetes ) : Solutiones dan Emultiones
1. Pulveres (serbuk ter-bagi bagi, hanya per-oral) 2. Pulvis: (p. b dalam d p. obat l ) 2 P l i ( obat d l dan b luar). 3. Kapsul: a. hard capsul ; b. soft capsul 3. Sediaan yang digunakan pada mukosa tubuh Sediaan pada mukosa t b h yaitu pada : S di d k tubuh, it d Mata : a. Guttae ophthalmic ( tetes mata ) b. Oculenta ( salap mata ) c. Collyrium ( cuci mata, kompres mata ) Telinga : a. Guttae auriculares ( tetes telinga ) b. Pulvis auric. ( powder untuk telinga ) c. Suppositoria a ric lares c S ppositoria auriculares Hidung : a. Guttae nasales ( tetes hidung ) b. Nasal spray ( semprot hidung ) p y p g c. Nasal inhalasi ( nebula ) Mulut dan tenggorokkan : a. Collutorium ( collutio = kumur dimulut ) b. b Gargarisma ( gargle = kumur di mulut dan tenggorokkan ) c. Trochesci ( lozenges = tablet isap ) d. Tablet bukal / sublingual = diantara gusi & pipi / dibawah lidah
b. Intra-vagina : 1) Ovulae 2) Tablet 3) Solusio c. I t Intra-urethra : 1) B il th Basila 2) S l i Solusio 4 Sediaan obat topikal Padat -Padat ( solid ) : -Pulvis pulvis adpersorius dan pulvis dentifricius -Kristal mentolum, kanfer, k-permanganas 4.1 4 1 Semisolid ( lembek = setengah padat ) a. Pasta b. Unguenta ( ointment, salap) c. Linimenta d. Cream ( cremores ) e. Gelatinous ( jelly ) f. Plaster ( transderma ) : untuk tujuan lokal dan sistemik 4.2 Cairan oles, terdiri dari : a. Solution ; b. Lotion ; c. Emulsio
5 Sediaan parenteral ( injectionem ) Sediaan volume kurang dari 15 ml, disebut injectionem. a. Solusio ; b. Suspensi ; c. Emulsion Sediaan volume 15 ml - 500 ml, umumnya diberikan lsg ke dalam tubuh disebut infusi, infusi penggunaan langsung disuntikkan melalui pembuluh vena ( intravena, iv ), intravena ) adalah : a. Solusio ( larutan ) b. Liquida ( sediaan darah ) Teknik pemberian obat parenteral, yaitu dg merobek atau menusuk kulit dg jarum tajam, ditengah ada lobang jarum tempat saluran memasukan obat atau cairan ke dalam tubuh. Pelaksanaannya melakukannya harus steril. Kulit disterilkan dengan alkohol 70 %, spuit juga harus steril. Suatu persyaratan steril mutlak dilakukan. Jenis-jenis injectionem, antara lain: -intra-muscular (i m) intra muscular (i.m) -intra venous (i.v) -intra-peritoneal (i.p) -intra-cutan (menyuntikkan ke dalam kulit) -intra-thecal i h l -intra-cardial dll.
Bukal/ sublingual Mukosa mulut dan tenggorokkan Parenteral (Injection) Rektum (Anus) Vaginal Urethral Oral inhalasi IntraIntra-ocular
Sistemik Lokal
IntraIntra-aural (Auric, ear) IntraIntra I t -nasal (Nebula) l (N b l ) Topikal (Epicu tan, epidermal)
Guttae auriculares (larutan, suspensi) Guttae G tt nasal, nasal spray l l Salap (unguenta), pasta,cream, linimenta, jelly,epitema(larutan, suspensi Plaster Pellet, susuk
Lokal/sistemik Sistemik
Pengertian obat dalam dan obat luar: A. Ob dalam adl obat pemakaian melalui oral, oesophagus, terus ke gitract, terjadi Obat d l dl b k l l l h k d absorpsi ke sirkulasi sistemic sp ke organ tubuh, akan terjadi efek farmakologi. Obat tersebut diberi tanda etiket warna putih. B. Obat luar adl obat pemakaiannya selain dari yg tersbt diatas, akan memberikan efek lokal atau sistemik. Obat tersebut diberi tanda dengan etiket biru. Contoh: obat topikal, parenteral, trochesci, inhalasi, per-rectal, per-vagina, guttae obat luar. Pengertian obat di P ti b t dimasukkan langsung ke dalam tubuh dan melalui rongga tubuh ? kk l k d l t b hd l l i t b h
6. Urethral, yaitu pemberian obat ke dalam urethra laki-laki mau pun wanita, tujuan untuk membasmi mikroorganisme dan meng hilangkan radang pada urethra. 7. Inhalasi terbagi dua, yaitu pertama oral inhalasi dan kedua nasal inhalasi. Untuk oral inhalasi umumnya digunakan sebagai obat bron chodilator dan anti inflamasi. Untuk nasal, biasnya digunakan untuk mengatasi hidung manpat pada kasus pilek, flu dan sinusitis. Dalam pemberian sebaiknya signa prn (bila perlu = bila kumat), ka rena obat ini hanya menghilangkan symptom, mengatasi k d i ih hil k i keadaan yang gawat atau k kesulitan li bernafas. Untuk sediaan aerosol yang mengandung kortikosteroid, bagi pemakai sebaiknya menggunakan obat kumur setelah pemakaian obat tersebut, kalau tidak dapat me rangsang pertumbuhan jamur di mulut dan tenggorokkan. 8. Intra nasal (nebula), pemberian dengan memasukkan sediaan obat ke dalm lobang hidung pada kasus pilek, flu atau sinusitis. Sediaan ada yang berupa tetes dan spray (semprot = konvensio nal), ada juga berupa aerosol. 9. Topikal, penggunaan obat melalui kulit tujuan lokal, superficial epidermis, obat diberikan untuk mempercepat sembuh, bila pemberian per-oral tidak mencapai superficial epidermal yang miskin pembuluh kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan. Bila k lit Bil kulit rusak, kemungkinan b k k ki besar efek sistemik akan t j di f k i t ik k terjadi. 10. Intra dermal (transdermal), pemberian melalui kulit tujuan sistemik dengan menem pelkan sediaan yang diberi penyang gah kain/ kasa, missal obat jantung (nitradisct, nicotinell fl ) i ti ll fluc). Inplantasi, penggunaan obat dengan memasukkan pellet ke bawah kulit, dilakukan operasi kecil secara steril. Misal: obat keluarga berencana mengandung hormone. Prinsipnya obat didepot dan dilepas secara perlahan sampai 6 bulan atau lebih
ppn
ppn
Reg.
G,O (Ethical) W
Toko Obat Supermarket
(Apoteker)
ppn w
Apotek/Inst..Fa.R.S
W R/ Praktek dokter
W(OTC)
Soal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 13
Apa yang dimaksud dengan obat ? Sebutkan dasar-dasar penggolongan obat ? dasarZat aktif obat Bisakah zat aktif obat itu langsung diberikan kepada pasien ? Kenapa? BSO dan obat jadi Manfaat BSO Pengertian pemberian obat yang rasional Dasar pertimbangan dalam pemberian obat Penggolongan obat Sistem d S distribusi obat b b Keuntungan pemberian sediaan cair per-oral perRasionalisasi rute pemberian dengan BSO Menurut struktur kimia, senyawa obat ini termasuk ke dalam gol. Apa ? kimia gol - amoksisilin - ampicillin - eritromisin -chloramphenicol