SUMATERA SELATAN
Page 1
Page 2
Page 3
Suku Melayu Lintang hidup dari bercocok tanam yang menghasilkan : kopi,
beras, kemiri, karet dan sayur-sayuran. Mereka juga beternak kambing,
kerbau, ayam, itik, bebek, dll. Mereka tidak mencari nafkah di sektor
perikanan walaupun tinggal di tepi sungai.
Orang Lintang adalah penganut Islam yang cukup kuat. Hal ini terlihat
dengan banyaknya mesjid-mesjid dan pesantren untuk melatih kaum
mudanya.
6. Suku Kayu Agung
Suku Kayu Agung berdomisili di Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten
Ogan Komering Ilir dengan ibukotanya Kayu Agung. Wilayah ini dialiri sungai
Komering. Bahasanya terdiri atas dua dialek, yaitu dialek Kayu Agung dan
dialek Ogan.
Mata pencaharian suku ini bertani, berdagang, dan membuat gerabah dari
tanah liat. Bentuk pertanian kebanyakan bersawah tahunan karena
daerahnya terdiri dari rawa-rawa. Jadi sawah hanya dikerjakan saat musim
hujan.
Suku Kayu Agung mayoritas beragama Islam, tetapi mereka juga
mempertahankan kepercayaan lama, yaitu kepercayaan mengenai dunia
roh. Suku Kayu Agung percaya bahwa roh-roh nenek moyang dapat
mengganggu manusia. Oleh karena itu, sebelum mayat dikubur harus
dimandikan dengan bunga-bunga supaya arwah roh yang mati lupa jalan ke
rumahnya. Mereka juga percaya akan dukun yang membantu dalam upacara
pertanian, baik saat menanam maupun saat panen. Selain itu ada tempattempat keramat yang mereka anggap sebagai tempat bersemayamnya para
arwah.
7. Suku Lematang
Suku Lematang tinggal di daerah Lematang yang terletak di antara
Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat. Daerah ini berbatasan dengan
daerah Kikim dan Enim. Suku ini menempati wilayah di sepanjang sungai
Lematang, di sekitar kota Muaraenim dan kota Prabumulih.
Asal usul orang Lematang dari kerajaan Majapahit, keturunan orang Banten
dan Wali Sembilan.
Orang Lematang sangat terbuka dan memiliki sifat ramah tamah dalam
menyambut setiap pendatang yang ingin mengetahui seluk beluk dan
keadaan daerah dan budayanya. Mereka juga memiliki rasa kebersamaan
yang tinggi. Hal itu terbukti dari sikap gotong royong dan tolong menolong
Segala hal dari sumatera selatan
Page 4
Page 5
Page 6
Page 7
Tingkat atau kijing yang dimiliki Rumah Limas menandakan garis keturunan
asli masyarakat palembang. Dalam kebudayaannya, dikenal tiga jenis garis
keturunan atau kedudukan seseorang, yaitu Kiagus, Kemas dan atau
Segala hal dari sumatera selatan
Page 8
Di sisi lain, hiasan atau ukiran yang ada di dalam Rumah Limas pun memiliki
simbol-simbol tertentu. Jika Anda melihat dengan seksama ke dalamnya,
akan terlihat ornamen simbar atau tanduk pada bagian atas atap. Simbar
dengan hiasan Melati melambangkan mahkota yang bermakna kerukunan
dan keagungan rumah adat ini. Tanduk yang menghiasi atap juga bermakna
tertentu sesuai dengan jumlahnya.
Saat ini pembangunan Rumah Limas Sumatera Selatan sudah jarang
dilakukan. Luas wilayahnya memakan biaya yang jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan membangun rumah tempat tinggal biasa. Namun
jangan khawatir, Anda dapat berkunjung ke Rumah Limas milik keluarga
Bayuki Wahab di Jl. Mayor Ruslan dan Hasyim Ning di Jl. Pulo, 24 Ilir,
Palembang. Di sini, Anda akan merasakan seperti berada di masa lalu
dengan nuansa rumah adat yang sangat kental pengaruh budayanya.
Page 9
Sumber : http://www.skyscrapercity.com
Page 10
Sumber : http://www.kaskus.co.id
Sumber : www.skyscrapercity.com
Page 11
Sumber : http://insan-kamil-mistik.blogspot.com
Salah satu busana pengantin yang digunakan pada adat Palembang adalah
gaya Aesan Gede. Busana ini merupakan busana kebesaran raja Sriwijaya
yang kemudian diterjemahkan sebagai busana pengantin Palembang. Warna
merah jambu (pink) dan keemasan serta gemerlap perhiasan dan mahkota
yang dipadukan dengan baju dodot dan kain songket semakin mempertegas
keagungan bangsawan Sriwijaya. Kesan mewah pada pakaian adat Aesan
Gede ini tidak terlepas dari penggunaan perhiasan yang umumnya berupa
bungo cempako, mahkota Aesan Gede, kelapo standan, dan kembang
goyang.
Pakaian Adat Sumatera Selatan
Sumber : http://palembangbatangharisembilan.blogspot.com
Page 12
Sumber : http://prasetyadamar.blogspot.com
Sama seperti Aesan Gede, baju adat Aesan Paksangkong juga mencerminkan
kebesaran. Warna yang mendominasi pakaian adat aesan paksangkong
adalah warna merah dan emas, untuk pakaian wanita biasanya mengenakan
baju kurung warna merah berhiaskan motif bertabur bunga bintang
keemasan yang dipadukan dengan kain songket lepus bersulam emas.
Busana ini dilengkapi dengan penutup dada, perhiasan, dan mahkota dengan
untaian bunga. Sedangkan untuk pakaian pria yang digunakan berupa jubah
bertabur bunga emas, celana, dan kain songket serta songkok emas sebagai
penghias kepala.
Pakaian Adat Sumatera Selatan
Sumber : http://www.travellers.web.id
Page 13
Sumber : http://info-bisnis-usaha.blogspot.com
Page 14
Senjata tradisional yang terkenal di Sumatera Selatan adalah keris. Keris situ
ada yang berlekuk 7, 9 atau 13, yaitu dengan jumlah ganjil.
Tombak Trisula
Page 15
Belum ada sumber yang bisa menjelaskan dengan pasti awal mula senjata
tombak dengan ujung berbentuk trisula ini. Ada sebagian ahli berasumsi
bahwa tombak trisula punya kaitan dengan perkembangan budaya Hindu
pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Kota
Palembang.
Namun, tombak trisula khas daerah Sumatera Selatan punya dua ujung sisi
yang bisa digunakan sebagai senjata. Salah satu ujungnya berbentuk trisula,
sedangkan ujung yang lainnya berupa mata tombak berbentuk segitiga yang
diukir
demikian
cantik.
Skin
Page 16
Page 17
zaman di mana pada saat itu Sriwijaya pernah menjadi pusat studi agama
Buddha di dunia.
Tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan ini dibawakan untuk
menyambut tamu-tamu agung. Biasanya tarian ini dibawakan oleh sebanyak
13 orang penari, yang terdiri dari 9 orang penari inti dan 4 orang
pendamping dan penyanyi :
Namun saat ini penyanti gending sriwijaya sudah banyak digantikan dengan
media digital dan elektronik seperti VCD maupun tape recorder.
2. Tari Tanggai
Tari Tanggai merupakan tarian tradisional dari Sumatera Selatan yang juga
dipersembahkan untuk menyambut tamu kehormatan. Berbeda dengan tari
Gending Sriwijaya, Tari Tanggai dibawakan oleh lima orang dengan memakai
pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending, kalung, sanggul
malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang, dan
tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga.
Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana
khas daerah. Tarian ini menggambarkan masyarakat Palembang yang ramah
dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamu yang berkunjung ke
daerahnya.
Page 18
Page 19
Page 20
Page 21
Rebana (Terbangan)
Rebana (terbangan) merupakan alat musik alat musik terdiri empat rebana
Hadrah dan satu buah Jidur (Bedug kecil), biasanya berwarna merah, hitam,
dan emas, warna yang khas Sumatera Selatan. Terbangan, kadang-kadang
bersama dengan serunai (oboe seperti buluh ganda atau serdam) dan biola.
Seruling
Alat musik ini terbuat dari bambu. Seruling termasuk jenis alat musik tiup
melintang (transverse flute) yang dimainkan secara horizontal, salah satu
ujungnya diberi penyekat, dilengkapi enam lubang nada dan satu lubang
Segala hal dari sumatera selatan
Page 22
tiup. Seruling ini dapat dimainkan baik secara tunggal maupun berkelompok
dengan alat musik lainnya. Permainannya dapat diselaraskan untuk
mengiringi lagu-lagu daerah dan lagu-lagu yang mengungkapkan perasaan
hati.
Kulintang (Kolintang)
Page 23
Burdah atau Gendang Oku ini adalah alat musik tradisional dari Sumatera
Selatan sejenis rebana yang terbuat dari kayu dan kulit binatang.
Dibandingkan dengan rebana, ukuran burdah lebih besar. Di Sumatera
Selatan, alat musik tradisional Burdah / gendang oku ini dimainkan untuk
mengiringi lagu Islami (barjanji) pada acara keagamaan yang dimainkan
sendiri maupun berkelompok. Burdah juga sering digunakan untuk
mengiringi kesenian pencak silat.
Genggong (*)
Page 24
Genggong (http://www.tradisikita.my.id)
Genggong ini merupakan salah satu alat musik tradisional yang dimiliki oleh
masyarakat Besemah Kota Pagaralam, sejenis alat musik tiup yang
menghasilkan suara mirip harmonika.
Alat musik ini terbuat dari bilah bambu, kayu, pelepah enau atau logam dan
dimainkan dengan cara dipegang ditangan kiri dan bagian sisinya
ditempelkan ke bibir. Selanjutnya dengan mainkan lidah getar yang ada pada
genggong dengan tangan kanan maka genggong akan menghasilkan bunyi.
Sedangkan untuk mengubah nada-nada dalam melodi genggong dilakukan
dengan mengolah posisi rongga mulut yang juga berfungsi sebagai
resonator.
Page 25
Alat musik tradisional dari Sumatera Selatan selanjutnya disebut dengan alat
musik tenun. Disebut alat musik tenun dikarenakan alat musik ini biasanya
dipergunakan sebagai penghibur para pekerja yang sedang menenun. Alat
musik tenun ini terbuat dari kayu yang berbentuk persegi panjang, dengan
ornamen segitiga berangkai ditengahnya. Segitiga berangkai yang berada di
tengah alat musik inilah yang dibunyikan dengan cara dipukul sehingga
menimbulkan bunyi dengan nada-nada tertentu.
Marawis (*)
Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit binatang dan tali. Alat musik seperti
gendang berkepala ganda namun berbadan rendah, dimainkan sebagai
pengiring lagu bernuansa Islam saat acara keagamaan, selain itu dimainkan
untuk mengiringi tarian zapin.
Segala hal dari sumatera selatan
Page 26
Gambus (*)
Alat musik ini terbuat dari kayu. Alat musik petik jenis lut yang memiliki
enam dawai. Bentuk gambus sangat khas dengan badan cembung.
Permainan gambus berfungsi sebagai pengiring lagu berirama timur tengah
dan Melayu.
Biola (*)
Alat musik ini terbuat dari kayu dan tali senar. Alat musik gesek menyerupai
biola Eropah. Instrumen ini memiliki empat dawai dan busur. Biola dimainkan
untuk mengiringi lagu-lagu upacara adat Melayu. Selain itu dimainkan untuk
mengiringi lagu-lagu daerah.
Page 27
Terompet (*)
Alat musik ini terbuat dari stenlis. Alat musik ini bentuknya seperti terompet
Eropah. Terompet ini merupakan bagian dari seperangkat alat musik jidor
atas blas karena dimainkan karena dimainkan oleh belasan orang. Dilihat
dari bentuknya, alat musik jidor ini banyak mendapat pengaruh dari Eropah,
seperti terompet, sak seto (saxofon alto), klarinet, tenorak, dan alat musik
khas Eropah lainnya. Alat musik ini dimainkan untuk mengiring
pengantin,tari
serta hiburan
lainnya.
Gong (*)
Alat musik ini terbuat dari kuningan. Gong dapat dimainkan secara tunggal
maupun berkelompok dengan alat musik lainnya. Dalam musik tradisional,
Segala hal dari sumatera selatan
Page 28
gong berfungsi sebagai suara bass. Gong digunakan pula sebagai media
pemberitahuan kepada khlayak ramai.
Page 29
Page 30
Page 31
Page 32