Anda di halaman 1dari 6

Tugas

Identitas dan Latar Belakang Suku Alor

Oleh:
Nama/NIM : 1. Junniar Adhie Barche Hingkoil/16320939
2. Meggi Kornelis Atakari/16322345
Semester : II (Dua)
Mata Kuliah : Kewarganegaraan

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA KUPANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PJKR
2017

0
1. Identitas Suku Alor
Sejarah, Kebudayaan dan Adat Istiadat Suku Alor yang berasal dari Nusa Tenggara
Timur. Alor adalah kabupaten yang terletak di Nusa Tenggara Timur, ibukota dari provinsi ini
adalah Kalabahi. Alor merupakan kepulauan disebelah selatan pulau Alor adalah Timor Leste
dan Selat Ombay, dibagian Utara Alor berbatasan dengan Laut Flores, di bagian Barat
dengan Selat Lomblen dan Kabupaten Lembata, sedangkan di bagian Timur dengan
kepulauan Maluku Tenggara Barat. Alor termasuk salah satu dari 92 pulau terluar di
Indonesia karena berbatasan dengan Timor Leste dan Selat Ombay di sebelah selatan.

a) Kerajaan yang terdapat di Alor


Menurut sejarah, kerajaan tertua di Alor adalah kerajaan Abui di
pedalaman pegunungan Alor dan kerajaraan Munaseli yang berada di pulau Pantar. Bukan
hanya Kerajaan Munaseli dan Abui saja, di pesisir pantai terdapat juga kerajaan Kui, Bunga
Bali, Blagar, Pandai serta Baranua yang memiliki hubungan dekat satusama lain, tidak heran
jika mereka mengaku berasal dari leluhur yang sama.

b) Agama suku Alor


Mayoritas agama pada penduduk Alor adalah kristen katolik dan kristen protestan,tapi
tidak sedikit pula dari masyarakat Alor yang menganut paham animisme dan dinamisme yang
menyembah:
Larra/Lera yaitu matahari
Wulang yaitu bulan
Neda yaitu sungai bisa disebut juga dewa air
Addi yaitu hutan bisa disebut juga dewa hutan
Hari yaitu laut bisa disebut juga dewa laut.
Sebagian lainnya lagi beragama islam, budha dan hindu.

c) Kesenian dan Kebudayaan Suku Alor


Berbagai macam adat serta kebudayaan di kabupaten Alor, mulai dari tarian,
koleksi bersejarah, dan suku tradisional yang masih lekat dengan tradisinya. Salah satu tarian
dari Alor yang terkenal adalah tarian Lego-Lego yang merupakan tarian tradisional Abui
yang mendiami kampung Takpala.
Tarian ini dilakukan secara massal dimana satu dengan lainnya saling
bergandengantangan membentuk melingkar sambil mengelilingi tiga batu bersusun yang
disebut mesbah dengan mengumandangkan lagu pantun dalam bahasa adat. Biasanya tarian
ini dilakukan semalaman dengan diiringi gong dan moko.

1
d) Alat musik tradisional suku Alor
Alor mempunyai alat musik khas yang mirip gendang yang disebut dengan Moko. Alat
musik ini biasanya digunakan sebagai alat upacara. Dan merupakan hasil kebudayaan
zaman perunggu. Selain itu juga biasa moko dijadikan sebagai belis, mahar atau mas kawin.
Masyarakat Alor sangat percaya bahwa moko berasal dari tanah dan hanya dimiliki
para bangsawan karena nilainya yang sangat tinggi. Oleh karena itu hampir bisa dipastikan
tidak ada masyarakat adat di Nusantara yang mengoleksi moko dalam jumlah banyak seperti
suku-suku di Alor.

e) Makanan Khas
Jagung Bose
Jagung bose merupakan jenis makanan khas masyarakat Alor. Jenis makanan ini terbuat
dari butiran jagung.
Kenari
Kenari juga merupakan salah satu ciri khas cemilan masyarakat alor. Biasanya Jagung
titi dimakan dengan biji kenari yang sudah dikupaskulitnya.
Kue Rambut
Kue rambut terbuat dari campuran adonan tepung dan gula lempeng (gula lontar),
kemudian digoreng menggunakan alat dan teknik tertentu sehingga menghasilkan kue
bertekstur suwir-suwir seperti rambut.

2. Latar Belakang
a) Sejarah Kabupaten Alor
Menurut cerita yang beredar di masyarakat Alor, kerajaan tertua di Kabupaten Alor
adalah kerajaan Abui di pedalaman pegunungan Alor dan kerajaan Munaseli di ujung timur
pulau Pantar kab alor. Suatu ketika, kedua kerajaan ini terlibat dalam sebuah Perang Magic.
Mereka menggunakan kekuatan-kekuatan gaib untuk saling menghancurkan. Munaseli
mengirim lebah ke Abui, sebaliknya Abui mengirim angin topan dan api ke Munaseli. Perang
ini akhirnya dimenangkan oleh Munaseli. Konon, tengkorak raja Abui yang memimpin
perang tersebut saat ini masih tersimpan dalam sebuah goa di Mataru. Kerajaan berikutnya
yang didirikan adalah kerajaan Pandai yang terletak dekat kerajaan Munaseli dan Kerajaan
Bunga Bali yang berpusat di Alor Besar kab. alor. Munaseli dan Pandai yang bertetangga,
akhirnya juga terlibat dalam sebuah perang yang menyebabkan Munaseli meminta bantuan
kepada raja kerajaan Majapahit, mengingat sebelumnya telah kalah perang melawan Abui.
Sekitar awal tahun 1300-an, satu detasmen tentara bantuan kerajaan Majapahit tiba di
Munaseli tetapi yang mereka temukan hanyalah puing-puing kerajaan Munaseli, sedangkan
penduduknya telah melarikan diri ke berbagai tempat di Alor dan sekitarnya. Para tentara
Majapahit ini akhirnya banyak yang memutuskan untuk menetap di Munaseli, sehingga tidak
heran jika saat ini banyak orang Munaseli yang bertampang Jawa. Peristiwa pengiriman
tentara Majapahit ke Munaseli inilah yang melatarbelakangi disebutnya Galiau (Pantar)

2
dalam buku Negarakartagama karya Mpu Prapanca yang ditulisnya pada masa jaya kejayaan
Majapahit (1367). Buku yang sama juga menyebut Galiau Watang Lema atau daerah-daerah
pesisir pantai kepulauan. Galiau yang terdiri dari 5 kerajaan, yaitu Kui dan Bunga Bali di
Alor serta Blagar, Pandai dan Baranua di Pantar. Aliansi 5 kerajaan di pesisir pantai ini
diyakini memiliki hubungan dekat antara satu dengan lainnya, bahkan raja-raja mereka
mengaku memiliki leluhur yang sama.
Dalam sejarah negeri ini, barangkali kita belum pernah mendengar, jika benda
peninggalan atau benda-benda prasejarah mendapat tempat yangter hormat dari kelompok
masyarakat disuatu daerah. Kalau pun mendengar,tidak lain berasal dari himpunan
masyarakat Alor, suatu masyarakat yangterbentuk dalam klen/marga yang mengikuti garis
keturunan ayah.Alor adalah sebuah kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT),terletak paling timur dalam gugusan kepulauan di sebelah utara wilayahNTT.
Kabupaten ini terdiri dari tiga pulau besar, yakni pulau Alor, pulauPantar, dan pulau Pura,
dan sejumlah pulau kecil tidak berpenghuni ,memiliki keunikan tersendiri sebagai satu
kesatuan dari sebuah daerahAdministratif. Keunikan inilah yang kemudian sempat juga
membuatMagelhaens menyinggahinya, saat berlayar kembali dari Maluku menujuEropa pada
tanggal 12 januari 1522.Ada ciri khas yang menarik, yang dimiliki oleh masyarakat di
daerahtersebut, yakni mas kawin. Mas kawin yang dimiliki tidak seperti mas kawin yang
umumnya digunakan di daerah lain di NTT. Di NTT, umumnyamenggunakan hewan piaraan
sebagai mas kawin.
Namun tidak demikian dengan masyarakat Alor. masyarakat alor menggunakan benda
peninggalan nenek moyang sebagai mas kawin. Benda yang digunakan sebagai maskawin
itu disebut masyarakat setempat .Pendiri ke 5 kerajaan daerah pantai tersebut adalah 5 putra
Mau Wolang dari Majapahit dan mereka dibesarkan di Pandai. Yang tertua di antara mereka
memerintah daerah tersebut. Mereka juga memiliki hubungan dagang, bahkan hubungan
darah dengan aliansi serupa yang terbentang dari Solor sampai Lembata. Jalur perdagangan
yang dibangun tidak hanya di antara mereka tetapi juga sampai ke Sulawesi, bahkan ada
yang menyebutkan bahwa kepulauan kecil di Australia bagian utara adalah milik jalur
perdagangan ini.

b) Bahasa di Kabupaten Alor


Bahasa di kabupaten alor adalah bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
daerah sebagai bahasa sehari-hari di rumah bahasa daerah alor di bagi atas 5 bahasa
daerah seperti bahasa daerah:
1) Kui:
Dengan dialegnya Enal gamani artinya kamu lagi kerja apa..???
Emmunne dan ne nai poartinya kamu siapa,,, dan ini saya
Ol-ol manak,,artinya anak-anak kecil
2) Adat kelong:
Dengan bahasanya kadat lam ee le artinya ayo,,,kita cepat jalan
Nok ik pa agaiartinya sudah jadi kita jalan

3
An di her artinya anak- anak kecil
Tul agai,artinya mau ke mana???
3) Abui:
Dengan bahasanyaeteimiyaartinya kalian mau ke mana
Opudo mi weartinya mau pergi ke tempat itu
Nonakal doartinya hidup seorang diri
Kano fillaartinya anak anak kecil

c) Pesisir pantai
Bahasa daerah pesisir pantai bahasanya sama tidak jauh berbedah hanya di bedahkan
logatnya saja, Seperti daerah:
1) Dulolong
2) Alor kecil
3) Alor besar
4) Bampalola
5) Kokar
Yang bahasanya:
Mo lelang paru,artinya kamu lagi buat apa.????
Toboh-toboh ali watang artinyalagi duduk-duduk di pantai.
Mene ite seru iteni kabupaten alor artinya mari kita jalan-jalan ke kabupaten alor

Pura
Bahasa daerah Pura yang bunyi bahasanya
boma ena ba ening eee,,,,artinya bapak lagi buat apa????
Boma dan niba itu artinya bapak dan mama
Kaku pi lamal e niangartinya kaka kita cepat jalan

d) Sejarah Keagamaan(Religi)
Sebelum masuknya agama-agama besar, penduduk Alor menganut paham animisme
dan dinamisme. Mereka menyembah matahari (Larra/Lera), bulan (Wulang), sungai
(Neda/dewa air), hutan (Addi/dewa hutan), dan laut (Hari/dewa laut). Saat ini mayoritas
penduduk Alor adalah penganut agama Kristen (Katolik dan Protestan), sementara sisanya
adalah pemeluk agama Islam, Budha dan Hindu.
Agama Islam
Agama Islam masuk ke Alor melalui desa Gelubala (sekarang Baranusa) di Pulau
Pantar, melalui kehadiran seorang mubaligh dari Kesultanan Ternate bernama Mukhtar Likur
pada tahun 1522. Data ini diperkuat oleh catatan seorang anak buah penjelajah dunia
Ferdinand Magellan dari Portugal bernama Fegafetta yang singgah di Alor pada tahun 1522
dalam pelayarannya kembali ke Eropa. Dia mencatat bahwa di Kepulauan Alor, tepatnya di
Pulau Pantar, mereka telah menemukan suatu komunitas Islam yang tinggal di kampung
bernama Maloku, Baranusa. Dari tempat ini Islam mulai menyebar ke arah timur dan masuk

4
ke desa-desa di Alor lainnya seperti Bungabali (sekarang Alor Besar), Alor Kecil, Dulolong
dan lainnya.
Pada tahun 1523 tibalah lima orang bersaudara dari Ternate bernama Iang Gogo, Kima
Gogo, Karim Gogo, Sulaiman Gogo dan Yunus Gogo disertai seorang mubaligh lainnya
bernama Abdullah. Mereka memiliki misi yang sama dengan Mukhtar Likur, yaitu
menyebarkan ajaran Islam di kepulauan Alor. Untuk mencapai tujuan ini, mereka berpisah
dan menyebar ke berbagai desa di Alor. Iang Gogo menetap di Bungabali (Alor Besar), Kima
Gogo di Malua/Kui/Lerabaing, Karim Gogo di Malaga (nama Portugis untuk Nuha Beng
atau Ternate Alor), Sulaiman Gogo di Panje (Pandai) - sebuh desa pantai di ujung paling
utara Pulau Pantar, sedangkan Yunus Gogo dan Abdullah menetap di Gelubala, Baranusa.
Tiga desa pertama yang memeluk agama Islam berada di Bungabali (Alor Besar/Laffo
Beng), Alor Kecil (Laffo Kisu) dan Dulolong. Menurut catatan, cepatnya proses ketiga desa
ini memeluk agama Islam adalah karena ketiga desa ini dibangun oleh satu keluarga yang
sama, yaitu keturunan dari Sakubala Duli dan istrinya Bui Munangbela. Di Alor Besar Iang
Gogo meninggalkan suatu peninggalan bersejarah, yaitu sebuah kitab suci Al Quran yang
ditulis tangan. Al Quran ini ditulis di kertas kulit kayu. Saat ini Al Quran tersebut disimpan
oleh Saleh Panggo Gogo yang merupakan generasi ke-13 keturunan Iang Gogo.

Agama Kristen protestan


Agama Kristen pertama kali masuk Alor pada masa administrasi Controleur Bouman di
tahun 1908 ketika seorang pendeta berkebangsaan Jerman, D.S. William-Bach, tiba dengan
kapal Canokus dan kemudian kegiatan penyebaran agama Kristen dari Pantai Dulolong.
Gereja pertama di Alor dibangun pada tahun 1912, dinamai Gereja Kalabahi (sekarang
dikenal sebagai Gereja Pola). Kayu-kayu bangunan gereja ini berasal dari Kalimantan dan
menurut catatan dikerjakan oleh para tukang Muslim, bukti dari adanya toleransi antar-umat
beragama di Alor sejak dulu.
Dari tahun 1950an hingga tahun 1980an para misionaris Kristen silih berganti datang ke
Alor dan bekerja sebagai pendeta, perawat bahkan dokter. Dua diantaranya adalah suami-istri
Dr. De Jong yang bekerja di RSUD Kalabahi. Dalam bukunya "Brieven aan Alor" (Surat-
surat ke Alor) Dr. De Jong menceritakan pengalamannya selama hidup dan bekerja di Alor.
Dokter asal Jerman lainnya, Dr. Kleven, bahkan memberi nama lokal Alor, Loni, untuk
putrinya.

Anda mungkin juga menyukai