DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun buku profil Desa Caruban ,
Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal tahun 2017. Buku profil desa ini
disusun berdasarkan kondisi riil Desa Caruban dan dalam penyusunan buku ini
penyusun dibantu oleh aparatur desa.
Penyusun menyadari bahwa buku profil desa ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan buku profil desa ini. Penyusun berharap buku
profil desa ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
3
VISI DAN MISI
VISI
Visis Desa Caruban yaitu, “ Terwujudnya masyarakat Caruban yang lebih baik,
aman, sehat, dan cerdas serta berbudaya dan berakhlak mulia “
MISI
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi desa. Guna mewujudkan visi tersebut maka misi Desa Caruban
adalah sebagai berikut.
4
SEJARAH DESA CARUBAN
5
(yang pada jaman dahulu banyak diambil airnya untuk diminum juga untuk
mandi)dan berubah menjadi lima warna.
Lalu diutuslah para prajurit majapahit untuk membuka hutan disitu dan
menjadikannya sebagai desa yang saat ini dikenal dengan desa caruban. Sebagai
petilasan Brawijaya V terletak disebelah selatan masjid al-jihad yang tepat
disamping jalan disebuah gardu namun sekarang sudah hilang petilasan tersebut
berupa batu besar dibawah pohon asem namun sekarang sudah tidak ada lagi
dikarenakan didihancurkan oleh warga desa dan akibat pembuatan jalan. Didesa
caruban juga terdapat sumur yang tidak pernah kering sama sekali walaupun pada
musim kemarau sumur tersebut sudah ada sejak jaman mataraman islam dan
sumur itu diberinama sumur begawan/sumur suci/sumber air suci namun sumur
tersebut sudah tertimbun tanah dan belum ditemukan keberadaannya
6
DESA CARUBAN
Caruban adalah desa di kecamatan Ringinarum, Kendal, Jawa Tengah,
Indonesia. Sebelumnya, Desa Caruban merupakan salah satu bagian dari
Kecamatan Gemuh. Per tahun 2014, jumlah penduduk sekitar 4.840 orang dengan
luas wilayah 233.171 hektare. Wilayah administratif
1. Dukuh Pandaksari
2. Dukuh Krajan
3. Dukuh Gentungsari
4. Dukuh Tegalsari
1. Sektor Pertanian
Dengan luas lahan persawahan di Desa Caruban yang masih luas, hal ini
menjadi pengaruh signifikan terhadap mata pencaharian masyarakat Caruban,
yaitu sebagai petani, baik tembakau, jagung, kedelai, ataupun kacang-kacangan.
Letak persawahan di Desa Caruban dibagi menjadi beberapa blok yang berbatasan
langsung dengan desa-desa di sekitarnya, yakni:
Siberuk (luas 19.901 Ha), Serut 1 (luas 10.465 Ha), Serut 2 (luas 3.510
Ha): terletak di sisi barat Dukuh Pandaksari
Pilang Ayu (luas 32.225 Ha): terletak di sisi timur Dukuh Pandaksari
Jumbangan Lor (luas 5.709 Ha): terletak di sisi timur Dukuh Krajan
Jumbangan Kidul: terletak di sisi timur Dukuh Gentungsari
Sasem (luas 5.350Ha): terletak di sisi selatan Dukun Gentungsari
Silanjar Timur (luas 19.910 Ha) dan Silanjar Barat (luas 12.380 Ha):
terletak di sisi barat Dukuh Gentungsari.
2. Sektor Pendidikan
Lembaga pendidikan yang ada di desa ini terdiri dari tingkat TK,
SD/sederajat, dan SMP/sederajat, antara lain:
TK Aisyiyah Tegalsari
TK ABA Caruban
SD Negeri 1 Caruban
MI Muhammadiyah Caruban
SMP Muhammadiyah 09 Gemuh/Ponpes Darul Arqom
7
PETA DESA CARUBAN
Kondisi Geografis
Desa Caruban termasuk salah satu Desa dalam Kecamatan Ringinarum
dengan luas wilayah 233,171 ha. Jumlah penduduk sudah mencapai 5.107
jiwa yang merupakan penduduk tetap, dengan jumlah penduduk laki-laki
2.543 jiwa dan perempuan 2564 jiwa. Keluasan wilayah yang begitu potensial
saat ini sudah dikembangkan dengan baik oleh masyarakat masyarakat Desa
Caruban. Keseharian masyarakat Desa Caruban adalah bertani karena
memiliki kesuburan dan tanah yang luas.. Oleh karena itu, hampir sebagian
besar penduduk di Desa Caruban bermata pencaharian sebagai petani karena
letak geografis yang sangat mendukung.
1. Batas Wilayah/Batas Desa
Dengan luas lahan persawahan di Desa Caruban yang masih luas,
hal ini menjadi pengaruh signifikan terhadap mata pencaharian
8
masyarakat Caruban, yaitu sebagai petani, baik tembakau, jagung,
kedelai, ataupun kacang-kacangan.
Letak persawahan di Desa Caruban dibagi menjadi beberapa blok
yang berbatasan langsung dengan desa-desa di sekitarnya, yakni:
a. Siberuk (luas 19.901 Ha), Serut 1 (luas 10.465 Ha), Serut 2 (luas 3.510
Ha): terletak di sisi barat Dukuh Pandaksari
b. Pilang Ayu (luas 32.225 Ha): terletak di sisi timur Dukuh Pandaksari
c. Jumbangan Lor (luas 5.709 Ha): terletak di sisi timur Dukuh Krajan
d. Jumbangan Kidul: terletak di sisi timur Dukuh Gentungsari
e. Sasem (luas 5.350Ha): terletak di sisi selatan Dukun Gentungsari
f. Silanjar Timur (luas 19.910 Ha) dan Silanjar Barat (luas 12.380 Ha):
terletak di sisi barat Dukuh Gentungsari
2. Kondisi Geografis
a. Ketinggian tanah dari permukaan laut : ± 23 m dpl
b. Banyak curah hujan : 179 mm/thn
c. Topografi : Rendah
d. Suhu udara rata-rata : 25 – 30oC
3. Orbitrasi (Jarak dan Pusat Pemerintahan)
a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 4.5 km
b. Jarak dari kabupaten Kendal : 13 km
c. Jarak dari Provinsi Jawa Tengah : 45 km
4. Pertanahan
a. Tanah kering : 82. 26 Ha
b. Tanah pekarangan : 82.26 Ha
c. Tanah tegalan : 0.00 Ha
d. Perkebunan : 0.00 Ha
e. Hutan rakyat : 0.00 Ha
9
ABC (ANGKRINGAN BACA CARUBAN)
10
KEWIRAUSAHAAN DESA CARUBAN
Kerajinan Klobot Jagung
Jagung adalah tanaman palawija yang ditanam oleh petani pada musim kemarau.
Ketika musim panen tiba biasanya hasil panen langsung dibawa pulang oleh
pemiliknya. Selanjutnya jagung-jagung tersebut dikupas bersama-sama oleh
orang-orang yang dipekerjakan. Bagi warga yang tinggal di pedesaan pastinya
tidak asing lagi dengan istilah oncek jagung yaitu bekerja mengupas kulit jagung.
Pada umumnya orang menganggap kulit jagung atau klobot adalah sampah yang
tidak berguna meskipun ada juga yang memanfaatkannya untuk pakan sapi. Tidak
hanya di halaman rumah petani, kulit jagung yang kelihatannya tidak berharga ini
juga sering kita jumpai di pasar-pasar atau pada penjual jagung bakar.
11
Adapun langkah-langkah pembuatan bunga dari klobot jagung sebagai berikut :
Alat dan Bahan
Kulit jagung yang telah di rebus dan dikeringkan. Perebusan dapat
ditambahkan pewarna untuk mendapatkan variasi warna dan detergen
supaya kulit jagung tidak
Gunting untuk membentuk bagian-bagian bunga mawar yang akan dibuat
Kawat ukuran sedang untuk tangkai bunga
Lem tembak yang kuat daya rekatnya
Tang untuk memotong kawat tangkai bunga
Bonggol jagung untuk vas bunga
Cara membuat
Ambil beberapa kulit jagung yang telah di rebus dan dikeringkan
Gunting dengan Panjang 6 cm dan lebar 2 cm.
Bentuk helaian kulit jagung menjadi kelopak bunga mawar dengan
menggunting dan menempelkan dengan lem tembak
Siapkan kawat yang sudah dipotong berukuran 20 cm. Gunakan tang untuk
mempermudah pekerjaan ini
Selanjutnya susun helaian kulit jagung pada tangkai.
12
PARIWISATA
Kesenian Singo Barong
Kesenian Barongan atau lebih dikenal dengan kesenian singo barong
merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Akan tetapi dari beberapa daerah yang
ada di Jawa Tengah Kabupaten Kendal dan Blora lah yang secara kuantitas,
keberadaannya lebih banyak bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya.
Seni Barongan merupakan salah satu kesenian rakyat yang amat populer
dikalangan masyarakat Kendal, terutama masyarakat pedesaan. Didalam seni
Barong tercermin sifat masyarakat kendal, seperti sifat : spontanitas,
kekeluargaan, kesederhanaan,, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi
kebenaran. Barongan dalam kesenian barongan adalah suatu pelengkapan yang
dibuat menyerupai Singo Barong atau Singa besar sebagai penguasa hutan angker
dan sangat buas.
Adapun tokoh Singobarong dalam cerita barongan disebut juga GEMBONG
AMIJOYO yang berarti harimau besar yang berkuasa.Kesenian Barongan
berbentuk tarian kelompok, yang menirukan keperkasaan gerak seekor Singa
Raksasa. Peranan Singo Barong secara totalitas didalam penyajian merupakan
tokoh yang sangat dominan, disamping ada beberapa tokoh yang tidak dapat
dipisahkan yaitu : Bujangganong / Pujonggo Anom Joko Lodro / Gendruwo
Pasukan berkuda / reog Noyontoko Untub.
Selain tokoh tersebut diatas pementasan kesenian barongan juga
dilengkapi beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai instrumen musik antara
lain : Kendang,Gedhuk, Bonang, Saron, Demung dan Kempul. Seiring dengan
perkembangan jaman ada beberapa penambahan instrumen modern yaitu berupa
Drum, Terompet, Kendang besar dan Keyboards. Adakalanya dalam beberapa
pementasan sering dipadukan dengan kesenian campur sari.
Kesenian barongan bersumber dari hikayat Panji, yaitu suatu cerita yang
diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun /
Pujonggo Anom dan Singo Barong. Adapun secara singkat dapat diceritakan
sebagai berikut :
13
Prabu Klana Sawandana dari Kabupaten Bantarangin jatuh cinta kepada
Dewi Sekartaji putri dari Raja Kediri, maka diperintahlah Patih Bujangganong /
Pujonggo Anom untuk meminangnya. Keberangkatannya disertai 144 prajurit
berkuda yang dipimpin oleh empat orang perwira diantaranya : Kuda Larean, Kuda
Panagar, Kuda Panyisih dan Kuda sangsangan. Sampai di hutan Wengkar
rombongan Prajurit Bantarangin dihadang oleh Singo Barong sebagai penjelmaan
dari Adipati Gembong Amijoyo yang ditugasi menjaga keamanan di perbatasan.
Terjadilah perselisihan yang memuncak menjadi peperangan yang sengit. Semua
Prajurit dari Bantarangin dapat ditaklukkan oleh Singo Barong, akan tetapi
keempat perwiranya dapat lolos dan melapor kepada Sang Adipati Klana
Sawandana. Pada saat itu juga ada dua orang Puno Kawan Raden Panji Asmara
Bangun dari Jenggala bernama Lurah
14
Noyontoko dan Untub juga mempunyai tujuan yang sama yaitu diutus R.
Panji untuk melamar Dewi Sekar Taji. Namun setelah sampai dihutan Wengker,
Noyontoko dan Untub mendapatkan rintangan dari Singo Barong yang melarang
keduanya utuk melanjutkan perjalanan, namun keduanya saling ngotot sehingga
terjadilah peperangan. Namun Noyontoko dan Untub merasa kewalahan sehingga
mendatangkan saudara sepeguruannya yaitu Joko Lodro dari Kedung Srengenge.
Akhirnya Singo Barong dapat ditaklukkan dan dibunuh. Akan tetapi Singo Barong
memiliki kesaktian. Meskipun sudah mati asal disumbari ia dapat hidup kembali.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke R. Panji, kemudian berangkatlah R. Panji
dengan rasa marah ingin menghadapi Singo Barong. Pada saat yang hampir
bersamaan Adipati Klana Sawendono juga menerima laporan dari Bujangganong (
Pujang Anom ) yang dikalahkan oleh Singo Barong. Dengan rasa amarah Adipati
Klana Sawendada mencabut pusaka andalannya, yaitu berupa Pecut Samandiman
dan berangkat menuju hutan Wengker untuk membunuh Singo Barong. Setelah
sampai di Hutan Wengker dan ketemu dengan Singo Barong, maka tak
terhindarkan pertempuran yang sengit antara Adipati Klana Sawendana melawan
Singo Barong. Dengan senjata andalannya Adipati Klana Sawendana dapat
menaklukkan Singo Barong dengan senjata andalannya yang berupa Pecut
Samandiman. Singo Barong kena Pecut Samandiman menjadi lumpuh tak berdaya.
Akan tetapi berkat kesaktian Adipati Klana Sawendana kekuatan Singo
Barong dapat dipulihkan kembali, dengan syarat Singo Barong mau mengantarkan
ke Kediri untuk melamar Dewi Sekartaji. Setelah sampai di alun-alun Kediri
pasukan tersebut bertemu dengan rombongan Raden Panji yang juga bermaksud
untuk meminang Dewi Sekartaji. Perselisihanpun tak terhindarkan, akhirnya
terjadilah perang tanding antara Raden Panji dengan Adipati Klana Sawendano,
yang akhirnya dimenangkan oleh Raden Panji. Adipati Klana Sawendana berhasil
dibunuh sedangkan Singo Barong yang bermaksud membela Adipati Klana
Sawendana dikutuk oleh Raden Panji dan tidak dapat berubah wujud lagi menjadi
manusia ( Gembong Amijoyo ) lagi. Akhrnya Singo Barong Takhluk dan
mengabdikan diri kepada Raden Panji, termasuk prajurit berkuda dan
Bujangganong dari Kerajaan Bantarangin.
Kemudian rombongan yang dipimpin Raden Panji melanjutkan perjalanan
guna melamar Dewi Sekartaji. Suasana arak-arakan yang dipimpin oleh Singo
Barong dan Bujangganong inilah yang menjadi latar belakang keberadaan
kesenian Barongan.
15
OLEH:
KKN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
DESA CARUBAN
TAHUN 2017
16