Anda di halaman 1dari 5

Tugas Analisis Jurnal

Sosiologi Pendidikan

Oleh :
Cindy Dwi Yanti (18070002)

Dosen Pengampu :
Yuhelna, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI SUMATERA BARAT
2020
Judul Jurnal Urbanisasi dan Pengembangan Kota Di Indonesia
Jurnal Populasi
Volume & Halaman
Vvvvvrev Vol 10, No.2
Tahun 1999
Penulis Prijono Tjiptoherijanto
Reviewer Cindy Dwi Yanti
Tanggal 12 November 2020
Latar Belakang Urbanisasi mengacu pada pergeseran populasi dari daerah
pedesaan ke perkotaan, "peningkatan bertahap jumlah orang
yang tinggal di daerah perkotaan", dan cara-cara di mana setiap
masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan ini.
Uıbanisasi tidak semata-mata dipandang sebagai fenomena
kependudukan, namun lebih daıipada itu, uıbanisasi haıus
dipandang sebagai fenomena politik, sosial, budaya, dan
ekonomi. Beıbagai studi dan data mempeılihatkan bahwa
semakin maju tingkat peıekonomian suatu negaıa, semakin
tinggi pula tingkat uıbanisasinya.
Dengan demikian, uıbanisasi meıupakan fenomena
alamiah sejalan dengan peıkembangan ekonomi dan
tingkat kesejahteıaan penduduk di suatu negaıa. Hal yang
haıus dipeıhatikan atau dihindaıi dalam kaitan dengan
uıbanisasi adalah adanya konsen- tıasi penduduk yang tinggi
atau beılebihan di suatu wilayah sehingga menimbulkan
apa yang disebut dengan aglomeraci atau primacn.
Metode Penelitian Kualitatif
Pembahasan Pengertian urbanisasi menurut Ensiklopedi Nasional
Indonesia adalah, suatu proses kenaikan proporsi jumlah
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu dalam
ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses
pengkotaan suatu wilayah. Proses pengkotaan ini dapat diartikan
dalam dua pengertian. Pengertian pertama, adalah merupakan
suatu perubahan secara esensial unsur fisik dan sosial-ekonomi-
budaya wilayah karena percepatan kemajuan ekonomi.
Pengertian urbanisasi ini pun berbeda-beda, sesuai dengan
interpretasi setiap orang yang berbeda-beda. Ir. Triatno Yudo
Harjoko (2010) pengertian urbanisasi diartikan sebagai suatu
proses perubahan masyarakat dan kawasan dalam suatu wilayah
yang non-urban menjadi urban. Secara spasial, hal ini dikatakan
sebagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi pemanfaatan
ruang dimana lokasi tertentu menerima bagian pemukim dan
fasilitas yang tidak proporsional.
Di Indonesia, persoalan urbanisasi sudah dimulai dengan
digulirkannya beberapa kebijakan ”gegabah” orde baru.
Pertama, adanya kebijakan ekonomi makro (1967-1980), di
mana kota sebagai pusat ekonomi. Kedua, kombinasi antara
kebijaksanaan substitusi impor dan investasi asing di sektor
perpabrikan (manufacturing), yang justru memicu polarisasi
pembangunan terpusat pada metropolitan Jakarta. Ketiga,
penyebaran yang cepat dari proses mekanisasi sektor pertanian
pada awal dasawarsa 1980-an, yang menyebabkan kaum muda
dan para sarjana, enggan menggeluti dunia pertanian atau
kembali ke daerah asal.
Arus urbansiasi yang tidak terkendali ini dianggap
merusak strategi rencana pembangunan kota dan menghisap
fasilitas perkotaan di luar kemampuan pengendalian pemerintah
kota. Beberapa akibat negatif tersebut akan meningkat pada
masalah kriminalitas yang bertambah dan turunnya tingkat
kesejahteraan. Dampak negatif lainnnya yang muncul adalah
terjadinya “over urbanisasi” yaitu dimana prosentase penduduk
kota yang sangat besar yang tidak sesuai dengan perkembangan
ekonomi negara. Selain itu juga dapat terjadi jumlah penduduk
di pedesaan terlalu kecil.
Faktor yang dapat mendorong suatu kegiatan usaha
untuk berlokasi di kota-kota besar sebagai konsentrasi
penduduk dan prasarana urban, baik sebagai potensi
konsumen maupun sumber tenaga kerja prasarana produksi
termasuk listrik, pelabuhan, air, dan lain sebagainya, yang
memungkin- kan operasi kegiatan usaha tersebut secara lebih
efisien. Faktor-faktor teısebut kemungkinan besar tidak akan
ditemui di kota-kota kecil, apalagi di pedesaan (rural)
Polusi industri di Indonesia cenderung terpusat di
perkotaan. Bersamaan dengan pertumbuhan industri yang terus-
menerus, beban polusi teıus meningkat. Bank Dunia pada
tahun 1994 memperkirakan bahwa di Jakarta, biaya
lingkungan dari polusi udara dan air mencapai 1 miliyar
dolar A" per tahun. Jakarta juga menderita kehilangan secara
berarti (sampai 26 juta dolar A") setiap tahunnya akibat
banjir. Biaya polusi air lainnya diperkirakan satu persen
dari pendapatan domestik Jakarta. Biaya ini dipeılukan hanya
untuk merebus air minum. Meskipun pendapatan perkapita
di perkotaan meningkat, hal ini tidak mencerminkan
pendapatan sebenarnya karena penduduk kota harus
membayarkondisi kongesti dan lingkungan hidup yang
mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Kemacetan lalu lintas dapat menyebabkan suatu keıugian
bagi masyaıakat yang teılihat dengan lamanya waktu
perjalanan antaıa ıumah dan tempat kerja, ditambah
kemungkinan stıes yang terjadi dan gangguan kejiwaan lainnya.
Banyak penduduk miskin pedesaan yang bermigıasi ke
perkotaan hanya sekedar mengubah status mereka menjadi
penduduk miskin perkotaan, tanpa terjadi peningkatan yang
berarti pada kesejahteraan mereka. Hal ini menyebabkan
meningkatnya jumlah pemukiman kumuh di perkotaan,
penurunan kualitas lingkungan hidup, penurunan kualitas
pelayanan infrastıuktur perkotaan yang mendasar, dan
makin terbatasnya kesempatan kerja. Perbaikan lingkungan
dan fasilitas umum bagi penduduk miskin perkotaan tidaklah
mudah kaıena potensi mereka yang rendah sehingga
membutuhkan pengadaan subsidi yang cukup besaı;
sementara kemampuan keuangan untuk menyediakan
subsidi, khususnya oleh pemerintah daerah, sangat terbatas.
Akibatnya, beberapa dari daerah kumuh belum dapat dilayani
secara memadai oleh pemerintah daerah setempat.

Kelebihan Memaparkan dengan jelas data-data jumlah urbanisasi dan


lengkap mulai dari pendahuluan/ latar belakang dari
permasalahan dan jurnal ini pun menggunakan referensi yang
banyak sehingga banyak sumber pengetahuan yang diketahui
oleh para pembaca.
Kekurangan Penulisan dalam jurnal masih ada yang menggunakan kata
yang tidak baku sesuai dengan EYD, dan space penulisan tidak
teratur
Kesimpulan Masalah urbanisasi yang dihadapi Indonesia saat ini yaitu
pertumbuhan konsentrasi penduduk yang tinggi. Lebih buruk
lagi, hal ini tidak diikuti dengan kecepatan yang sebanding
dengan perkembangan industrialisasi. Masalah ini akhirnya
menimbulkan fenomena yaitu urbanisasi berlebih. Adanya
urbanisasi yang berlebih ini telah menimbulkan berbagai
masalah di Indonesia. Tidak hanya menimbulkan masalah di
kota yang dituju namun juga menimbulkan masalah di desa
yang ditinggalkan. Masalah yang terjadi kota antara lain yaitu
meningkatnya angka kemiskinan sehingga pemukiman
kumuhnya juga meningkat, peningkatan urban crime dan masih
banyak masalah lain. Di desa juga akan timbul masalah
diantaranya yakni berkurangnya sumber daya manusia karena
penduduknya telah pergi ke kota, desa akhirnya tidak
mengalami perkembangan yang nyata. Meningkatnya proses
urbanisasi tidak terlepas dari kebijaksanaan pembangunan
perkotaan, khususnya pembangunan ekonomi yang
dikembangkan oleh pemerintah. Sebagaimana diketahui
peningkatan jumlah penduduk akan berkorelasi positif dengan
meningkatnya urbanisasi di suatu wilayah.
Dengan melihat pada beıbagai data yang ada, dapat
disimpulkan bebeıapa hal sebagai beıikut.
1. urbanisasi di Indonesia telah meningkat dengan sangat
pesat dan akan teıus beıkembang. Demikian pula kota-kota
di Indonesia akan teıus tumbuh. Konsentıasi kota-kota
akan tetap beıada di Pulau Jawa.
2. Secaıa spasial perkembangan kota-kota, teıutama di
Pulau Jawa, akan membentuk koıidoı-koıidoı
peıkotaan yang membentang antaıa kota-kota besaı dengan
ciıi semakin tidak tegasnya peıbedaan antaıa perkotaan
(urban) dan pedesaan (rural). Hal ini menceıminkan
hubungan antaı- kota dan desa yang semakin intensif.
3. Urbanisasi dan per kembangan kota adalah suatu
pıoses yang wajar dan tidak mungkin dihindari sejalan
dengan perkembangan sosial-ekonomi masyaıakat.

Anda mungkin juga menyukai