Disusun Oleh:
Kelompok 5
Putri Yanti (18070005)
Aulia Hasanah (18070011)
Dosen Pembimbing:
Yenita Yatim, S.Sos., M.Pd
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayat, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini tentang Hubungan Dalam
Keluarga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………….…….....7
B. Saran ……………………………………………………………...........................
……....8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi sebagai salah satu bidang ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dan interaksinya memiliki banyak aspek yang harus digali. Untuk memperdalam
pengetahuan serta pemahaman kita mengenai salah satu cabang sosiologi yakni
sosiologi keluarga yang perlu adanya analisis teoritis yang membahas masalah
lembaga/institusi keluarga. Jika kita analisis dalam perspektif sosiologi, keluarga
sebagai lembaga yang memiliki peranan dalam interaksi sosial di masyarakat.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menurut tipenya
terbagi atas dua yaitu keluarga batih yang merupakan satuan keluarga yang terkecil
yang terdiri atas ayah, ibu, serta anak (nuclear family) dan keluarga luas (extended
family). Dalam sosiologi keluarga biasanya dikenal adanya pembedaan antara
keluarga bersistem konsanguinal yang menekankan pada pentingnya ikatan darah
seperti hubungan antara seseorang dengan orang tuanya cenderung dianggap lebih
penting daripada ikatannya dengan suami atau istrinya dan keluarga dengan sistem
conjugal menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan (antara suami dan istri),
ikatan suami atau istri cenderung dianggap lebih penting daripada ikatan dengan
orangtua.
Dalam studi kemasyarakatan kita terhubung dengan disiplin ilmu sosiologi.
Oleh sebab itu, studi tentang Sosiologi Keluara tentu tidak lepas atau berhubungan
dengan pemahaman mengenai Sosiologi.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Hubungan Keluarga dengan Lembaga Sosial?
2) Bagaimana Orang Tua Ideal, Dulu, Kini dan Mendatang?
C. Tujuan
1) Untuk Mengetahui Hubungan Keluarga dengan Lembaga Sosial.
2) Untuk Mengetahui Orang Tua Ideal, Dulu, Kini dan Mendatang.
1
BAB II
PEMBAHASAN
4
c) Mampu tidak berkekurangan, akan tetapi juga tidak serba berkelebihan.
d) Tidak berlarut-larut
e) Hidup enak tanpa merugikan diri sendiri maupun pihak pihak lainnya.
Artinya, memberi tekanan pada ketentraman pada diri sendiri maupun
dalam pergaulan hidup.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menurut tipenya
terbagi atas dua yaitu keluarga batih yang merupakan satuan keluarga yang terkecil
yang terdiri atas ayah, ibu, serta anak (nuclear family) dan keluarga luas (extended
family). Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial.
Sedangkan lembaga sosial adalah seperangkat norma (aturan/tata cara) yang mengatur
perilaku/tindakan individu dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi hubungan keluarga
dengan lembaga sosial adalah keluarga merupakan bagian dari lembaga sosial itu
sendiri. Lembaga Sosial merupakan sebuah hubungan sosial yang terorganisir yang
mengejawantahkan (mengaktualisasikan) nilai-nilai dan prosedur-prosedur umum
tertentu demi memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Orangtua merupakan tempat pertama seseorang individu dilahirkan dan
sebenarnya tempat seseorang individu dibesarkan. Sebenarnya ciri-ciri pokok orang
tua yang dianggap ideal, hingga kini dan untuk massa yang mendatang tidak akan
berubah, akan tetapi di akan massa yang akan datang globalisasi akan semakin
canggih sehingga orangtua harus mewaspadai hal itu. Ciri-ciri pokok orang tua yang
ideal, pada dasarnya berkisar aspek-aspek logis, etis dan estetis yang dapat dinamakan
kebenaran atau ketepatan, keserasian dan keindahan. Ketiga aspek itu sebenarnya
merupakan hal-hal yang seharusna serasi dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Ciri pertama adalah bahwa orang tua seharusnya bersikap tindak logis.
Artinya, orang tua dapat membuktikan apa atau mana yang benar dan mana yang
salah. Tampaknya hal ini tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan; akan tetap bagaimana
hal itu diterapkan dalam hubungan dengan anak-anak? Sebab lazimnya ada anggapan
kuat, bahwa orangtua tidak perlu memberikan landasan pembenaran apabila beliau
ingin menerapkan sesuatu pada anak-anaknya. Sikap tindak logis sebagai contoh,
akan mendidik anak agar dia kemudian menjadi orang yang mandiri dan bertanggung
jawab.
7
B. Saran
Dari hasil makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua umumnya kami pribadi. Dan segala yang baik datangnya dari Allah, dan yang
buruk datangnya dari diri kami. Penyusun sadar bahwa makalah kami ini jauh dari
kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran
dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah selanjutnya.
8
DAFTAR PUSTAKA