Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN DALAM KELUARGA

Disusun Oleh:

Kelompok 5
Putri Yanti (18070005)
Aulia Hasanah (18070011)

Dosen Pembimbing:
Yenita Yatim, S.Sos., M.Pd

MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


STKIP PGRI SUMATERA BARAT
PADANG, 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayat, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini tentang Hubungan Dalam
Keluarga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 6 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah……………………………………………….………...1
C. Tujuan….………………………………………………………..........................…..
……....1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan Keluarga Dengan Lembaga Sosial…………………………...…..2


B. Orang Tua Ideal, Dulu, Kini dan Mendatang..........................……......3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………….…….....7
B. Saran ……………………………………………………………...........................
……....8

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi sebagai salah satu bidang ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dan interaksinya memiliki banyak aspek yang harus digali. Untuk memperdalam
pengetahuan serta pemahaman kita mengenai salah satu cabang sosiologi yakni
sosiologi keluarga yang perlu adanya analisis teoritis yang membahas masalah
lembaga/institusi keluarga. Jika kita analisis dalam perspektif sosiologi, keluarga
sebagai lembaga yang memiliki peranan dalam interaksi sosial di masyarakat.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menurut tipenya
terbagi atas dua yaitu keluarga batih yang merupakan satuan keluarga yang terkecil
yang terdiri atas ayah, ibu, serta anak (nuclear family) dan keluarga luas (extended
family). Dalam sosiologi keluarga biasanya dikenal adanya pembedaan antara
keluarga bersistem konsanguinal yang menekankan pada pentingnya ikatan darah
seperti hubungan antara seseorang dengan orang tuanya cenderung dianggap lebih
penting daripada ikatannya dengan suami atau istrinya dan keluarga dengan sistem
conjugal menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan (antara suami dan istri),
ikatan suami atau istri cenderung dianggap lebih penting daripada ikatan dengan
orangtua.
Dalam studi kemasyarakatan kita terhubung dengan disiplin ilmu sosiologi.
Oleh sebab itu, studi tentang Sosiologi Keluara tentu tidak lepas atau berhubungan
dengan pemahaman mengenai Sosiologi.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Hubungan Keluarga dengan Lembaga Sosial?
2) Bagaimana Orang Tua Ideal, Dulu, Kini dan Mendatang?
C. Tujuan
1) Untuk Mengetahui Hubungan Keluarga dengan Lembaga Sosial.
2) Untuk Mengetahui Orang Tua Ideal, Dulu, Kini dan Mendatang.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Keluarga dengan Lembaga Sosial


Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial.
Manusia pertama kali memperhatikan keinginan orang lain. Belajar, bekerja sama dan
belajar membantu orang lain dalam keluarga. Pengalaman berinteraksi dalam keluarga
akan menentukan tingkah laku dalam kehidupan nsure di luar keluarga. Menurut
Ahmadi, keluarga merupakan suatu nsure kesatuan yang terdiri dari anggota-anggota
yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lain. Pendapat ini sejalan
dengan ungkapan Suparlan yang mengatakan bahwa hubungan antara anggota dijiwai
oleh suasana kasih nsure dan rasa tanggung jawab. Pengertian lain tentang keluarga
dikemukakan pula oleh Kartono yaitu kelompok nsure paling intim, yang diikat oleh
relasi seks, cinta, kesetiaan dan pernikahan di mana perempuan berfungsi sebagai
isteri dan laki-laki berfungsi sebagai suami.
Lembaga sosial adalah seperangkat norma (aturan/tata cara) yang mengatur
perilaku/tindakan individu dalam kehidupan bermasyarakat. Seperangkat norma
dimaksud dibentuk oleh masyarakat sendiri sehingga dapat dipertahankan dan diubah
tergantung kebutuhan masyarakat itu sendiri. Norma-norma tersebut pada dasarnya
tersusun dengan saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya guna
mempertahankan fungsionalitas dan stabilitas keseluruhan masyarakat. Lembaga-
lembaga nsure yang ada disekitar kita bersifat mengatur tentang bagaimana individu
harus bertindak, berperilaku serta beraktivitas sehari-hari.
Hubungan keluarga dengan lembaga sosial adalah keluarga merupakan bagian
dari lembaga sosial itu sendiri. Lembaga Sosial merupakan sebuah hubungan sosial
yang terorganisir yang mengejawantahkan (mengaktualisasikan) nilai-nilai dan
prosedur-prosedur umum tertentu demi memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Nilai-
nilai umum itu mengacu pada cita-cita dan tujuan bersama. Sedangkan prosedur-
prosedur umum adalah pola perilaku yang dibakukan dan diikuti. Sistem hubungan
adalah jaringan peran dan status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku
tersebut.
2
Terdapat lima bentuk lembaga dasar yang penting dalam kehidupan
masyarakat yang kompleks, antara lain lembaga keluarga, lembaga keagamaan, lembaga
pemerintahan, lembaga perekonomian dan lembaga pendidikan. Dari setiap lembaga ini
terdapat prosedur-prosedur umum. Adapun lembaga lainnya yang tak kalah penting
seperti lembaga ilmiah, lembaga kesehatan.
B. Orang Tua Ideal, Dulu, Kini dan Mendatang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa: “orang tua artinya ayah
dan ibu” (KBBI, 1998:269). Sedangkan menurut Miami M.Ed. dikemukakan bahwa:
“orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk
memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.
Oleh sebab itu orang tua mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin
rumah tangga. Orang tua sebagai pembentuk pribadi pertama dalam kehidupan anak,
kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup  mereka merupakan nsure-unsur
pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam
pribadi anak yang sedang bertumbuh. Ketika dirumah sedang terjadi perselisihan di
hadapan anak, maka anak tersebut akan terombang ambing diantara bapak dan
ibunya. Hal tersebut secara tidak langsung membuat anak untuk mengarahkan sikap
negatifnya kepada dirinya sendiri, dengan menghukum dirinya seperti mengurung
diri, tidak mau berhubungan dengan orang lain. Dari uraian tentang pengertian orang
tua dapat di tarik kesimpulan bahwa orang tua memilki tugas serta peranan yang
bukan hanya sebagai perawatan anak dalam hal fisik saja tetapi orang tua juga harus
dapat mengembangkan serta menjadi tesladan yang baik dalam hidup anaknya
sehingga anak mampu berkembang secara optimal.
1. Orang Tua Ideal
Orang tua adalah peran terbesar yang anak-anaknya miliki dalam
perkembangan karakter mereka. Apapun yang dilakukan oleh orang tua akan
berpengaruh besar dalam kehidupan anak dimasa depannya. Dan pastinya,
setiap orang tua ingin menjadi orang tua yang ideal agar mereka dapat
membesarkan anak-anaknya dengan tepat dan siap untuk masa depan yang
unggul.
3
Bagaimana sih, orang tua yang ideal itu?
a) Dapat Memberikan Kasih Sayang Penuh
Memberikan kasih sayang penuh tidak sama dengan memanjakan anak.
Kasih sayang penuh di sini lebih menuju kea rah perhatian, dukungan, dan
bimbingan yang tepat untuk anak-anak. Misalnya, orang tua selalu menjadi
orang pertama yang mendukung anak-anaknya dan selalu ada ketika
anaknya membutuhkan mereka.
b) Contoh yang Baik untuk Anak
Ini adalah kasus yang paling sering dialami oleh orang tua di zaman
sekarang. Mereka sering meminta putra-putrinya agar menjadi pribadi
berkarakter positif. Namun, mereka tak mampu mencontohkan hal tersebut
kepada anaknya. Padahal, apa yang dilakukan oleh anak merupakan
cerminan orang tuanya. Contoh sederhana dari kasus ini adalah ketika
orang tua meminta anaknya untuk banyak belajar dan melarangnya banyak
mengakses sosial media. Akan tetapi, orang tua tersebut justru sibuk
bermain dengan ponselnya tak mendampingi anak ketika belajar. Jika
sudah begini, jangan heran dan berhenti mengeluhkan sikap anak yang
malas belajar karena kecanduan gadget.
c) Mampu Menjadi Sahabat Anak
Orang tua yang ideal adalah mereka yang mampu menjadi sahabat bagi
anak-anaknya. Pendekatan secara personal akan lebih mudah dilakukan
ketika Anda telah menjadi orang terdekat bagi mereka. Anda bisa lebih
tahu isi hati anak. Sebab, mereka akan merasa lebih aman dan nyaman
ketika bercerita dengan Anda. Jika ini sudah terjadi, Anda bisa lebih
paham langkah-langkah dalam memberikan arahan serta bimbingan yang
tepat untuk mereka.
2. Orang Tua Dulu
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa orang tua dulu adalah orang tua yang
mempunyai sikap tindak sebagai berikut:
a) Tidak sembrono
b) Tidak serakah

4
c) Mampu tidak berkekurangan, akan tetapi juga tidak serba berkelebihan.
d) Tidak berlarut-larut
e) Hidup enak tanpa merugikan diri sendiri maupun pihak pihak lainnya.
Artinya, memberi tekanan pada ketentraman pada diri sendiri maupun
dalam pergaulan hidup.

3. Orang Tua Kini


Dalam keadaan peralihan seperti masa transisi, orang tua ideal adalah orang
tua yang mampu mempertemukan pola lama dengan pola baru. Pola baru itu
sebenarnya merupakan pemberian tekanan pada sikap tindak logis yang
memberikan dapat mantap pada sikap tindak yang dianut. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa orang tua kini adalah orang tua yang mampu bersikap
tindak logis, disamping kemampuannya untuk menyerasikan dalam dengan
sikap tindak etis dan estetis. Ketidakmampuan berbuat demikian tercermin
dalam sikap tindak yang serba ”terlalu”. Misalnya, sikap tindak estetis menjadi
pola hidup seenaknya, sehingga banyak merugikan orang banyak. Pola hidup
seenaknya tersebut merupakan salah satu akibat masuknya pengaruh
materialisme yang diterima tanpa melalui saringan apapun juga. Sikap tindak
logis tersebut kemudian dicampuradukan dengan materialisme yang tidak
terkendalikan, sehingga anak di didik cenderung untuk menirunya, oleh karena
kemudahan melakukan hal-hal itu.

4. Orang Tua Mendatang


Aspek spiritual kehidupan manusia scara implisit ada dalam ciri-ciri
lingkungan sosial budaya modern, sepanjang hal itu di sadari oleh manusia
yang menciptakan lingkungan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan,
bahwa secara nyata materialisme memperlihatkan peranannya dalam
pembentukan keteladanan, pada dewasa ini, materialisme itu tidak terbatas
pada kekayaan material saja, namun juga pada pencerminannya yang berupa
atribut atau tanda-tandanya.
5
Tanda-tanda itu tidak hanya tampak pada pakaian, pola menghabiskan waktu
luang, dan lain sebagainya, akan tetatpi juga pada frekuensi diadakannya
upacara-upacara yang bertujuan menonjolkan eksistensi sesuatu. Apakah hal
itu  dapat disebutkan sebagai sesuatu yang “ideal ? dapat saja, apabila tidak
disadari bahayanya. Dari pembicaraan sehari-hari anak-anak dapat diketahui,
bahwa mereka menganggap ciri kebendaan sebagai salah satu syarat yang
harus dimiliki oleh orang tua ideal. Gejala ini dapat dijadikan salah satu ciri
bahwa orang tua ideal masa mendatang adalah demikian itu. Memang perlu di
catat bahwa idealisme semacam itu kemungkinan besar hanya ada di kota-kota
besar saja yang secara relatif terbuka bagi pengaruh-pengaruh dari luar. Akan
tetapi, dengan terjadinya perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi yang
sangat pesat, sulit untuk membendung datangnya pengaruh itu ke wilayah
pedesaan. Hal itu bukan berarti bahwa keadaan demikian tidak dapat diubah.
Artinya, hal-hal negatif itu sendiri yang terjadi dewasa ini, masih dapat di
ubah agar tidak menjadi landasan bagi pola hidup orang tua ideal di masa
mendatang.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menurut tipenya
terbagi atas dua yaitu keluarga batih yang merupakan satuan keluarga yang terkecil
yang terdiri atas ayah, ibu, serta anak (nuclear family) dan keluarga luas (extended
family). Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial.
Sedangkan lembaga sosial adalah seperangkat norma (aturan/tata cara) yang mengatur
perilaku/tindakan individu dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi hubungan keluarga
dengan lembaga sosial adalah keluarga merupakan bagian dari lembaga sosial itu
sendiri. Lembaga Sosial merupakan sebuah hubungan sosial yang terorganisir yang
mengejawantahkan (mengaktualisasikan) nilai-nilai dan prosedur-prosedur umum
tertentu demi memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Orangtua merupakan tempat pertama seseorang individu dilahirkan dan
sebenarnya tempat seseorang individu dibesarkan. Sebenarnya ciri-ciri pokok orang
tua yang dianggap ideal, hingga kini dan untuk massa yang mendatang tidak akan
berubah, akan tetapi di akan massa yang akan datang globalisasi akan semakin
canggih sehingga  orangtua harus mewaspadai hal itu. Ciri-ciri pokok orang tua yang
ideal, pada dasarnya berkisar aspek-aspek logis, etis dan estetis yang dapat dinamakan
kebenaran atau ketepatan, keserasian dan keindahan. Ketiga aspek itu sebenarnya
merupakan hal-hal yang seharusna serasi dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Ciri pertama adalah bahwa orang tua seharusnya bersikap tindak logis.
Artinya, orang tua dapat membuktikan apa atau mana yang benar dan mana yang
salah. Tampaknya hal ini tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan; akan tetap bagaimana
hal itu diterapkan dalam hubungan dengan anak-anak? Sebab lazimnya ada anggapan
kuat, bahwa orangtua tidak perlu memberikan landasan pembenaran apabila beliau
ingin menerapkan sesuatu pada anak-anaknya. Sikap tindak logis sebagai contoh,
akan mendidik anak agar dia kemudian menjadi orang yang mandiri dan bertanggung
jawab.
7
B. Saran
Dari hasil makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua umumnya kami pribadi. Dan segala yang baik datangnya dari Allah, dan yang
buruk datangnya dari diri kami. Penyusun sadar bahwa makalah kami ini jauh dari
kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran
dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah selanjutnya.
8
DAFTAR PUSTAKA

Ihromi, T.O. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Goode, J.William.2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta. Bumi Aksara.

Jurnal Psikologi.2017. Hubungan Keluarga. Volume 2. No.2

Jurnal Musawa.2014. Keluarga Dalam Kajian Sosiologi. Vol.6 No.2 : 287-322

Anda mungkin juga menyukai