Anda di halaman 1dari 18

Menejemen Jasa Usaha Perjalanan Wisata (MJP)

Politeknik Pariwisata Makassar

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Par

iwisata dan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Republik Indone

sia

202

KELOMPOK 6 (MJP / 1A)


1. ANDI ATHIRA AS ZAHRAH ARSUL
2. NURUL ISRA
3. LEDY DWIANI DG PABETA
4. VANESIA DWI LESTARI
5. NURKHAIRIAH
Latar Belakang

Tana Toraja merupakan salah satu daya tarik


wisata Indonesia, dihuni oleh Suku Toraja yang
mendiami daerah pegunungan dan
mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih
menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli
dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini
merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi
Selatan yang sangat menarik dan tidak boleh anda
lewatkan.

Suku Toraja adalah suku yang menetap di


pegunungan bagian utara Sulawesi
Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan
sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya
masih tinggal di Kabupaten Tana
Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten
Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk
agama Kristen, sementara sebagian
menganut Islam dan kepercayaan animisme yang
dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah
Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai
bagian dari Agama Hindu Dharma.
Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja,
yang berarti "orang yang berdiam di negeri
atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku
ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal
akan ritual pemakaman, rumah
adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual
pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial
yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang
dan berlangsung selama beberapa hari.
Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di
desa-desa otonom. Mereka masih menganut
animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar.
Pada awal tahun 1900-an,
misionaris Belanda datang dan menyebarkan
agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada
dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana
Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia. Tana
Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata
dan dipelajari oleh antropolog. Masyarakat Toraja
sejak tahun 1990-an mengalami transformasi
budaya, dari masyarakat berkepercayaan
tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang
mayoritas beragama Kristen dan mengandalkan
sektor pariwisata yang terus meningkat.

TUGAS GEOGRAFI PARIWISATA NASIONAL


MENGUMPULKAN INFORMASI DATA TERKAIT SUATU LOKASI YANG
BERKAITAN DENGAN 10 KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI

TANA TORAJA
1. LOKASI

Kabupaten Tana Toraja yang beribukota di Makale secarageografis terle


tak di bagian Utara Provinsi Sulawesi Selatan yaituantara 2° -
3° Lintang Selatan dan 119° -
120° Bujur Timur , dengan luas wilay ah ter catat 2.054,30 km2 per segi.
Dengan batas-batas, yaitu :

1. Sebelah utara adalah Kabupaten Toraja Utara


dan Propinsi Sulawesi Barat
2. Sebelah Selatan adalah Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pin
rang
3. Sebelah Timur adalah Kabupaten Luwu
4. Sebelah Barat adalah Propinsi Sulawesi Barat
Jarak kota Makassar menuju kota Rantepao ibukota kabupatenTanah T
oraja sekitar 320
km untuk menuju Tanah Toraja darikota Makassar dapat di tempuh de
ngan jalur darat dan jalurudara jalur darat umumya memakan waktu s
ekitar 8 – 9 jam perjalanan,
dan dapat menggunakan bus atau mobil pribadisedangkan jalur udara h
anya memakan waktu 45 menit sajatapi dari sisi harga pasti nya lebih
mahal.
perjalanan dari kota makassar menuju toraja akan melaluibeberapa kab
upaten antara lain kabupaten maros, kabupatenpangkep, kabupaten ba
rru, kemudian melewati kota pare-pare, kabupaten sidrap, kabupaten e
nrekang, setelah itu sampailahke kabupaten tanah toraja

3. KETERJANGKAUAN ( AKSESBILITAS)

Jalan menuju Tana Toraja kerap dikeluhkan wisatawan. Namun kini, pe


rbaikan jalan dan pembangunan bandara barutengah dilakukan untuk
kenyamanan traveler.

Tana Toraja memiliki pemandangan alam yang sangat indah, namun ak


ses menuju ke kota sejuk tersebut yang terlampaulama jadi masalah ter
sendiri. Seperti kita tahu, untuk keToraja biasanya perjalanan bisa dila
kukan via jalur daratselama kurang lebih 7-8 jam.

Pembangunan bandara baru pun jadi solusi yang tidak bisaditawar-taw


ar lagi.
Frederik Batong, Ketua PerhimpunanMasyarakat Toraja Indonesia dala
m acara jumpa pers TorajaMarathon
2016 menyatakan, sekarang jarak jadi masalahutama bagi wisatawan y
ang akan datang berlibur ke Tana Toraja
4. POLA
Kehidupan masyarakat suku Tanah Toraja di perantauan dan masyara
kat Suku Tanah Toraja di daerah asal dalam bidangekonomi memiliki pe
rbedaan, dimana masyarakat Suku Tanah Toraja di daerah asal sebagia
n besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani sedangkan
masyarakat suku Tanah Toraja diperantauan sebagian besar masyarak
atnya bekerjasebagai pegawai baik swasta maupun negeri sebagian lagi
bekerja pada bidang jasa, hanya sebagian kecil yang bekerjasebagai pet
ani, sehingga tingkat kehidupan dari segi ekonomimasyarakat suku Tan
ah Toraja di perantauan lebih baikdibandingkan dengan masyarakat su
ku Tanah Toraja di daerahasal. Bagi masyarakat Tanah Toraja yang bek
erja di perusahaan nikel ANTAM jelas memiliki kondisi ekonomiyang ja
uh lebih baik daripada sanak keluarga yang berada di Tanah Toraja.
Hal ini disebabkan oleh penghasilan atau upahdari perusahaan Antam d
ianggap cukup memadai dan cenderung meningkat taraf kehidupannya.
Secara otomatispula kondisi sosial ekonomi mereka juga mempengaruh
iinteraksi budaya yang terjadi di kampong halaman di
Tanah Toraja. Setiap orang
yang memiliki darah suku Tanah Torajamemiliki kewajiban untuk mena
nggung akibat dari tradisibudaya di
kampong halaman jadi meskipun mereka sudahjauh dari kampong hala
man tetap menaggung kewajibanmateri terhadap pelaksanaan tradisi b
udaya di
kampung halaman. Semangat kebersamaan yang erat mengikat talipers
audaraan suku Tanah Toraja membuat anak-anak merekayang berada
diperantauan berkewajiban untuk tetapmengirimkan sejumlah materi s
ebagai pembayaran “utang” kepada keluarga yang melaksanakan tradis
i adat.
5. MORFOLOGI

SKL Morfologi Kabupaten Toraja Utara menghasilkan lima yaitu morfol


ogi rendah, kurang, sedang, cukup dan tinggi.
SKL morfologi rendah seluas 10.618 ha, morfologi kurangseluas 19.743
ha, morfologi sedang seluas 32.788 ha, sklmorfologi cukup seluas 39.246
ha dan skl morfologi tinggiseluas 13.379 ha.
SKL morfologi di Kabupaten Toraja Utara didominasi oleh
SKL morfologi yang termasuk dalamkategori sedang dengan luas 39.246
ha dengan persentase33,9% dari luas wilayah Kabupaten Toraja Utara.
Lahan permukiman di Kabupaten Toraja Utara terbagimenjadi 3 katego
ri lahan yaitu kategori lahan sesuai, sesuaibersyarat dan lahan tidak se
suai.
Dari hasil analisis dapatdiketahui jumlah lahan sesuai yang masih tersi
sa yang dapatdibangun sebagai lahan permukiman yaitu seluas 10.265
ha, lahan yang termasuk kategori sesuai bersyarat seluas 42.080
ha, sedangkan lahan yang termasuk dalam kategori tidaksesuai yaitu se
luas 61.655
ha. Eksisting permukiman di Kabupaten Toraja Utara berada pada
2 kategori penggunaanlahan permukiman terhadap kesesuaian lahan y
aitu lahanpermukiman yang menempati kawasan permukiman atauka
wasan yang sesuai di Kabupaten Toraja Utara seluas 451
Ha dengan persentase 68,75 dari total luas permukiman di Kabupaten T
oraja Utara sedangkan lahan permukiman Lahanpermukiman di Kabup
aten Toraja Utara terbagi menjadi 3 kategori lahan yaitu kategori lahan
sesuai, sesuai bersyaratdan lahan tidak sesuai.
Dari hasil analisis dapat diketahuijumlah lahan sesuai yang masih tersi
sa yang dapat dibangunsebagai lahan permukiman yaitu seluas 10.265
ha, lahan yang termasuk kategori sesuai bersyarat seluas 42.080
ha, sedangkan lahan yang termasuk dalam kategori tidak sesuaiyaitu se
luas 61.655
ha. Eksisting permukiman di KabupatenToraja Utara berada pada
2 kategori penggunaan lahanpermukiman terhadap kesesuaian lahan y
aitu lahanpermukiman yang menempati kawasan permukiman atauka
wasan yang sesuai di Kabupaten Toraja Utara seluas 451
Ha dengan persentase 68,75 dari total luas permukiman di Kabupaten T
oraja Utara sedangkan lahan permukiman

6. AGLOMERASI
•Pemusatan tempat untuk berdagang atas dasar hari pasaranyakni pas
ar getengan, pasar rembon, pasar sentral makale dll
•Pengelompokkan penduduk perkotaan atas dasar tingkatsosial dan ek
onomi yakni kawasan kategori elit dan mewah, kawasan kategori mene
ngah (contohnya kawasan tempattinggal khusus pedagang, pegawai neg
eri) dan kawan kategoribawah/biasa (contoh kawasan kumuh)
7. NILAI KEGUNAAN
Toraja merupakan suatu wilayah
yang ada di indonesia. Kearifan lokal yang masih kuat membuat suku to
raja masihmemiliki ciri khas yang unik. nuansa mistik yang tidakdipun
gkiri sudah menjadi salah satu daya tarik pariwisataToraja. Selain itu,
situs-situs bersejarah seperti pekuburan di tebing batu, rumah adat ber
usia ratusan tahun, peninggalanmegalitik seperti batu simbuang yang s
ampai hari ini semuaitu masih terjaga dan dipertahankan dalam tradisi
masyarakatToraja. Sebuah penghargaan anak cucu terhadap karyakea
gungan peradaban leluhur.

Hal ini membuat wisatawan banyak yang ingin berkunjung ketana toraj
a.
Tana toraja sendiri berada di pulau sulawesi, lebihtepatnya sulawesi sel
atan kabupaten tana toraja.

1. Upacara Pemakaman “Rambu Solo


Melalui upacara Rambu Solo' inilah bisa anda saksikan bahwamasyarak
at Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesiupacara pemakaman
ini terdiri dari beberapa susunan acara, dimana dalam setiap acara ters
ebut anda bisa menyaksikannilai-nilai kebudayaan yang sampai sekara
ng masih tetapdipertahankan oleh masyarakat Toraja
2. Cara Menyembelih Kerbau “Ma’Tinggoro Tedong”

Ini merupakan tradisi yang bisa disebut uji


adrenalin karenabeberapa orang tidak berani untuk menyaksikan acar
a inisecara langsung karena takut atau mungkin tidak tega melihatkerb
au tersebut, akan tetapi bagi orang Toraja ini adalahtradisi dan sudah m
enjadi hal yang biasa bagi mereka. Mungkin bisa dibilang kalau acara m
a'tinggoro ini menjadisebab Parang Toraja di kenal sampai diluar Toraja
karenaketajamannya, cukup satu kali tebas untuk membunuh seekork
erbau

3. Rumah Adat Tongkonan


Tidak jarang kita mendengar bila sesama orang Torajabertanya dari To
ngkonan mana? yaa Tongkonan merupakanakar silsilah rumpun keluar
ga orang Toraja. Jadinya miris bilagenerasi muda Toraja melupakan ata
u pura-pura lupa asal usulleluhur keluarganya.

Seni arsitektur yang masih tradisional ini menurut tradisi lisanmasyar


akat Toraja meyakini bahwa bentuk itudilatarbelakangi awal datangnya
leluhur orang Toraja denganmenggunakan perahu. Bentuk perahu itula
h ilham pembuatanrumah Tongkonan, sehingga bentuk atapnya menjul
ang kedepan dan ke belakang. Rumah adat berbentuk perahu inibiasa ju
ga disebut Lembang (masih ingat lirik lagu Toraja;
"garagan ki' Lembang Sura', lopi di maya-maya")

Rumah adat khas Toraja ini, selain berfungsi sebagai tempattinggal,


juga mempunyai fungsi dan peranan serta arti yang sangat penting dan
bernilai tinggi dalam kehidupanmasyarakat Toraja. Tongkonan, bangun
an dengan atap berbentuk perahu ini dianggap sebagai pusaka warisan
dan hak milik turun temurun dari orang
yang pertama kali membangun Tongkonan tersebut.

Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual


yang berhubungan dengan rumah adat ini sangatlahpenting dalam kehi
dupan spiritual suku Toraja. Kata Tongkonan berasal dari kata
“Tongkon”
(duduk_berkumpul) mengandung arti bahwa rumah Tongkonan itu dite
mpati untukduduk mendengarkan serta tempat untuk membicarakan d
an menyelesaikan segala permasalahan penting dari anggotamasyarak
at dan keturunannya.
8. INTERAKSI INTERDEPENDENSI
Sebelum masa Orde Baru, ekonomi Torajabergantung pada pertanian
denganadanya terasering di lereng-lereng gunung dan bahan makanan
pendukungnyaadalah singkong dan jagung.
Banyak waktu dan tenaga dihabiskan suku Toraja untukberternak kerb
au, babi,
dan ayam yang dibutuhkan terutama untuk upacara pengorbanandan s
ebagai makanan.[11] Satu-satunya industripertanian di Toraja adalah pa
brik kopi Jepang, Kopi Toraja.
Dengan dimulainya Orde Baru pada tahun 1965, ekonomi Indonesia mul
ai berkembang dan membuka diri pada investasi asing.
Banyak perusahaan minyak dan pertambangan Multinasional membuk
a usaha barudi Indonesia.
Masyarakat Toraja, khususnyagenerasi muda, banyak yang berpindah
untukbekerja di perusahaan asing. Mereka pergike Kalimantan untuk k
ayu dan minyak, ke Papua untuk menambang,
dan ke kota-kotadi Sulawesi dan Jawa. Perpindahan ini terjadisampai ta
hun 1985.[2]
Ekonomi Toraja secara bertahap beralih menjadipariwisata berawal pad
a tahun 1984. Antara tahun1984
dan
1997, masyarakat Toraja memperolehpendapatan dengan bekerja di hot
el, menjadipemandu wisata, atau menjual cenderamata. Timbulnya keti
dakstabilan politik dan ekonomiIndonesia pada akhir 1990-an
(termasuk berbagaikonflik agama di
Sulawesi) telah menyebabkanpariwisata Toraja menurun secara drastis.
Torajalalu dikenal sebagai tempat asal dari kopi Indonesia.
Kopi Arabika ini terutama dijalankanoleh pengusaha kecil.

9. DIFERENSIASI AREAL
Toraja tidak hanya terkenal karena budaya dan tradisinya tapitoraja ju
ga terkenal dengan alamnya. Pernahkah andamendengar sebuah daera
h bernama Batutumonga? Inilah salah satu pilihan wisata alam terbaik
yang dimiliki Indonesia.
Mengunjungi toraja di Sulawesi selatan.
Anda bisa langsungmelaju hingga ke Batutumonga.
Salah satu pilihan destinasiwisata alam yang
saying jika anda lewatlkan orang seringmenyebutnya dengan “NEGERI
DI ATAS
AWAN”. Batutumonga adalah sebuah desa yang memiliki udara sejuksel
ain itu mata anda akan dimanjakan dengan pemandangantersering saw
ah
yang begitu indah dan akan lebih indah jikakita bertatapan dengan men
guningnya padi petani. Deretantongkonan beserta lumbung
yang berdiri kokoh akan menjadipemandangan yang menghiasi perjala
na dan
pada titik-titiktertentu anda akan melihat puluhan rumah tongkonan y
ang tersusun begitu indah.
10.KETERKAITAN KERUANGAN
KESTABILAN LERENG
SKL KESTABILAN LUAS
LERENG (ha)
Kestabilan lereng r 36.000
endah
Kestabilan lereng k 10.417
urang
Kestabilan lereng s 64.261
edang
Kestabilan lereng ti 5.069
nggi
TOTAL 115.74
7
Dilihat dari tabel diatas,
SKL Kestabilan Lereng KabupatenToraja Utara menghasilkan 4 kriteria
dengan kestabilan lerengyaitu kurang, sedang, cukup dan tinggi. Kriter
ia lahan dengankestabilan lereng sedang menjadi kriteria yang luasann
yamendominasi yaitu kestabilan lereng sedang seluas 64.261 ha.
KESTABILAN PONDASI
SKL KESTABILAN PONDASI LUAS
(ha)
Daya dukung dan kestabilan po 52.085
ndasi rendah
Daya dukung dan kestabilan po 53.662
ndasi kurang
Daya dukung dan kestabilan po 28.261
ndasi tinggi
TOTAL 115.74
7
Dilihat dari tabel diatas,
SKL Kestabilan Pondasi KabupatenToraja Utara memiliki 3 kategori Ke
stabilan Pondasi dengankategori kestabilan pondasi memiliki luas terbe
sar yaitukestabilan pondasi kurang dengan luas 53.662 ha.

KETERSEDIAAN AIR
SKL KETERSEDIAAN LUAS
AIR (ha)
Ketersediaan air sang 54.022
at rendah
Ketersediaan air rend 25.332
ah
Ketersediaan air seda 28.890
ng
Ketersediaan air tingg 7.503
i
TOTAL 115747
Dilihat dari tabel diatas,
SKL Ketersediaan Air KabupatenToraja Utara memiliki 4 kategori Kete
rsediaan Air dengankategori ketersediaan yang memiliki luas terbesar
yaituketersediaan air sangat rendah dengan luas 54022 ha.

DRAINASE
SKL LUAS
DRAINASE (ha)
Drainase k 65.400
urang
Drainase c 18.200
ukup
Drainase ti 32.147
nggi
TOTAL 115747
Dari tabel SKL untuk drainase dapat disimpulkan bahwakategori kema
mpuan lahan untuk drainase yang mendominasidi Kabupaten Toraja Ut
ara yaitu Drainase kurang.

EROSI
SKL EROSI LUAS
(ha)
Erosi sangat r 28.890
endah
Erosi sedang 25.332
Erosi tinggi 54.022
Erosi cukup ti 7.503
nggi
TOTAL 115747
Dilihat dari tabel diatas,
SKL Erosi Kabupaten Toraja Utara menghasilkan 4 kriteria kemampua
n lahan dari erosi yaitusangat rendah, sedang, tinggi dan cukup tinggi.
Kriteria lahandengan tingkat erosi cukup tinggi menjadi kriteria yang l
uasannya mendominasi yaitu sebesar 54.022ha.

PEMBUANGAN LIMBAH
SKL PEMBUANGAN LIMBAH LUAS
(ha)
Kemampuan lahan untuk pembuanga 65.400
n limbahkurang
Kemampuan lahan untuk pembuanga 32.147
n limbahsedang
Kemampuan lahan untuk pembuanga 18.200
n limbahcukup
TOTAL 115747
Dilihat dari tabel diatas,
SKL Pembuangan LimbahKabupaten Toraja Utara menghasilkan tiga kr
iteriakemampuan lahan dengan kemampuan pembuangan limbahkuran
g menjadi kriteria yang luasannya mendominasi yaitusebesar 65.400
ha.

BENCANA ALAM
SKL BENCANA LUAS
ALAM (ha)
Potensi bencana ala 65.400
m tinggi
Potensi bencana ala 32.147
m cukup
Potensi bencana ala 18.200
m kurang
TOTAL 115747
Dilihat dari tabel diatas,
SKL Bencana Alam di KabupatenToraja Utara hanya menghasilkan satu
kriteria lahan yaitulahan dengan potensi bencana alam cukup tinggi sel
uas 65400 ha.

KEMAMPUAN LAHAN
KELA KLASIFIKASI LUAS
S PENGEMBANGAN (ha)
KELA Kemampuan pengembangan s 0,00
SA angat rendah
KELA Kemampuan pengembangan s 64.261
SB angat rendah
KELA Kemampuan pengembangan s 31.069
SC angat rendah
KELA Kemampuan pengembangan s 20.417
SD angat rendah
KELA Kemampuan pengembangan s 0,00
SE angat rendah
TOTAL 115747
Dilihat dari tabel diatas, lahan Kabupaten Toraja Utara terbagidalam 3
klasifikasi pengembangan yaitu kemampuanpengembangan rendah, sed
ang dan tinggi. Kemampuanpengembangan yang mendominasi yaitu ke
mampuanpengembangan rendah dengan luas 64.261 Ha.

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN


KETERANGAN KRITEE LUAS %
RIA (ha)
Lahan permukimanmenempati kaw Sesuai 451 68,
asanpermukiman 75
Lahan permukimanmenempati kaw Tidak se 205 31,
asanlindung suai 25
Luas 656 100
Dari
data evaluasi penggunaan lahan permukiman terhadapkesesuaian laha
n dapat disimpulkan bahwa lahan permukimanyang menempati kawasa
n permukiman atau kawasan yang sesuai di Kabupaten Toraja Utara sel
uas 451
Ha denganpersentase 68,75 dari total luas permukiman di KabupatenTo
raja Utara sedangkan lahan permukiman yang tidak sesuaiatau lahan p
ermukiman yang menempati kawasan lindungseluas 205
ha dengan persentase 31,25 dari total luaspermukiman yang ada di Kab
upaten Toraja Utara.

KESIMPULAN
Lahan permukiman di Kabupaten Toraja Utara terbagimenjadi 3 katego
ri lahan yaitu kategori lahan sesuai, sesuaibersyarat dan lahan tidak se
suai.
Dari hasil analisis dapatdiketahui jumlah lahan sesuai yang masih tersi
sa yang dapatdibangun sebagai lahan permukiman yaitu seluas 10.265
ha, lahan yang termasuk kategori sesuai bersyarat seluas 42.080
ha, sedangkan lahan yang termasuk dalam kategori tidaksesuai yaitu se
luas 61.655
ha. Eksisting permukiman di Kabupaten Toraja Utara berada pada
2 kategori penggunaanlahan permukiman terhadap kesesuaian lahan y
aitu lahanpermukiman yang menempati kawasan permukiman atauka
wasan yang sesuai di Kabupaten Toraja Utara seluas 451
Ha dengan persentase 68,75 dari total luas permukiman di Kabupaten T
oraja Utara sedangkan lahan permukiman yang tidak sesuai atau lahan
permukiman yang menempati kawasanlindung seluas 205
ha dengan persentase 31,25 dari total luaspermukiman yang ada di Kab
upaten Toraja Utara.

Anda mungkin juga menyukai