talonge
1
BAB II
A.letak geografis
* Luas Wilayah
2
Gambar 1.peta wilayah kabupaten tana toraja
B. wilayah administrasi
Secara administratif,lembang ratte talonge terdiri
dari 7 RT,dan 10 kampung.Sebagian besar penduduk
ratte talonge beragama Kristen. Perkembangan
pembangunan di bidang spiritual di daerah ini dapat
dilihat dari besarnya sarana peribadatan masing-
masing agama. .
3
C. kondisi topografi
Kondisi topografi lembang ratte talonge merupakan
dataran tinggi yang dikelilingi oleh pegunungan
dengan keadaan lerengnya curam yakni rata-rata
kemiringannya diatas 25 %. Lembang ini terdiri dari
pegunungan, dataran rendah. Bagian terendah
lembang ini berada di kampung sambiri, sedangkan
bagian tertinggi berada di kampung ratteasa.
Lembang ratte talonge yang keadaan Wilayahnya
terdiri dari pegunungan mempunyai jarak tempuh 18
km dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten
Tana Toraja.
Tabel 1. Tata guna lahan ( arsip lembang ratte talonge tahun ,2013 )
E. jumlah penduduk
Jumlah penduduk di lembang ratte talonge sebanyak
2.364 jiwa dan 736 kepala keluarga.sebagian juga
4
penduduk di lembang rette talonge merantau ke
berbagai tempat seperti;
Kalimantan,papua,manado,maupun ke luar negeri.
F. kondisi perekonomian
Lembang ratte talonge dapat diamati dengan adanya
air tanah yang bersumber dari air hujan yang sebagian
mengalir di permukaan (run off) dan sebagian lagi
meresap ke bumi dan sampai ke tempat–tempat yang
dangkal, serta sebagian lagi mencapai tempat-tempat
yang dalam, dimana sering dikategorikan sebagai air
tanah. air tanah dangkal dapat diperoleh dari sumur
gali dengan kedalaman sekitar 10 – 15 meter dengan
kualitas airnya cukup memenuhi syarat-syarat
kesehatan. Untuk jenis air ini dipergunakan oleh
sebagian besar masyarakat sebagai sumber air untuk
keperluan rumah tangga.
5
Lembang ratte talonge termasuk daerah yang beriklim
tropis basah, temperatur suhu rata-rata berkisar
antara 15° c - 28° c dengan kelembaban udara antara
82 - 86 %, curah hujan rata-rata 1500 mm/thn sampai
lebih dari 3500 mm/tahun.
6
Gambar 3.cara menanam padi masyarakat lembang ratte talonge
7
Kolonial )mengatakan bahwa Basse
Batu Tallu dihadiri dan diikrarkan oleh
paling tidak depalan daerah :
Saluputti, Sa’dang, Mamasa, Rante
Bulawan, Sawitto, Gallang Kallang ,
Balanipa dan Matangnga. Mereka
bertemu di saluputti karena saluputti
adalah Nenek (yang paling dituakan
diantara ke delapan daerah tersebut.
kita masih bisa membaca jejak
kekerabatan masa lampau itu melalui
ungkapan saluputti Nenek, Sawita
Appo (Saluputti adalah Nenek dan
Sawito adalah Cucu), adanya la’bo
penai bulawan dimana sarung parang
tersebut diyakini berada di Sawito,
Kayu Mate ( dalam bentuk kerbau) di
Lekke dan Saluputti Batu Tallu karena
itu cakupan relasi kekerabatan dan
Wilyah Adat talonge pada masa
lampau sebernarnya sangat luas
mencakup Mandar, Mamasa, dan
Sawito (sekarangPinrang) tetapi
dipersempit oleh penetapan Wilayah
Administrasi Kolonial Belanda sampai
sekarang.
8
2. adat dan budaya
9
mengikuti sub-sub Toraja berdasarkan
wilayah tradisonal yang ada di sana
yaitu; To Makale ( orang makale ) , To
Sa’dan ( orang sa’dan), To lempo ( orang
lempo) dan masih banyak daerah
lainnya.
10
masyarakatnya yang menganut Aluk
todolo, namun di daerah-daerah
tertentu itu ada penganut agama Islam.
11
Gambar 6.Upacara Penguburan Adat
12
mabadong. Mabadong ini dilaksanakan
pada saat proses pemakaman baik itu
siang hari maupun malam hari.
13
juga mengandung harapan bahwa orang
mati tersebut dengan segala
kebaikannya akan memberkati orang-
orang yang masih hidup.
14
yang ada di sana, makanya anak muda
yang ada di Toraja itu dituntut untuk
mempertahankan adat dan budaya yang
ada di Toraja sehingga sampai saat ini
kegiatan-kegiataan adat yang ada di
Toraja masih di jalankan oleh
masyarakatnya.
15
rumah mereka, upacara pengantin serta upacara
penguburannya.
16
adat dan kebudayaan. Keempat filosofi ini menjadi
dasar terbentuknya denah rumah Toraja empat
persegi panjang dengan meteran dinding yang
melambangkan “badan” atau “Kekuasaan”. Dalam
kehidupan masyarakat toraja lebih percaya akan
kekuatan sendiri, “Egocentrum”. Hal ini menempati
konsep arsitektur rumah mereka dengan ruang-ruang
tertutup dengan “bukaan” yang sempit.
17