PENDAHULUAN
Tana Toraja sering disebut singkatan-nya Tator, adalah sebutan oleh orang-
orang Toraja sendiri untuk wilayahnya. Saat ini Tator secara administrasi masuk
dalam Kabupaten Toraja,terdiri dari 9 kecamatan dan 32 desa. Luas wilayah 3178
Km2, sebagian besar (40%) terdiri dari pegunungan dan dataran tinggi (25%).
Wilayah Tator terletak sekitar 350 Km di utara kota Makassar, antara 2°40'-3°25'
lintang selatandan 119°30'-120°25' bujur timur. Di tengah-tengah wilayah
berbukit-bukit tersebut mengalir dari utara-selatan Sungai Sa'dang yang
berpengaruh secara sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Toraja Istilah Toraja
Sa'dang dipakai untuk menyebut wilayah dan kelompok etnis dikawasan Sungai
Sa'dang. Sebutan tersebut untuk membedakan dengan kelompok dan tempat
dengan sebutan Toraja-Mamasa, berada disebelah baratnya beberapa puluh
kilometer, dipisahkan oleh lembah dan gunung. Menurut legenda suku Toraja-
Mamasa berasal dari suku Toraja-Sa'dang yang merantau ke arah barat,tidak
kembali dan membentuk masyarakat Toraja di tempatnya yang baru. Di Tana
Toraja terdapat dua pusat berupa kota kembar, yang satu Makale berfungsi sebagai
pusat administrasi di selatan, lainnya Rantepao.
Kata Toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti “orang
yang berdiam di negeri atas”. Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini
Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat
tongkonan danukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa
sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama
beberapa hari.
Sebelum abad ke 20, suku Toraja tinggal di desa - desa otonom. Mereka masih
menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-
an, misionaris Belanda datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah
semakinterbuka kepada dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja
menjadilambang pariwisata Indonesia. Tana Toraja dimanfaatkan oleh
pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog. Masyarakat Toraja sejak
tahun 1990-an mengalami transformasi budaya dari masyarakat berkepercayaan
tradisional dan agraris menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan
mengandalkansektor pariwisata yang terus meningkat.
a. Pemakaman Tradisional
Pemakaman tradisional untuk bangsawan adalah liang kubur yang
dipahat di tebing-tebing batu. Dari era sebelum dikenalnya liang kubur
batu, model peti kayu berukir yang memuat satu keluarga banyak
5.1 Kesimpulan
Menanggung derita bersama merupakan kewajiban moral
masyarakat Toraja dan upacara pemakaman tetap penting untuk tujuan
itu. Karena pentingnya makna sosial politik, tidak ada tanda-tanda
kebiasaan itu akan punah.
Penetapan Harga Jual Kerbau di Pasar Hewan Bolu Kecamatan
Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara dengan tiga karakteristik kerbau yaitu
tanduk, warna, dan letak pusaran bulu.
Toraja sendiri memiliki sejarah-sejarah yang begitu unik. Ini dapat kita
lihat dari tempat-tempat wisatanya, seperti:
1. Tongkonan papa batu
2. Tongkonan Kete’ Kesu
3. Pasar Bolu
4. Tongkonan Palawa
5. Loko mata
6. Kalimbung bori
7. Baby grave kambira
8. Tongkonan Layuk Kaero
9. Suaya
5.2 Saran
Tanah toraja terkenal akan adat istiadat masyarakatnya yang masih kental dan
tempat – tempat wisatanya yang unik. Saran agar hal tersebut tetap di pertahankan dan
makin di lestarikan.