Anda di halaman 1dari 66

Toraja Utara Tourism Magazine

Salam
Redaksi

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Adapun tujuan perancangan Toraja Dalam perancangan majalah edisi
Yang Maha Esa atas kelancaran Utara Tourism Magazine, untuk turut pertama, penulis sadar bahwa
produksi Toraja Utara Tourism andil menceritakan dan terdapat banyak kekurangan serta
Magazine, sehingga bisa selesai memperkenalkan bagaiamana kekeliruan didalamnya. Untuk itu,
dengan baik. keindahan alam serta keistimewaan dengan penuh kerendahan hati kritik
adat-istiadat masyarakat Toraja. dan saran dari pembaca untuk
Toraja Utara Tourism Magazine, Dengan harapan, Toraja juga bisa memberikan masukan agar produksi
merupakan majalah digital edisi dikenal lebih luas lagi dengan cerita Toraja Utara Tourism Magazine edisi
pertama yang membahas seputar dan beragam ciri khas daerah ini. selanjutnya bisa lebih baik lagi,
pariwisata Toraja Utara. Produksi terima kasih.
Toraja Utara Tourism Magazine Dalam perancangan produksi Toraja
merupakan karya pertama Mitha Utara Tourism Magazine, penulis
Kauntur untuk menyelesaikan studi mengucapkan terima kasih kepada
Ilmu Komunikasi di Universitas seluruh tim redaksi yang berkenan
Kristen Satya Wacana. bekerjasama meluangkan waktu serta
pikiran menyempurnakan revisi,
Toraja Utara Tourism Magazine hadir sampai pada publikasi majalah.
dengan konsep majalah berbasis Sehingga majalah edisi pertama bisa
digital. Majalah yang bisa diakses selesai dengan baik.
menggunakan handphone ataupun
komputer. Sehingga pembaca lebih
eksibel dalam mengakses informasi
seputar pariwisata Toraja Utara. Dan Salam,
yang lebih utama, jangkaun majalah
digital bisa lebih luas. Mitha Kauntur
Tim Redaksi

Penanggung Jawab Redaksi:


Ester Krisnawati, S.Sos, M.I.Kom
Rendy H. Abraham, S.I.Kom, M.I.Kom

Redaktur Pelaksana:
Mitha Kauntur

Reporter:
Mitha Kauntur

Fotografer:
Fyant Layuk
Mitha Kauntur
Seto Samben
Siwan

Tata letak & Desain Gra s:


Albert James Rante
Winda Wulan
Welcome to Toraja
Tondok Lepongan Bulan
Tana Matari’ Allo

0 Km Toraja Utara
Tugu Kandean Dulang

“ Istilah Tondok Lepongan Bulan, Tana


Matari Allo yang memiliki arti negeri atau wilayah
dengan bentuk pemerintahan dan kemasyarakatan
merupakan sebuah kesatuan yang terikat bundar,
bagaikan bentuk Bulan dan Matahari yang tidak
berujung, saling terhubung dan memancarkan
sinarnya.
Toraja yang tidak lepas dari semboyan
Misa Kada Dipotuo, Pantan Kada Dipomate yang
merupakan kalimat persatuan dan kekeluargaan

berkumandang di setiap adanya



bagi masyarakat Toraja. Teriakan penyemangat yang
khas Meoli komi Toraya, Aihihiiii juga sering
Bori’ Toraja Utara
perkumpulan
ataupun kegiatan adat. Yang unik adalah menjadi
kode untuk mengetahui sesama suku Toraja.

Selamat datang di Toraja Utara, Awal mulanya Toraja merupakan satu S e j a r a h n a m a To r a j a c u k u p


selamat datang di daerah dataran kabupaten yakni kabupaten Tana bervariasi. Mulai dari; Toraja berasal
tinggi Sulawesi Selatan. Perjalanan Toraja. Toraja bag ian S elat an dari bahasa Bugis, Toriaja terdiri
menuju Toraja dapat diakses melalui dijadikan sebagai pusat administrasi dari tiga suku kata yaitu To (orang), Ri
jalur darat dan udara yang disuguhi pemerintahan, sedangkan Toraja (dari), Aja (atas) yang artinya orang -
dengan pemandangan alam dan bagian Utara dijadikan sebagai pusat orang dari dataran tinggi. Istilah lain
deretan pegunungan yang megah. budaya dan pariwisata. Namun pada muncul pada abad ketujuh belas dari
A k s e s u d a r a d ap at d it e mpu h tahun 2008 melalui Undang - undang bahasa Makassar menyebut Toraja,
menggunakan pesawat dari ibukota Republik Indonesia Nomor 28 tahun yang terdiri dari dua suku kata yaitu
Sulawesi Selatan yakni Makassar, 2008, dibentuklah kabupaten baru To (Orang), Raja (Utara) yang artinya
dengan jarak tempuh 45 menit. Akses yakni Toraja Utara. Walaupun Toraja orang - orang dataran tinggi. Istilah
darat dapat ditempuh menggunakan kini terbagi menjadi dua kabupaten, lain menyebutkan nama Toraja dalam
bus dan kendaraan pribadi dengan tetapi tetap menjadi satu kesatuan bahasa Toraja terdiri dari dua kata
jarak tempuh kurang lebih 8 jam. dalam pemahaman adat dan budaya yaitu To (orang) dan Raya (raja) yang
yang sama. artinya terhormat, sehingga istilah
Toraya berarti orang yang terhormat
atau raja.
01 Toraja Utara Magazine
Toraja Utara
Honai Rangga, Tongkonan Tangke
Toraja Utara
Bori’ Lombongan
Toraja merupakan daerah yang begitu istimewa dengan
nilai budaya dan pesona bentang alam yang memukau.
Masyarakat Toraja sangat menghargai nilai dalam adat
dan ritual para leluhurnya. Masyarakat Toraja terus
menjaga kelestarian adat serta budaya di tengah
perkembangan peradaban yang dinamis. Terlihat jelas,
jejak perjalanan adat - istiadat begitu kental pada setiap
ritual dan tradisi di setiap upacara adatnya yang sarat
akan nilai loso mendalam. Suku Toraja memiliki
keunikan yang khas yaitu budaya bertutur yang terjalin
turun - temurun, itu sebabnya jejak sejarah tertulis tidak
akan ditemukan di Toraja.

Mayoritas masyarakat Toraja beragama Kristen Protestan, Aluk menjadi sumber pandangan hidup dan kebudayaan
sebagian beragama Katolik, ada juga yang menganut bagi leluhur masyarakat Toraja, yang kini terjalin turun
agama Islam. Suku Toraja juga memiliki kepercayaan temurun bagi setiap generasi yang ada di Toraja. Aluk
Aluk To Dolo yang merupakan agama atau kepercayaan mengandung nilai keagamaan yang mengarah pada
para leluhur suku Toraja. Kepercayaan ini sudah diakui tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja kepada Puang
oleh pemerintah sebagai aliran Hindu - Dharma pada 15 Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa) yang disembah sebagai
November 1969. Masyarakat Toraja percaya bahwa konon pencipta manusia, bumi dan segala isinya.
manusia yang turun ke bumi sudah dibekali dengan
aturan keagamaan yang disebut dengan Aluk.

03 Toraja Utara Magazine


04 Toraja Utara Magazine

Sumber : Seto Samben

Kemegahan dataran tinggi yang kuliner, keberagaman seni serta menemukan banyak kejutan di setiap
dikelilingi pegunungan tanaman otentik khas Toraja yang sudut wilayah Toraja. Keunikan dan
menyuguhkan beragam keindahan kaya khasiat. ciri khas daerah ini memiliki magnet
wisata negeri di atas awan, bangunan S e l am at m e n i k m at i p e s on a yang sangat memikat. Jelajahi dan
rumah adat yang disebut Tongkonan keindahan alam dan keistimewaan temukanlah. Kurre Sumanga .
dengan arsitektur ikonik, kelezatan budaya dari suku Toraja. Anda akan

Sumber : Seto Samben

Rumah Adat Tanaman Otentik Ritual


Tongkonan Buah Pangi Ma’ Nene’
Toraja Utara
Ke’te’ Kesu’
Merinding
Wisata Makam Para Leluhur Toraja
Memasuki pintu gerbang wilayah Salah satu wisata yang menjadi Seperti halnya bentuk pemakaman,
Toraja melalui jalur darat dari arah unggulan Toraja adalah wisata mistik semua menggunakan makam batu,
kota Makassar, hawa pegunungan dan horor. Ya, Anda akan berwisata ke goa, batang pohon dan patane.
mulai terasa, persiapkan pakaian yang makam para leluhur Toraja. Wisata Masyarakat Toraja percaya bahwa
cukup untuk menghangatkan badan. mistik dan horor ini wajib untuk mereka akan terus beranak cucu dan
Sepanjang perjalanan akan sering dijelajahi. Keunikan bentuk dan memiliki rumpun keluarga yang
dijumpai bangunan arsitektur yang ragam arsitektur makam mulai dari sangat besar. Itu sebabnya jika jenazah
khas dan unik dari wilayah ini. makam goa, makam batang pohon, dikubur dalam tanah berarti akan
Bangunan unik rumah adat Toraja makam batu dan makam berbentuk mengurangi atau menutup lahan
berbentuk perahu, makam yang rumah mini atau dikenal dengan untuk anak cucu mereka dalam
mungkin baru pertama kali Anda istilah Patane . Anda tidak akan menyambung hidup. Lebih baik
jumpai akan terlihat di beberapa menemukan wisata kuburan tanah di menggunakan lahan tanah sebagai
t e mp at s e p anj ang p e r j a l an an . Toraja. Ada alasan mengapa tidak kebun atau membangun rumah.
Persiapkan jadwal berwisata Anda ditemukan adanya kompleks makam Sedangkan untuk pemilihan lahan
selama berada di negeri sejuta pesona menggunakan lahan tanah di Toraja. pemakaman, masyarakat Toraja
alam dan budaya. Masyarakat Toraja sangat menghargai begitu menghargai dan menghormati
nilai kehidupan, semua yang menjadi para leluhur dan rumpun keluarga.
dasar di wilayah ini selalu Mereka menempatkan jenazah di
berlandaskan alasan logis mengacu liang batu, goa, batang pohon dan
pada ajaran Aluk To dolo atau Alukta. patane untuk menjaga orang terkasih
agar tidak terkikis oleh tanah dan air.
In i m e nj a d i s a l a h s atu a l a s an
berlangsungnya ritual Ma nene atau
membersihkan jenazah bagi sebagian
wilayah di Toraja.

Toraja Utara Magazine 06


07 Toraja Utara Magazine

MAKAM GOA

Labirin karst yang terbentuk secara alami, di dalamnya


terdapat tulang - belulang yang tersusun rapi. Terlihat
sesajen berupa makanan, rokok, dan barang milik
jenazah. Di depan goa disambut oleh tau - tau atau patung
yang mirip dengan jenazah para bangsawan. Yang juga
unik adalah di tebing goa akan terlihat erong tua atau peti
jenazah yang tergantung, dan lagi terlihat banyak tulang
belulang di sekeliling goa. Pemandangan tersebut akan
anda jumpai di pemakaman goa daerah Londa.

Londa terletak kurang lebih 7 Km dari pusat kota


Rantepao, tidak perlu khawatir untuk menemukan lokasi
ini, penunjuk jalan cukup jelas dan jika perlu tanyakan
pada warga lokal.

Toraja Utara
Londa
Sedikit Scerita
e d i kdari
i t pemakaman
c e r i t a d agoa
ri pPenempatan
enduduk asli jenazah
wilayah jugaLonda.
tidak dinia nmemiliki
t e r l e tmakna
a k d i bahwa
dalamsemakin
goa.
Londa,
pemakaman
konon goa katanya,
Londa.
tidakKonon
semua Penempatan
sembarangan,jenazahada aturan
juga tidak
yang Penempatan
tinggi penempatan ini memiliki
jenazah,
makna
itu
katanya,
masyarakattidak
Torajasemua
bisa dimakamkan
masyarakat mengikat.
sembarangan,Jika anda
ada berkesempatan
aturan yang bahwa
artinya semakin
jenazah tersebut
tinggi penempatan
merupakan
Toraja
di goa bisa
Londa.di makamkan
Wilayah makam pada goa
ini mengikat.
berkunjungJika
di wisata
anda ini,
berkesempatan
akan terlihat jenazah,
bangsawan. itu artinya jenazah tersebut
L
diperuntukkan
o n d a . P ebagi m a penduduk
k a m a n lokal
ini berkunjung
peti jenazahdi yang
wisatadiletakkan
ini, akan terlihat
pada merupakan bangsawan.
diperuntukkan
yang merupakan bagiketurunan
penduduk lokal
dari peti
puncak
jenazah
goa, digantung
yang diletakkan
pada tebing
pada
yang
p enduduk
merupakan
asli wilayah
keturunan Londa.
dari puncak
dan terletak
goa,didigantung
dalam goa. Penempatan
pada tebing
09 Toraja Utara Magazine

Yang lebih menakjubkan adalah kuburan gua Londa tidak


tercium bau - bauan sama sekali, padahal menjadi tempat
penguburan aktif. Jika Anda ingin masuk ke dalam goa
Londa, wajib ditemani oleh pemandu wisata yang
sekaligus membawakan lampu petromaks, jika tidak
demikian Anda akan tersesat dan bisa keluar di desa lain.
Catatan pentingnya adalah jika berada di sekitar goa
Londa, dilarang keras untuk menyentuh atau
memindahkan tengkorak, jika aturan ini dilanggar akan
ada konsekuensi melalui hukum adat. Cukup memotret
atau berfoto bersama kerangka manusia.
Bercerita mengenai goa Londa
s e p e r t i ny a t i d a k a k a n a d a
habisnya. Ketika berkunjung ke
pemakaman goa Londa, melihat
mahakarya alam Toraja melalui
goa alam, begitu takjub sekaligus
merinding melihat keunikan dan
nilai dari budaya Toraja. Selain itu,
makam goa ini tidak hanya ada di
wilayah Londa saja tetapi masih
tersebar di beberapa wilayah lain
di Toraja.

Toraja Utara Magazine 10


Makam Batu (Liang Paa')
Keunikan makam batu di Toraja tidak kalah melainkan begitu banyak liang kubur dalam
menakjubkan. Bayangkan saja sebuah batu satu batu besar. Bisa dibayangkan bagaimana
yang sangat besar dipahat secara tradisional rumitnya dalam memahat batu alam dengan
dengan ukuran tertentu digunakan sebagai peralatan tradisional, menghasilkan arsitektur
liang kubur. Tidak hanya terdapat satu liang makam yang unik.

11 Toraja Utara Magazine


Bertolak ke bagian Utara Toraja, tepatnya berada di
wilayah gunung Sesean yang merupakan gunung
tertinggi di Toraja. Pemandangan yang khas ketika
melintasi jalur pegunungan ini, di sepanjang jalan
akan dijumpai begitu banyak makam batu mulai dari
ukuran makam batu yang kecil sampai pada ukuran
makam batu yang sangat besar. Ukuran liang Paa akan
berbeda untuk setiap rumpun keluarga. Satu liang Paa
biasanya berukuran 2 x 6 meter untuk satu makam.

Satu liang Paa adalah milik satu rumpun keluarga,


yang artinya satu liang tidak hanya terdapat satu
jenazah melainkan lebih dari satu jenazah yang
merupakan satu garis keturunan. Proses pemahatan
satu liang batu membutuhkan waktu sampai berbulan
- bulan bahkan bertahun - tahun untuk menyelesaikan
satu liang kubur. Biaya pembuatan satu liang batu
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Toraja Utara
Lo’ko’ Mata
Ada cerita dibalik proses pemahatan liang Paa .
Katanya sebelum melakukan pemahatan satu
liang kubur ada ritual atau doa yang dilakukan
untuk kelancaran pemahatan batu. Mereka
menyebutnya ritual Disur u . S ebelum
pemahatan liang dilakukan, keluarga akan
menyiapkan satu ekor babi dan melakukan doa
di areal pemahatan makam. Setelah dilakukan
ritual Disuru , barulah pemahat mulai bekerja.
Ada juga cerita pamali dari proses pemahatan
liang Paa yang juga mengacu dari ajaran Aluk
To Dolo, masyarakat Toraja percaya bahwa
Buroso tu liang ke dipakande tu to manggaraga
liang yang artinya akan banyak keluarga yang
meninggal jika pekerja pemahat liang diberi
makan oleh keluarga. Itu sebabnya mereka yang
bekerja memahat liang, akan memasak atau
menyediakan makanan mereka sendiri. Setelah
pemahatan liang Paa selesai, kembali di
lakukan ritual yang disebut Massabu Liang
yang berarti mengucap syukur untuk
kelancaran pembuatan liang Paa . Ritual ini
juga dilakukan di areal makam, dilakukan
pemotongan babi bahkan ada juga yang
menyiapkan kerbau serta dilakukan doa
bersama.
Biaya yang diperlukan untuk pembuatan satu liang
Paa seharga satu sampai empat ekor kerbau yang
artinya puluhan sampai ratusan juta rupiah. Harga
ditentukan dari ukuran dan kesepakatan antara
keluarga dan pekerja liang. Waktu pemahatan
biasanya paling cepat 3 bulan bahkan sampai
bertahun - tahun, kembali lagi dari seberapa besar
ukuran dan jenis batu yang dipahat. Pekerja
pemahat makam batu biasanya berkelompok yang
terdiri dari 3 - 4 orang.

Dari prosesi pemakaman masyarakat Toraja


menggunakan media batu pahat, serta biaya yang Toraja Utara
dikeluarkan untuk membuat satu liang kubur. Lo’ko’ Mata
Memiliki nilai yang berkesan bagi penulis, melihat
bagaimana masyarakat Toraja mempersiapkan
tempat peristirahatan terakhir untuk keluarga yang
mereka kasihi. Tanpa melihat seberapa rumit dan
seberapa besar biaya yang mereka korbankan untuk
menjaga para leluhur mereka.

Toraja Utara Magazine 14


15 Toraja Utara Magazine

Makam Rumah Mini (Patane)

Jika anda b erkunjung ke Toraja, yang menjadi


pemandangan cukup lazim adalah banyak dijumpai rumah
yang berukuran kecil, dengan bentuk pintu yang tidak
sampai ke tanah. Bangunan ini juga tidak memiliki jendela
ataupun ventilasi. Biasanya akan terlihat layaknya
pemukiman warga, terdapat juga beberapa yang memiliki
pagar. Sekilas akan terlihat seperti rumah pada umumnya,
Toraja Utara tapi siapa sangka ternyata rumah mini ini adalah makam
Lolai jenazah.
Toraja Utara Magazine 16

Masyarakat Toraja menyebutnya sebagai Patane


atau Banua Tang Merambu. Beberapa patane di
Toraja juga akan terlihat patung yang
menyerupai manusia, masyarakat Toraja
menyebutnya tau - tau. Sebagian besar patane
juga dibangun berdampingan dengan rumah
tempat tinggal penduduk. Untuk satu patane
merupakan milik satu rumpun keluarga besar,
terdapat lebih dari satu jenazah di dalamnya.

Patane sebenarnya merupakan makam yang


masuk dalam era modern, ini dipengaruhi oleh
perkembangan budaya saat ini. Namun patane
juga menjadi ciri khas dari budaya Toraja.
Keunikan pemakaman di Toraja sepertinya
menjadi salah satu daya tarik yang wajib untuk
dijelajahi.
Sumber : Fyant Layuk
Tradisi Warisan Leluhur Toraja

Sumber : Fyant Layuk

Toraja memiliki kebudayaan yang tidak akan pernah Tradisi warisan leluhur suku Toraja dilakukan dalam dua
habis untuk diceritakan. Di tengah perkembangan tradisi. Pertama disebut sebagai Aluk Rampe Matallo
budaya yang semakin modern tidak membuat atau yang umum didengar Aluk Rambu Tuka ,
masyarakat Toraja meninggalkan warisan para leluhur merupakan tradisi upacara sukacita di Toraja. Kedua
mereka. Kebudayaan yang mereka miliki terus dijaga dan disebut Aluk Rampe Matampu atau yang umum di
dilestarikan oleh anak cucunya. Setiap tradisi yang dengar Aluk Rambu Solo, sebagai upacara duka cita bagi
dilakukan masyarakat Toraja selalu berlandaskan alasan masyarakat Toraja. Aluk To dolo terdiri dari tiga suku
yang logis, serta memiliki nilai loso yang mendalam. kata; aluk (kepercayaan), to (orang), dolo (terdahulu)
Masyarakat Toraja begitu menghargai nilai kehidupan yang artinya kepercayaan atau ajaran orang terdahulu.
dan hidup berdampingan dengan alamnya. Masyarakat Aluk To dolo merupakan kepercayaan leluhur Toraja yang
Toraja menyakini bahwa pantan den ya angga na tu terdiri dari berbagai ritual yang mengarah kepada
katuan yang artinya segala sesuatu yang ada di tengah tingkah laku hidup suku Toraja kepada Puang Matua
masyarakat Toraja, masing - masing memiliki nilai dan (Tuhan Yang Maha Kuasa) yang disembah sebagai
kegunaannya. pencipta manusia, bumi dan segala isinya.

Toraja Utara Magazine 18


19 Toraja Utara Magazine

Sumber : Fyant Layuk

Rambu Solo', Upacara melepas jiwa


dengan kesedihan dan kegembiraan
Masyarakat Toraja dengan ritual pemakaman yang masih Melihat ritual pemakaman di Toraja menjadi suatu hal
hidup berdampingan di tengah perkembangan yang sangat dinantikan. Terdengar cukup aneh bahwa
peradaban yang semakin modern. Tradisi yang terus ritual pemakaman menjadi primadona bagi wisatawan
terjaga nilai dan keunikan yang menjadi daya tarik untuk domestik sampai wisatawan internasional menjadikan
mengunjungi daerah ini. Biasanya ritual rambu solo rambu solo sebagai daya tarik utama untuk berkunjung
dilaksanakan pada bulan Juli, Agustus dan Desember. ke Toraja.
Toraja Utara Magazine 20

Rambu solo merupakan tradisi pemakaman warisan


leluhur Toraja yang bermula dari kepercayaan aluk to
dolo atau alukta. Masyarakat Toraja memaknai nilai
ritual rambu solo sebagai bentuk penyempurnaan dari
prosesi kematian ketika semua rangkaian acara sudah
digenapi. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk
penghormatan dan sebagai bentuk kasih sayang
keluarga terhadap mendiang jenazah. Dari rangkaian
acara rambu solo memiliki prosesi yang cukup
panjang sampai akhirnya jenazah dimakamkan.
Cerita mengenai rambu solo akan sedikit panjang, ada
banyak ritual dalam prosesi upacara pemakaman di
Toraja.

Sumber : Fyant Layuk


Sumber : Fyant Layuk

Bagi masyarakat Toraja kematian adalah suatu hal Rambu solo juga sering dikatakan sebagai upacara
yang tidak perlu ditakuti melainkan sebuah proses melepas jiwa dengan kesedihan dan kegembiraan.
yang harus dilalui. Masyarakat Toraja percaya bahwa Kombinasi kesedihan sekaligus kebahagiaan jika
akan ada kehidupan kedua setelah kematian, mereka ritual acara boleh dilangsungkan dengan baik oleh
menyebutnya puya atau nirwana. Semua arwah yang segenap rumpun keluarga. Masyarakat Toraja
meninggal akan sampai pada puya jika ritual menyebutnya pasundun mali na yang memiliki
pemakaman sudah dilangsungkan oleh rumpun makna puncak menyampaikan kerinduan serta
keluarga. Itu sebabnya upacara rambu solo begitu bentuk ungkapan kasih sayang bagi mendiang
sakral dan sarat akan nilai loso di baliknya. jenazah yang dikasihinya.

21 Toraja Utara Magazine


Hal unik dari masyarakat Toraja ketika baru saja
meninggal dan masih berada di dalam rumah maka
keluarga yang meninggal di anggap belum meninggal
seutuhnya. Masyarakat Toraja memperlakukan jenazah
layaknya orang yang sedang sakit. Dalam bahasa Toraja
mereka menyebutnya to makula . To makula juga diberi
makan dan diberi minum layaknya orang yang sedang
sakit. Keluarga juga sesekali akan mengobrol layaknya
manusia yang masih hidup. To makula terkadang
disimpan berbulan - bulan bahkan bertahun - tahun.
Sepanjang to makula masih berada di dalam rumah,
akan ada musyawarah antara keluarga inti untuk
membicarakan kapan prosesi upacara pemakaman akan
diselenggarakan. Setelah musyawarah keluarga dan
sudah menentukan kapan akan dilangsungkan upacara
pemakaman, maka perlahan rumpun keluarga juga
mempersiapkan acara mulai dari persiapan nansial dan
kesiapan seluruh rumpun keluarga. Biaya untuk
melangsungkan upacara pemakaman memerlukan biaya
yang tidak sedikit. Upacara rambu solo di gandrung
sebagai upacara pemakaman termahal di dunia.

Toraja Utara Magazine 22


Sumber : Fyant Layuk

Beberapa bulan menjelang upacara pemakaman,


persiapan demi persiapan mulai dilakukan, dari sini
bentuk gotong royong masyarakat Toraja akan
terlihat. Masyarakat ikut andil dalam membantu
membangun pondok (dalam bahasa Toraja,
melantang) yang akan dijadikan sebagai tempat
keluarga atau kerabat yang akan datang melayat,
masyarakat Toraja menyebutnya Tongkon. Proses
melantang memerlukan waktu yang cukup lama.
Membuat petak demi petak dengan ukiran dan
dekorasi serba hitam dan merah.

23 Toraja Utara Magazine


Yang tidak kalah menakjubkan adalah harga dari
setiap hewan kurban dalam upacara rambu solo .
Harga ditentukan dari jenis dan ukurannya. Satu ekor
kerbau yang akan disembelih dijual mulai harga 15 -
20 juta per ekor yang paling murah, ada juga yang
mencapai harga 100 juta per ekor. Jumlah kerbau juga
tidak main - main, biasanya kerbau disediakan oleh
keluarga berjumlah 3 ekor, ada juga yang 5, 10, 24
bahkan lebih, semua tergantung strata sosial dan
kemampuan keluarga yang berduka. Selain kerbau
ada juga babi yang menjadi hewan yang wajib untuk
disembelih ketika acara rambu solo berlangsung.
Harga satu ekor babi yang siap sembelih dijual mulai
harga 3 - 10 Juta per ekor. Jumlah babi dalam acara
rambu solo biasanya lebih banyak dari hewan kerbau.
Peran keluarga inti serta kerabat terlihat jelas ketika
upacara rambu solo berlangsung. Biasanya pelayat
akan datang untuk menunjukkan belasungkawa
mereka dengan membawa hewan kurban berupa babi
atau kerbau, kopi, gula, dan beberapa bentuk
belasungkawa lainnya.

Sumber : Fyant Layuk

Toraja Utara Magazine 24


Toraja Utara Magazine 25

Sumber : Fyant Layuk

Prosesi upacara pemakaman memiliki rangkaian acara


cukup panjang, serta sajian hewan kurban yang fantastis.
Tidak perlu khawatir jika ingin mencicipi masakan yang
disajikan ketika upacara berlangsung. Masyarakat Toraja
juga sangat menjunjung tinggi nilai toleransi di tengah ritual
upacara rambu solo .
Ma’ Badong

Sumber : Fyant Layuk

Kepercayaan turun - temurun dari para leluhur Toraja Aluk


To Dolo atau Alukta, menanamkan bahwa kematian adalah
proses berpindahnya jiwa seseorang yang telah meninggal
menuju tempat yang lebih baik yaitu alam roh. Mereka
percaya sebagai tempat abadi bersama para leluhur yang
mereka sebut sebagai Puya atau Nirwana.

Toraja Utara Magazine 26


Jelajah Wisata

Setelah menjelajahi daerah dataran tinggi Toraja, Toraja sebagai salah satu tujuan destinasi wisata di
sepertinya memiliki kesan tersendiri bagi mereka yang Indonesia, menyuguhkan beragam pilihan wisata. Dari
pernah mengunjunginya. Kemegahan pegunungan yang da ar wisata pada tahun 2018, terda ar lebih dari 300
ada di dataran tinggi mengelilingi setiap desa, seolah wisata di Toraja Utara dengan berbagai tawaran destinasi.
menjadi tameng pelindung bagi masyarakat Toraja. Mulai dari wisata budaya, wisata kuliner, wisata sejarah,
Pesona bentang alam mulai dari, lautan awan seolah sampai wisata bentang alam menjadikan magnet yang
berada di negeri dongeng. Barisan terasering sawah yang memikat bagi para wisatawan. Jika Anda memasukkan
ada di pegunungan seolah tersusun rapi layaknya tangga Toraja sebagai bucket list kunjungan wisata, pastikan
yang menuruni lembah. Begitupun hamparan sawah yang untuk membuat da ar perjalanan wisata Anda, ini bisa
luas di tengah pemukiman warganya. Jejeran rumah adat menjadi salah satu strategi memudahkan perjalanan
Toraja jika diperhatikan layaknya perahu yang ada di wisata Anda di Toraja. Jika masih bingung menentukan
tengah pegunungan, tersusun rapi serentak menghadap tujuan destinasi, anda bisa melihat dua tujuan destinasi
ke Utara - Selatan. Mencicipi kuliner khas dengan rasa dan berikut;
bentuk yang unik. Serta menyaksikan bagaimana ritual
adat yang begitu memukau di daerah ini.

Ketika berkunjung ke daerah Toraja sepertinya tidak


cukup jika hanya sekedar mampir saja. Keistimewaan
daerah ini sungguh sangat memikat, keramahan warga
lokal menyambut setiap tamu, suasana Toraja yang sejuk,
dan beragam alasan menjadikan daerah ini begitu kuat
untuk kembali di jelajahi. Istilah bagi mereka yang pernah
mengunjungi Toraja mengatakan Toraja never ending
story. Ya, cerita mengenai Toraja memang tidak akan
pernah habis untuk diceritakan. Budaya bertutur bagi
masyarakat Toraja masih melekat sampai saat ini dan akan
terus terjalin bagi anak - cucunya.

Toraja Utara Magazine 27


Pesona Negeri Di Atas Awan
Toraja dengan pesona negeri di atas awan menjadi salah
satu tujuan destinasi di Toraja. Pemandangan lautan awan
ketika matahari terbit, menjadikan daerah Lolai sebagai
salah satu spot sunrise terbaik di Toraja. Bagi anda pecinta
sunrise, dengan suasana pegunungan, cobalah untuk
menginap di daerah Lolai - Toraja Utara. Berada di
dataran tinggi dikelilingi oleh pegunungan, menjadikan
Toraja memiliki hawa yang cukup dingin. Tidak perlu
khawatir untuk tempat penginapan di daerah Lolai, ada
banyak lokasi yang bisa Anda pilih untuk menikmati
suasana pagi dengan secangkir kopi Toraja. Ada pilihan
lokasi seperti Honai Rangga, Tirotiku, To tombi,
Tongkonan Lempe, Pongtorra , dan beberapa spot lokasi
lainnya.
Waktu yang tepat untuk mengunjungi Lolai adalah ketika
sore hari, menikmati keindahan Toraja dari pegunungan
sambil mempersiapkan makan malam. Sembari
bercengkrama bersama keluarga, sahabat, dan orang yang
Anda kasihi lainnya. Jangan sampai terlewatkan untuk
besok harinya, Anda harus bangun lebih awal untuk
melihat betapa menakjubkan panorama alam Lolai saat
subuh. Akses menuju daerah Lolai dari pusat kota
Rantepao bisa menggunakan mobil dan juga motor. Tidak
ada angkutan umum untuk daerah Lolai, Anda bisa
menyewa kendaraan yang tersebar di pusat kota
Rantepao. Untuk tarif harga masuk masing - masing spot
berbeda - beda, karena daerah wisata Lolai merupakan
milik pribadi atau milik rumpun keluarga. Biaya tarif
masuk di masing - masing spot mulai harga 15 ribu
sampai 25 ribu per orang, tergantung di mana Anda
memilih spot. Harga tersebut juga di luar harga sewa
homestay atau tenda. Tersedia fasilitas lainnya juga,
seperti toilet, gazebo, dan beberapa fasilitas lainnya.

Toraja Utara Magazine 29


Toraja Utara
Lolai
Toraja Utara Magazine 32

Jelajah Wisata
Menhir Toraja
Selain wisata alam dan mistis yang dapat dijumpai di
sepanjang sisi, Toraja memiliki pesona wisata batu
Menhir, masyarakat Toraja menyebutnya Simbuang Batu.
Bagi masyarakat Toraja Simbuang batu merupakan tanda
bagi mereka yang sudah melaksanakan upacara rambu
solo, dalam tingkat Rapasan Sapurandanan . Artinya
telah terlaksana upacara pemakaman yang paling tinggi di
Toraja dengan hewan kurban minimal 24 ekor kerbau.
Biasanya Simbuang batu banyak terlihat di halaman dekat
dengan bangun rumah adat Tongkonan, masyarakat
Toraja menyebut lokasi tertanamnya batu simbuang
sebagai Rante.

Bertolak ke bagian Utara kota Rantepao, tepat di desa Bori


Kalimbuang, daerah ini menjadi salah satu wisata menhir
di Toraja. Sampai artikel ini ditulis, terdapat 102 buah batu
simbuang yang berdiri kokoh di areal Rante Kalimbuang
Bori. Terlihat ukuran dari simbuang batu memiliki ukuran
yang berbeda - beda. Namun nilai dan ukurannya tetap
sama. Fungsi dari simbuang batu digunakan sebagai
tempat mengikat kurban sebelum disembelih. Di tengah
rante terdapat balakkayan, yang digunakan masyarakat
Toraja sebagai menara tempat membagikan hewan
sembelih seperti kerbau dan babi. Di sekeliling rante
terdapat lakkian sebagai menara untuk meletakkan
jenazah yang akan di upacarakan.

Toraja Utara
Bori’ Kalimbuang
Menurut cerita, awal mula terbentuknya simbuang batu di
Kalimbuang Bori pada tahun 1617. Sebagai awal
dilaksanakan upacara rambu solo sampai saat ini masih
digunakan sebagai tempat berlangsungnya upacara adat
bagi rumpun keluarga.
Masih di lokasi Kalimbuang Bori, jika mengikuti jalan
setapak dilokasi yang sama kita akan menemukan wisata
kuburan tua berbentuk batu alam yang dipahat. Ukuran
batu cukup besar, terlihat di samping batu terdapat
kumpulan tengkorak manusia yang tersusun rapi, juga
terdapat kuburan rumah mini atau patane. Disisi lain juga
terdapat kuburan bayi yang disebut sebagai Passiliran atau
baby grave.

Toraja Utara Magazine 34


Kuliner
Ragam keunikan Indonesia memang tidak diragukan lagi,
daya tarik yang begitu memikat dari pesona bentang alam,
ragam budaya dan keunikan yang otentik dari setiap
wilayah di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu faktor
Indonesia menjadi negara dengan tujuan destinasi bagi
wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.
Tanaman
Khas Toraja
Beberapa daerah di Indonesia memiliki tanaman khas
daerah yang hidup berdampingan dengan budaya lokal,
sehingga tanaman ini terus terjaga dari generasi ke generasi,
salah satunya adalah tanaman otentik khas Toraja.
Masyarakat Toraja tidak hanya menjaga serta melestarikan
budaya dan pesona daya tarik alamnya, namun terlihat
bagaimana masyarakat Toraja menjadikan beberapa
tanaman sebagai unsur penting dalam kehidupan sosial,
upacara adat maupun ritus keagamaan. Beberapa tanaman
khas Toraja seperti;

Toraja Utara Magazine 36


Cabai Katokkon
mungkin masih banyak yang belum mengetahui keberadaan
cabai katokkon khas Toraja, masyarakat Toraja menyebutnya
'Lada Katokkon'. Cabai yang mirip dengan paprika dalam bentuk
mini. Jangan tertipu dengan bentuk dan warna dari cabai ini,
warna terang mengkilat memang menjadi pemikat cabai satu ini.
Lada katokkon memiliki citarasa yang cukup unik, rasa pedas
menyengat dengan sedikit rasa manis. Lada katokkon biasanya
diolah menjadi pelengkap makanan khas Toraja. Lada ini juga
biasanya dijadikan sebagai oleh-oleh khas Toraja. Cabai segar
banyak ditemukan di pasar tradisional atau dalam bentuk
kemasan yang sudah diolah menjadi sambal, bisa di dapatkan
pada gerai di pusat kota. Bagi kalian pecinta cita rasa pedas wajib
untuk mencoba Lada Katokkon khas Toraja

Toraja Utara Magazine 37


Buah Tamerella
dan Buah Markisa
kali ini buah yang akan Anda kenali adalah buah yang bisa diolah
menjadi olahan yang menyegarkan. Jika berkunjung ke Toraja,
buah ini wajib untuk di cicipi. Selain buah yang menyegarkan
ternyata kedua buah khas Toraja ini mengandung banyak vitamin
dan tentu baik untuk kesehatan. Untuk buah Tamarella,
masyarakat Toraja menyebutnya sebagai Katarrung atau Tarrung
Balanda. Bentuk luar dari katarrung berbentuk oval menyerupai
telur dengan warna merah marun jika sudah matang sempurna.
Isinya hampir serupa dengan buah kiwi, dengan tekstur daging
yang lembut, rasa asam cukup dominan, tetapi jika sudah diolah
menjadi jus, maka rasanya ingin terus minum jus tamarella.
Berbeda dengan buah markisa, buah markisa Toraja berbentuk
bulat sempurna, dengan ukuran seperti bola pimpong dengan
warna hitam keunguan jika sudah matang sempurna. Rasa
markisa berbeda dengan tamarella, namun keduanya menjadi
olahan jus primadona di Toraja.
Toraja Utara Magazine 39

Buah Pangi

adalah salah satu tanaman khas Toraja yang menjadi


ciri khas dalam olahan masakan masyarakat Toraja.
Buah pangi yang hampir berukuran buah kelapa, yang
terdiri dari empat komponen dalam satu buah
diantaranya; kulit buah, daging buah atau kaloko,
tempurung biji, daging biji dengan warna hitam pekat
atau dikenal sebagai pamarassan. Menurut masyarakat
yang membudidayakan tanaman ini bahwa setiap
tahun buah ini terus berbuah, namun waktu panen yang
paling tepat adalah setiap 6 bulan. Karena tanaman ini
bisa diawetkan secara tradisional tanpa pengawet
sehingga menjadi bahan masakan yang selalu ada
dalam upacara adat, acara keagamaan dan sebagai oleh -
oleh khas Toraja.
Tanaman ini cukup mudah didapatkan jika berkunjung ke juga tidak dilakukan sembarangan apalagi bagian daging
Toraja, pohonnya juga mudah dijumpai, di pasar biji yang akan menjadi bumbu pamarrasan khas Toraja
tradisional juga banyak diperjualbelikan oleh pedagang berwarna hitam. Jika di pulau Jawa rempah ini disebut
lokal. Masyarakat Toraja cukup mahir dalam mengolah kluwek atau kluak bumbu dasar kuliner rawon.
buah pangi sebelum di olahan menjadi makanan yang Masyarakat Toraja mengolah dan mengawetkan tanaman
lezat, jika Anda ingin melihat sayuran ini hampir ini dengan baik, sehingga terjamin aman dan tidak
menyerupai jamur kering. Proses pengawetan sayur pangi beracun untuk diolah menjadi masakan yang lezat.
Makanan
Khas Toraja
Bagi pecinta kuliner, Toraja bisa masuk dalam list daerah sebagai
wisata kuliner, apalagi bagi pecinta cita rasa pedas, Toraja bisa
masuk dalam pilihan. Bagi masyarakat Toraja kurang lengkap jika
makan tanpa ada rasa pedas di masakan. Karena berada di
pegunungan dengan suhu udara yang cukup dingin sepertinya ini
menjadi alasan yang cukup logis mengapa makanan pedas begitu
digandrungi di daerah ini. Beberapa masakan popular yang
memiliki citarasa tinggi dengan metode memasak yang unik di
Toraja;
Toraja Utara Magazine 42

Pammarasan
Jika di Jawa ada kuliner rawon, maka Toraja juga ada
pammarasan. Bahan dasar kedua masakan ini umumnya sama,
menggunakan pammarasan dalam bahasa Toraja, jika di
Indonesiakan sama dengan kluwak. Di Toraja olahan
pammarasan cenderung lebih kental dan pekat, menggunakan
cukup banyak rempah dibandingkan dengan olahan pa piong.
Pelengkap olahan pamarassan biasanya menggunakan ikan,
daging kerbau, daging babi dan daging ayam. Kuliner ini
memiliki tampilan berwarna hitam pekat tetapi rasa yang begitu
nikmat.
Toraja Utara Magazine 43

Pa'piong
adalah masakan yang begitu popular bagi masyarakat Toraja
maupun di kalangan wisatawan. Pa piong juga menjadi hidangan
wajib bagi setiap ritual adat maupun keagamaan di Toraja. Jika
anda berada di Toraja melihat hidangan makanan yang dimasak
dalam bambu dengan metode memasak menggunakan kayu
bakar, maka itu adalah pa piong. Bahan utama pa piong pada
umumnya adalah daging babi, ikan mas, atau daging ayam
dilengkapi dengan sayur daun mayana atau pelepah batang pisang
yang muda dan beberapa rempah pelengkap untuk menambah cita
rasa pada masakan ini. Olahan pa piong tidak menggunakan
banyak bumbu, itu sebabnya pa piong memiliki rasa yang khas dan
nikmat. Pa piong paling nikmat dihidangkan saat baru saja
diangkat dari panggangan, aroma yang khas dari masakan bambu
tentu menggugah selera makan.
Deppa Tori’
adalah kudapan khas Toraja. Bahan dasar kudapan ini dari tepung
beras, gula aren, dan taburan wijen. Deppa Tori diolah dengan
cara digoreng dan cukup mudah menemukan kudapan ini di
Toraja. Banyak dijumpai pada pasar tradisional dan di sepanjang
jalan poros juga terdapat banyak toko yang menjajakan. Deppa
Tori sering dijadikan sebagai oleh - oleh khas Toraja, dengan
harga yang relatif murah dan rasa yang menggugah selera, yang
menjadikan kudapan ini menjadi kuliner yang cukup digemari.
Minuman
Khas Toraja
Di Toraja terdapat minuman tradisional, yang juga menjadi minuman khas
daerah. Minuman ini menjadi jamuan atau pelengkap bagi tamu yang
berkunjung ke Toraja. Beberapa minuman di Toraja menjadi bagian dari budaya
Toraja. Kembali lagi bagaimana masyarakat Toraja begitu menghargai nilai
kekeluargaan dan memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki. Beberapa
minuman khas daerah yang erat kaitannya dengan budaya;

Toraja Utara Magazine 45


Toraja Utara Magazine 46

Tuak atau Ballo’


adalah cairan nira dari pohon aren berwarna putih yang di
fermentasi. Memiliki rasa manis, asam dan pahit. Rasa yang
dihasilkan tuak tergantung dari berapa lama masa fermentasi dan
teknik dari proses pemeraman. Beberapa daerah di Indonesia
juga memanfaatkan cairan nira dari pohon aren, namun
kebanyakan diolah menjadi gula aren. Berbeda dengan
masyarakat Toraja, memanfaatkan cairan nira sebagai minuman
yang menyegarkan. Bagi masyarakat Toraja tuak menjadi
minuman wajib yang harus ada di setiap acara adat maupun acara
keagamaan. Tuak merupakan minuman yang mengandung
alkohol. Meski mengandung alkohol, tuak tetap aman
dikonsumsi dalam takaran yang tidak berlebihan.
Ada cerita menarik dibalik kebiasaan masyarakat
Toraja yang rutin mengkonsumsi tuak. Masyarakat
Toraja mengatakan tuak pedampi bo yok yang
artinya bagi masyarakat Toraja jika meminum tuak
ketika selesai bekerja maka ada rasa legah dan rasa
lelah pun akan hilang. Ketika melihat langsung
bagaimana masyarakat Toraja duduk bersama dengan
formasi yang hampir melingkar. Terdengar
perbincangan yang terjalin mengalir dengan ragam
topik di dalamnya. Secara bersamaan tegukan tuak
yang ada di gelas juga menjadi teman pelengkap saat
bercengkrama dengan keluarga maupun kerabat
kerja. Dari suasana malam yang semakin larut,
perbincangan terus mengalir diiringi canda tawa. Bagi
mereka yang bekerja seharian lalu duduk menikmati
tuak, tidur akan terasa lebih nyenyak dan keesokan
hari badan terasa ringan. Mungkin bagi anda
pengidap insomnia bisa mencoba mencicipi
minuman khas Toraja, mungkin saja bisa terbantu
setelah meminum tuak. Dari cerita dibalik tuak
pedampi bo yok, kembali melihat nilai bagaimana
masyarakat Toraja memanfaatkan kekayaan alam
secara keseluruhan disertai dengan kegunaan yang
tepat dan memiliki peranan penting dalam kehidupan
sosial masyarakat. Kehadiran tuak di tengah
masyarakat Toraja memiliki nilai tersendiri, dimana
menjadi salah satu perantara untuk terus menjalin
komunikasi dengan sesama dan membentuk relasi
dengan bersantai menikmati tuak minuman khas
Toraja.

Toraja Utara Magazine 47


Toraja Utara Magazine 49

Kopi Toraja
bagi anda pecinta kopi tentu tidak asing lagi dengan kualitas
kopi khas Toraja. Dengan dua kopi unggulan yaitu jenis kopi
Arabika dan Robusta yang memiliki rasa yang nikmat. Kopi
Toraja memiliki pasaran tersendiri bagi penikmat kopi,
bahkan penggemar kopi Toraja sudah menyebar ke pasar
internasional. Yang unik dari masyarakat Toraja sebagai
penghasil salah satu kopi terbaik di Indonesia adalah bahwa
masyarakat Toraja juga begitu gemar menikmati kopi hasil
alamnya. Percaya atau tidak, di setiap rumah yang ada di
Toraja, pasti memiliki atau menyediakan kopi Toraja. Dua
alasan mengapa kopi ini selalu tersedia di setiap rumah.
Pertama karena masyarakat Toraja juga penikmat kopi dan
alasan kedua bahwa setiap tamu yang datang akan dijamu
dengan kopi khas daerah. Peranan kopi dalam kehidupan
masyarakat Toraja juga sangat penting, menjadi minuman
untuk menjamu para tamu di rumah, acara adat, maupun
acara keagamaan.
Pasar
Tradisional
Toraja
Jika sudah puas dengan cerita nilai budaya dan pesona
bentang alam Toraja, sepertinya kurang lengkap jika
belum menyempatkan waktu untuk menyambangi pusat
pasar tradisional. Katanya jika ingin mengetahui
kebiasaan masyarakat di suatu wilayah cobalah untuk
mengunjungi pasar tradisionalnya.

Pasar Bolu, begitulah masyarakat Toraja menamai pasar


tradisional ini. Yang menarik adalah ternyata pasar Bolu
juga menjadi salah satu tujuan destinasi wisata para
pelancong di Toraja Utara. Pasar ini ternyata memiliki
daya tarik yang kuat untuk dijelajahi. Bagaimana tidak,
pasar Bolu merupakan pasar terbesar dan terkomplit se-
Toraja. Jika anda mencari sesuatu yang khas dari Toraja,
cobalah untuk mencarinya di pasar ini. Pasar Bolu pasti
menyediakan segala yang anda butuhkan.

Toraja Utara Magazine 51


Berbagai jenis jualan dari para pedagang lokal sampai
pedagang dari luar kota meramaikan pasar tradisional
ini. Dalam seminggu ada hari yang dinamakan hari
pasar, hari pasar adalah hari dimana menjadi pusat
transaksi jual - beli. Pasar akan terlihat begitu ramai
ketika hari pasar. Semua pedagang lokal sampai
pedagang luar Toraja juga datang untuk menjual dan
berbelanja di pasar Bolu. Sampai artikel ini dibuat
penentuan hari dihitung mundur oleh masyarakat
Toraja. Misal pada minggu pertama, hari pasar jatuh
pada hari minggu, untuk minggu berikutnya hari
pasar jatuh pada hari sabtu, begitu seterusnya. Di
Toraja tidak hanya terdapat satu pasar tradisional ada
beberapa pasar tradisional lainnya. Hari pasar akan
terus digilir setiap minggunya.

Toraja Utara Magazine 52


Toraja Utara Magazine 53

Kembali pada daya tarik pasar Bolu, dari sekian


banyaknya pasar tradisional di Toraja, pasar Bolu
memang menjadi primadona bagi Toraja. Selain
dinobatkan sebagai pasar tradisional terbesar, yang
begitu memikat dari pasar tradisional ini adalah
produk lokal yang diperjual - belikan setiap hari
pasar. Mulai dari hasil panen tanaman khas Toraja,
kuliner khas, berbagai macam handicra masyarakat
lokal, kebutuhan sandang - pangan dan yang menjadi
daya tarik utama adalah pasar hewan ternak terbesar
di Indonesia, yang juga di gandrung sebagai pasar
hewan terbesar di dunia. Jenis hewan yang diperjual -
belikan adalah kerbau, babi, ayam, beberapa kuda
dan juga rusa. Karena Toraja sangat erat kaitannya
dengan sembelih kurban saat upacara adat, maka
tidak heran jika Toraja menyediakan pasar hewan
dengan jumlah hewan setiap hari pasar mencapai
ratusan ekor. Yang lebih menakjubkan adalah harga
dari kerbau dan babi. Percaya atau tidak, di pasar
hewan ini terdapat kerbau dengan harga ratusan juta
satu ekornya. Untuk harga babi juga ada yang
mencapai harga 10 juta rupiah. Dan transaksinya
dibayar secara tunai tanpa adanya perantara antara
pembeli dan penjual.

Jika berkesempatan untuk mengunjungi Toraja,


sepertinya pasar tradisional wajib menjadi salah satu
da ar perjalanan destinasi wisata. Bisa melihat
keistimewaan dari kebiasaan masyarakat Toraja
melalui pasar tradisional dan melihat secara
langsung hewan termahal di Toraja.
Fakta Toraja
Setelah mengetahui informasi yang menarik dari keunikan berkunjung ke Toraja, ada beberapa fakta yang perlu Anda
budaya Toraja dan sedikit melihat pesona bentang alam ketahui. Penulis berharap dari halaman ini sobat wisata bisa
Toraja. Mungkin Anda mulai merasakan panggilan untuk sedikit menghindari culture shock saat berada di Toraja. Jika
mengunjungi Toraja. Minimal Toraja masuk dalam bucket berkunjung ke Toraja ada beberapa hal unik yang penulis
list kunjungan wisata populer di Indonesia. Namun sebelum temukan di antaranya:

Fakta 1: Tondok Madingin, karena berada di dataran


tinggi maka Toraja dijuluki sebagai daerah yang dingin. Toraja adalah
daerah dataran tinggi yang diselimuti kabut dan suhu udara yang
cukup membuat Anda menggigil. Ketika Anda berencana
mengunjungi Toraja sebaiknya siapkan pakaian yang cukup untuk
menghangatkan badan. Untuk siang hari di pusat kota jika tidak
hujan, maka udara akan terasa sedikit panas. Tetapi beda cerita jika
Anda mengunjungi Toraja bagian pegunungan, hawa dingin tetap
terasa meski di siang hari. Tetapi jangan khawatir, jika anda
menggunakan pakaian yang hangat udara dingin Toraja masih bisa
Anda nikmati dengan secangkir kopi Toraja.

Toraja Utara Magazine 55


Fakta 2: Sikamasean dan Sipakaboro' yang membuka peti jenazah dan menjemur para keluarga yang
ar t i ny a S al i ng m e ng a s i hi d an s al i ng telah meninggal. Tidak berhenti disitu saja, masyarakat
Toraja membersihkan para leluhur mereka dengan cara
menyayangi. Karakter masyarakat Toraja begitu
debu yang melekat akan di lap lalu pakaian serta selimut
melekat dengan kasih sayang. Hal ini penulis rasakan
mereka diganti dengan yang baru. Isak tangis masih
ketika melihat keseharian masyarakat Toraja dan
terdengar walaupun kematian keluarga sudah bertahun -
menyaksikan ritual adat yang dilangsungkan di Toraja.
tahun yang lalu. Sebelum ritual berlangsung, acara tidak
Hal ini penulis lihat pada saat ritual Ma'nene yang
bisa di mulai ketika rumpun keluarga belum berkumpul,
dilangsungkan setiap 3 tahun sekali ada juga yang
banyak keluarga yang tinggal di luar kota bahkan di luar
berlangsung 5 tahun sekali. Ritual Ma'nene menjadi
negeri menyempatkan hadir dalam ritual Ma'nene untuk
salah satu bukti bagaimana masyarakat Toraja begitu
merawat para leluhur mereka. Sepertinya ungkapan
mengasihi dan menghormati keluarga serta kerabatnya.
sikamasean sia sipakaboro memang pantas untuk
Ritual ini dilangsungkan dengan cara membuka liang
melekat bagi masyarakat Toraja.
jenazah, mengangkat peti jenazah ke halaman, lalu
Sumber : Fyant Layuk

Fakta 3: Patunduan, masyarakat Toraja mempunyai


nilai gotong royong yang tinggi. Ketika berada di Toraja
sangat jelas terlihat bagaimana nilai gotong royong
begitu dijunjung tinggi. Karena memiliki kebudayaan
yang turun-temurun terus di jaga dan di lestarikan,
· Fakta 1: Tondok Madingin, karena berada
maka panggilan di dataran tinggi juga
gotong-royong maka melekat
Toraja di
juluki sebagai daerah yang dingin. didalamnya.
Toraja adalahSeperti halnya
daerah saat tinggi
dataran upacara adat
yang rambu
memiliki
selimut kabut dan suhu udara solo', terlihatmembuat
yang cukup bagaimana masyarakat
anda menggigil.Toraja
Ketikamerasa
anda
berencana mengunjungi Torajaterpanggilsebaiknyauntuk turutpakaian
siapakan membantuyangkeluarga yang
cukup untuk
menghangatkan badan. Untuk siang berduka.
hari diMulai dari jika
pusat kota haritidak
kematian
hujan,persiapan
maka udara upacara
akan
sampai acara penguburan, begitu jelas terlihat
terasa sedikit panas. Tetapi beda cerita jika anda mengunjungi Toraja bagian pegunungan,
hawa dingin tetap terasa meskibagaimana
di siang masyarakat
hari. TetapiToraja terpanggil
jangan untuk
khawatir, jika saling
anda
menggunakan pakaian yang hangat membantu.
udara dingin Toraja masih bisa anda nikmati dengan
secangkir kopi Toraja.

Toraja Utara Magazine 57


Toraja Utara Magazine 58

Fakta 4: Ma'dodo, sarung/dodo menjadi atribut


keseharian masyarakat Toraja. Jika anda berkunjung ke
Toraja, apalagi mengunjungi pedesaan Toraja.
Pemandangan yang sering disaksikan adalah
kegemaran masyarakat Toraja menggunakan sarung
sebagai pengganti celana atau rok. Mulai dari orang
tua, anak muda, sampai anak kecil kerap kali
menjadikan dodo sebagai fashion yang menjadi
andalan. Kebiasaan ini juga dipengaruhi oleh
kebudayaan masyarakat Toraja. Ketika menghadiri
acara adat seperti rambu solo dan rambu tuka maka
ini juga menjadi hal yang wajib untuk digunakan
dalam acara adat. Masyarakat Toraja mengatakan
La bi matokko di tiro ke ma dodo komi , ungkapan ini
memiliki arti akan lebih berwibawah atau sopan jika
· Fakta 2: Sikamasean dan kitaSipakaboro'
menggunakanyang artinya
sarung Saling
sebagai mengasihi
atribut pakaian .
dan saling menyayangi. Karakter Jelasmasyarakat
terlihat bagaimana ketika
Toraja begitu masyarakat
melekat denganToraja
kasih
sayang. Hal ini penulis rasakan ketika melihat keseharian masyarakat Toraja hari
menggunakan dodo sebagai pakaian sehari - dan
ataupun menjadi kostum wajib ketika menghadiri
menyaksikan ritual adat yang dilangsungkan di Toraja. Hal ini penulis lihat pada saat ritual
Ma'nenek yang dilangsungkan setiapacara adat. terlihat
3 tahun begitu
sekali ada rapi
juga danberlangsung
yang terlihat unik.5 tahun
sekali. Ritual Ma'nenek menjadi salah satu bukti bagaimana masyarakat Toraja begitu
mengasihi dan menghormati keluarga serta kerabatnya. Ritual ini dilangsungkan dengan
cara membuka liang jenazah, mengangkat peti jenazah ke halaman, lalu membuka peti
jenazah dan menjemur para keluarga yang telah meninggal. Tidak berhenti di situ saja,
masyarakat Toraja membersihkan para leluhur mereka dengan cara debu yang melekat
akan di lap lalu pakaian serta selimut mereka di ganti dengan yang baru. Isak tangis masih
terdengar walapun kematian keluarga sudah bertahun-tahun yang lalu. Sebelum ritual
berlangsung, acara tidak bisa di mulai ketika rumpun keluarga belum berkumpul, banyak
keluarga yang tinggal di luar kota bahkan di luar negeri menyempatkan hadir dalam ritual
Ma'nenek untuk merawat para leluhur mereka. Sepertinya ungkapan Sikamasean sia
Sipakaboro' memang pantas untuk melekat bagi masyarakat Toraja.
Fakta 5: Ma'oto trek, mobil truk sebagai Masyarakat Toraja lebih memilih
angkutan manusia. Jika kamu berkunjung menggunakan mobil truk untuk
ke Toraja, pemandangan ini akan sering mengangkut keluarga serta kerabat, juga
dijumpai. Masyarakat Toraja seringkali terlihat ada hewan kurban seperti babi di
menggunakan mobil truk sebagai angkutan atas mobil truk. Jumlah angkutan di atas
untuk berpindah tempat. Cukup unik mobil truk tidak tanggung - tanggung
namun terlihat juga ekstrim. Sedikit cerita, terlihat penuh dan padat. Yang menjadi
bahwa di Toraja sebagian besar jalanan perhatian adalah terlihat masyarakat Toraja
masih dalam keadaan yang rusak. Medan menikmati perjalanan menikmati udara
jalan terkhusus di bagian pelosok masih terbuka. Yang tidak kalah menarik adalah
banyak yang berbatu, berlumpur dan cukup ketika penulis menanyakan alasan mereka
sulit di jangkau dengan kendaraan kecil. lebih menyukai transportasi ma oto trek,
Maka masyarakat Toraja menggunakan katanya mereka lebih nyaman ma oto trek
truk sebagai solusi untuk melalui medan karena tidak pusing dan tidak mabuk darat.
yang berat. Walapun medan jalan sudah Yah, sederhana tetapi juga menakutkan.
baik, tetapi Ma'oto trek juga masih menjadi Begitulah uniknya masyarakat Toraja.
pilihan. Seperti saat menghadiri acara
Rambu Solo' dan Rambu Tuka'.

Toraja Utara Magazine 60


Jika bertemu orang tua laki-laki, Jika bertemu orang tua perempuan,
sapalah dia dengan memanggilnya sapalah dia dengan memanggilnya
Ambe'. Indo'.

Jika bertemu perempuan muda, jika bertemu laki-laki muda,


sapalah dia dengan memanggilnya sapalah dia dengan memanggilnya
Sangbaine. Sangmane.


Fakta 6: Kosakata yang lazim Jika ingin menanyakan sesuatu,
di dengar. Penulis berharap kamu awali dengan kata Tabe'. dalam
bahasa Indonesia memiliki arti

bisa lebih dekat dengan masyarakat
Toraja ketika berkunjung. Ada permisi atau tolong.
beberapa kosakata dalam bahasa


Jika kamu menerima sesuatu dari
Toraja memiliki makna yang seakan orang Toraja, kamu perlu memberi
menjadikan kalian sebagai keluarga. respon dengan mengucapkan Kurre
Sumanga'. Yang artinya terima

kasih.


Jika ingin menanyakan kabar, kamu
perlu mengatakan, Umba nakua
kareba . jika jawaban yang kamu
terima adalah kareba melo itu
artinya kabar baik. Jika sebaliknya
kamu akan mendengar kareba tang

melo, yang artinya kabar tidak baik.

Toraja Utara Magazine 61


sumber : Laporan KKN mahasiswa
Universitas Hasanuddin Makassar,
Gelombang 107, tahun 2022

Anda mungkin juga menyukai