Anda di halaman 1dari 3

Nama : Elma Irjanti

NIRM : 1020207350
Kelas : D PAK
Mata Kuliah : Adat dan Kebudayaan Toraja

Book Review
A. PENDAHULUAN
Judul Toraja dan Kebudyaannya
Penulis L.T Tangdilintin
Halaman 346 halaman
Tahun Terbit 1981
B. Isi
Dalam buku yang berjudul Toraja dan Kebudayaannya yang ditulis oleh
L.T Tangdilintin diterbitkan pada tahun 1981, yang merupakan cetakan ke
III. Buku ini merupakan pokok-pokok, dan garis besar sejarah dan
kebudayaan Toraja yang sengaja ditulis oleh L.T Tangdilintin yang serba
ringkas dan sederhana sebagai hasil penelitian dan pengumpulan data sejak
mereka mendirikan parandangan Ada’Toraja pada tahun 1957. Buku ini
sangat penting karena sejarah dan kebudayaan yang diwariskan dengan
turun temurun dari mulut ke mulut maka perlu adanya pengumpulan dan
penelitian data sebanyak mungkin untuk menjadi bahan penggalian
sejarah dan kebudayaan Toraja. Dalam sejarah Toraja yang merupakan
sejarah yang tidak tertulis tetapi hanyalah sejarah yang dituturkan dari
mulut ke mulut bagi setiap turunan bangsawam serta Pujangga Toraja,
dalam ceritanya itu selalu menghubungkan dengan masalah tertentu ,
maka dalam meneliti dan mempelajari serta menggali Sejarah Toraja harus
dengan meneliti sangkut paut tiap cerita dan kenyataan-kenyataan yang
ada , kemudian dapat dikemukakan sejarah yang sebenarnya.
Buku ini dibuat untuk lebih mengenal lagi dan memperdalam ilmu
sejarah dan kebudayaan Toraja agar bisa bermanfaat bagi masyarakat,
seperti pada isi buku, yaitu Aluk Todolo yang berbicara tentang ajaran dan
azas aluk todolo yang sampai sekarang ini sebagian besar Suku Toraja
yang menganut Aluk Todolo. Aluk todolo merupakan suatu kepercayaan
Animis tua yang rupanya dalam perkembangannya telah dipengaruhi oleh
ajaran hidup konfosius dan agama Hindu, maka oleh pemerintah Republik
Indonesia menggolongkan Aluk Todolo itu dalam Sekte Agama Hindu
Darma. Kemudian dasar dan tujuan pemujaan dan kurban persembahan
dalam Aluk Tododlo adalah suatu azas yang merupakan keharusan dari
manusia pemeluknya perlu melaksanakannya dengan ketentuan dan dasar
tujuan seseorang menghajatkan upacara persembahan itu. Kedudukan
rampanan kapa’dalam sukaran Aluk Todolo yang dianut oleh masyarakat
Toraja menyatakan bahwa Puan Matua pertama kalinya menciptkan 8
makhluk melalui Saun Sibarrunf di mana nenek pertama dari manusia di
atas langit lain dari 7 makhluk lainnya, kemudian macam-macam dan
tingkat upacara dalam Aluk Todolo, acara maro’ pada upacara rambu solo’,
proses-proses umu dalam acara kematian dan upacara pemakaman,
upacara umpoya angin dan mangrambu tampak beluak, acara ma’barata
pada upacara rambu solo. Kemudian ada upacara pembalikan tomate,
upacara ma’ nenek, upacara ma’ pakande tomate atau manta’da, acara
patorro pangngan
Isi buku berikutnya yaitu Tongkonan yang berupa aturan-aturan dalam
membangun Tongkonan. Liang (Kuburan Adat Keluarga), bagaimana
pentingnya Tongkonan dalam kehidupan masayarakat Toraja, begitu pula
Liang (kuburan adat keluarga) yang dinamakan Tongkonan
Tangmerambu. Alang (Lumbung Padi Toraja) tempat menyimpan padi di
Tana Toraja yang arti dan fungsinya khusus sudah tertentu selain selain
daripada tempat menyimpan padi tiap panen. Tana’ (kasta-kasta) Toraja
sebagai Aluk Todolo tempat berpijaknya kebudayaan Toraja menyatakan
bahwa adanya tana’ ini adalah berkaitan dengan tugas dan kewajiban
manusia dalam mengamalkan Aluk Todolo. Rampanan kapa’ (perkawinan
adat di Tana Toraja) suatu masalah adat yang paling dimuliakan dan
dihormati di Tana Toraja, karena dianggap sebagai pangkal dari bentuknya
atau tersusunnya adat dan kebudayaan manusia seperti pada suku-suku
bangsa lain di Indonesia. Mana’ (warisan) di Toraja , ada’ dan kombongan
ada’(pemerintah dan badan musyawarah adat), tarian pitu (tujuh peradilan
adat toraja) adalah cara mengadili pertentangan dari 2 pihak yang
bersengketa yang tak bisa lagi diselesaikan bersama dengan menggunakan
saksi-saksi dan bukti-bukti nyata. Kemudian Pasa’(pasar di Toraja) suatu
peristiwa selain sebagai waktu tertentu untuk tempat berjual beli bagi
masyarakat juga sebagai pedoman atau kalender yang perhitungannya
berselang-selaang 6 hari. Sembangan suke beratu (sabung ayam adat
Toraja) suatu peradilan Adat Toraja yaitu salah satu bagian dari adat Tarian
Pitu yang sangat terkenal dan dipengang oleh masyarakat Toraja
sebelumnya. Tedong garonto’ eanan (kerbau pokok harta benda) suatu
terna yang mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan
masyarakat mengingat peranannya serta fungsinya sehingga masyarakat
memberinya nama Garonto’/Eanan. Passura’ (ukiran -ukiran toraja) ukirsn
toraja sekarang di kenal sebagai nama passura’ tidak ada atau tidak lahir
begitu saja tetapilahir karena dorongan pergaulan hidup manusia toraja
pada zaman dahulu. Gau’ pa’tendengan (kesenian-kesenian toraja) yang
berupa seni tari yang di namakan gellu’-gellu’,seni lagu dan seruling yang
juga terdapat dua tempat pemakaiannya,seni tari paduan lagu dan seruling
yang juga terdapat dua tempet pengadaannya,seni hias yang di namakan
ma’belo-belo dan seni sastra yang di namakan tantanan kada atau kada-
kada tomina. Kemudian isi terahir pada buku ini adalah sebuah penjelasan
gambar kulit dan daftar nama tokoh Adat Toraja sebagai sumber informasi.

1. Kelebihan buku:
 Buku yang berjudul “Toraja dan Kebudayaanya” ini yang
merupakan pokok-pokok dan garis besar sejarah dan
kebudayaan toraja sudah lebih baik dan bagus untu dipelajari
dalam memperdalam ilmu pengetahuan tentang sejarah dan
kebudayaan Toraja.
2. Kekurangan buku:
 Dalam buku ini masih terdapat banyak kekurangan terutama
pada isinya yang banyak menggambarkan pembagian dan garis
besarnya saja untuk setiap masalah, sedangkan banyak sekali
hal-hal yang memerlukan perjelasan lebih luas.

C. Rekomendasi Buku
 Buku Toraja dan Kebudayaanya ini sangat berguna bagi setiap
orang yang ingin mempelajari dan mengetahui Toraja dan
Kebudayaanya sebagai salah satu suku bangsa di Sulawesi
Selatan yang mempunyai Kebudayaan terdendiri dalam
kesatuan Kebudayaan nasional serta bermanfaat bagi
masyarakat dan negara kita.

Anda mungkin juga menyukai