Anda di halaman 1dari 38

Dengue Fever

pada Anak
Ayu Mulyalestari

Pembimbing:
dr. Lucia Nauli Simbolon, Sp.A
1
Status Pasien
Identitas Pasien

Nama Umur
An. NNSLM 4 tahun

Jenis Kelamin Alamat


Perempuan Cibubur
Anamnesa
Keluhan Utama: Demam
Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang bersama orang tuanya dari Poli RSPC dengan
keluhan demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit dengan S: 40 C. Demam dirasakan
mendadak tinggi yang terus menerus, sempat turun dengan obat dari dubur yang diberikan
ketika berobat ke Poli pada 2 hari yang lalu, sudah diberikan obat pulang juga, namun
demam tidak turun. Hari ini pasien datang untuk kontrol hasil laboratorium dan didapatkan
Trombosit rendah sehingga orang tua pasien memutuskan untuk rawat inap. Keluhan saat
ini pasien masih demam, mual, tidak ada muntah, tapi intake berkurang. Tidak ada keluhan
batuk, pilek. Riwayat BAB cair kemarin 2x, pasien mengatakan masih sakit perut, tapi saat ini
tidak ada keluhan pada BAB dan BAK. Ada sariawan di bibirnya. Tidak ada muncul bintik
merah, mimisan, ataupun gusi berdarah. Tidak ada riwayat kejang.
Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien belum pernah menderita sakit seperti
ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga: Dalam keluarga tidak ada yang menderita


sakit seperti ini.
Riwayat Psikososial
(Pendidikan dan Sosial Ekonomi)

Ibu Bapak
Nama : Ny. EPM Nama : Tn. IKE
Umur : 35 tahun Umur : 36 tahun
Alamat : Cibubur Alamat : Cibubur
Pekerjaan : Pegawai Pekerjaan : Pegawai
Agama : Islam Agama : Hindu
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Status Pediatri
Nama : An. NNSLM ● Riwayat Imunisasi: lengkap
Usia : 4 tahun ● Riwayat Tumbuh Kembang:
Tempat lahir : Dokter baik, sesuai usia
Cara lahir: Spontan
Kelahiran: Cukup bulan,
BBL 3500 gram,
PB 50 cm
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum Tanda Vital


Tampak sakit sedang Nadi : 98 kali/menit
Suhu : 38 C
Kesadaran RR : 22 kali/menit
Composmentis BB : 30.5 kg
Status Generalis

Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Thorax : Bentuk dada simetris (+), gerak napas simetris (+), retraksi (-)

Cor : S1S2 tunggal, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Pulmo : SD ves/ves, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing

Abdomen : Supel, bising usus (+) 6 kali/menit, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Hasil Laboratorium (24 Februari 2022)
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 13.6 g/dL 11.5 ~ 14.5
Leukosit 2.070 ribu/µL 4.000 ~ 12.000
Eritrosit 5.3 juta/µL 4.0 ~ 5.3
Hematokrit 40 % 33 ~ 43
Trombosit 165 ribu/µL 150 ~ 400
Index Eritrosit
MCV 75 fL 76 ~ 90
Hasil Laboratorium (24 Februari 2022)
Hitung Jenis
Basofil 1 % 0~1
Eosinofil 0 % 1~3
Neutrofil 11 % 30 ~ 65
Limfosit 81 % 20 ~ 40
Total Lymphosit 1.68 ribu/µL 1.0 ~ 5.5
Monosit 7 % 2~8
Neutrofil Limfosit Ratio 0.14    
Laju Endap Darah 23 mm/jam < 20
KIMIA KLINIK
CRP Kuantitatif 2.8 mg/L < 10
Antigen SARS-CoV-2
Terapi
Advice Dokter Spesialis Anak
 IVFD Ringer Asetat 500 cc/6 jam
(menggunakan infus pump)
Diagnosis Kerja  Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
Viral infection dd/ Susp. Dengue  Inj. Ondansetron 3 x 2 mg
Fever hari-3  Inj. Omeprazole 1 x 1 ampul
 Inj. Paracetamol 350 mg/6 jam
 Methisoprinol syr 3 x 7.5 ml
 Zinc syr 1 x 5 ml
 Interlac 1 x 1
 Triamcinolone Acetonide 1 x 1 oles
 Cek H2TL/24 jam
Hari Rawat ke-1
(24 Februari 2022)
Subjective Objective Assessment Planning

Demam sering KU: TSS, KS: CM Viral infection dd/ IVFD RingAs 500 cc/6 jam
tinggi sejak 3 hari N: 98 x/menit susp. Dengue Fever Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
SMRS, bisa RR: 22 x/menit hari-3 Inj. Ondansetron 3 x 2 mg
mencapai 40 C, S: 38.6 C Inj. Omeprazole 1 x 1 ampul
mual (+), muntah Inj. Paracetamol 350 mg/6 jam
(-), BAB cair 1 kali Status generalis: Merhisoprinol syr 3 x 7.5 ml
pagi ini. Intake dalam batas Zinc syr 1 x 5 ml
berkurang, sulit normal Interlac 1 x 1
makan. Ada Triamcinolone Acetonide 1 x 1 oles
sariawan di mulut. Cek H2TL berkala
Hari Rawat ke-2
(25 Februari 2022)
Subjective Objective Assessment Planning

Masih demam, KU: TSS, KS: CM Dengue Fever hari-4 IVFD RingAs 500 cc/6 jam
masih mual, nafsu N: 115 x/menit Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
makan berkurang, RR: 20 x/menit Inj. Ondansetron 3 x 4 mg
sudah tidak BAB S: 38.1 C Inj. Omeprazole 1 x 1 ampul
cair. Inj. Paracetamol 350 mg/6 jam
Status generalis: Merhisoprinol syr 3 x 7.5 ml
dalam batas Zinc syr 1 x 5 ml
normal Interlac 1 x 1
Psidii (ekstrak jambu biji) 3 x 7.5 ml
Cek H2TL/24 jam
Hasil laboratorium (25 Februari 2022)

HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 12.6 g/dL 11.5 ~ 14.5
Leukosit 1.940 ribu/µL 4.000 ~ 12.000
Hematokrit 37 % 33 ~ 43
Trombosit 105 ribu/µL 150 ~ 400
Hari Rawat ke-3
(26 Februari 2022)
Subjective Objective Assessment Planning

Demam mulai KU: TSS, KS: CM Dengue Fever hari-5 IVFD RingAs 500 cc/6 jam
turun, muncul N: 110 x/menit Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
ruam merah di RR: 22 x/menit Inj. Ondansetron 3 x 4 mg
badan, tidak gatal. S: 36.8 C Inj. Omeprazole 1 x 1 ampul
Inj. Paracetamol 350 mg/6 jam
Status generalis: Merhisoprinol syr 3 x 7.5 ml
dalam batas Zinc syr 1 x 5 ml
normal Interlac 1 x 1
Psidii syr 3 x 7.5 ml
Cetirizine syr 2 x 2.5 ml
Hasil Laboratorium (26 Februari 2022)

HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 12.8 g/dL 11.5 ~ 14.5
Leukosit 2.140 ribu/µL 4.000 ~ 12.000
Hematokrit 38 % 33 ~ 43
Trombosit 73 ribu/µL 150 ~ 400
Hari Rawat ke-4
(27 Februari 2022)
Subjective Objective Assessment Planning

Demam sudah KU: TSS, KS: CM Dengue Fever hari-6 IVFD RingAs 500 cc/6 jam
tidak ada, makan N: 97 x/menit Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
dan minum sudah RR: 20 x/menit Inj. Ondansetron 3 x 4 mg
mau, ruam S: 36.4 C Inj. Omeprazole 1 x 1 ampul
kemerahan masih Merhisoprinol syr 3 x 7.5 ml
ada pada tubuh Status generalis: Zinc syr 1 x 5 ml
sudah mulai dalam batas Interlac 1 x 1
berkurang. Tidak normal Psidii syr 3 x 7.5 ml
ada keluhan pada Cetirizine syr 2 x 2.5 ml
BAB dan BAK. Cek H2TL/24 jam
Hasil laboratorium (27 Februari 2022)

HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 12.5 g/dL 11.5 ~ 14.5
Leukosit 2.810 ribu/µL 4.000 ~ 12.000
Hematokrit 37 % 33 ~ 43
Trombosit 81 ribu/µL 150 ~ 400
Hari Rawat ke-5
(28 Februari 2022)
Subjective Objective Assessment Planning

Demam sudah KU: TSS, KS: CM Dengue Fever hari-7 Sudah boleh pulang.
tidak ada, makan N: 121 x/menit Obat pulang:
dan minum sudah RR: 22 x/menit Cefixime syr 2 x 7.5 ml
mau, ruam S: 36.2 C Methisoprinol syr 3 x 7.5 ml
kemerahan Zinc syr 1 x 5 ml
berkurang. Tidak Status generalis: Interlac 1 x 1
ada keluhan pada dalam batas
BAB dan BAK. normal
Hasil laboratorium (28 Februari 2022)

HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 11.9 g/dL 11.5 ~ 14.5
Leukosit 3.690 ribu/µL 4.000 ~ 12.000
Hematokrit 36 % 33 ~ 43
Trombosit 110 ribu/µL 150 ~ 400
Tinjauan
2
Pustaka
Definisi

Demam dengue (dengue fever/ DF) adalah penyakit dengan


manifestasi klinis berupa demam, nyeri otot dan/atau nyeri
sendi, yang diakibatkan oleh infeksi virus dengue (DENV)
yang termasuk kelompok B Arboviroses.
Manifestasi klinis dari infeksi dengue yang lebih buruk
adalah demam berdarah dengue (dengue hemorrhagic
fever/DHF), bahkan shock (dengue shock syndrome-DSS).
Penyakit ini disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus.
Epidemiologi

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di


Indonesia hingga Juli 2020 mencapai 71.633
dengan jumlah kasus terbanyak ada di Jawa
Barat 10.772 kasus. Selain itu jumlah
kematian di seluruh Indonesia mencapai 459,
namun demikian jumlah kasus dan kematian
tahun 2020 masih rendah jika dibandingkan
dengan tahun 2019.
Etiologi
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang termasuk
kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus
Flavivirus, famili Flaviviridae. Infeksi dengue disebabkan oleh virus dengue (DENV), yang
merupakan virus RNA untai tunggal (panjang sekitar 11 kilobase). Genom virus dengue
mengkode 10 protein berupa 3 protein struktural (C, M, dan E) dan 7 protein non
struktural (NS1, NS2a, NS2b, NS4a, NS4b, dan NS5).
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue,
yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Patogenesis
Virus dengue masuk ke dalam tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk. Infeksi
pertama kali mungkin memberi gejala DF
yang merupakan reaksi biasa pada infeksi
oleh virus.
Reaksi yang berbeda akan tampak bila
mendapat infeksi berulang dengan tipe
virus berbeda. Berdasarkan hal ini timbul
yang disebut dengan the secondary
heterologous infection atau the sequential
infection hypothesis.
Manifestasi Klinis
Diagnosis

Fase Febris Fase Kritis Fase Penyembuhan


• Demam > 38.5 C • Suhu tubuh menurun • Hematokrit kembali normal
• Sakit kepala hingga normal pada • Gejala akan mengalami
• Nyeri retro-orbital hari 3-7 perbaikan
• Atrhalgia • Peningkatan • Trombosit dan leukosit akan
• Manifestasi hemoragik
hematokrit > 20% meningkat ke batas normal
• Leukopenia
• Leukopenia
• Limfadenopati
• Plasma leakage
• Mual, muntah
(efusi pleura, asites,
• NS1 positif pada hari
hipoproteinemia)
1-2 demam
Diagnosis Banding

Demam Berdarah Dengue Shock


Demam Dengue Syndrome
Dengue
Arbovirus:
ITP
chikungunya Morbili
Leukemia
Virus lain: measles, ITP
rubella, EBV, influenza Anemia aplastik

Penyakit bakteri lain:


typhoid, rickettsia
disease
Penyakit parasit:
malaria
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Kriteria Pasien Boleh
Dipulangkan

Tidak Tidak
demam dijumpai
Tampak
Tiga hari
selama Nafsu distress
perbaikan
setelah Jumlah
24 jam makan pernapasan
secara
syok trombosit
tanpa membaik. Hematokrit (akibat
klinis.
teratasi. > 50.000/ml.
antipiretik stabil. efusi pleura
atau
asidosis).
Komplikasi

Ensefalopato dengue dapat terjadi pada DHF dengan maupun tanpa syok.

Kelainan ginjal berupa gagal ginjal akut dapat terjadi akibat syok berkepanjangan.

Edema paru akibat over loading cairan.


Pencegahan
Prognosis

50.000 orang
memerlukan rawat inap setiap tahun,
90% diantaranya adalah anak-anak < 5 tahun

Tanpa penanganan yang tepat,

fatalitas dengue berat > 20%


3
Kesimpulan
Infeksi dengue merupakan spektrum klinis beragam mulai dari asimptomatik
hingga simtomatik yang terdiri atas sindrom virus, demam dengue, demam
berdarah dengue, dan expanded dengue syndrome. Terdapat tiga faktor pada
penularan infeksi virus dengue, yaitu manusia (host), virus, dan vektor perantara
(nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus). Diagnosis dengue atas dasar
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Tatalaksana dengue
berdasarkan klasifikasi dan fase dalam perjalanan penyakitnya. Pengobatan
simtomatik dan suportif pada fase demam. Fase kritis dilakukan pemberian cairan
secara oral atau intravena. Pada fase penyembuhan dilakukan pemberhentian
cairan. Tatalaksana diberikan sesuai manifestasi yang timbul seperti syok atau
perdarahan hebat. Pencegahan demam dengue dilakukan dengan mencegah
perkembangbiakan nyamuk (vektor), perlindungan pribadi (host), dan pendekatan
komunitas (lingkungan).
terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai