Preseptor:
Mustaqim, dr. Sp.A
Manitol 20% 0,5-1 g/khBB i.v selama 10-30 menit tiap 4-6 jam. (9,5x0,5)-
(9,5x1) = 4,75-9,5 gr
4x9 gr
Fenobarbital
3-5 ml/kgBB/hari iv
9,5x5 = 47 ml, sediaan iv 65 ml
1x47 ml
Hasil Pemeriksaan Darah Rutin
Darah Rutin
Hemoglobin 6.6
Hematokrit 25
Lekosit 7,560
Trombosit 297,000
Eritrosit 3.85
Hitung Jenis Lekosit
Basofil 0
Eosinofil 1
Batang 0
Netrofil 75
Limfosit 23
Monosit 2
Hasil Follow Up 15 Agustus 2019
S Kejang (+), penurunan kesadaran (+), demam (-)
O G2M2V1, pupil anisokor, CRT <2 detik
A TTIK + meningitis grade Tb III + Meningitis
bakterialis
P NaCl 3b 100 cc dalam 15 menit, selanjutnya Nacl
3b 5 ml /jam
Ceftriaxone 2x500 mg IV
Cloxacin 4x500 mg IV
Dexamethasone 3x1 mg
Rifampisin 1x150 mg (sonde)
INH 1x100 mg (sonde)
Pirazinamid 1x250 mg (sonde)
Etambutol 1x200 mg (sonde)
ASI 10x65-70 cc (sonde)
Lumbal pungsi
CT scan
Hasil follow up 16 Agustus 2019
Lumbal Pungsi
Ct Scan
Hasil follow up 19 Agustus 2019
S Batuk (+)
Penurunan kesadaran (+)
O E2M2V1, pupil bulat isokor
A TTIK + meningitis grade Tb III + Meningitis
bakterialis
P Inf. Nacl 40 tetes permenit mikro
Ceftriaxone 2x500 mg IV
Cloxacilin 4x500 mg IV
Dexamethason 3x1/2 mg
Fenobarbital 2x25 mg
Pirazinamide
INH
Rifampicin
Ethambutol
Streptomisin
CT Scan
L-Bio 3x1 cth
Zinc 1x1 cth
Hasil Follow Up 20 Agustus 2019
S Kejang (-), demam (-)
O E3M3V1, pupil bulat isokor
A TTIK + meningitis grade Tb III + Meningitis
bakterialis
P Inf. Asering 40 tetes permenit mikro
Ceftriaxone 2x500 mg
Cloxacilin 4x500 mg
Dexamethason 3x1/2 mg
Fenobarbital 3x25 mg
Pirazinamide 1x350 mg
INH 1x100 mg
Rifampicin 1x120 mg
Ethambutol 1x200 mg
Streptomisin 1x200 mg
L-Bio 3x1/2 cth
Zinc 1x1 cth
Hasil Follow Up 21 Agustus 2019
S Demam (+), batuk (+), sesak (-) kejang (-)
O S: 36,8 C, N:120x/menit, RR: 32 x/menit
A TTIK + meningitis grade Tb III + Meningitis
bakterialis
P Inf. Asering 40 tetes permenit mikro
Ceftriaxone 2x500 mg
Cloxacilin 4x500 mg
Dexamethason 3x1/2 mg
Fenobarbital 2x25 mg
Pirazinamide 1x350 mg
INH 1x100 mg
Rifampicin 1x120 mg
Ethambutol 1x200 mg
Streptomisin 1x200 mg
L-Bio 3x1/2 cth
Zinc 1x1 cth
Cek elektrolit
Manitol 3x9 mg selama 5 hari
Hasil Follow Up 22 Agustus 2019
S Demam (-), batuk (+), sesak (-) kejang (-)
O S: 36,6 C, N:110x/menit, RR: 32 x/menit
C3M3V1
A TTIK + meningitis grade Tb III + Meningitis bakterialis
P Inf. Asering 40 tetes permenit mikro
Ceftriaxone 2x500 mg
Cloxacilin 4x500 mg
Dexamethason 3x1/2 mg
Fenobarbital 2x25 mg
Pirazinamide 1x350 mg
INH 1x100 mg
Rifampicin 1x120 mg
Ethambutol 1x200 mg
Streptomisin 1x200 mg
L-Bio 3x1/2 cth
Zinc 1x1 cth
LLM/ASI 8x90 cc
Manitol 9 gram IV dalam 20 menit diulang tiap 6 jam selama 48
jam
Infus Nacl 0,9 % 20 gtt/ menit
Nebulisasi ventolin
Hasil Follow Up 23 Agustus 2019
S Batuk (+), berdahak, mual muntah (-), kejang (-), demam (-),
mencret (-)
O K/U: lemas, tangan dan kaki kaku
S: 36,3C, N:100x/menit, RR:40x/menit
A meningitis grade Tb III + Meningitis bakterialis
P Inf. Nacl 0,9%tetes permenit mikro
Ceftriaxone 2x500 mg
Cloxacilin 4x500 mg
Dexamethason 3x1/2 amp
Sibitall 2x25 mg
Pirazinamide 1x350 mg
INH 1x100 mg
Rifampicin 1x120 mg
Ethambutol 1x200 mg
Streptomisin 1x200 mg
L-Bio 3x1/2 sach
L-zinc 1x1 cth
LLM/ASI 8x90 cc
Manitol 3x9 gr (45 cc) 2 hari
Hasil Follow Up 26 Agustus 2019
S Batuk (+), berdahak, mual muntah (-), kejang (-), demam (-),
mencret (-)
O K/U: lemas, sakit berat
N: 110x/menit R: 39x/menit, S:36,6, tangan dan kaki kaku
A meningitis grade Tb III + Meningitis bakterialis
P Inf. Nacl 0,9% 20 tetes permenit
Ceftriaxone 2x500 mg
Cloxacilin 4x500 mg
Dexamethason 3x1/2 amp - stop
Sibitall 2x25 mg- stop
Pirazinamide 1x350 mg
INH 1x100 mg
Rifampicin 1x120 mg
Ethambutol 1x200 mg
Streptomisin 1x200 mg
L-Bio 3x1/2 sach
L-zinc 1x1 cth
LLM/ASI 8x90 cc
Prednison
Hasil Follow Up 27 Agustus 2019
S Muntah malam hari sebanyak 1x, Demam (-), kejang (+), batuk
(+) berdahak, pilek (-), sesak (-) mencret (-), minum (+)
O K/U: lemas, sakit berat
R: 41x/menit, S:36,7, N: 110x/menit, tangan dan kaki kaku
A meningitis grade Tb III + Meningitis bakterialis
P Inf. Nacl 0,9% 20 tetes permenit
Ceftriaxone 2x500 mg
Cloxacilin 4x500 mg
Dexamethason 3x1/2 amp - stop
Sibitall 2x25 mg- stop
Pirazinamide 1x350 mg
INH 1x100 mg
Rifampicin 1x120 mg
Ethambutol 1x200 mg
Streptomisin 1x200 mg
L-Bio 3x1/2 sach
L-zinc 1x1 cth
LLM/ASI 8x90 cc
Prednison
Hasil Follow Up 28 Agustus 2019
S Kejang (-) demam (-) batuk berdahak (+), pilek (-), muntah (+)
O K/U: lemas, sakit berat
R: 40x/menit, S:36,4, N: 106x/menit, tangan dan kaki kaku
A meningitis grade Tb III + Meningitis bakterialis
P Inf. N5 0,9% 20 tetes permenit
Ceftriaxone 2x500 mg
Cloxacilin 4x500 mg
Dexamethason 3x1/2 amp - stop
Sibitall 2x25 mg- stop
Pirazinamide 1x350 mg
INH 1x100 mg
Rifampicin 1x120 mg
Ethambutol 1x200 mg
Streptomisin 1x200 mg
L-Bio 3x1/2 sach
L-zinc 1x1 cth
LLM/ASI 8x90 cc
Luminal 2x25 mg
OBSERVASI ICU
Jam S= Pasien datang ke ICU dalam kondisi tidak terimunisasi
17.00 Laringoskop LEET di ruangan tidak tidak tersedia
Perawat mengatakan : imunisasi harus dilakukan di ICU
O= E3M2V1
TD = 75/31 mmHg RR = -
HR = 120 x/menit SpO = 99%
Kepala = Pupil miosis
Reflex cahaya -/-
Thorax = Bentuk & gerak simetris
Crackles -/-, Slem +/+
Abdomen = datar
Extremitas = Akral hangat
A= Status Epileptikus + Meningitis TB grade III +
Meningitis bakterialis + TTIK (Perbaikan)
P= - Loading NaCL 3% 10 ml/jam
- Benutrion 250 ml/ 24 jam
- OGT
- Dopamin 300 mg dalam D 10% 50 cc
Kecepatan : 3ml/ jam
- Meropenem 3 x 300 mg IV
- Ceptriaxon 2 x 500 mg IV
- Dexamethson 3 x 1
- Rifampisin 1 x 150 mg
- INH 1 x 100 mg
- Pirazinamide 1 x 350 mg
- Etambutol 1 x 200 mg
- Prednison
- Ventilator
- Fenintoin Loading 200 ml dlm NaCL 0,9% 50 cc
Selama 20 menit
Selanjutnya 2 x 25 mg IV
O Extubasi
HR(-), RR(-), pupil midriasis bilateral, reflex cahaya -/-
Penyakit ini dapat saja menyerang semua usia, termasuk bayi dan
anak kecil dengan kekebalan alamiah yang masih rendah. Angka
kejadian tertinggi dijumpai pada anak umur 6 bulan sampai dengan Pasien berusia sekitar 6-7 bulan
4 atau 6 tahun, jarang ditemukan pada umur dibawah 6 bulan,
hampir tidak pernah ditemukan pada umur dibawah 3 bulan.
Manifestasi Klinis Bervariasi bergantung pada usia, lama Pasien mengalami muntah, kejang, dan tidak ada manifestasi kaku
sakit sebelum berobat, dan daya tahan penderita kuduk (usia pasien <2tahun, penurunan kesadaran, ubun-ubun
Neonatus: gejala mungkin minimal dan menyerupai besar menonjol.
sepsis, seperti malas minum, letargi, distres pernapasan,
ikterus, muntah, diare, hipotermia, kejang (40% kasus),
ubun-ubun besar menonjol (33,3% kasus). Tanda
rangsang meningen seperti kaku kuduk biasanya tidak
ditemukan pada anak <2 th Anak lebih besar: dapat
timbul akut atau insidious, berupa demam, kejang, mual-
muntah, anoreksia, sakit kepala, nyeri punggung, fotofobi,
kaku kuduk, serta tanda gangguan status mental seperti
gelisah, letargi, dan kesadaran ↓ Manifestasi klinis lain:
defisit neurologik fokal, edema otak, paralisis saraf
kranial, syok septik, artritis septik, dll.
Meningitis Bakterialis
Teori Pasien
Diagnosis Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis Bergantung Pada pasien dilakukan pemeriksaan CSF dengan predominasi PMN
pada gejala yang timbul sesuai usia. Diagnosis definitif
dengan pemeriksaan pungsi lumbal Pemeriksaan
Penunjang Analisis LSS
Warna keruh.
Protein ↑
Jumlah sel leukosit dan hitung jenis Jumlah sel leukosit
pada usia >3 bl adalah 6/mm3 dan tidak mengandung
PMN. Pada meningitis bakterialis terjadi pleiositosis,
biasanya >1.000/mm3 dengan predominasi PMN. Kadar
glukosa LSS: terjadi hipoglikorazia (kadar gula LSS
rendah
Meningitis Bakterialis
Teori Pasien
Tatalaksana
Catat masukan dan keluaran cairan Bila terjadi tekanan Pasien diberikan mannitol 3x9 mg selama 5 hari
tinggi intrakranial: peninggian kepala 30°, manitol (0,5 g) Dexamethasone 3x1/2 amp
selama 30 mnt, deksametason 10–12 mg/m2/hr terbagi
dalam 4 dosis tidak lebih dari 4 atau 5 hr
Semua pasien suspected menggunakan ceftriaxone IV Pada pasien diberikan Ceftriaxone 2x500 mg
TTIK
Teori Pasien
Peningkatan tekanan intracranial merupakan komplikasi Pada pasien terjadi peningkatan tekanan intracranial yang
yang serius yang biasanya terjadi pada trauma kepala, direpresentasikan oleh bulging yang terdapat pada ubun-ubunnya
perdarahan subarahnoid, hidrosefalue, SOL, infeksi
intracranial, hipoksia dan iskemi pada otak yang dapat
menyebabkan herniasi sehingga bisa terjadi henti nafas
dan jantung
a. Trias TIK ; nyeri kepala hebat, muntah proyektil, Pasien mengalami mual muntah sehingga ASI yang telah diminum
papiledema. Bisa juga terjadi penurunan kesadaran, dikeluarkan kembali. Pasien juga mengalami penurunan kesadaran,
gelisah, iritabel. b. Gejala klinis lain: penurunan fungsi perubahan reaksi pupil.
neurologist seperti :perubahan bicara, perubahan reaksi
pupil, sensori motorik berubah, mual muntah, pandangan
kabur. c. Triad Cushing → indikasi herniasiotak, yaitu; •
Tekanan darah sistolik meningkat • Nadi besar • Nafas
ireguler
Mannitol adalah terapi utama dalam peningkatan TTIK. Pasien diberikan mannitol 3x9 mg selama 5 hari
Mannitol bekerja melalui diuresis osmotic dengan
menarik edema dari parenkim otak.