BANGSAL ANAK
OLEH :
SEPTEMBER-NOVEMBER 2018
1
BAB I
No. MR : 11xxxx
Ruangan : Melati 1
Agama : Islam
1.2 Anamnesa
Bukittinggi di bangsal anak pada tanggal 3 November 2018 pukul 11.36 WIB
melalui IGD dengan keluhan utama kejang ± 1 jam sebelum masuk rumah sakit.
- Mual
2
1.2.2 Riwayat Penyakit Sebelumnya
BCG : ada
Suhu : 40 oC
3
GCS : E4 M6 V5
1.4 Diagnosis
Kejang demam simpleks
O2 2 L/menit
4
IVFD KaEN 1B + KCl 10 mEq 8 tetes/ menit
Luminal (Fenobarbital) 2 x 40 mg
Luminal (Fenobarbital) 2 x 40 mg
Diazepam 3 x 3,1 mg
5
BAB II
ANALISIS FARMAKOTERAPI - DRP
Inj sibital 75 mg - 12 - - - - - - - - - - -
(fenobarbital) (IGD) Pasien
Dumin suppos 125 mg - 12 - - - - - - - - - - - pulang jam
(IGD) 10.00
Parasetamol syrup 4 x 1 cth - 12 18 24 08 12 18 24 08 12 18 24 08
(120 mg / 5 ml)
Luminal 2 x 40 mg - 12 18 - 08 - 18 - 08 - - - -
(fenobarbital)
Diazepam 3 x 3,1 mg - - - - - - - - - 12 18 - 08
6
2.2 Lembar Pengkajian Obat
Ketepatan
Mulai Jenis obat Rute Dosis Berhenti Indikasi obat Komentar dan Alasan
Indikasi
3/11 IVFD KaEN IV 8 tetes 5/11 Menjaga Tepat Indikasi Pasien masuk IGD dan suplai
IB + KCl 10 / menit keseimbangan cairan dan kalori tubuh perlu tetap
mEq Tiap cairan elektrolit dijaga
24 jam dan kalori
3/11 Sibital IM 75 mg 3/11 Mengatasi Tepat Indikasi Pasien masuk IGD dalam keadaan
(Fenobarbital) (IGD) epilepsi kejang dan perlu diberikan
antiepilepsi segera
3/11 Dumin suppos Rektal 125 3/11 Menurunkan Tepat Indikasi Pasien masuk IGD dalam keadaan
mg demam demam (40˚C) dan pelu diberikan
(IGD) antipiretik kerja cepat
3/11 Parasetamol PO 4x1 Obat Menurunkan Tepat indikasi Pasien masuk ke IGD dengan
syrup (120 cth pulang demam keluhan salah satunya demam sejak
mg/ 5 ml) 2 hari yang lalu
7
Ketepatan
Mulai Jenis obat Rute Dosis Berhenti Indikasi obat Komentar dan Alasan
Indikasi
5/11 Diazepam PO 3 x 3,1 Obat mencegah Tepat Indikasi Pasien memerlukan antiepilepsi
mg pulang terjadinya untuk mencegah terjadinya kejang
kejang berulang berulang
8
2.3 Analisa Drug-Related Problems
9
Jenis DRP DRP Keterangan Rekomendasi
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
10 mEq 8 menit/ tetes tiap 24 jam, Parasetamol syrup (120 mg/ 5 ml) 4 x 1 cth,
Luminal 2 x 40 mg per oral, dan Diazepam 3 x 3,1 mg per oral.
Diagnosa utama pasien adalah kejang demam simpleks yang dilihat dari
anamnesa pasien. Penatalaksanaan pasien anak dengan kejang demam simpeks yang
dirujuk ke IGD berdasarkan Algoritma Tatalaksana Kejang dan Status Epileptikus
menurut IDAI (2016) adalah dengan pemberian obat golongan benzodiazepin yaitu
Diazepam dengan dosis 0,2-0,5 mg/kg/kali secara IV dengan kecepatan 2 mg/menit
dan dosis maksimum 10 mg. Jika kejang berlanjut hingga 5 – 10 menit, maka
diberikan Fenitoin dengan dosis 20 mg/kg secara IV yang diencerkan dalam 50 ml
NaCl 0,9% selama 20 menit atau Fenobarbital dengan dosis 20 mg/kg secara IV
dengan kecepatan 10 – 20 mg/menit. Jika kejang masih tetap berlanjut 5 – 10 menit,
maka jika sebelumnya diberikan Fenitoin maka setelah itu diberikan Fenobarbital dan
begitu sebaliknya dengan dosis sesuai zat aktif. Bila kejang berhenti, pertimbangkan
rumatan menggunakan Fenitoin dengan dosis 5 – 10 mg/kg dibagi 2 dosis atau
Fenobarbital dengan dosis 3 – 5 mg/kg/hari dibagi 2 dosis.
Saat di IGD maupun ruang rawat inap anak, pasien diberikan terapi cairan
diberikan IVFD KaEn 1 B + KCl 10 mEq yang bertujuan untuk mencukupi
kebutuhan cairan dan elektrolit pasien. Selain itu, diberikan injeksi Sibital
(Fenobarbital) 75 mg. Pemberian ini sesuai dengan Algoritma Tatalaksana Kejang
dan Status Epileptikus menurut IDAI 2016 yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pasien diberikan Luminal (Fenobarbital) 2 x 40 mg dan dipilih sebagai
antikonvulsan . Fenobarbital merupakan profilaksis jangka panjang untuk kejang.
Pemilihan obat sebagai profilaksis jangka panjang adalah Fenobarbital 3-4
mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis atau Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hari.
Berdasarkan berat badan pasien 10,5 kg didapatkan dosis lazim Fenobarbital pasien
adalah 31,5 – 52,5mg per hari dalam 2 dosis. Berdasarkan perhitungan dosis lazim,
dosis ini sesuai dengan literatur. Efek samping Fenobarbital adalah iritabel,
hiperaktif, pemarah, dan agresif ditemukan pada 30-50% kasus. Efek samping
Fenobarbital dapat dikurangi dengan menurunkan dosis.
12
Pasien diberikan antipiretik untuk menurunkan suhu tubuhnya mulai dari
pasien masuk IGD hingga pasien sudah tidak demam lagisehingga mengurangi resiko
terjadinya kejang berulang. Pemberian antipiretik ini merupakan derajat rekomendasi
A dimana rekomendasi atas dasar bukti berorientasi pasien yang konsisten dan
berkualitas. Pemilihan agen antipiretik yang dapat digunakan adalah Parasetamol 10 –
15 mg/kgBB/kali yang diberikan setiap 4-6 jam atau ibuprofen 5 – 10 mg/kgBB/kali
3-4 kali sehari. Terapi antipiretik yang diterima pasien saat di IGD adalah Dumin
suppos 125 mg dan di ruang rawat inap adalah Parasetamol syrup dengan kekuatan
120 mg/ 5 ml dengan dosis 4 x 1 cth. Setelah orangtua pasien tidak mengeluhkan
demam, maka pemberian Parasetamol diberikan saat perlu ( bila demam). Jika
dihitung dosis Parasetamol untuk pasien berdasarkan berat badan (10,5 kg), maka
didapatkan dosis lazim Parasetamol pasien untuk satu kali pakai adalah 105 –
157,5mg, sehingga dosis yang diterima pasien cukup sesuai dengan literatur.
13
DAFTAR PUSTAKA
14