Anda di halaman 1dari 17

Tren dan Issue Perawatan Lansia

Kusdiah Eny Subekti


• Tahun 2000 jumlah lansia diproyeksikan sebesar
7,28% dan pada tahun 2002 menjadi sebesar 11,34%
(BPS,1992).
• Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik
menggambarkan bahwa antara tahun 2005-2010
jumlah lansia akan sama dengan jumlah anak balita
yaitu sekitar 19 juta jiwa atau 8,5% dari seluruh
jumlah penduduk.
• Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi
fisik dan/atau mentalnya tidak memungkinkan lagi
untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia
perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah
dan masyarakat (GBHN, 1993).
Masalah kesehatan lansia
• Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks
pada lansia telah hilang adalah mitos atau
kesalahpahaman. (parke, 1990).
• Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan
perilaku diantaranya: daya ingat menurun, pelupa,
sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya
sudah tidak menarik lagi, lansia sering
menyebabkan sensitivitas emosional seseorang
yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.
• Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan
mengalami kemunduran terutama dibidang
kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan
penurunan pada peranan – peranan sosialnya
• Pemberian obat pada lansia bersifat palliative
care adalah obat tersebut ditunjukan untuk
mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh
lansia. Fenomena poli fermasi dapat
menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat.
• Medikasi pada lansia memerlukan perhatian
yang khusus dan merupakan persoalan yang
sering kali muncul dimasyarakat atau rumah
sakit. Persoalan utama dan terapi obat pada
lansia adalah terjadinya perubahan fisiologi
pada lansia akibat efek obat yang luas,
termasuk efek samping obat tersebut.
(Watson, 1992)
• Persoalan yang dialami lansia dalam
pengobatan adalah :
• Bingung
• Lemah ingatan
• Penglihatan berkurang
• Tidak bias memegang
• Kurang memahami pentingnya program
tersebut unuk dipatuhi dan dijalankan
• Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga
mengalami kemunduran mental. Semakin
lanjut seseorang, kesibukan soialnya akan
semakin berkurang dan dapat mengakibatkan
berkurangnya intregrasi dengan
lingkungannya.
Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia

• Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the
Years that Have Been Added to life, dengan prinsip
kemerdekaan (independence), partisipasi
(participation), perawatan (care), pemenuhan diri
(self fulfillment), dan kehormatan (dignity).
Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI
adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and
Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu
kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan,
dan memperpanjang usia.
1. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalah
sebagai berikut :

• Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development)


• Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons)
• Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
• Lansia turut memilih kebijakan (choice)
• Memberikan perawatan di rumah (home care)
• Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
• Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the
aging)
• Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
• Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
• Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care
and family care)
2. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia
meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
• Promotif, prevention, diagnosa dini dan
pengobatan, pembatasan kecacatan, serta
pemulihan.
Promotif : Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :

• Mengurangi cedera
• Meningkatkan keamanan di tempat kerja
• Meningkatkan perlindungan  dari kualitas
udara yang buruk
• Meningkatkan keamanan, penanganan
makanan dan obat-obatan
• Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan
gigi dan mulut
Preventif

– Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh


pencegahan primer : program imunisasi, konseling, dukungan
nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah,
menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat.
– Melakukan pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan
sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker,
skrining : pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi,
mulut.
– Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala
penyakit dan cacat. Jenis pelayanan mencegah
berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi,
medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan
anggota badan yang masih berfungsi
Rehabilitasi
Prinsip

• Pertahankan lingkungan aman


• Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
• Pertahankan kecukupan gizi
• Pertahankan fungsi pernafasan
• Pertahankan aliran darah
• Pertahankan kulit
• Pertahankan fungsi pencernaan
• Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
• Meningkatkan fungsi psikososial
• Pertahankan komunikasi
• Mendorong pelaksanaan tugas
Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia

• UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi


Orang Jomp.
• UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok
Mengenai Tenaga Kerja
• UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial
• UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja
• UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
• UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
• UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
• UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
• UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
• UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
• PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan
Pembangunan Keluarga Sejahtera
• PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan
Kependudukan
• UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia
(tambahan lembaran negara Nomor 3796) sebagai
pengganti UU No.4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan
bagi Orang Jompo.
Peran Perawat
• Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa
memperhatikan suku, ras, gol, pangkat, jabatan, status social, maslah
kesehatan.
• Menjaga rahasia klien
• Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak
etis, praktek illegal.
• Perawat berhak mnerima jasa dari hasil konsultasi danpekerjaannya
• Perawat menjaga kompetesi keperawatan
• Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetei individu
serta kualifikasi daalm memberikan konsultasi
• Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanyaperkembangannya body of
knowledge
• Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional
• Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang
salah dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat
Pandangan Islam terhadap lansia
• Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra : 23-24
• Artinya :
• Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain dia dan hendaklah berbuat baik ibu
bapakmu. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-
duanya sampai usia lanjut dalam pemeliharaan, maka jangan
sekali-sekali engkau mengatakan kepada ke duanya perkataan
“Ah” dan janganlah engkau membentak mereka dan ucapkanlah
kepada keduanya perkataan yang baik.
• Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh
kasih saying dan ucapkanlah “ wahai tuhanku sayangilah
keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
diwaktu kecil”.

Anda mungkin juga menyukai