PEMBAHASAN
Syarat Bahan Pakan
Berikut ini adalah syarat-syarat bahan pakan untuk ternak:
1. Kandungan nutrisi yang baik
Bahan pakan yang akan digunakan untuk ternak sebaiknya memiliki kandungan nutrisi yang
tinggi. Anda dapat mengetahui kandungan nutrisi tersebut dari literatur seseorang yang sudah
melakukan uji kualitas. Apabila anda masih mengalami keraguan tentang kandungan nutrisi
dalam bahan pakan tersebut anda dapat melakukan uji kualitas nutrisinya seperti Kandungan
protein kasar, lemak kasar, serat kasar, BETN, TDN, air, kalsium, fosfor maupun asam amino.
Kebutuhan nutrisi berbeda untuk setiap jenis ternak, jadi anda dapat mengetahui apakah bahan
pakan tersebut cocok untuk ternak anda.
6. Palatabilitas (Kesukaan)
Ini perlu diperhatikan apakah ternak mau mengkonsumsi bahan pakan atau tidak, karena
walaupun kandungan zat gizinya tinggi dengan kualitas yang baik, namun apabila ternak tidak
menyukai dan tidak mau mengkonsumsi, maka bahan pakan tersebut tidak bisa dijadikan pakan
yang bermanfaat bagi ternak. Untuk itu jika suatu bahan pakan mempunyai zat gizi yang baik
tapi palatabilitasnya rendah maka perlu dicari cara untuk meningkatkan palatabilitasnya tersebut
yaitu dengan menambahkan suatu zat atau dengan proses pengolahan tertentu sehingga dapat
meningkatkan palatabilitas pakan tersebut. Untuk memperoleh produktivitas ternak yang tinggi
maka pakan yang kandungan zat gizi dan palatabilitasnya tinggi harus mempunyai daya cerna
yang tinggi sehingga zat gizi yang dikonsumsi dapat dimanfaatkan oleh ternak.
Berbagai bahan pakan yang mengandung protein kasar kurang dari 20 % dan serat kasar kurang
dari 18 % dalam bahan kering. Contoh : jagung, dedak, dan lain-lain.
2. Sumber Protein
Berbagai bahan pakan yang mengandung protein kasar lebih dari atau sama dengan 20 % dalam
bahankering, baik yang berasal dari nabati maupun hewani. Contoh : bungkil kelapa,bungkil
kedele dan tepung ikan.
3. Sumber Mineral
Berbagai bahan pakan yang mengandung kadar mineral yang tinggi, baik sebagai sumber
mineral makro maupun sumber mineral mikro. Contoh: tepung 6
tulang, kulit kerang dan lain-lain.
4. Sumber Vitamin
Berbagai bahan pakan yang tinggi kadar vitaminnya, baik yang mengandung satu macam
vitamin atau lebih. Contoh : minyak ikan, jagung, dedak, dan lain-lain.
5. Feed Additives
Berbagai bahan pakan yang ditambahkan ke dalam pakan dalam jumlah sedikit dengan tujuan
tertentu,misalnya untuk memacu pertumbuhan, dan biasannya mengandung asam amino, mineral
mikro, vitamin, antibiotik, antioksidan. Contoh : premix,topmix, dan lain-lain.
Pakan-pakan yang beredar di pasaran ini perlu untuk dilakukan pengujian terhadap kualitasnya.
Metode pengujian pakan dapat dilakukan secara fisik, kimiawi, dan biologis. Metode secara fisik
berupa pengamatan terhadap struktur, bau dan kondisi dari pakan yang dapat diamati secara
langsung, metode secara kimiawi dilakukan dengan menguji kandungan nutrien atau zat gizi
yang terkandung dalam pakan di laboratorium, sedangkan metode secara biologis dengan
melakukan percobaan pakan yang diberikan ke ternak dan diamati pertumbuhan dan produksi
dari ternak (Tillman, 1982).
Bahan pakan konvensional adalah bahan pakan yang umum digunakan dalam formulasi pakan
dan sudah banyak diperdagangkan. Jenis bahan pakan konvensional seperti biji jagung, bungkil
kelapa, bunkil kedelai dan dedak padi. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas bahan paka
konvensional relatif stabil. Namun harganya mahal (Marzuki, 2018)
Jenis bahan pakan inkonvensional terdiri dari bungkil biji sawit, bungkil biji kapuk, bungkil biji
karet, bungkil biji kemiri, bungkil biji saga, bungkil inti sawit, kacang gude, limbah restoran,
lumpur sawit kering, menir, sorgum, tepung bekicot, tepung cacing tanah, tepung daun lamtoro,
tepung daun singkong, tepung kelapa udang, tepung sagu, tepung singkong dan lainnya (Subekti,
2019)
Bahan-bahan inkonvensional, pakan yang tidak lazim digunakan dan ketersediaanya masih
terbatas. dapat digunakan sebagai formulasi pakan, sebab mempunyai kandungan nutrisi yang
baik untuk pertumbuhan dan produktivitas ternak.
Perlu diperhatikan sifat dan karakteristik bahan pakan tersebut yaitu warna dan bau yan
menyengat, segar, tekstur lembut. Secara kimia kandungan zat-zat nutrisi dan zat anti nutrisinya
perlu dilakukan analisa laboratorium.
Ada juga penggunaan bahan pakan lokal di dalam ransum sehingga ada daya toleransi yang
diberikan pada unggas utamnya ayam ras dan ayam kampung.
BIDURA, I. G. (2016). Bahan Ajar : Bahan Makanan Ternak. Program Studi Peternakan,
Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.
Marzuki, A., & Rozi, B. (2018). Pemberian Pakan Bentuk Cramble dan Mash Terhadap Produksi
Ayam Petelur. Jurnal Ilmiah Inovasi, Vol.18 (01), 29-34.
Rahmana, I., Mucra, D., & Febrina, D. (2016). Kualitas Fisik Pelet Ayam Broiler Periode Akhir
dengan Penambahan Feses Ternak dan Bahan Perekat yang Berbeda. Jurnal Peternakan
Vol.13 (01), 33-40.
Subekti, E. (2009). Ketahanan Pakan Ternak Indonesia. Mediagro Vol.5 (02), 63-71.