Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN
Syarat Bahan Pakan
Berikut ini adalah syarat-syarat bahan pakan untuk ternak:
1. Kandungan nutrisi yang baik
Bahan pakan yang akan digunakan untuk ternak sebaiknya memiliki kandungan nutrisi yang
tinggi. Anda dapat mengetahui kandungan nutrisi tersebut dari literatur seseorang yang sudah
melakukan uji kualitas. Apabila anda masih mengalami keraguan tentang kandungan nutrisi
dalam bahan pakan tersebut anda dapat melakukan uji kualitas nutrisinya seperti Kandungan
protein kasar, lemak kasar, serat kasar, BETN, TDN, air, kalsium, fosfor maupun asam amino.
Kebutuhan nutrisi berbeda untuk setiap jenis ternak, jadi anda dapat mengetahui apakah bahan
pakan tersebut cocok untuk ternak anda.

2. Ketersediaannya selalu kontinyu (Selalu ada)


Ketersediaan selalu kontinyu ini maksudnya adalah bahan baku yang akan digunakan harus
terjamin ketersediaannya (mudah didapat). Jadi anda tidak perlu bingung untuk stock dihari yang
akan datang. Hal ini dimaksudkan untuk menghidari terlalu seringnya pergantian bahan pakan,
karena pergantian bahan baku yang terlalu sering dapat menyebabkan stres, ternak harus
beradaptasi dengan bahan pakan yang baru yang berakibat produktifitas ternak menjadi kurang
optimal.
3. Harga bahan pakan murah
Usaha dalam bidang peternakan, 80% dari total keseluruhan biaya usaha ternak digunakan untuk
pemenuhan pakan. Jadi dalam pemilihan bahan pakan ternak, anda dapat memilih bajan pakan
yang harganya murah. Hal ini dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk pakan, diharapkan
dapat menekan biaya produksi.

4. Tidak bersaing dengan manusia


Bahan pakan yang dipakai untuk ternak jangan sampai bersaing dengan kebutuhan pokok
makanan manusia. Anda dapat menggunakan bahan pakan dari limbah industri atau pertanian
yang sudah tidak dimanfaatkan untuk makanan manusia.

5. Daya cerna/ kecernaan pakan.


ini merupakan ukuran untuk potensi zat gizi pakan yang bisa digunakan oleh ternak untuk
sintesis jaringan dalam tubuhnya sehingga menghasilkan produk sesuai yang diinginkan. Bahan
pakan yag memiliki kandungan nutrisi tinggi belum tentu memiliki kecernaan yang baik pula.
Karena ada banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Untuk mengetahui tingkat kecernaan
pakan ada tiga metode yang dikembangkan yaitu In-vitro, In-sacco dan In-vivo

6. Palatabilitas (Kesukaan)
Ini perlu diperhatikan apakah ternak mau mengkonsumsi bahan pakan atau tidak, karena
walaupun kandungan zat gizinya tinggi dengan kualitas yang baik, namun apabila ternak tidak
menyukai dan tidak mau mengkonsumsi, maka bahan pakan tersebut tidak bisa dijadikan pakan
yang bermanfaat bagi ternak. Untuk itu jika suatu bahan pakan mempunyai zat gizi yang baik
tapi palatabilitasnya rendah maka perlu dicari cara untuk meningkatkan palatabilitasnya tersebut
yaitu dengan menambahkan suatu zat atau dengan proses pengolahan tertentu sehingga dapat
meningkatkan palatabilitas pakan tersebut. Untuk memperoleh produktivitas ternak yang tinggi
maka pakan yang kandungan zat gizi dan palatabilitasnya tinggi harus mempunyai daya cerna
yang tinggi sehingga zat gizi yang dikonsumsi dapat dimanfaatkan oleh ternak.

7. Tidak beracun atau tidak mengandung zat antinutrisi


Syarat wajib bahan pakan yang digunakan untuk ternak adalah tidak mengandung racun (toksik)
yang dapat mengganggu kesehatan dan menurunkan produktivitas ternak. Selain itu, anda wajib
memperhatikan juga zat anti nutrisi dalam ransum, karena zat tersebut dapat menurunkan
kecernaan ransum ternak. Adanya zat antinutrisi seringkali menjadi faktor penghambat dalam
pemakaian bahan baku ransum alternatif. Cari informasi dalam penelitian-penelitian orang lain,
apakah zat antinutrisi itu dapat dihilangkan atau tidak, karena sekarang sudah banyak penelitian
tentang cara menghilangkan zat antinutrisi.
Dilihat dari pengertiannya makan syarat dari bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan,
dicerna dan diserap baik secara keseluruhan atau sebagian dan tidak menimbulkan keracunan
atau kesehatan tidak mengganggu ternak yang mengkonsumsinya

Sumber-sumber Bahan Pakan


Komposisi kimia bahan makanan ternak sangat beragam karena tergantung pada varieteas,
kondisi tanah, pupuk, iklim, cara pengolahan, lama penyimpanan dan lain-lain. Berdasarkan
penelitian, beberapa padi yang berasal dari beberapa pola tanam yang berbeda digiling disuatu
penggilingan yang sama maka keragaman dedak padi dari beberapa pola tanam berbeda tersebut
tidak banyak berbeda komposisinya. Sedangkan bila padi dari beberapa pola tanam yang sama
digiling dibeberapa penggilingan, maka komposisi dedak padi tersebut akan beragam (Bidura,
2016)
pengolahan lebih menyebabkan keragaman komposisi dedak padi dibandingkan dengan pola
tanam.
Umumnya bahan makanan ternak yang berasal dari limbah pertanian/industry tidak dapat
digunakan sebagai bahan satu-satunya (pakan tunggal) dalam ransum baik untuk hewan
ruminansia maupun non ruminansia, oleh karena kandungan zat-zat makanannya tidak dapat
memenuhi standar kebutuhan ternak. Disamping itu, bahan-bahan makanan tersebut sering
mempunyai kendala-kendala baik berupa racun maupun antinutrisi sehingga penggunaannya
pada ternak perlu dibatasi (Rahmana, 2016)
Pakan unggas berdasarkan sumber penggunaannya dibedakan atas pakan konvensional dan
pakan inkonvensional. Pakan konvensional yaitu pakan yang sering digunakan meliputi jagung,
dedak, bungkil kedele, bungkil kelapa, minyak kelapa, tepung ikan, tepung tulang, dan kulit
kerang (grit). Pakan inkonvesional yaitu pakan unggas alternatif yang jarang digunakan,
biasanya penggunaanya apabila ketersedian pakan konvensional harga sangat mahal. Pakan
inkonvensional diantaranya sorghum, gaplek, bungkil kacang tanah, kacang kedele, kacang
tanah, kulit kerabang, cacing, siput dan lain sebagainya. Pakan unggas berdasarkan sifat fisik dan
kimia dibagi atas:
1. Sumber Energi

Berbagai bahan pakan yang mengandung protein kasar kurang dari 20 % dan serat kasar kurang
dari 18 % dalam bahan kering. Contoh : jagung, dedak, dan lain-lain.
2. Sumber Protein

Berbagai bahan pakan yang mengandung protein kasar lebih dari atau sama dengan 20 % dalam
bahankering, baik yang berasal dari nabati maupun hewani. Contoh : bungkil kelapa,bungkil
kedele dan tepung ikan.
3. Sumber Mineral

Berbagai bahan pakan yang mengandung kadar mineral yang tinggi, baik sebagai sumber
mineral makro maupun sumber mineral mikro. Contoh: tepung 6
tulang, kulit kerang dan lain-lain.
4. Sumber Vitamin

Berbagai bahan pakan yang tinggi kadar vitaminnya, baik yang mengandung satu macam
vitamin atau lebih. Contoh : minyak ikan, jagung, dedak, dan lain-lain.
5. Feed Additives

Berbagai bahan pakan yang ditambahkan ke dalam pakan dalam jumlah sedikit dengan tujuan
tertentu,misalnya untuk memacu pertumbuhan, dan biasannya mengandung asam amino, mineral
mikro, vitamin, antibiotik, antioksidan. Contoh : premix,topmix, dan lain-lain.

Pakan-pakan yang beredar di pasaran ini perlu untuk dilakukan pengujian terhadap kualitasnya.
Metode pengujian pakan dapat dilakukan secara fisik, kimiawi, dan biologis. Metode secara fisik
berupa pengamatan terhadap struktur, bau dan kondisi dari pakan yang dapat diamati secara
langsung, metode secara kimiawi dilakukan dengan menguji kandungan nutrien atau zat gizi
yang terkandung dalam pakan di laboratorium, sedangkan metode secara biologis dengan
melakukan percobaan pakan yang diberikan ke ternak dan diamati pertumbuhan dan produksi
dari ternak (Tillman, 1982).
Bahan pakan konvensional adalah bahan pakan yang umum digunakan dalam formulasi pakan
dan sudah banyak diperdagangkan. Jenis bahan pakan konvensional seperti biji jagung, bungkil
kelapa, bunkil kedelai dan dedak padi. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas bahan paka
konvensional relatif stabil. Namun harganya mahal (Marzuki, 2018)

Jenis bahan pakan inkonvensional terdiri dari bungkil biji sawit, bungkil biji kapuk, bungkil biji
karet, bungkil biji kemiri, bungkil biji saga, bungkil inti sawit, kacang gude, limbah restoran,
lumpur sawit kering, menir, sorgum, tepung bekicot, tepung cacing tanah, tepung daun lamtoro,
tepung daun singkong, tepung kelapa udang, tepung sagu, tepung singkong dan lainnya (Subekti,
2019)

Bahan-bahan inkonvensional, pakan yang tidak lazim digunakan dan ketersediaanya masih
terbatas. dapat digunakan sebagai formulasi pakan, sebab mempunyai kandungan nutrisi yang
baik untuk pertumbuhan dan produktivitas ternak.

Perlu diperhatikan sifat dan karakteristik bahan pakan tersebut yaitu warna dan bau yan
menyengat, segar, tekstur lembut. Secara kimia kandungan zat-zat nutrisi dan zat anti nutrisinya
perlu dilakukan analisa laboratorium.

Ada juga penggunaan bahan pakan lokal di dalam ransum sehingga ada daya toleransi yang
diberikan pada unggas utamnya ayam ras dan ayam kampung.

BIDURA, I. G. (2016). Bahan Ajar : Bahan Makanan Ternak. Program Studi Peternakan,
Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

Marzuki, A., & Rozi, B. (2018). Pemberian Pakan Bentuk Cramble dan Mash Terhadap Produksi
Ayam Petelur. Jurnal Ilmiah Inovasi, Vol.18 (01), 29-34.
Rahmana, I., Mucra, D., & Febrina, D. (2016). Kualitas Fisik Pelet Ayam Broiler Periode Akhir
dengan Penambahan Feses Ternak dan Bahan Perekat yang Berbeda. Jurnal Peternakan
Vol.13 (01), 33-40.

Subekti, E. (2009). Ketahanan Pakan Ternak Indonesia. Mediagro Vol.5 (02), 63-71.

Anda mungkin juga menyukai