Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MIKOLOGI

TRICHOPHYTON sp.

Oleh:
Nama: Angkie Anggita Pujiantari
Nim: (P07134118007)
Kelas: A
Semester: V (lima)

D.IV ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa
organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka
disebut sporofit. Fungi memiliki berbagai macam penampilan tertgantung pada spesiesnya
(Pelczar, 1986). Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota multiseluler.
Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara memperoleh
makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan reproduksi.

Fungi mempunyai banyak manfaat, di alam fungi memiliki peranan yang besar dalam
siklus nitrogen, fosfor dan karbon (Sonjak, 2009), bersimbiosis dengan akar tanaman (Boddy,
1999), biodegradasi (Valentin, 2006) dan bioremidiasi (Gadd and Sayer, 2000). Dalam
kegiatan industri, fungi memiliki potensi yang berbeda karena setiap kapang memiliki
keunikan sifat dan karakteristik. Ada yang berperanan dalam proses fermentasi untuk
menghasilkan antibiotik (Akio, 2009), enzim (Palaniswamy, 2006 dan Luis, 2006), sebagai
bahan pangan, obat-obatan, penyubur lahan, biopestisida, serta obyek dalam penelitian
genetika (Alexopoulos et al., 1996). Namun, selain memiliki banyak manfaat beberapa
spesies fungi ada yang berdampak negative juga, seperti menyebabkan penyakit kepada
manusia dan makhluk hidup lainnya. Beberapa jenis fungi yang dapat menyebabkan penyakit
kepada makhluk hidup diantaranya Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.

Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang salah satu jenis fungi yang dapat
menyebabkan penyakit kepada manusia dan makhluk hidup lainnya, yaitu Trichophyton sp.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Trichophyton sp.?
2. Bagaimana morfologi dari Trichophyton sp.?
3. Apa kerugian yang disebabkan oleh Trichophyton sp. Ini?
4. Bagaimana cara mengatasi atau mengobati kerugian yang disebabkan oleh Trichophyton
sp. Ini?

1.3 Tujuan:
1. Untuk memberikan penjelasan tentang Trichophyton sp.
2. Untuk mengetahui morfologi Trichophyton sp.
3. Untuk mengetahui apa saja kerugian atau dampak yang disebabkan dari Trichophyton sp.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi atau mengobati dampak dari Trichophyton sp.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Trichophyton sp.
2.1.1 Pengertian
Trichophyton adalah suatu dermatofita yang hidup di tanah, binatang atau
manusia.Berdasarkan tempat tinggal terdiri atas anthropophilic,zoophilic,dan
geophilic. Trichophyton adalah suatu peyebab infeksi pada rambut ,kulit terutama
kutu air (tinea pedis),dan infeksi pada kuku manusia.

Klasifikasi
Kerajaan : Fungi
Divinisi : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Onygenales
Family : Arthrodermataceae
Genus : Trichophyton
Spesies :

 `Trichophyton ajelloi geophilic

 Trichophyton concentricum anthropophilic

zoophilic
 Trichophyton equinum
(kuda)

geophilic
 Trichophyton flavescens
(feathers)

 Trichophyton gloriae geophilic

 Trichophyton megnini anthropophilic

zoophilic
 Trichophyton mentagrophytes 
(landak)
 Trichophyton mentagrophytes  anthropophilic

 Trichophyton phaseoliforme geophilic

 Trichophyton rubrum anthropophilic

 Trichophyton schoenleinii anthropophilic

 Trichophyton simii zoophilic (kera)

 Trichophyton soudanense anthropophilic

 Trichophyton terrestre geophilic

 Trichophyton tonsurans anthropophilic

 Trichophyton vanbreuseghemii geophilic

zoophilic
 Trichophyton verrucosum
(kuda)

 Trichophyton violaceum anthropophilic

 Trichophyton yaoundei anthropophilic

2.1.2 Morfologi
Secara mikroskopis, Trichophyton sp. memiliki hifa dengan beberapa percabangan, umumnya

cabang-cabang yang dimiliki pendek dan merupakan hasil dari pertunasan hifa. Hifa atau miselium

tersebut umumnya tidak bersekat, kecuali pada hifa yang akan membentuk atau menghasilkan

konidia (Gambar 1a.). Konidia yang dimiliki Trichophyton sp. dapat berbentuk makrokonidia

maupun mikrokonidia. Makrokonidia yang dimiliki berbentuk pensil dan terdiri dari beberapa sel,

sedangkan mikrokonidia berbentuk lonjong dan berdinding tipis. Jamur Trichophyton sp. pada

media pertumbuhan memperlihatkan hifa atau miselium yang halus berwarna putih dan tampak

seperti kapas (Gambar 1b.), meskipun kadang dapat juga berwarna lain tergantung dari pigmen

yang dimilikinya (Saputra, 2014).


Hifa

Makrokonidia

Mikrokonidia

Gambar 1. (a) Mikroskopis Trichophyton sp. (Ningrum, 2008);


(b) Makroskopis Trichophyton sp.

Pertumbuhan Trichophyton sp. yaitu pertambahan ukuran atau panjang hifa

(miselium) yang dihasilkan dari pertunasan hifa. Pertunasan hifa tersebut akan

membentuk percabangan yang bagian terminalnya akan membentuk konidia. Reproduksi

aseksual yang dimiliki Trichophyton sp. ini meliputi pembentukan konidia melalui

pertunasan, fragmentasi (pemotongan) hifa dan pembentukan konidiospora

(Hujjatusnaini, 2012). Pertumbuhan Trichophyton sp. sangat dipengaruhi oleh faktor luar

(lingkungan), seperti suhu, nutrisi, pH, kelembaban, dan zat – zat metabolit seperti toksin

dan antibiotik. Sel jamur yang patogenik dapat tumbuh optimal jika berada pada rentang

suhu 25º – 32º C (Saputra, 2014).

2.1.3 Kerugian yang diakibatkan

Jamur Trichophyton sp. dapat menimbulkan infeksi pada kulit, rambut, dan kuku. Infeksi

Trichophyton sp. menyebabkan timbulnya bercak melingkar yang tertutup dengan sisik atau

gelembung kecil yang dikenal dengan istilah ring worm atau tinea. Trichophyton sp. sering

menyebabkan tinea kapitis, tinea favosa, tinea imbrikata, tinea kruris, tinea manus dan pedis,

tinea korporis dan tinea unguium (Suryaningrum, 2011).

Trichophyton sp. menginvasi sel keratin, menerobos ke dalam epidermis dan selanjutnya
akan menimbulkan reaksi peradangan atau inflamasi. Reaksi peradangan tersebut timbul akibat

Trichophyton sp. serta bahan yang dihasilkan berada di daerah kutan, yaitu lapisan kulit yang

meliputi stratum korneum hingga stratum basale (Salim, 2010). Patogenitas Trichophyton sp.

sangat dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh seseorang. Apabila sistem kekebalan tubuh

seseorang lemah maka Trichophyton sp. akan mudah menginfeksi orang tersebut, dan

sebaliknya apabila sistem kekebalan tubuh seseorang baik maka akan sulit terinfeksi karena

ketika Trichophyton sp. masuk ke dalam tubuh akan dikendalikan oleh sistem imun (Lestari,

2013)

2.1.4 Pengobatan dan Pencegahan


Adapun obat-obat yang biasa digunakan dalam proses pengobatan yaitu :krim

anti jamur (ex:fungisol), minum obat (ex:cetirizine) dan gunakan  sabun antiseptic.

Cara paling baik untuk menghindarinya adalah dengan menjaga kebersihan badan dan

lingkungan sebaik mungkin.


BAB III

PENUTUP

1.1 kesimpulan

Trichophyton adalah suatu dermatofita yang hidup di tanah, binatang atau manusia.

Trichophyton adalah suatu peyebab infeksi pada rambut ,kulit terutama kutu air (tinea

pedis),dan infeksi pada kuku manusia. Untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh

trichophyton sp. Ini dapat menggunakan krim anti jamur, dan untuk mencegahnya dapat

dilakukan dengan menjaga kebersihan dan kesehatan.

1.1 Saran

Seperti yang telah dipaparkan dalam makalah, trichophyton sp. merupakan jamur yang

tergolong patogen atau yang merugikan karena menyebabkan penyakit. Disarankan untuk

segera memberi pengobatan apabila terinfeksi oleh jenis jamur ini.

Anda mungkin juga menyukai