Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu dasar perlindungan tanaman

Dosen Pengampu : Hj. Elya Hartini., Ir.,M.T

Disusun Oleh:

Revina Oktavia

225001105

Kelas D

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Tujuan dari penulisan ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah dasar perlindungan tanaman.

Karya tulis ilmiah ini ditulis untuk memberikan informasi mengenai dasar perlindungan
tanaman. Tujuan dibuatnya laporan ini yaitu untuk mengetahui segala sesuatu mengenai
pembelajaran dasar perlindungan tanaman.

Selain itu, Saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu secara

langsung maupun tidak langsung, serta memberikan dukungan dan dorongan untuk terus
semangat dalam mengerjakan tugas karya tulis ilmiah sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan
dengan baik. Adapun pihak-pihak yang telah membantu yakni :

1. Allah SWT, yang telah memberikan berbagai nikmat kepada saya , sehingga saya

dapat menyelesaikan resensi ini.

2. Ibu Hj. Elya Hartini.,Ir., M.T selaku dosen pengampu.

3. Orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan fasilitas materil sehingga

terselesainya karya tulis ilmiah ini.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang penulis buat ini masih jauh dari kata

sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi

penulis dimasa yang akan datang. Saya berharap semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat untuk yang membacanya.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam menunjang
pembangunan nasional, hal ini disebabkan hutan dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Jati (Tectona grandis Linnaeus filius) merupakan jenis tanaman yang telah di
kembangkan kurang lebih 100 tahun yang lalu di Pulau Jawa sebagai hutan tanaman yang hingga
tahun 1991 telah mencapai 1,5 juta Ha (poerwidodo, 1991 dalam Irwanto, 2003). Seiring
berjalan nya waktu kebutuhab manusia akan bahan baku kayu jati selalu meningkat sedangkan
daur produksi tanaman ini cukup lama yaitu setelah berumur 60 tahun, produksi optimumnya
pada 80 tahun, hal ini menyebabkan ketersediaan jati yang awalnya melimpah mulai terbatas.

B.Tujuan Penulisan

Sesuai latar belakang di atas maka dapat di simpulkan tujuan penulisan ini yaitu :

1. Mengetahui penyakit yang biasa menyerang pada tanaman jati.

2. Mengetahui gejala dan tanda penyakit pada tanaman jati.

C. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini yaitu, agar kita dapat mengetahui tanda penyakit pada tanaman jati,
cara mengantisipasi serta pembasmian nya.
PENYAKIT PADA TANAMAN JATI

1. Penyakit Bercak Daun

Penyakit bercak daun atau hawar daun ini berupa cokelat ke abu abuan dengan bentuk
yang tidak beraturan, bercaknya terbesar pada bagian tengah daun dan pada pinggiran daun.
Beberapa bercak kecil dalam satu daun dapat menyatu membentuk daerah bercak yang besar
seperti terlihat pada pinggiran daun. Gejala penyakit ini lebih banyak terjadi pada daun daun tua
di bandingkan dengan daun daun muda.Infeksi yang terjadi pada jaringan daun secara langsung
dapat mempengaruhi proses fotosintesis dan dan tentunya dapat berdampak negatif pada
tanaman. Penyebab penyakit ini adalah jamur Phomopsis sp, dengan ciri morfologi nya sebagai
berikut: konidium tidak bersepta, hialin dan filiform.

2. Penyakit Busuk Akar dan Pangkal Batang

Penyakit pada pangkal tanaman jati merupakan kerusakan fisiologis yang disebabkan
karena kondisi areal tanaman jati yang tergenang air. Hal ini hanya terlihat pada tanaman yang
berada pada genangan air akibat hujan ataupun kondisi drainase yang buruk menyebabkan
kurangnya ketersediaan oksigen bagi akar sehingga, bagian perakaran dan pangkal tanaman
membusuk. Apabila kondisi drainase di sekitar aeal tanaman ini tidak diperbaiki maka akan
menyebabkan kerusakan yang lebih luas.

Beberapa bercak kecil dalam satu daun dapat menyatu dan membentuk daerah bercak
yang lebih besar. Gejala penyakit ini banyak terjadi pada daun-daun tua dibandingkan dengan
daun-daun muda. Infeksi pada taun ini akan memengaruhi proses fotosintesis dan akan
berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman.

Drainase yang buruk menyebabkan tanaman jati kehilangan vigor (kemampuan benih
untuk tumbuh normal pada keadaan pada sub-optimum), diikuti oleh gejala kelayuan dan
perubahan warna daun menjadi hijau pucat atau kekuningan. Bila tanaman jati yang diserang
penyakit layu dicabut dan dilihat perakarannya, jaringn xylem dan floem nya akan terlihat
berwarna hitam gelap karena kematian jaringan-jaringan muda sukulen sedangkan batang dekat
permukaan tanah dan akar tunggang menjadi lunak dan basah.
3. Penyakit Luka Terbuka (frost Cracks)

Penyakit luka terbuka pada tegakan jati disebabkan oleh jamur Phytoptera sp. Jamur ini
sangat dipengaruhi iklim, tanah, serta ketinggian lahan. Gejalanya berupa kerusakan pada batang
jati berupa pecah, atau sobekan pada jaringan batang secara radial sebagai akibat dari turunnya
temperatur udara secara signifikan sehingga bagian luar batang mengkerut karena perbedaan
suhu antara bagian dalam batang yang hangat dengan luar batang yang dinin menyebabkan
pecahnya kulit batang.
TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT PADA TANAMAN JATI

1. Pengendalian Melalui Lingkungan

Pengendalian lingkungan dapat dilakukan dengan cara membersihkan lahan dan merawat
tanaman. Membuat lingkungan tumbuh ideal bagi pohon jati namun tidak ideal bagi hama dan
penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman jati tersebut, antara lain dilakukan
dengan melakukan sanitasi lahan, memperbaiki drainase, serta pengambilan daun-daun bawah
yang terinfeksi secepatnya agar tidak menjadi sumber penularan, pengaturan air dengan
membuat drainase yang baik, sehingga air tidak tergenang. Selain iu dapat dilakukan pemberian
bahan organik dengan cara membuat lingkaran kecil disekeliling pohon jati, bahan organik ini
berfungsi memperbaiki tingkat keasaman tanah.

2. Pengendalian Secara Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida untuk


mengendalikan jamur serta fungi pada tanaman dan bakterisida untuk pengendalian bakteri .

Fungisida serta bakterisida yang biasa digunakan untuk pengendalian pada tanaman jati
biasanya mengandung tembaga hidroksida, sebagai bahan aktif yang bisa mengendalikan bercak
daun. Kandungan lain yang biasa digunakan adalah propinep 70% karena mampu mengendalikan
jamur serta dapat digunakan di beragam musim. Kandungan bahan aktif tersebut biasanya mudah
larut dalam air sehingga mudah digunakan. Cara penggunaan nya adalah mencampurkan bahan
aktif tersebut dengan air sesuai dosis yang diperuntukan guna pembasmian yang efektif.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membuat makalah ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
pada tanaman jati diantaranya penyakit bercak daun, penyakit busuk akar dan pangkal
batang, serta penyakit luka terbuka. Pengendalian penyakit nya dapat dilakukan dengan
kimiawi ataupun lingkungan.

Secara lingkungan dapat dilakukan dengan cara merawat dan membersihkan


tanaman atau melakukan sanitasi lahan. Secara Kimiawi dapat dilakukan dengan
penyemprotan fungisida dan bakterisida diantaranya yang mengandung bahan aktif
tembaga hidroksida serta propinep.

B. Saran

Berdasarkan makalah ini maka saya dapat menyarankan :

1. Kita harus lebih rajin untuk membersihkan lingkungan tanaman agar terhindar dari
penyakit.

2. Pengendalian penyakit harus dilakukan dengan tepat cara, guna, maupun dosisnya.

Anda mungkin juga menyukai