OLEH :
ANNISA PUTRI
NIM : 220101109
KELAS
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
“Daun jambu biji sebagai anti diare”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
KATA PENGANTAR..................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................4
1.1 Latar belakang.........................................................4
1.2 Rumusan masalah...................................................7
1.3 Tujuan.....................................................................7
1.4 Manfaat...................................................................7
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................8
2.1 Deskripsi Daun Jambu Biji.....................................8
2.2 Kandungan Daun Jambu Biji..................................9
2.3 Khasiat....................................................................9
BAB 3 PENUTUP........................................................15
3.1 Kesimpulan.............................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................16
PENDAHULUAN
Diare adalah suatu gejala klinis dari gangguan pencernaan (usus) yang
menjadi lembek atau cair. Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan
dalam 6 golongan besar, yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit),
Penyebab yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara klinis adalah diare
Di Indonesia sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah bagi
sekitar 8 persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi untuk seluruh
kelompok umur adalah Papua, Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Barat dan
Sulawesi Tengah. Insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah
menyebabkan efek samping yang tidak nyaman, yaitu nyeri perut atau kembung,
Indonesia. Namun, baru 1.000 jenis saja yang sudah didata dan sekitar 300 jenis
herbal merupakan pengobatan yang diwariskan secara turun temurun atau empiris
dari zaman dahulu. Pengobatan yang sangat mudah dan harga murah serta efek
saat ini. Masyarakat juga mengenal pengobatan tradisional dalam mengatasi diare.
untuk mengatasi diare, salah duanya yaitu tanaman jambu biji (Psidium guajava
L) dan salam (Eugenia polyantha Wight). Jambu biji telah diketahui merupakan
tanaman yang relatif baik dalam pengobatan diare. Pada bagian daun, jambu biji
memiliki khasiat untuk disentri, diare, radang lambung dan gusi bengkak.
Sedangkan salam merupakan tanaman yang sejak jaman dahulu dikenal dapat
kolesterol tinggi, kencing manis,tekanan darah tinggi, sakit maag, dan diare (Tona
dkk., 1998; Goncalves dkk., 2005; Winarno dkk., 2004; Ismarini, 2012; Ajizah,
2014).
Jambu biji dan salam merupakan tanaman yang sama-sama berasal dari
kimia yang dimilikinya. Daun jambu biji dan daun salam mengandung senyawa
usus berkurang. Ketika tanin kontak dengan membran mukosa, ia akan bereaksi
dengan protein pada mukus dan sel-sel epitel membentuk ikatansilang. Akibatnya,
mukosa menjadi lebih rapat dan kurang permeable, proses ini dikenal dengan
taninVpada ekstrak daun jambu biji yang diperoleh dengan metode soxhlet
menggunakan pelarut etanol menunjukan hasil kadar tanin adalah sebesar 2,74%.
kadar tannin dalam infus daun salam menggunakan pelarut air menunjukan hasil
metode ekstraksi dan pelarut yang digunakan dapat menunjukan perbedaan kadar
mengekstraksinya diperlukan pelarut polar. Air, metanol, etanol, aseton, dan etil
asetat merupakan pelarut yang umum digunakan dalam proses ekstraksi. Dalam
proses ekstraksi, senyawa aktif dalam suatu tanaman akan mudah terlarut atau
terikat oleh pelarut sesuai dengan sifat kepolarannya. Hal ini sesuai dengan
prinsip “like disolve like” dimana larutan yang bersifat polar akan berikatan
dengan senyawa polar lainnya begitu pula sebaliknya, larutan yang bersifat
2007).
antidiare ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L) dan ekstrak daun salam
(Psidium guajava)?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
mengenai aktivitas lain dari tanaman jambu biji (Psidium guajava L) dan
selanjutnya
jambu
PEMBAHASAN
tanaman yang menyebar luas sampai ke Asia Tenggara, Asia Selatan, India,dan
Sri Lanka. Jambu biji termasuk tanaman perdu yang memiliki banyak cabang dan
ranting. Dengan ketinggian pohon sekitar 10-12m. Batang pohon jambu keras,
permukaan kulit luar pohon berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu tersebut
terkelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya yang basah. Daun jambu
umumnya bercorak bulat telur dengan ukuran agak besar. Bunganya kecil-kecil
permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun, pohon jambu biji sudah berbuah. Bijinya
Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
(Marty, T, 2012)
dan peluruh haid (Arianingrum, R., 2007). Daun jambu biji mengandung tanin,
minyak atsiri (eugenol), minyak lemak, damar, zat samak, triterpenoid, dan asam
apfel. Daun jambu biji akan kaya senyawa flavonoid, khususnya quercetin
2.3 Khasiat
menghindari efek samping dari obat-obat anti diare. Psidium guajava L. yang
telah diteliti dengan dosis tertentu memiliki aktivitas anti diare. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan hewan uji yang
menyebabkan sekresi cairan dan diare. Kapsul ekstrak daun jambu biji, hasil filtrat
yang didapat dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 65°C untuk
mendapatkan ekstrak daun jambu biji. Ekstrak daun jambu biji kemudian dipress
diaplikasi ke sapi bali melalui oral, setelah kapsul ekstrak selesai dibuat, kapsul.
dan pengamatan efek terapi dimulai hari pertama sampai hari ketujuh (tiga hari
kondisi diare sudah berkurang, konsistensi feses dan kelincahan sapi bali yang
perlakuan dengan pemberian kapsul ekstrak daun jambu biji dimana pada hari ke-
0 konsistensi feses yang terlihat adalah encer dan berwarna kuning serta diare
Pada dosis 400 mg/kg BB tidak jauh berbeda dengan pemberian dosis 300 mg/kg
BB, kondisi fisik dari pedet juga terilhat lemas dan mengalami diare sebanyak 6
kali pada P2a sedangkan pedet P2b sebanyak 5 kali dengan konsistensi feses encer
dan berwarna kuning. Setelah 3 hari pemberian kapsul konsistensi feses tidak
masing-masing sebanyak 5 kali dan 4 kali. Pemberian kapsul ekstrak daun jambu
dua ekor pedet diare diberikan perlakuan yang sama, konsistensi feses juga encer
dan berwarna kuning dan kondisi pedet sama yaitu lemas Kedua pedet tersebut
diare masing- masing sebanyak 6 kali dan 5 kali. Pada hari ketiga setelah
pemberian kapsul ditemukan diare pada kedua pedet mulai berkurang dengan
intensitas diare empat kali lipat, dan kondisi pedet tidak terlihat lemah seperti
menunjukkan kondisi yang baik. Pasca tiga hari pemberian kapsul, konsistensi
feses mengalami perubahan dimana awalnya encer berwarna kuning menjadi tidak
encer namun warna fesesnya masih tetap berwarna kuning, sedangkan untuk
intensitas diare tidak mengalami penurunan. Kondisi kedua pedet tersebut lebih
secara oral menggunakan tabung gavage untuk menginduksi diare. Frekuensi dan
konsistensi feses dihitung dalam waktu 4 jam setelah perlakuan. Kelompok uji
diberikan ekstrak daun jambu biji menunjukkan kesembuhan pada kelompok yang
diobati dengan 600 mg/kg sedangkan pada kelompok yang diobati dengan 200
mg/kg dan 400 mg/kg tidak menunjukkan kesembuhan diare. Frekuensi rata-rata
tinja basah menurun dengan bertambahnya dosis ekstrak etanol Psidium guajava
L. dengan frekuensi rata-rata buang air besar lebih rendah pada kelompok yang
diberi perlakuan 600 mg/Kg dan lebih tinggipada kelompok yang diberi perlakuan
400 mg/Kg dan 200 mg/ Kg masing-masing seperti yang ditunjukkan pada Tabel
2. Frekuensi rata-rata tinja basah untuk tikus dalam kelompok yang diberi
loperamide sebagai control positif, menentukan toksisitas akut pada mencit dan
loperamide karena tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah rata-rata
Terdapat perbedaan hasil pada hewan uji antara hewan pedet atau sapi bali
dengan tikus albino, dimana pada tikus albino yang merupakan kelompok uji
diberikan ekstrak daun jambu biji diobati dengan 600 mg/kg mengalami
kesembuhan sedangkan pada kelompok yang diobati dengan 200 mg/kg dan 400
mg/kg tidak menunjukkan kesembuhan diare. Sedangkan, pada hewan uji sapi bali
fasilitas yang terlalu padat atau penyebab mekanis lainnya. Uji sensitivitas kuman
antara nilai densitas optik bakteri dan konsentrasi ekstrak menunjukkan bahwa
semakin sedikit bakteri yang dapat bertahan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi bahan aktif berefek antibakteri maka semakin besar
yang ditunjukkan
flavonoid yang tinggi dan dapat bertanggung jawab atas aktivitas anti diare.
terhadap infeksi mikroba. Flavonoid memiliki peranan paling efektif sebagai anti
diare pada daun jambu biji.6 Senyawa turunan flavonoid yang terkandung dalam
meningkatkan kontraksi usus akibat adanya iritasi oleh bakteri penyebab diare
mampu mengikat banyak protein prolin. Senyawa tanin yang terkandung dalam
melakukan pertumbuhan hidup sehingga sel terhambat atau bahkan mati. Tanin
juga memiliki sifat antibakteri dengan menekankan pada protein, karena diduga
tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek anti bakteri tanin
antara lain reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau
oleh Sukardi, waktu ekstraksi optimal daun Psidium guajava L. adalah selama
17,5 menit dengan kandungan tanin yang didapat sebesar 7,82% atau setara
sebagai antidiare yaitu minyak atsiri dan alkaloid. Alkaloid dalam daun Psidium
1. Diare
5. Luka
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daun Jambu biji memiliki aktivitas anti diare dan hal ini membenarkan
penggunaan tanaman ini sebagai obat herbal melawan diare dimana mengandung
fitokimia tingkat tinggi terutama tanin dan flavonoid yang bertanggung jawab atas
aktivitas anti diare. Pemberian kapsul ekstrak daun jambu biji pada sapi bali dosis
konsistensi feses dan pemberian dosis 500 mg/kg BB kapsul ekstrak daun jambu
pada sapi yang diare sedangkan pada tikus albino kelompok yang diobati dengan
600 mg/kg sedangkan pada kelompok yang diobati dengan 200 mg/kg dan 400
Noer Q, Sri SS, Dini R. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Jambu
Dengan Infus Daun Jambu Biji (Psidium guajava). Berkala Ilmiah Kimia
Tona dkk., 1998; Goncalves dkk., 2005; Winarno dkk., 2004; Ismarini, 2012;
Ajizah, 2014