Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN BUNGA KITOLOD DALAM MENYEMBUHKAN MATA MINUS

Affrina Fauziah. 2018.

Universitas Udayana Denpasar, Bali

ABSTRAK

Bunga Kitolod (Laurentia longiflora) merupakan salah satu Sumber Daya Alam yang
mudah ditemui di Indonesia. Bunga Kitolod (Laurentia longiflora) merupakan tanaman yang
dapat dimanfaatkan. Akan tetapi, banyak masyarakat Indonesia tidak mengetahui tentang
manfaat dan pemanfaatan bahan-bahan alami tersebut, dan walaupun tahu, mereka kurang
berminat untuk menggunakannya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, kami tergerak untuk menemukan cara pengolahan bunga
kitolod (Laurentia longiflora) menjadi obat tetes mata, di mana cara pengolahannya sederhana, mudah
dipraktikkan oleh siapa saja, serta dapat dijadikan sebagai peluang untuk berwirausaha bagi
masyarakat.

Tujuan PKM-K kami adalah untuk menghasilkan sebuah produk berupa obat tetes mata dengan
bahan baku bunga kitolod yang bisa digunakan untuk mata minus, mata katarak, dll, sehingga bisa
menghasilkan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Proses produksi obat tetes mata meliputi proses persiapan, proses produksi, dan proses
pengemasan. Dengan produksi yang sangat menguntungkan ini, diharapkan produksi obat tetes mata
akan semakin meningkat dan lebih bervariasi untuk ke depannya. Karena produksi obat tetes mata ini
dipandang memiliki prosepk yang sangat bagus ke depannya.

Kata kunci: Bunga Kitolod (Laurentia longiflora), obat tetes mata, wirausaha.

ABSTRACT

Laurentia longiflora is one of natural resources that can be easily found in Indonesia.
Kitolod flower (Laurentia longiflora) is a plant that can be utilized. However, there are a lot of
Indonesians who do not really know the andvantages and the use of Laurentia longiflora, and
although they know about it, they are not really interested in using it.
Based on the fact above, we are encouraged to find ways of processing kitolod (Laurentia
longiflora) into eye drops, which is simple to be processed, applied and used as new business
opportunity for the people.

The aim of our PKM-K is to produce a product in the form of versatile organic product
made of Laurentia longiflora that can be used to take a eye drops, so that the processing of the
soap can give new job vacancy for the people there.

The production process of eye drops iclude preparation process, production process,
and packaging process. With this very beneficial production, it is expected that the production of
versatile eye drops can be increased and be more various in the future. Because the production
of eye drops is considered to have very good prospect in the future.

Key words: Laurentia longiflora, eye drops, business.

PENDAHULUAN

Tanaman itu ada yang bermanfaat dan ada yang beracun, dari tanaman liar hingga yang
dibudidayakan. Kita tidak tahu, kalau tanaman liar bermanfaat bagi kita, kita hanya tahu tanaman
liar adalah tanaman beracun dan gulma bagi tanaman yang ditanam oleh kita. Tanaman liar yang
bermanfaat bagi kita dapat menjadi bahan untuk pengobatan. Salah satunya tanaman bunga
kitolod. Tanaman bunga kitolod terasa asing ditelinga masyarakat, namun tanaman ini
bermanfaat bagi kita.

Berdasarkan hal tersebut di atas, kami tergerak untuk menemukan cara pengolahan bunga
kitolod (Laurentia longiflora) menjadi sabun organik serbaguna, di mana cara pengolahannya
sederhana, mudah dipraktikkan oleh siapa saja, serta dapat dijadikan sebagai peluang untuk
berwirausaha bagi masyarakat. Selain itu hasil olahan bunga kitolod (Laurentia longiflora)
berupa obat tetes mata memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber Daya Alam (SDA) merupakan segala sesuatu yang berada di bawah atau di atas
bumi, baik yang hidup maupun yang mati, termasuk tanah itu sendiri, yang sifatnya masih
potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi.Sedangkan barang sumber daya adalah
sumber daya alam (SDA) yang sudah diambil dari bumi yang siap digunakan dan
dikombinasikan dengan faktor produksi lain sehingga dapat dihasilkan produk baru berupa
barang dan jasa untuk konsumen dan produsen. Sumber daya alam (SDA) menghasilkan barang
dan jasa untuk proses produksi yang berbasis sumber daya alam (SDA) maupun yang langsung
dikonsumsi oleh rumah tangga.

Menurut penggunaannya, sumber daya alam (SDA) dapat digunakan untuk konsumsi
langsung seperti ikan, air, dan daerah rekreasi. Sebagai masukan dalam proses seperti kayu bakar
untuk menghasilkanp panas serta untuk konsumsi dalam proses perantara misalnya pabrik
membutuhkan bahan bakar agar mesin pabrik dapat diopersikan. Sedangkan menurut bentuknya,
sumber daya alam dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk yaitu :

Sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui

Sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang tidak
akan habis walaupun dipakai secara terus menerus karena keberadaannya dapat diperbaharui
lagi.

Contoh : tumbuhan, hewan, tanah, air, udara dan lain sebagainya.

Konon kitolod berasal dari Benua Amerika yaitu, Amerika Serikat dan Amerika Selatan.
Kitolod masuk dalam family Campanulaceae yang merupakan golongan tanaman obat yang
berupa semak berlukar atau tanaman berukuran kecil.Terdiri dari 60-70 genus dan sekitar 2000
spesies. Tanaman family Camanulaceae umumnya menghasilkan getah yang menyerupai air
susu.

Secara umum, kitolod memang tampak sebagai tumbuhan liar yang tidak memiliki
manfaat. Namun sebenarnya kitolod memiliki manfaat yang besar untuk obat bagi mata
bermasalah. Kitolod dapat menjadi obat alami yang aman dengan harga yang relatif terjangkau.
Penggunaan kitolod sebagai obat bagi mata bermasalah adalah salah satu alternatif yang baik
selain penggunaan obat-obatan kimia, karena kitolod merupakan obat-obatan herbal, sehingga
lebih aman untuk dikonsumsi. Sebab obat-obatan kimia dikhawatirkan dapat memicu terjadinya
kanker karena sifatnya yang karsinogenik serta dapat merusak ginjal akibat terlalu banyak zat
kimia yang terkandung didalam darah.

Daun kitolod sendiri mengandung beberapa senyawa biokimia berupa alkaloid, saponin,
flavonoid, dan poliferol. Senyawa-senyawa tersebut memiliki manfaat tersendiri bagi mata.
Menurut Heyne:1988, senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol dapat disebut dengan
seyawa bioaktif. Yaitu senyawa yang mengandung zat bioaktif, yaitu zat yang termasuk
metabolit sekunder yang bersifat aktif secara biologis. Aktifitasnya antara lain sebagai antiseptik,
yaitu suatu zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba seperti bakteri,
khamir, dan kapang yang dapat digunakan untuk industri pangan dan farmasi.

Zat biokimia yang pertama adalah alkaloid. Alkaloid adalah senyawa yang paling banyak
ditemukan di alam. Hampir semua alkaloid berada dalam tumbuhan dan terdapat pada semua
jenis tanaman. Secara umum, alkaloid mengandung asam amino seperti ornitin, lisin,
fenilalanin, tirosin, serta triptofan. Alkaloid sendiri kerap digunakan sebagai bahan analgesik
(pereda rasa nyeri), bahan anestesi dan sedasi, bahan antibakteri, serta sebagai pereda batuk atau
antitusif (Hadi, Surya & Bremnner, J. B, 2001:177-129).
Selanjutnya adalah saponin. Menurut Ardian, Denz (2012), saponin adalah senyawa
berbentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi, namun dengan konsentrasi
berbeda-beda pada bagian tertentu, tergantung dari varietas tanaman dan tahap pertumbuhan.
Saponin bersifat racun bagi hewan kecil seperti ikan dan serangga, namun tidak begitu
berpengaruh pada manusia. Bagi manusia, racun dari saponin bersifat antitiroid, yaitu zat yang
bekerja menghambat kerja kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon. Namun, sifat toksik
saponin pada manusia ini tidak berlangsung permanen dan terjadi secara selektif. Penelitian
menunjukkan bahwa saponin dapat meningkatkan sistem imun, bersifat antioksidan, dapat
mencegah kanker, anti virus, dapat menghambat pertumbuhan jamur, dan biasanya digunakan
sebagai bahan antiseptik.
Kandungan biokimia pada daun kitolod berikutnya adalah flavonoid. Menurut Waji, R.A
& Sugrani, Andis (2009), flavonoid adalah senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
tanaman berwarna hijau, kecuali alga. Manfaat flavonoid antara lain untuk melindungi struktur
sel, meningkatkan efektifitas vitamin C, mencegah keropos tulang, sebagai zat anti inflamasi,
antioksidan, antibiotik, dan sebagai pencegah kanker (zat antioksidan).
Menurut Suprastiwi, Endang, polifenol adalah salah satu komponen bioaktif yang disebut
katekin. Katekin sendiri adalah senyawa multifungsi yang bersifat antiinflamasi (mengurangi
peradangan), anti-mutagenik, antioksidan, anti penggumpalan, anti virus, dan antibakteri.
Polifenol dapat mengurangi penumpukan Low Density Lipid (LDL) dalam darah, serta mampu
mencegah oksidasi dalam pembuluh darah yang menyebabkan pembekuan trombosit abnormal.
Dari keseluruhan kandungan zat bioaktif yang terdapat pada tanaman kitolod, kurang
lebih semuanya berfungsi sebagai bahan antiseptik, analgesik, antiinflamasi, antioksidan, dan
antibakteri. Bersifat antiseptik, yaitu dapat menghilangkan kotoran seperti bakteri, virus, atau
jamur yang melekat pada mata dan terkontaminasi melalui udara. Kotoran tersebut seringkali
menghalangi penglihatan dan membuatnya menjadi tidak begitu jelas. Dengan adanya zat
antiseptik, kotoran tersebut dapat luluh dan terbawa keluar dari mata bersama air mata, sehingga
mata akan menjadi lebih higienis dan bersih. Pandanganpun bisa terlihat lebih jelas dan jernih.
Zat analgesik adalah zat yang berguna sebagai pereda rasa nyeri yang bersifat sedasi.
Senyawa analgesik bekerja dengan cara memanipulasi atau mematirasakan syaraf yang terkait
dengan penglihatan. Dengan demikian, bila diaplikasikan pada penderita glukoma, zat analgesik
dapat memanipulasi syaraf optis yang berkaitan dengan pengelihatan dan langsung berkaitan
menuju otak. Sifat senyawa ini bersifat sadatif atau menimbulkan ketergantungan bagi
penggunanya. Hal ini terjadi karena adanya efek pereda nyeri yang tersedia, dan adanya efek
sensasi nyaman yang diberikan senyawa ini.
Selanjutnya adalah senyawa antiinflamasi atau dikenal dengan senyawa anti peradangan
atau anti iritasi. Senyawa ini bekerja dengan cara menghambat respon tubuh memberi sinyal
perbaikan pada tubuh. Usaha perbaikan tubuh biasa diwujudkan dengan usaha menhilangkan
penyebab iritasi atau membunuh organisme penyebabnya. Usaha inilah yang menimbulkan
terjadinya peradangan atau pembengkakan
Senyawa antibakteri dalam kitolod sebenarnya bekerja hanya terhadap bakteri penyebab
gangguan penglihatan. Senyawa antibakteri bekerja dengan cara mengisolasi bakteri penyebab
gangguan penglihatan tertentu (secara spesifik). Seperti isolasi bakteri Stapylococcus hominis,
yaitu bakteri peyebab penyakit konjungtivitis (peradangan pada selaput konjungtiva, selaput
bening yang melapisi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak
mata sehingga menyebabkan mata berwarna kemerahan). Selain itu senyawa antibakteria juga
bekerja terhadap bakteri Staphylococci yellow, yaitu bakteri penyebab penyakit katarak. Hasil
ekstrak seduhan daun kitolod memiliki aktivitas antibakteri yang lebih besar dibandingkan
ekstrak refluks (hasil kondensasi tanpa mengurangi komponennya) daun kitolod itu sendiri.
Senyawa antioksidan bekerja sebagai penangkal radikal bebas di dalam tubuh. Yaitu
dengan cara menghambat proses oksidasi yang terjadi dalam tubuh, baik yang disebabkan faktor
eksternal maupun faktor internal. Faktor internal disini dimaksudkan sebagai penyakit yang ada
dalam tubuh, atau hasil metabolisme tubuh yang tidak sempurna dan tersebar bebas di seluruh
tubuh.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui manfaat Laurentia Longiflora, proses
pembuatan obat tetes mata dengan bahan baku bunga kitolod (Laurentia longiflora), serta
mengetahui proses pemasaran obat tetes mata dengan bahan baku bunga kitolod (Laurentia
longiflora) agar menjadi produk olahan yang memiliki nilai jual di masyarakat.
Berdasarkan tujuan di atas, beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Manfaat bagi Mahasiswa :


Untuk meningkatkan kualitas peserta didik (Mahasiswa) di Perguruan Tinggi agar kelak
dapat menjadi anggota masyarakat yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing.

Manfaat bagi masyarakat :

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa ini diharapkan masyarakat dapat menerapkan


pola hidup “back to nature” dengan menggunakan bahan-bahan alami sebagai bahan baku dalam
mengembangkan unit-unit usaha rumah tangga yang berfungsi untuk menyerap tenaga kerja dan
mengurangi pengangguran.

Manfaat bagi Pemerintah (Negara) :

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa ini diharapkan usaha pembuatan obat tetes mata
tersebut dapat menjadi solusi dan membantu menyelesaikan permasalahan ekonomi negara serta
mengurangi angka pengangguran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Tumbuhan Kitolod

Kitolod tergolong tanaman semak dan berbatang lurus yang banyak dikenal diberbagai
suku dan daerah dengan nama yang berbeda-beda. Nama tanaman kitolod untuk daerah Melayu
adalah lidah payau, di daerah Sunda dikenal dengan nama daun kitolod atau jarojet, di daerah
Jawa Tengah dikenal dengan nama kendal atau sangkobak, di Inggris di dikenal dengan Star of
Betlehem dan di Cina dikenal dengan tong ban cao. Tanaman Kitolod diklasifikasikan ke dalam
divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Sub Kelas Asteridae, Ordo Campanulales, Famili
Campanu laceae, Genus Laurentia dan Spesies Laurentia longiflora (L). Peterm (Dalimarta
2008).
Tanaman Kitolod bukan termasuk tanaman langka. Mungkin kita bisa katakan bahwa
tanaman ini termasuk tanaman gulma. Kitolod sebenarnya tanpa kita sadari tumbuh di sekitar
kita, tepatnya lebih banyak di pinggir selokan. Melihat keberadaan tumbuhnya tersebut, memang
wajar saja kalau tanaman ini terabaikan. Cara pengembangbiakan Tanaman kitolod ini: Bijinya
dapat dijadikan benih. Dalam pemeliharaannya, sama seperti tanaman pada umumnya, yakni
membutuhkan air dengan penyiraman, menjaga kelembapan tanah dan pemupukan (terutama
pupuk dasar). Mari kita lestarikan tanaman herbal yang kaya manfaat ini (K. Heyne, 1987).

Tanaman ini sangat kaya kandungan kimia. Kandungan kimia yang sudah dikenal antara
lain senyawa alkaloid, yakni lobelin, lobelamin, dan isotomin. Daunnya mengandung alkaloid,
saponin, flavenoid, dan poliferol. Getah tanaman mengandung racun, tetapi bagian tanaman yang
lain memiliki efek antiradang, antineoplastik atau antikanker, anti inflamasi atau anti
peradangan, analgesik atau penghilang rasa nyeri. Dan hemostatik atau menghentikan
pendarahan ( J.B. Harbone, 1987).

Menurut Burkill (1935) dan Allen (1994), air yang diperoleh dari bagian tanaman kitolod
bisa digunakan untuk mencegah dan mengobati iritasi mata, serta bisa dimanfaatkan sebagai
penyegar mulut dan tenggorokan. Sounder (1963) berpendapat bahwa air kitolod yang
diteteskan bisa mengobati kebutaan. Sementara itu, Von Reiss dan Lipp (1982) mencatat bahwa
air kitolod bisa mengobati iritasi kulit dan kebutaan. Menurut morton (1981), kitolod bisa
mengobati luka di kulit yang disertai peradangan. Disamping itu, daun tanaman kitolod bisa juga
digunakan untuk ,mencegah gangguan peradangan (Iskandar Ali, 2010).

Terjadinya gangguan pada mata kebanyakan disebabkan dampak atau efek samping dari
serangan penyakit pada organ tubuh lainnya, seperti diabetes mellitus. Karenanya, gangguan
pada mata yang diobati dengan kitolod tidak serta merta bisa sembuh tanpa dibarengi pengobatan
organ tubuh tersebut. Gangguan pada mata yang timbul akibat penyakit organ tubuh lainnya,
seperti diabetes mellitus, katarak, glukoma, matarah berair, retina berdarah, pembuluh darah
pecah, infeksi mata, gangguan pada mata sejak lahir, dan mata plus-minus.
BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk lebih meningkatkan taraf ekonomi menuju kesejahteraan, kami mengembangkan


sebuah usaha pembuatan obat tetes mata dengan bahan baku bunga kitolod (Laurentia longi).
Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut :

Proses Pembuatan Sabun Organik Serbaguna:

Cara pengolahan daun kitolod ini dapat dikerjakan dalam beberapa cara. Semuanya merupakan
cara dan langkah yang sederhana dan semua orang bisa melakukan, tanpa mengurangi
kehigienisan bahan dan peralatan yang digunakan selama proses pengolahan.

Anda mungkin juga menyukai