Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL DI DESA

UNGASAN KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN BADUNG

1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas, mempunyai kurang lebih
35.000 pulau yang besar dan kecil dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang
sangat tinggi. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 sampai dengan 150 famili tumbuh-
tumbuhan, dan dari jumlah tersebut sebagian besar mempunyai potensi untuk
dimanfaatkan sebagai tanaman industri, tanaman buah-buahan, tanaman rempahrempah
dan tanaman obat-obatan (Nasution, 1992). Selain merupakan negara kepulauan,
Indonesia juga memiliki jumlah penduduk yang banyak (sekitar 200 juta lebih) yang
sebagian besar masyarakatnya masih tinggal di pedesaan. Menurut Sastropradjo (1990),
banyaknya masyarakat yang tinggal dipedesaan terutama daerah yang sulit dijangkau
(terisolir) menyebabkan pemerataan hasil-hasil pembangunan seperti bidang pendidikan
dan kesehatan sulit untuk dilaksanakan. Namun pada daerah-daerah terisolir pemanfaatan
lingkungan terutama tumbuhan untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan seperti untuk
obat-oabatan tradisional sangat tinggi (Sutarjadi, 1992).
Tumbuhan alam berkhasiat obat telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia
bahkan sejak ratusan tahun yang lalu. Pada masa lalu, ahli ilmu pengobatan yang dikenal
dengan istilah tabib membuat ramuan obat yang bahan bakunya berasal dari hutan.
Diperkirakan hutan Indonesia menyimpan potensi tumbuhan obat sebanyak 30.000 jenis,
di antaranya 940 jenis telah dinyatakan berkhasiat obat, dimana sekitar 78 % masih
diperoleh melalui pengambilan langsung dari hutan (Nugroho, 2010). Pengobatan
tradisional awalnya dikenal dengan ramuan jamu-jamuan, hingga saat ini jamu masih
diyakini sebagai obat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit bahkan telah
dikembangkan dalam industri modern. Pengetahuan mengenai tumbuhan obat memiliki
karakteristik berbedabeda pada suatu wilayah. Pengetahuan tersebut biasanya merupakan
warisan secara turun-temurun. Hanya sebagian kecil masyarakat yang mengetahui jenis-
jenis tumbuhan obat.
2. Metode Penelitian
2.1 Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai obat
tradisional di Desa Ungasan dilakukan dengan cara :
1) Wawancara, yaitu dengan mewawancarai beberapa masyarakat di Desa Ungasan.
2) Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan dari dekat, mencatat dan
mengambil dokumen berupa foto.
3) Studi Kepustakaan, dengan membaca dan mencatat karya tulis berbagai
penelitian khususnya yang ada hubungan dengan tumbuhan sebagai bahan obat
tradisional.
2.2 Analisis Data
Data yang diperoleh dilapangan disajikan dalam bentuk tabulasi, kemudian
dianalisa secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
3. Hasil dan Pembahasan
a) Mimba (Azadirachta indica)
Ekstrak mimba digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Mandi dengan air rendaman mimba dipercaya dapat menyembuhkan ruam panas dan
bisul. Minyak mimba digunakan untuk mengatasi sakit perut dan rematik, sebagai
obat demam dan gatal-gatal (Hutapea, dkk, 1993).
 Cara pengobatan dengan daun mimba:
1. Mengobati Demam
Dsiapkan 1 genggam daun mimba, 2 jari kulit mimba dan potongpotong hingga
kecil. Rebus dengan 600cc air (setara dengan 3 gelas air) hingga mendidih dan
berubah warna. Dinginkan, saring dan diminum 2x sehari dengan porsi 150cc
(1/4 gelas
2. Mengobati Gatal-gatal
Diambil 2 tangkai daun mimba. Haluskan dan campurkan dengan kapur sirih
secukupnya. Balurkan pada kulit yang terkena eksim dan bisa diganti 2x sehari.
Komponen mimba dapat dibagi ke dalam dua golongan, yakni isoprenoid dan
nonisoprenoid. Golongan isoprenoid termasuk diterpenoid dan triterpenoid
mencakup protomeliasin, limonoid, azadiron dan derivatnya, gedunin dan derivatnya,
komponen tipe vilasinin, dan Csecomeliasin seperti nimbin, salanin, dan
azadirachtin. Golongan nonisoprenoid termasuk protein dan karbohidrat, senyawa
sulfur, polifenolik seperti flavonoid dan glikosidanya, dihidrokalkon, kumarin dan
tannin, senyawa alifatik, dan sebagainya (Biswas, 2002). Daun dan kulit Azadirachta
indica mengandung saponin, di samping itu daunnya juga mengandung flavonoida
dan tanin (Hutapea, dkk, 1993).

b) Buah Tibah/Mengkudu (Morinda citrifolia L)


Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman tropis yang telah
digunakan sebagai makanan dan pengobatan herbal, diiantaranya untuk mengobati
penyakit diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit kepala, penyakit jantung,
dan masalah pembuluh darah.
 Cara pengobatan dengan buah mengkudu
Dicuci buah mengkudu, lalu potong menjadi beberapa bagian. Kemudian peras
untuk diambil airnya, dan campur dengan madu. Lalu diaduk rata dan saring
kembali dan minum airnya. Diminum 2 hari sekali.
Akar mengkudu mengandung senyawa antra kuinon, berfungsi sebagai
antibakteri.Jenis bakteri yang dapat dihambat seperti Pseudomonas aeruginosa,
Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacilus subtilis, Escherichia coli,
Salmonella sp. dan Shigella sp. Karena kandungan antrakuinon, mengkudu dapat
digunakan untuk pengobatan infeksi kulit, demam, pilek dan berbagai masalah
kesehatan yang disebabkan oleh bakteri.

c) Binahong (Anredera cordifolia)


Daun binahong (Anredera cordifolia) merupakan salah satu tumbuhan obat
yang dimiliki Indonesia dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku
obat, karena tumbuhan ini bermanfaat bagi masyarakat untuk mengobati berbagai
penyakit antara lain diabetes, pembengkakan sendi-sendi, diare dan memar (Syamsul
et al, 2014).
 Cara mengobati luka memar dengan daun binahong
Diambil beberpa helai daun binahong, kemudian dihaluskan daun binahong. Lalu
oleskan ditempat yang luka memar. Jangan dibilas dan tunggu beberpa menit maka
akan langsung mengering.
Daun Binahong berperan dalam penyembuhan luka, dimana kandungan zat
flavonoid bertanggung jawab melalui mekanisme antiinflamasi, penghambatan
aktivitas radikal bebas, dan meningkatkan kecepatan epitelisasi, kandungan asam
askorbat menunjang pembentukan kolagen, dimana segera setelah luka, paparan
kolagen fibriler ke darah akan menyebabkan agregasi dan aktivasi trombosit dan
melepaskan faktor-faktor kemotaksis yang memulai proses penyembuhan luka.
Fragmen-fragmen kolagen melepaskan kolagenase leukositik untuk menarik
fibroblas ke daerah luka. Selanjutnya kolagen menjadi pondasi untuk matrik
ekstraseluler yang baru, sehingga mempercepat pembentukan jaringan granulasi, dan
kandungan saponin pada daun binahong mencegah terjadinya infeksi pada luka
(Susetya, 212).

d) Daun Pepaya
Tanaman C. papaya L merupakan tanaman yang berpotensi sebagai insektisida
alami, hal ini dikarenakan kandungan alkoloid, flavonoid dan saponin yang
terkandung didalamnya dapat digunakan sebagai insektisida alami. Daun papaya
dapat mengatasi beberapa jenis penyakit diantaranya Sebagai penambah nafsu
makan, melancarkan ASI, mengobati nyeri haid dan mengatasi tekanan darah tinggi.
 Cara mengatasi nyeri haid dengan daun papaya
Bahan yang harus disiapkan yaitu 1 lembar daun pepaya mentah, asam jawa,
garam, dan air secukupnya. Pertama-tama, cuci daun pepaya dan asam jawa
hingga bersih. Kemudian, masukkan daun pepaya, asam jawa, dan garam dalam
panci lalu rebus dengan air hingga mendidih. Angkat dan minum ramuannya
selagi hangat.
e) Mahkota Dewa
Mahkota dewa adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua, yang
mana mahkota dewa ini memiliki kandungan kimia yang kaya baik daun dan kulit
buahnya. Mahkota dewa dipercaya sebagai tanaman obat yang memiliki banyak
manfaat untuk menyembuhkan penyakit, salah satunya dapat mengurangi kadar
minyak berlebih pada jenis kulit wajah berminyak. Buah mahkota dewa yang
digunakan untuk mengurangi kadar minyak berlebih adalah buahnya, yang mana
pada buah ini dikonsumsi sebagai teh, karena didalam kandungan buah mahkota
dewa memiliki manfaat untuk menurunkana kadar kolesterol dan menekan daya
kerja kelenjar minyak yang berlebihan.
Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji),
serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya.
Buah muda berwarna hijau dan yang tua berwarna merah cerah.
 Cara mencegah pertumbuhan kanker dengan buah mahkota dewa

Pertama diambil buah yang sudah tua, kemudian dipotong-potong kecil dan
dikeringkan. Setelah kering, buah tersebut direbus hingga mendidih dan diminum
hasil rebusannya.

Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh. Kandungan buah mahkota dewa seperti dibawah ini:
 Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh
 Saponin, yang bermanfaat sebagai: sumber anti bakteri dan anti virus,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi
kadar gula dalam darah
 Ekstrak daging buahnya berkhasiat sebagai antihistamin, antialergi, bersifat
sitotoksik terhadap sel kanker rahim, bersifat hapatoprotektif. Juga menurunkan
kadar gula darah, antioksidan, menurunkan kadar asam urat.
 Flavonoid berindikasi antiperadangan dan mencegah pertumbuhan kanker.
Polifenol berfungsi sebagai antihistamin. Zat lain adalah tannin, sterol, terpen.
f) Bunga kitolod

Tanaman bunga kitolod adalah tanaman liar yang biasa tumbuh di pinggiran
saluran air, sawah dan tempat lembab (Retno, 2013). Bunga kitolod dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan mata dan katarak secara alami.

 Cara menggunakan bunga kitolod sebagai obat mata


 Pilihlah bunga yang masih segar, belum layu dan jika bisa baru merekah.
 Pisahkan bunga dari pangkalnya dengan cara dicabut perlahan.
 Siapkan satu gelas air bersih dingin atau hangat yang sudah direbus sebelumnya.
 Rendam bunga kitolod selama 5 - 15 menit.
 Setelah direndam, teteskan ujung tangkai bunga ke salah satu mata (kanan atau
kiri) satu tetes saja, tutup mata kemudian kedipkan berulang kali agar khasiat
dalam bunga terserap rata.
 Pada tahap ini, mata akan terasa perih, sedikit merah dan sesekali mengeluarkan
air mata, tapi itu hanya beberapa saat.
 Setelah rasa perih menghilang, lanjut teteskan ke mata yang lain.

Menurut Ramsewak (1999), senyawa fitokimia merupakan senyawa kimia


yang terkandung dalam tanaman dan memiliki aktivitas fisiologis sehingga banyak
digunakan dalam pengobatan dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
Aktivitas antibakteri daun dan bunga kitolod diduga karena adanya senyawa
fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin (Dalimarta 2008). Alkaloid
merupakan zat yang mempunyai kecenderungan menghambat pertumbuhan bakteri,
mengandung satu atau lebih atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan zat
aktif dari tanaman yang berfungsi sebagai obat (Harborne, 2006).

Alkaloid dari tumbuhan telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri,


diantaranya klausenalena bersifat antibakteri terhadap Bacillus subtilis, Escherichia
coli dan Staphylococcus aureus (Ramsewak 1999). Flavonoid merupakan golongan
terbesar dari senyawa fenol dan umumnya terdapat dalam tumbuhan dalam bentuk
aglikon maupun terikat pada gula sebagai glikosida (Middleton & Chitan 1994, diacu
dalam Harborne 2006).

g) Pohon Angsana
Angsana (Pterocarpus indicus) merupakan salah satu jenis kayu dari suku
Fabaceae yang mempunyai potensi cukup banyak dan tersebar di hampir seluruh
wilayah Indonesia, termasuk Indonesia bagian timur seperti Papua dan Sulawesi.
Senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman angsana telah banyak diteliti.,
senyawa yang terkandung dalam kayu angsana antara lain senyawa terpen, fenol,
flavon, isoflavon, tannin, dan lignan (Sinivase Rao et al., 2000).
Sebagai obat tradisional akar angsana digunakan sebagai pengobatan sifilis,
getah batangnya digunakan untuk pengobatan kanker terutama kanker mulut, kulit
kayunya digunakan sebagai anti diare, antimalaria, meringankan penyakit kandung
kemih, udema, ganguan hati dan sakit kepala. Selain itu angsana juga dapat
menghambat pertumbuhan tumor rongga mulut, memecahkan batu ginjal dan gatal
gatal di kulit dan sariawan (Fatimah, 2006).
 Cara mengatasi sariawan dengan kulit pohon angsana
Disiapkan beberapa ruas kulit kayu angsana yang sudah tua, kemudian direbus
dengan air hingga mendidih lalu ditambahkan sedikit garam dan air rebusan
tersebut di kumur-kumur.

h) Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh merupakan salah satu bahan alami yang memiliki beragam
khasiat. Salah satu khasiatnya adalah sebagai obat anti hipertensi. Bagian yang dapat
digunakan diantaranya bunga, buah, daun dan batangnya. Bunga belimbing wuluh
digunakan sebagai obat batuk dan sariawan. Buah belimbing wuluh selain digunakan
sebagai bumbu masak juga dapat digunakan sebagai obat menurunkan tekanan darah
tinggi, gusi berdarah, jerawat dan batuk. Daun belimbing wuluh dapat digunakan
sebagai obat batuk, obat kompres pada sakit gondokan dan obat rematik, anti diare,
sedangkan batang belimbing wuluh dapat digunakan sebagai obat sakit perut
(Atang,2009). Adapun dari buah belimbing wuluh mempunyai zat aktif flavonoid
sebagai zat anti bakterial.
Menurut penelitian Sabir tahun 2005 menjelaskan bahwa senyawa flavonoid
memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri dengan beberapa
mekanisme yang berbeda, antara lain flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan
permeabilitas dinding bakteri, mikrosom dan lisosom sebagai hasil interaksi antara
flavonoid dengan DNA bakteri. ng dimungkinkan adalah senyawa flavanoid.
Flavanoid memberikan respon terhadap infeksi mikroba, dan secara in vitro,
flavanoid menjadi senyawa antimikroba yang efektif terhadap berbagai macam
mikroorganisme, termasuk bakteri gram positif dan gram negatif
(Ciocan&Bara2007).

 Cara Pengolahan daun belimbing wuluh sebagai obat rematik:


Siapkan kurang lebih satu genggam dari daun belimbing wuluh yang masih
segar. Kemudian, cuci daun hingga bersih dari kotoran. Lalu, tumbuk daun sampai
halus sempurna. Setelah itu, campur tumbukan daun dengan kapur sirih sedikit saja.
Terakhir, gosokan pada bagian tubuh yang rematikan.

i) Daun Saga
Daun saga selain untuk obat sariawan bisa juga dibuat ramuan untuk
berkumur-kumur. Obat kumur yang mengandung gliserin juga baik untuk orang-
orang yang mengalami perubahan patologis sehingga terjadi pengurangan air ludah.
Dari sejumlah penelitian yang dilakukan, saga mengandung abruslactone A, methyl
abrusgenate, abrusgenic acid dan vitamin C. Selain itu tanaman ini mengandung
kadar glycyrhizin (gliserin). (Wilis, 2017)

 Cara Mengobati

Dengan cara dikunyah, Caranya, beberapa lembar daun saga dibersihkan


dengan menggunakan air, lalu dijemur selama beberapa menit agar kelihatan agak
layu. Setelah dibersihkan, daun saga bisa dikunyah langsung sampai halus, lalu
kumur-kumur. Cara lainnya, ambillah sekitar 10 gram daun saga segar yang telah
dicuci bersih, kemudian rebus dengan setengah liter air (atau sekitar dua gelas)
hingga matang. Kemudian ambil daun saga setelah air rebusan tersisa setengahnya.
Bisa juga ditambahkan kayu manis, daun sirih, gula batu atau madu secukupnya.
Air rebusan inilah yang digunakan untuk berkumur-kumur selama beberapa saat.
Air rebusan itu bisa disaring, kemudian diminum juga bisa.

j) Daun Sirih
Daun sirih dapat dimanfaatkan sebagai sarana upakara umat Hindu. Daun sirih
sering digunakan bersama buah pinang dan pamor untuk membuat porosan. Porosan
merupakan salah satu pelengkap dari pembuatan canang. Selain digunakan sebagai
sarana upakara, daun sirih juga bermanfaat sebagai obat antara lain:
 Mengatasi Mimisan
Telah diketahui oleh banyak orang bahwa khasiat daun sirih dapat mengatasi
mimisan, caranya hanya cukup ambil 1 atau 2 lembar daun sirih lalu kemudian
cuci sampai bersih.Memarkan daun sirih dan gulung sampai pas untuk
disumbatkan di hidung yang terkena mimisan.
 Menghilangkan Bau Badan
Jika kita memiliki masalah dengan yang namanya bau badan, maka khasiat daun
sirih juga baik untuk menghilangkan bau badan.Caranya, ambil 5 lembar daun
sirih dan rebus dengan 2 gelas air.Ketika air telah berkurang satu gelas, seduh
kembali.Rebusan air daun sirih tersebut diminum saat siang hari agar
manfaatnya dapat terasa.

Senyawa yang terkandung di dalam daun sirih antara lain:

1. Alkoloid
Alkoloid adalah kelompok besar senyawa organik alami dalam hampir semua
jenis organisme berbagai efek farmakologi yang ditimbulkan seperti antikanker,
antiinflalasi dan antimikroba. Alkoloid bersifat basa, di alam berada sebagai
garam dengan asam-asam organik. Adanya sifat basa ini mempermudah
memisahkan ekstrak total alkaloid dari komponen lainnya (Herborne, 1987).
2. Saponin
Saponin merupakan senyawa kimia aktif permukaan yang dapat dideteksi
berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah
(Harborne, 1987). Sholikhah (2006) menyatakan bahwa saponin dapat dipakai
sebagai antimikroba (bakteri / virus).
3. Tannin
Tannin adalah senyawa fenol yang terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh,
dalam angoispermae terdapat khusus dalam jaringan kayu.
4. Flavonoid
Senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan sebagian kuning yang
ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan (Harbrone, 1987). Flavonoid dapat
dikasifikasikan maenjadi 3 yaitu flavoniod, isoflavonoid dan neoflavonoid.

5. Polifenolad
Merupakan senyawa fenol yang memiliki gugus –OH. Senyawa polivenol ini
adalah antioksidan.
6. Minyak atsiri
Minyak atsiri pada sirih merah ini berfungsi sebagai antiradang dan antiseptik.
k) Andong Merah
Pohon andong merah merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan
sebagai penyengker rumah. Secara teologis warna andong yang merah
melambangkan Brahma. Selain digunakan sebagai plawa, daun andong merah juga
digunakan sebagai sarana sampyan atau sesayut. Penggunaan daun ending sebagai
jejahitan biasanya dalam perayaan hari Tumpek Landep.
Selain untuk upakara, andong metah juga memiliki khasiat antara lain sebagai
penyejuk darah, menghentikan perdarahan (hemostatic), dan menghancurkan darah
beku pada saat memar. Bagian Tanaman yang digunakan daun, bunga, dan akar juga
dapat berkhasiat untuk obat. Daun andong digunakan untuk pengobatan :
 Diare, disentri
 Sengatan binatang
 Radang Gusi

 Cara pengobatan dengan Andong Merah :


1. Untuk mengobati Diare atau Disentri yaitu rebus daun andong segar (60-100 g)
atau bunga andong kering (10-15 g) dengan tiga gelas air sampai tersisa satu
gelas. Setelah dingin kemudian saring dan ditaruh kedalam tiga gelas, untuk
diminum pagi, siang dan malam hari.
2. Untuk mengobati sengatan binatang berbisa yaitu giling sampai halus daun
andong segar, lalu panaskan diatas api, selagi masih hangat kemudian urapkan
pada bagian tubuh yang tersengat, dan dibalut. Ganti 2-3 kali dalam sehari.
3. Untuk mengobati radang gusi yaitu Kikis kulit kayu andong secukupnya.
Tambahkan garam sedikit sambil diaduk sampai rata, kemudian oleskan pada
bagian gusi yang meradang.

Adapun kandungan andong merah diantaranya :

 Saponin
Saponin merupakan senyawa dengan rasa yang pahit dan mampu membentuk
larutan koloidal dalam air serta menghasilkan busa jika dikocok dalam air.
Senyawa ini dapat mengiritasi membran mukosa dan pada konsentrasi rendah
dapat menyebabkan hemolisis darah merah.
 Tanin
Tanin mempunyai kemampuan mengendapkan protein karena tanin mengandung
sejumlah kelompok ikatan fungsional yang kuat. Tanin alami larut dalam air dan
memberikan warna pada air. Warna larutan tanin bervariasi dari warna terang
sampai warna merah gelap atau coklat karena setiap tanin memiliki warna yang
khas (Ahadi, 2003).
 Flavonoid
Jenis utama flavonoid yang terdapat dalam tumbuhan yaitu dihidrokalkon,
kalkon, flavan, katekin, leukoantosianidin, flavanon, flavanonol, flavon,
flavonol, garam flavinium, antosianidin, dan auron (Middleton dan Chitan,
1994). Flavonoid memegang peranan penting dalam biokimia dan fisiologi
tanaman, diantaranya berfungsi sebagai antioksidan, penghambat enzim, dan
prekursor bagi komponen toksik.
 Polifenol
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini
memiliki tanda khas yaitu memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya.
Polifenol sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan mudah larut dalam
pelarut polar (Hosttetman dkk., 1985).
 Steroid
Steroid adalah suatu golongan senyawa triterpenoid yang mengandung inti
siklopentana perhidrofenantren yaitu dari tiga cincin sikloheksana dan sebuah
cincin siklopentana. Tiga senyawa yang biasa disebut fitosterol terdapat pada
hampir setiap tumbuhan tinggi yaitu : sitosterol, stigmasterol, dan kampesterol
(Harborne, 1987; Robinson, 1995).
 Polisakarida
Polisakarida dengan rumus umum (C6H10O5)n adalah polimer alami yang bila
dihidrolisis menghasilkan banyak molekul monosakarida. Dalam nomenklatur
kimia, polisakarida merupakan glikan dan sebagai terdiri dari unit glikosil.
 Kalsium Oksalat
Kristal ini adalah persenyawaan antara kalsium dan asam oksalat yang tersebar
pada berbagai organ tanaman yaitu batang, daun, bunga, buah, biji (Franceschi
dan Horner, 1980) dan umbi (Bradbury dan Nixon, 1998). Kristal kalsium
oksalat dalam tanaman memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai pengumpul
dan penerus cahaya matahari pada daun, pengikat racun oksalat, meregulasi
jumlah kalsium yang berlebihan atau kekurangan (Ilarslan dkk., 1997).
 Zat Besi
Zat besi merupakan unsur utama yang mendukung proses sintesis klorofil. Unsur
tersebut berperan dalam penempelan gugus metil dalam struktur molekul klorofil
(Santosa, l990).
l) Pohon Pisang
Tanaman pisang termasuk tanaman monokotil. Tanaman monokotil biasanya
mempunyai ikatan pembuluh (floem dan xilem) yang tersebar di jaringan batang.
Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan zat terlarut, sedangkan floem berfungsi
untuk mengangkut hasil fotosistesis.
Pohon pisang memiliki banyak manfaat seperti untuk mengobati luka,
mengatasi jerawat, radang tenggorokan (amandel). Selain itu, batang pisang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan, salah satunya adalah jukut ares (makanan
khas bali). Adapun kandungan yang terdapat didalam pohon pisang antara lain
Flavonenes dan flavonols yang merupakan turunan dari senyawa phenol dari jalur
asam malonil dan dari jalur asam shikimik. Asam hidrosinnamik merupakan salah
satu turunan dari phenilalanin. Jalur asam shikimik akan dihasilkan phenilalanin
yang merupakan senyawa intermediet atau senyawa antara yang akan membantu
tanaman untuk menghasilkan flavonones, flavonoid, flavonol dan senyawa lain.
 Cara pengolahan batang pisang untuk mengobati radang

Bonggol pisang kepok diparut dan diperas untuk diambil airnya. Gunakan air tsb.
untuk berkumur. Kerjakan hal semacam ini 3x satu hari.

Kesimpulan

Daftar Pustaka:

Susetya D. Khasiat & Manfaat Daun Ajaib Binahong Cetakan 1. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2012

Anda mungkin juga menyukai