Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOINDUSTRI

PEMBUATAN BODY MIST

Disusun Oleh :

Nama : Novitasari

NIM : 1608531008

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
I. Judul : Pembuatan body mist
II. Tujuan : Untuk membuat body mist dengan kandungan alkohol yang berbeda
III. Dasar Teori
Menurut Brud (2010) klasifikasi pewangi dapat dikelompokkan
menjadi 5 jenis, yakni eau de extrait dengan bahan pewangi 20-30%, eau de
parfum 8-15%, eau de toilette 4-8%, eau de cologne 3-5%, dan splash
cologne 1-3%. Penggolongan pewangi tersebut didasari pada konsentrasi
bahan pewangi yang ada di dalamnya. Konsentrasi bahan pewangi yang
terkandung dalam pewangi akan berpengaruh pada intensitas dan ketahanan
wanginya, semakin tinggi konsentrasi bahan pewangi akan membuat
wanginya menjadi lebih kuat dan tahan lama (Curtis, 2001).
Penggunaan pewangi menjadi salah satu kebutuhan di tengah
aktivitas kebanyakan orang. Pewangi digunakan oleh berbagai kalangan
mulai dari dewasa, remaja, hingga anak-anak. Penggunaan pewangi dapat
memberikan suasana positif dan membuat aktivitas lebih nyaman untuk
dilakukan. Pewangi yang digunakan dapat meningkatkan citra seseorang,
mempengaruhi suasana hati, dan berpengaruh pada kepribadian pengguna.
Berbagai kesan dapat ditimbulkan dari penggunaan pewangi sehingga
banyak orang memilih pewangi karena kesukaan pada wanginya (Borgave
et al., 2010).
Pewangi dibuat dengan mencampurkan bahan pewangi dan
pelarutnya, perbedaannya hanya terletak pada konsentrasi bahan pewangi
dalam larutan. Minyak atsiri merupakan salah satu bahan pewangi alami
yang banyak diproduksi di Indonesia. Statistik perdagangan minyak atsiri
Indonesia menunjukan nilai ekspor minyak atsiri tahun 2007 mencapai
101.14 juta US$ dengan 20 jenis minyak atsiri. Pada tahun yang sama,
Indonesia mengimpor minyak atsiri, turunan, produk pewangi, dan flavour
senilai 381.9 juta US$. Ekspor minyak atsiri Indonesia pada tahun 2010
semakin meningkat mencapai 124 juta US$. Untuk meningkatkan nilai
tambah minyak atsiri Indonesia perlu dilakukan pengembangan teknik
dalam mendapatkan turunan minyak atsiri juga mengaplikasikannya dalam
berbagai produk siap jual. Salah satu produk yang dapat dikembangkan dari
pemanfaatan minyak atsiri ialah pembuatan pewangi alami, mengingat
industri wewangian merupakan salah satu industri terbesar yang
mengkonsumsi minyak atsiri (Fah et al,. 2011).
Wangi yang dihasilkan dari minyak atsiri memiliki pengaruh bagi
manusia baik secara fisik maupun psikologis. Tidak seperti wewangian
sintetis yang hanya mengeluarkan bau harum dan tidak memiliki efek
apapun sedangkan minyak atsiri yang merupakan ekstrak tumbuhan
aromatik dapat memberikan rangsangan psikologis. Sitronelal merupakan
salah satu senyawa yang banyak digunakan dalam formulasi pewangi
karena wanginya yang menyenangkan. Persenyawaan sitronelal salah
satunya terdapat dalam minyak sereh wangi. Hasil fraksi minyak sereh
wangi berupa sitronelal memiliki aroma yang lebih menyenangkan dan
lembut dibandingkan minyak sereh wangi asalnya. Sitronelal alami
memiliki wangi khas dan tidak dapat digantikan secara langsung dengan
bahan sintetis (Lindqvist, 2012).
IV. Alat dan Bahan
 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu beker gelas, gelas ukur,
pengaduk, wadah spray body mist.
 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum diantaranya alkohol,
aquades, essential oil rose, pewarna merah.
V. Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dituangkan alkohol
sebanyak 60 ml kedalam beker gelas, dan ditambahkan aquades sebanyak
60 ml, diaduk hingga tercampur. Kemudian, dimasukkan pewarna merah
sebanyak 10 tetes diaduk hingga merata. Setelah itu ditambahkan essential
oil mawar sebanyak 2,4 ml dan body mist dimasukkan kedalam botol spray.
Tabel 5.1 Formulasi Body Mist
Bahan (ml) Klp 1 Klp 2 Klp 3 Klp 4
Alkohol 48 54 60 78
Aquades 72 66 60 42
Essential Oil 2,4 2,4 1,5 2,4
Total 120 120 120 120
Pewarna Merah Merah Merah Merah

VI. Hasil Pengamatan


6.1 Tabel Uji Organoleptik
Kelompok Tingkat Kejernihan Aroma
Klp 1 Keruh Menyengat
Klp 2 Keruh Sedikit menyengat
Klp 3 Jernih Tidak menyengat
Klp 4 Sangat jernih Sangat menyengat
Hasil paling baik : kelompok 3 (aroma soft dan jernih)

VII.Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu membuat body mist beraroma mawar
dengan kandungan alkohol yang berbeda-beda. Body mist adalah salah satu
nama dagang Eau de Cologne (EDC) yang merupakan jenis wewangian
yang paling ringan dengan wangi yang hanya bertahan sekitar 2-3 jam.
Mengandung 2-4% konsentrat bahan wewangian dan kadar alkohol yang
paling tinggi dibandingkan dengan Eau de Perfume (EDP) dan Eau de
Toilette (EDT) (Mahfudz, 2008).
Hasil organoleptik kelompok 1 menunjukan tingkat kejernihan body
mist keruh dengan aroma yang menyengat. Kekeruhan ini terjadi akibat
kurangnya alkohol dalam suatu formulasi, dimana pada kelompok satu
jumlah alkohol lebih sedikit dibandingkan aquades. Hal ini menunjukkan
bahwa alkohol berfungsi untuk membantu melarutkan senyawa organik
(Borgave et al., 2010).
Kelompok 2 menunjukka hasil organoleptik dengan tingkat
kejernihan yang keruh dan beraroma sedikit menyengat. Kekeruhan tersebut
juga disebabkan karena jumlah alkohol lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah aquades. Aroma sedikit menyengat dibandingkan dengan kelompok
1. Hal tersebut dikarenakan perbandingan jumlah aquades dan alkohol tidak
terlalu jauh, sehingga alkohol masih mampu melarutkan senyawa organik
yang terdapat pada body mist (Lindqvist, 2012).
Pada kelompok 3 menunjukkan hasil body mist yang jernih dan
beraroma soft atau tidak menyengat. Tingkat kejernihan ini disebabkan
karena perbandingan jumlah alkohol dan aquades seimbang, sehingga
senyawa organik dapat larut dalam body mist (Mahfudz, 2008). Aroma yang
tidak menyengat (soft) dikarekan jumlah essential oil yang dimasukkan
dalam body mist hanya 1,5 ml.
Kelompok 4 menunjukkan hasil organoleptik body mist yang sangat
jernih dengan aroma yang sangat menyengat. Tingkat kejernihan tersebut
diakibatkan karena konsentrasi alkohol lebih tinggi dibandingkan aquades.
Aroma yang sangat menyengat disebabkan karena konsentrasi alkohol
sangat tinggi sehingga mudah menguap (Mahfudz, 2008).
Hasil keseluruhan responden menyukai body mist kelompok 3
dengan tingkat kejernihan yang jernih dan aroma mawar yang soft.
VIII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa formulasi body mist
yang baik ditunjukkan pada kelompok 3 dimana tingkat kejernihan body
mist jernih dengan aroma yang tidak menyengat (soft). Tingkat kejernihan
suatu body mist dapat dipengaruhi oleh jumlah alkohol. Semakin banyak
jumlah alkohol maka semakin jernih pula body mist yang dihasilkan. Jumlah
alkohol juga dapat mempengaruhi aroma body mist, semakin banyak jumlah
alkohol makan aroma body mist akan semakin menyengat.
DAFTAR PUSTAKA

Borgave, S. & Chaudari, J.S., 2010, Adolescents’ Preferences and Attitudes


towards Perfumes in India.Journal of Policy and Organizational
Management ISSN: 0976–7738 & E-ISSN: 0976–7746, Vol. 1, Issue 2,
2010, PP-01-08.

Brud WS. 2010. Industrial Uses of Essential Oils. Di dalam: Baser HC, Buchnaueur
G, editor. Handbook of Essential Oils : Science,Technology, and
Applications. New York (US): CRC Press. Hlm 843-845.

Curtis T, Williams DG. 2001 Introduction to Perfumery. Weymouth Dorset :


Micelle Press.

Fah B, Foon YS, Osman S. 2011. An exploratory study of the relationship between
advertising appeals, spending tendency, perceived social status and
materialism on perfume purchasing behavior. Journal of Business and
Science.2 (10).206.

Lindqvist A. 2012. How is commercial gender categorization of perfumes related


to consumers preference of fragrance. Procedia-Social and Behavioral
Science.[internet].[diunduh 2019 Apr 5]; 65 (2012) 370-374. Tersedia
pada: www.sciencedirect.com.

Mahfudz F. 2008. Kajian proses pembuatan dan karakterisasi eau de cologne


aromatheraphy lavender [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai