untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
Makalah “Loader dan Alat Pengangkutan” ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah PTM dan Alat Berat di Universitas Negeri Manado. Selain itu, kami juga berharap agar makalah
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
Kelompok 3
i
Daftar Isi
ii
Daftar Gambar
Gambar 1. Loader ................................................................................................................................... 2
Gambar 2. Metode Pemuatan I-Shape .................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. Metode Pemuatan V-Shape ................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. Loader ................................................................................................................................... 5
Gambar 5. Crawler Loader ..................................................................................................................... 6
Gambar 6. Wheel Loader ........................................................................................................................ 7
Gambar 7. Dump Truck ........................................................................................................................ 10
Gambar 8. Rear dump truck.................................................................................................................. 13
Gambar 9. Bottom Dump...................................................................................................................... 14
Gambar 10.Crawler mounted crane ..................................................................................................... 14
Gambar 11. Truck mounted crane......................................................................................................... 15
Gambar 12.Wheel mounted crane ....................................................................................................... 15
Gambar 13.Free standing crane ............................................................................................................ 16
Gambar 14. Rail mounted crane ........................................................................................................... 17
Gambar 15. Tied in crane ...................................................................................................................... 17
Gambar 16. Climbing crane................................................................................................................... 18
iii
Daftar Tabel
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Alat berat adalah alat bantu untuk mempermudah dan membantu pekerjaan manusia, alat
berat juga dapat mengefektifkan waktu pengerjaan. Ada beberapa macam alat berat yang sering
dipakai untuk membantu pekerjaan, diantaranya excavator, loader, motor grader, beco dan
dump truck. Setiap jenis alat berat mempunyai kegunaan masing-masing, tergantung dari jenis
pekerjaan yang sedang dikerjakan.
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi teknik sipil dengan skala menengah sampai besar
hampir selalu melibatkan alat berat dalam pelaksanaannya, sehingga estimasi produktivitas alat
berat harus dihitung sebaik mungkin agar dapat mendekati kenyataan di lapangan.
Produktivitas alat berat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kapasitas alat, waktu siklus
dan faktor koreksi. Faktor koreksi atau faktor efisiensi terdiri dari berbagai hal,diantaranya
adalah kondisi medan tempat alat bekerja, kondisi mesin, dan tingkat keahlian operator.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui loader sebagai alat bantu pekerjaan.
2. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan loader
3. Mendeskripsikan loader sebagai alat bantu umtuk memudahkan pekerjaan.
4. Mengetahui dampak dari penggunaan loader dipekerjaan.
5. Mengetahui pengaruh loader terhadap efisiensi pekerjaan manusia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LOADER
2.1.1 Pengenalan Loader
Loader adalah alat berat yang digunakan untuk memuat hasil galian atau timbunan
dari alat lain untuk dipindahkan ke alat pengangkut lain namun dengan jarak yang tidak terlalu
jauh. Alat penggerak loader dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu penggerak roda
crawler atau ban. Loader beroda crawler atau crawler-tractor-mounted mempunyai roda yang
mirip dengan dozer hanya dipasang lebih maju ke depan untuk menstabilkan alat pada saat
mengangkut material. Loader beroda ban atau wheel-tractor-mounted terdiri atas 4-wheel-
drive dan rear-wheel drive. Rear-wheel-drive biasanya dipakai untuk menggali 4-wheel-drive
cocok untuk membawa bucket bermuatan penuh. Setiap jenis penggerak mempunyai kegunaan
yang berbeda, tergantung pada kondisi jalan.
Gambar 1. Loader
Ukuran Alat
Jenis Material
< 0,76 m3 0,94 – 1,72 m3 > 1,72 m3
Kerikil, pasir, tanah organik 0,24 0,30 0,40
Tanah, lempung lunak 0,30 0,375 0,50
Batuan,lempung keras 0,375 0,462 0,60
TABEL 1. waktu siklus backhoe beroda crawler (menit)
2
Kedalaman
Sudut Putar (º)
penggalian
(% dari maks) 45 60 75 90 120 180
30 1,33 1,26 1,21 1,15 1,08 0,95
50 1,28 1,21 1,16 1,10 1,03 0,91
70 1,16 1,10 1,05 1,00 0,94 0,83
90 1,04 1,00 0,95 0,90 0,85 0,75
TABEL 2. Faktor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar
a. L shape loading
Truk di belakang Loader, kemudian lintasan seperti membuat garis tegak lurus. Truk
bergerak maju saat loader mengambil material dari timbunan, kemudian mundur saat
loader siap memindahkan material ke dalam truk.
3
b. V-Shape Loading
V shape loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V dari
timbunan ke arah truk.
c. cross loading
Cara pemuatan seperti biasanya namun pada kali ini truk juga ikut aktif.
d. overhead loading
Dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di atas kabin opeator.
4
Penggunaan loader yang lain adalah untuk menggali pondasi basement, dengan syarat
ruangnya memungkinkan untuk bekerjanya loader. Disamping itu juga dapat digunakan untuk
memuat material yang telah diledakkan, misalnya pada pembuatan terowongan, pada daerah
pengambilan batu (quarrying). Loader juga dapat digunakan untuk menggali butiran-butiran
lepas bebatuan untuk dibongkar “grizly hopper” pada crusher plant.
Kelebihan loader adalah mobilitasnya yang tinggi dan maneuver daerah pemuatan
loading point lebih sempit dibanding dengan power shovel dan kerusakan permukaan loading
point lebih kecil karena menggunakan ban karet. Salah satu kekuranganya adalah dalam
menempatkan muatan ke dalam dump truck kurang merata bahkan kadang-kadang bisa miring,
walaupun factor ini sangat dipengaruhi oleh skill operator.
Bucket digunakan untuk menggali, memuat tanah atau material yang granual,
mengangkatnya dan diangkat untuk kemudian di buang (dumping) pada suatu ketinggian pada
dump dan sebagainya, loader ini sangat kaku, untuk menggerakan bucket dapat dengan cable
atau hydraoulic. Tenaga gali pada keadaan horizontal ( bucket tidak diangkat) di dapat dari
gerakan prime movernya, sehingga praktis baik kendali cable maupun hydraulic hanya
mempunyai fungsi untuk menggerakkan bucket ke atas dan ke bawah. Untuk menggali, bucket
harus didorong pada material
dibongkar pada material, jika telah
penuh, traktor mundur dan bucket
diangkat ke atas untuk selanjutnya
material dibongkar di tempat yang
telah di tentukan. Untuk saat ini
umumnya loader dibuat dengan
kendali hydraulic yang di lengkapi
dengan “tangan-tangan (arms)” yang
kaku untuk mengoprasikan
bukcetnya.
Gambar 6. Loader
5
2.1.4. Jenis Loader
Fungsi utama alat berat loader pada pekerjaan konstruksi adalah sebagai alat pemuat,
terutama untuk memuat material ke dalam dumptruck. Alat ini juga sering digunakan di stock
pile untuk memindahkan material hasil pemecahan dari stone crusher.
a. Crawler Loader
Loader jenis ini menggunakan ban dari besi (track) yang cocok digunakan pada daerah
dengan kondisi medan berat dengan permukaan tanah yang tidak rata. Loader jenis ini dapat
beroperasi dengan baik di medan berat karena kontruksi penggeraknya di desain untuk jalan
yang tidak rata dan berbatu.
b. Wheel Loader
Wheel loader menggunakan ban karet sehingga memiliki mobilitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan crawler loader. Loader jenis ini menggunakan penggerak karet, sehingga
dapat bermanuver dengan mudah, tanpa mengurangi kekuatan yang dihasilkan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Loader jenis ini lebih banyak digunakan pada kondisi tanah yang
relative rata.
6
Gambar 8. Wheel Loader
Material Factor
Material seragam atau campuran 0,95-1,00
Batu kerikil 0,85-0,90
Batu hasil peledakan (baik) 0,80-0,95
Batuan hasil bebatuan (rata-rata) 0,75-0,90
7
Batuan hasill peldakan (buruk) 0,60-0,75
Batuan berlumpur 1,00-1,20
Lanau basah 1,00-1,10
Material berbeton 0,85-0,95
TABEL 3. Faktor pemuatan bucket (Bucket fill factor, BBF)
Material LT
Berbutir seragam 0,03-0,05
Berbutir campuran dan basah 0,03-0,06
Lanau basah 0,03-0,07
Tanah atau kerikil 0,04-0,20
Material berbeton 0,05-0,20
TABEL 4. Waktu muat (menit)
Untuk meghitung waktu angkut (LT) dan waktu kembali (RT) digunakan grafik yang
berbeda utnuk setiap jenis loader. Rumus yang digunakan untuk menghitung produktivitas
adalah:
Uraian Factor
Kondisi tanah:
➢ Berbutir campuran +0,02
➢ Diameter < 3 mm +0,02
➢ Diameter 3-20 mm −0,02
➢ Diameter 20-150 mm 0
➢ Diameter 150 > +0,03
➢ Kondisi tanah asli/lepas +0,04
Timbunan
➢ Tinbunan dengan tinggi > 3 m 0
➢ Tinbunan dengan tinggi < 3 m +0,01
➢ Pembongkaran dari truck +0,02
Lain-lain
8
➢ Pengoperasian tetap −0,04
➢ Pengoperasian tidak tetap +0,04
➢ Target sedikit +0,04
➢ Target berresiko +0,05
TABEL 5. Faktor penambahan dan pengurangan untuk CT (menit)
Pemuatan DT
Produktivitas Alat Secara umum, produktivitas suatu alat beratdihitung dengan menggunakan
rumus 1: Q = q x 60 x E
Cm
dimana :
E = effisiensi kerja
Cm = waktu siklus (menit) Waktu siklus akan tergantung kepada metode pemuatan yang
dilakukan oleh loader, untuk
dimana :
9
Z = waktu tetap (menit)
Kapasitas truck yang dipilih harus seimbang dengan alat pemuatnya (loader), jika
perbandingan ini kurang proporsioanal, maka kemungkinan loader ini akan banyak menunggu
atau sebaliknya. Beberapa pertimbangan (keuntungan dan kerugian) yang harus diperhatikan
dalam beberapa pemilihan ukuran truck adalah sebagai berikut:
a. Truck Kecil
10
• Lebih lincah dalam beroperasi dan lebih mudah mengoperasikannya
• Lebih fleksibel dalam pengangkutan jarak dekat
• Pertimbangan terhadap jalan kerja lebih sederhana
• Penyesuaian terhadap kemampuan loader lebih mudah
• Jika salah satu truck dalam satu unit angkutan tidak bekerja, tidak akan bermaslah
terhadap total produksi.
• Waktu hilang lebih banyak, akibat banyaknya truck yang beroperasi, terutama waktu
pemuatan (loading)
• Excavator lebih sukar memuatnya karena kecilnya bak
• Biaya pemeliharaan lebih besar karena banyaknya truck, begitu pula tenaga
pemeliharaan.
b. Truck Besar
• Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil, jumlah unit truck besar lebih sedikit
• Sopir dan crew yang digunakan lebih sedikit
• Cocok untuk angkutan jarak jauh
• Pemuatan dari loader lebiih mudah, sehingga waktu hilang lebih sedikit.
Kerugiannya adalah:
• Jalan kerja harus diperhatikan karena kerusakan jalan relatif lebih cepat akibat berat
truck yang besar
• Pengoperasiannya lebih sulit karena ukurannya yang besar
• Produksi akan sangat berkurang apabila satu truck tidak bekerja (untuk jumlah yang
relative kecil)
• Maintenance lebih sulit dilaksanakan.
Produktivitas suatu alat selalu bergantung pada waktu siklus. Waktu siklus truck
terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran muatan, waktu
perjalanan kembali dan waktu antri. Berikut adalah keterangan mengenai waktu siklus dump
truck dari awal pemberangkatan sampai kembali :
11
a. Waktu muat, tergantung pada:
d. Waktu kembali juga dipengaruhi hal-hal yang sama dengan waktu pengangkutan.
a. Rear Dump
Ada dua jenis rear dump, yakni rear dump truck dan rear dump tractor wagon. Yang
banyak dipakai dalam proyek konstruksi adalah rear dump truck, karena mampu bergerak pada
jalan menanjak.
Material dibongkar dengan cara menaikkan bak depan menggunakan sistem hidrolik.
Jenis material yang bisa diangkut adalah tanah dan pasir kering. Material seperti bebatuan dan
pasir basah dapat menyebabkan kerusakan pada bak.
12
Gambar 10. Rear dump truck
b. Side Dump
Side dump, baik jenis truk maupun wagon, membongkar material dengan
menaikkan salah satu sisi bak ke arah samping. Model ini cocok digunakan untuk
pembongkaran material di lokasi yang sempit dan panjang.
Tapi, kelemahannya, kelebihan material pada salah satu sisi bisa menyebabkan
truk terjungkal Ketika melakukan pembongkaran material.
c. Bottom Dump
Bottom dump biasanya semitrailer. Material yang diangkut bottom dump
tractor wagon dikeluarkan melalui bagian bawah bak yang dapat dibuka di tengah-
tengahnya.
13
Gambar 11. Bottom Dump
Pintu bak berada di sisi bagian bawah yang memanjang dari depan ke
belakang. Pintu-pintu ini dapat membuka dan menutup melalui gerakan hidrolik.
Pembongkaran material dilakukan saat kendaraan bergerak.
Material yang bisa diangkut lebih bervariasi, mulai dari pasir, tanah, kerikil,
batuan, lempung, hingga sedimen (lumpur). Hanya saja, alat berat ini tak
memungkinkan berjalan di daerah terjal (kemiringan medan maksimal 5%).
2.2.2. Crane
Crane merupakan alat angkut secara vertikal, yaitu dari bawah ke atas, atau sebaliknya.
Alat ini akan mengangkat material secara vertikal, kemudian memindahkannya secara
horizontal. Tetapi bisa juga menurunkan material lainnya ke tempat yang diinginkan.
Selain berfungsi sebagai alat angkut, crane juga dapat digunakan untuk penggalian dan
pemasangan tiang pancang. Untuk kedua fungsi ini diperlukan attachment. Misalnya untuk
penggalian dibutuhkan dragline dan clamshell.
Crane dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
2.2.2.1 Dengan alat penggerak (roda ban maupun roda crawler).
Crane dengan alat penggerak terdiri atas beberapa tipe, yakni:
a. Crawler mounted crane
14
b. Truck mounted crane
Crane ini bisa berpindah
tempat dari satu proyek ke proyek
lain tanpa bantuan alat
pengangkutan. Mobilitasnya juga
cukup tinggi, dengan kecepatan
maksimal 55 km / jam.
Truck mounted crane
Untuk menjaga
keseimbangannya, truck mounted
crane diperkuat dengan
kaki (outrigger). Kaki ini harus
dipasang Ketika mau digunakan,
sehingga roda harus diangkat dulu.
Makin keluar outrigger, maka
Gambar 13. Truck mounted crane crane makin stabil.
Yang perlu diperhatikan saat
mengoperasikan alat ini adalah lokasi sekitar bebas dari goncangan atau
getaran, permukaan tanahnya datar, dan tidak banyak embusan angin kencang.
Crane ini sering disebut hydraulic crane atau telescopic crane. Sebab
bagian lengan (arm) pada crane ini dikendalikan oleh boom yang bekerja secara
hidrolik. Struktur atasnya dilengkapi telescopic boom dan silinder hidrolik
tunggal pengangkat dan kait.
Boom pada crane ini dapat diperpanjang maupun diperpendek,
disesuaikan dengan kebutuhan, alias tanpa harus membongkar boom. Alat
15
penggeraknya berupa roda ban, sehingga bisa bergerak secara leluasa, termasuk
di jalan raya.
Berdasarkan cara berdirinya, tower crane terdiri atas beberapa tipe, yaitu:
Crane ini bisa berdiri di atas pondasi yang khusus disiapkan untuk alat
tersebut. Apabila crane harus mencapai ketinggian yang besar, maka digunakan
pondasi seperti tiang pancang.
Pondasi khusus ini harus bisa menahan momen akibat embusan angin
maupun ayunan beban, berat crane, dan berat material yang diangkat. Free
standing crane mampu berdiri hingga ketinggian 100 meter.
16
Gambar 16. Rail mounted crane
Crane ini bisa bergerak di sepanjang rel khusus yang telah disiapkan,
sehingga jangkauannya lebih besar. Desain pemasangan rel harus
memperhatikan ada dan tidaknya tikungan. Sebab tikungan bisa mempersulit
gerakan crane.
Agar tetap seimbang, gerakan crane tidak boleh terlalu cepat. Rel harus
diletakkan pada permukaan yang datar, sehingga tiang tidak menjadi miring.
c. Tied in crane
Crane ini mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 meter.
Apabila ingin ketinggian lebih dari 100 meter, maka crane harus ditambahkan
atau dijangkar pada struktur bangunan.
17
Nah, crane yang ditambahkan pada struktur bangunan ini disebut tied in
crane. Fungsi penjangkaran adalah untuk menahan gaya horizontal, sehingga
crane bisa mencapai ketinggian hingga 200 meter.
d. Climbing crane
Crane ini cocok digunakan untuk lahan terbatas. Crane dapat diletakkan
dalam struktur bangunan, yaitu pada core atau inti bangunan.
Crane dapat bergerak naik, bersamaan dengan struktur naik.
Pengangkatan crane ini dimungkinkan dengan adanya dongkrak hidrolik
atau hydraulic jacks.
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Alat berat adalah alat bantu untuk mempermudah dan membantu pekerjaan manusia,
alat berat juga dapat mengefektifkan waktu pengerjaan. Ada beberapa macam alat berat yang
sering dipakai untuk membantu pekerjaan, salah satunya loader dan alat pengangkutan. Setiap
jenis alat berat mempunyai kegunaan masing-masing, tergantung dari jenis pekerjaan yang
sedang dikerjakan.
Loader adalah salah satu alat berat yang berfungsi untuk memuat material ke dalam alat
pengangkut (Dump Truck) . Dump Truck merupakan alat berat yang dipergunakan untuk
pengangkutan bahan-bahan material misalnya tanah atau material-material lain pada jarak
menegah sampai jarak jauh (500 m atau lebih).
Sedangkan untuk crane sendiri merupakan alat angkut secara vertikal, yaitu dari bawah
ke atas, atau sebaliknya. Alat ini akan mengangkat material secara vertikal, kemudian
memindahkannya secara horizontal.
3.2. Saran
Saat ini perkembangan dunia teknik yang bergerak pada kontruksi sudah semakin pesat.
Kebutuhan alat bantu pekerjaan untuk menunjang kegiatan di lapangan sangat tinggi. Oleh
karena itu diperlukan inovasi-inovasi yang dapat menciptakan alat berat baru yang lebih
mendukung. Agar pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik, serta tidak terlalu banyak
membuang tenaga manusia.
19
Daftar Pustaka
https://arparts.id/jenis-alat-berat-untuk-pengangkutan-material-dan-pemindahan-material/
https://www.slideshare.net/OkitanawaEverrobert/ptm-alat-berat-alat-pengangkut-material
http://abbyminers.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-alat-angkut-haulers.html
20