Anda di halaman 1dari 13

Model Perencanaan

Konstruksi
1. Pengertian Organisasi
James A.F. Stoner (1982) menjelaskan bahwa variabel-variabel kunci yang mempengaruhi struktur organisasi adalah strategi,
lingkungan tempat beroperasi, teknologi yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan dan karakteristik anggotanya.

2. Proses Mengorganisir
a. Melakukan Identifikasi dan Klasifikasi Pekerjaan.

b. Mengelompokkan Pekerjaan.

c. Menyiapkan Pihak yang Akan Menangani Pekerjaan.

3. Struktur Organisasi
Ada beberapa di dalam struktur organisasi :

a. Organisasi fungsional

Pimpinan
Umum

Pemasaran Keuangan Manufaktur Logistik

Pemeliharaan Teknik Operasi

Desain Inspeksi Studi dan


Engineering Pengembangan
b. Organisasi Produk dan Area

Pimpinan Umum

Lapisan I Produk - X atau Area - A Produk - Y atau Area - B

Pemasaran Pemasaran
Lapisan II Manufaktur Manufaktur
Keuangan Keuangan
Logistik Logistik
Umum Umum
Gambar. Struktur organisasi berorientasi pada produk/area
c. Organisasi Matriks
Menurut J.A.F Stoner (1982) organisasi matriks mertama kali dipraktekkan pada industri dirgantara Amerika Serikat, pada saat
industri tersebut menerima pesanan pesawat terbang dalam jumlah yang besar dari pemerintahnya.

d. Oganisasi Proyek
Organisasi adalah sarana untuk mencapai sebuah tujuan. Pembentukkannya harus memperhatikan berbagai faktor dan persyaratan
yang berkaitan dengan upaya mencapai tujuan tersebut.

3. Organisasi Koordinator Pelaksana Proyek-Proyek (KORPEL)


Fungsi utamanya adalah mengatur penggunaan sumber daya yang dibutuhkan dan diperlukan oleh proyek-proyek yang bersangkutan.
Tanggung jawab seorang korpel yaitu;
 Mengusahakan agar terpenuhinya kebutuhan sumber daya.
 Mengatur penggunaan sumber daya.
 Memantau, mengawasi pelaksanaan proyek-proyek.
 Mengembankan dan meningkatkan keahlian profesi tenaga kerja.

Disamping fungsi tersebut diatas, koprel juga perlu memperhatikan hal-hal yang menuju ke arah penyempurnaan prosedur dan tatakerja.
 Menentukan Prioritas
 Diperlukannya perencanaan yang matang sebelum pelaksanaan tiba
 Proses perencanaan mengikutsertakan wakil dari proyek-proyek yang bersangkutan
 Ikut berperan dalam mengambil keputusan.
 Pusat Perencanaan dan Pemantauan
Pimpinan Utama
Pimpinan Utama

Direktur-direktur
Direktur-direktur DirekturProyek/
Direktur Proyek/
Fungsional
Fungsional korpel
korpel

StafPP
Staf PP&&PP

PimproProyek
Pimpro Proyek PimproProyek
Pimpro ProyekBB Perencanaan/ jadwal
dan seterusnya
dan seterusnya
AA Anggaran

Pengendalianjadwal & biaya

Teknik -Engineering

Gambar. Organisasi multiproyek dengan PP


4. Menyusun Tim Proyek
Tim proyek Adalah semua pihak atau peserta yang berkepentingan dan terlibat dalam penyelenggaraan dan hasil proyek. Tim Proyek dapat
dikelompokkan menjadi :

1. Peserta I : Pemilik proyek, pemakai produk (end user)

2. Peserta II : Organisasi atau perusahaan yang melaksanakan pembangunan proyek.

3. Peserta III : Sub Kontraktor, suplier, konsultan dan lain-lain.

Arus Kerja Antar Anggota Tim:

- Pimpro dan tim inti

a. Bertugas mengindentifikasi dan menganalisis lingkup proyek.

b. Mengelompokkan menjadi bagian atau paket kerja untuk dikirimkan kepada departemen fungsional.

c. Setiap paket kerja diberi keterangan mengenai : jadwal pelaksanaan, anggaran biaya, batasan mutu atau kriteria.

d. Pimpro dan tim inti sewaktu-waktu mengadakan evaluasi mengenai proses dan kemajuan pelaksanaan.

- Departemen Fungsional,

terdiri dari :

a. Departemen Teknis Manajemen, meliputi bidang-bidang engineering, konstruksi, dan project control. Departemen Teknis Manajemen
melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:

1). Menyediakan tenaga ahli untuk tim inti proyek.

2). Mengerjakan paket kerja yang diserahkan kepada departemen ini sesuai dengan lingkup, jadwal, dan biaya yang telah ditentukan pimpro.

3). Memberikan petunjuk perihal standar, kriteria, dan prosedur.

b. Departemen Fungsional Non Teknis, meliputi bidang-bidang keuangan dan akuntansi, personalia, pengadaan, urusan umum dan lain-lain.

1). Menyediakan tenaga ahli yang diperlukan tim inti proyek.

2) Memberikan petunjuk mengenai prosedur dan peraturan-peraturan yang diperlukan.

3). Melaksanakan bagian pekerjaan proyek yang diserahkan kepada departemen ini, misalnya pembayaran, audit, keperluan perizinan dan
lain-lain.
- Direktur Proyek-Proyek / Korpel.
 Memberi petunjuk tentang pokok-pokok kebijakan penyelenggaraan proyek.
 Menentukan patokan sasaran-sasaran utama (jadwal penyelesaian proyek, total anggaran, dan mutu).
 Menentukan prioritas proyek dan penggunaan sumber daya.
- Pimpinan Perusahaan.
a. Memberikan wawasan tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapainya.
b. Memberikan batasan yang jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab proyek serta masing-masing bidang fungsional guna mencapai tujuan
proyek.
c. Memberikan kebijakan penggunaan sumber daya perusahaan berupa dana, tenaga ahli dan lain-lain.
- Ukuran Tim Inti
1. Kriteria Yang Disarankan
Hal-Hal yang perlu dipertimbangkan :
a. Mereka yang berurusan dengan aspek manajemen, perlu selalu dekat dengan manajer lapangan atau pimpro.
b. Mereka yang full time lebih dari 6 bulan.
c. Mereka yang tidak dapat diawasi dengan efektif karena jarak geografis atau pertimbangan organisasi
Organisasi Tim Inti Disarankan Minimal terdiri dari :
a. Manajer Proyek / Pimpro.
b. Ahli Proyek Kontrol.
c. Manager Engineering dan tenaga spesialis dari berbagai disiplin ilmu
d. Manajer lapangan.
e. Superintenden konstruksi.
f. Kepala pengadaan dan staf.
g. Personil administrasi, keuangan dan jasa-jasa.
h. Inspektor.
2. Pengisian Personil Tim
Dalam pengisian personil diperlukan perekrutan anggota. Untuk itu sebelumnya perlu diadakan wawancara yang meliputi :
a) Pendidikan dan pengalaman calon.
b) Kecakapan dan kepandaian calon.
c) Kesediaannya jika ditempatkan pada lokasi tertentu.
d) Alasan calon mau bergabung.
3. Kesulitan yang dihadapi
e) Karena keterbatasan waktu.
f) Kurangnya personil yang ahli.
g) Kurangnya semangat dalam mengerjakan tugas.

5. Sumber Daya Proyek Konstruksi

Sumber daya diperlukan guna melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang merupakan komponen proyek. Sumber daya proyek konstruksi terdiri dari beberapa jenis diantaranya
biaya, waktu, sumber daya manusia, material, dan juga peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek, dimana dalam mengoperasionalkan sumber daya-sumber daya
tersebut perlu dilakukan dalam suatu sistem manajemen yang baik, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.
1. Waktu (Time)
Waktu merupakan sumberdaya utama dalam pelaksanaan suatu proyek. Perencanaan dan pengendalian waktu dilakukan dengan mengatur jadwal, yaitu dengan cara
mengidentifikasi titik kapan pekerjaan mulai dan kapan berakhir. Perencanaan dan pengendalian merupakan bagian dari penyusunan biaya.
2. Biaya (Cost)
Biaya merupakan modal awal dari pengadaan suatu konstruksi. Dimana biaya dapat didefinisikan sebagai jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam
mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk.
3. Sumber Daya Manusia (Human Resources)
Untuk merealisasikan lingkup proyek menjadi deliverable, diperlukan pula sumber daya. Pengelolaan sumber daya manusia meliputi proses perencanaan dan penggunaan
sumber daya manusia dengan cara yang tepat (effective) untuk memproleh hasil yang optimal.
4. Sumber Daya Bahan (Material Resources)

Dalam setiap proyek konstruksi pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai prosentase cukup besar dari total biaya proyek.

Terdapat tiga kategori material :


 Engineered materials

Produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan teknis dan perencanaan. Material ini secara khusus didetil dalam gambar dan digunakan sepanjang masa
pelaksanaan proyek tersebut, apabila terjadi penundaan akan berakibat mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek.
 Bulk materials

Produk yang dibuat berdasarkan standar industri tertentu. Material jenis ini sering kali sulit diperkirakan karena beraneka macam jenisnya (kabel, pipa).
 Fabricated materials

Produk yang dirakit tidak pada tempat material tersebut akan digunakan / di luar lokasi proyek (kusen, rangka baja).

5. Sumber Daya Peralatan (Equipment Resources)

Melaksanakan suatu proyek konstruksi berarti menggabungkan berbagai sumber daya untuk menghasilkan produk akhir yang diinginkan. Peralatan konstruksi
(construction plant) merupakan salah satu sumber daya terpenting yang dapat mendukung tercapainya suatu tujuan yang diinginkan, pada proyek konstruksi
kebutuhan untuk peralatan antara 7 – 15% dari biaya proyek. Peralatan konstruksi yang dimaksud adalah alat/peralatan yang diperlukan untuk melakukan
pekeerjaan konstruksi secara mekanis. Ini dapat berupa crane, grader, scraper, truk, pengeruk tanah (back hoe), kompresor udara, dll.

Jumlah dan jenis alat berat yang digunakan akan tergantung oleh beberapa faktor, antara lain adalah :

1) Fungsi yang harus dilaksanakan 7) Jenis dan Daya dukung Tanah

2) Kapasitas peralatan 8) Keadaan lapangan

3) Cara operasi alat 9) Nilai ekonomis penggunaan alat (beli atau sewa).

4) Jenis proyek

5) Jenis pekerjaan pada proyek

6) Lokasi proyek
6. Anggaran Biaya Proyek
Anggaran biaya suatu proyek bangunan ialah menghitung banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan
analisis, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan atau proyek. Berikut ini skema dari perhitungan harga satuan
pekerjaan :

1. Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)

Rencana Anggaran Pelaksanaan menempati posisi penting dalam keseluruhan tugas yang harus dipertanggung jawabkan kontraktor. Disatu sisi,
rencana anggaran biaya pelaksanaan harus selalu menunjukkan konsistensi terhadap tujuan proyek, berfungsi sesuai sesuai dengan yang
diharapkan dan memenuhi persayaratan standar mutu pekerjaan. Sedangkan di lain pihak, harus dapat diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi
sehingga dapat mempertahankan total pembiayaan akhir sesuai perencanaan.
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana Anggaran Biaya merupakan anggaran yang terdiri atas biaya konstruksi pokok yang berupa RAP dengan ditambahkan unsur-unsur
penunjang yang tidak terkait secara langsung dengan pekerjaan fisik di lapangan. Rencana Anggaran Biaya ini kemudian sebagai anggaran
penawaran suatu proyek konstruksi.

Unsur penunjang tersebut diantaranya :


 Overhead dan Administrasi

Komponen ini meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang disebabkan kepada proyek (menyewa kantor, membayar listrik, telepon,
pemasaran ) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, royalti, uang jaminan dan lain lain.
 Fee / Laba

Setelah semua komponen biaya terkumpul, kemudian diperhitungkan jumlah kontigensi dan fee atau laba.

7. Studi Kelayakan
1. Tujuan, kriteria dan aspek pengkajian

Mengkaji kelayakan suatu usulan proyek bertujuan mempelajari usulan tersebut dari segala segi secara profesional agar nantinya setelah
diterima dan dilaksanakan betul-betul dapat mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan.

2. Kriteria Kelayakan,

Kriteria kelayakan erat kaitannya dengan keberhasilan, dan hal ini berbeda antara satu sama lain. Keberhasilan pembangunan suatu pabrik,
dari sudut pandang masyarakat adalah seberapa jauh mereka dapat berpartisipasi mengisi lapangan kerja. Bagi pemilik, titik berat
keberhasilan terletak pada aspek finansial dan ekonomi, sedangkan pemerintah lebih luas lagi, seperti pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan
masyarakat dsb.
3. Identifikasi dan Formulasi Gagasan.

Gagasan yang lulus umumnya telah memperhatikan hal-hal sbb.

a. Sejalan dengan garis besar tujuan perusahaan.

b. Merupakan keperluan yang sudah mendesak.

c. Memiliki arti yang khusus, misalnya ingin menguasai atau menerapkan teknologi baru.

d. Sumber daya perusahaan mampu mendukungnya.

e. Perkiraan potensi keberhasilan cukup besar.

4. Aspek, Mutu dan jangkauan

Suatu pengkajian kelayakan harus memperhatikan hal-hal sbb.

a. Aspek yang dikaji

b. Mutu hasil pengkajian

c. Jangkauan pengkajian
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai