PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FTSP ITS

BAHAN AJAR
MEKANIKA REKAYASA 2

2011
BOEDI WIBOWO ESTUTIE MAULANIE DIDIK HARIJANTO

KAMPUS DIPLOMA TEKNIK SIPIL JLN. MENUR 127 SURABAYA

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT , karena dengan rachmat NYA kami bisa menyelesaikan BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2 . Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar di Program Diploma 3 Teknik Sipil , selain diktat yang sudah ada . Mata kuliah Mekanika Rekayasa 2 ini merupakan ilmu dasar keahlian yang harus dipahami mahasiswa Teknik Sipil . Oleh karena itu mahasiswa harus memahami secara benar , sehingga diperlukan membuat sajian materi dalam bentuk bahan ajar . Bahan ajar ini dibuat dalam bentuk yang lebih rinci lengkap dengan contoh soal dan penjelasannya .

MATERI

.REVIEW GAYA DALAM , GAYA BATANG

. PENGERTIAN TEGANGAN . TEGANGAN NORMAL . DIAGRAM TEGANGAN DAN REGANGAN . TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA . DIAGRAM TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN LENTUR . TEGANGAN GESER . STATUS TEGANGAN PADA ELEMEN . TEGANGAN UTAMA DAN GESER EXTREEM . PENAMPANG NON HOMOGEN . TEKUK

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

MATA KULIAH DAN KELAS : DOSEN

MEKANIKA REKAYASA 2
1. BOEDI WIBOWO 2.

KODE MK:

RC 090308 SKS

KONTRAK KULIAH & MATERI PEMBELAJARAN

MINGGU KE 1 -4 KOMPETENSI 1 Mahasiswa dapat menghitung gaya dan momen pada suatu penampang/potongan, gaya pada struktur rangka batang statis tertentu, deformasi aksial, dan karakteristik penampang , serta dapat menghitung dan menggambar diagram tegangan lentur . Mahasiswa dapat menghitung tegangan akibat beban aksial dan lentur, kombinasi aksial lentur, diagram tegangannya, serta dapat menjelaskan KERN (inti),menghitung dan menggambar diagram tegangan geser. Mahasiswa mampu menghitung tegangan akibat gaya geser,normal dan lentur serta menggambarkan diagram tegangannya, dan menghitung tegangan utama dan tegangan geser ekstrim dari hasil status tegangan pada elemen .

3
MATERI PEMBELAJARAN
PENGAMPU
2

1 Pendahuluan. Review perhitungan gaya dan momen pada V sebuah penampang/potongan , gaya batang pada konstruksi rangka batang . Hukum Hooke. Tegangan dan regangan akibat beban aksial. V Karakteristik penampang elastis (luas, titik berat, dan V momen inersia penampang) , menghitung dan menggambar diagram tegangan lentur . Menghitung dan menggambar diagram tegangan lentur . V

5 6-8

EVALUASI 1

Tegangan akibat kombinasi normal - lentur dan diagram V tegangan normal-lentur. Pengertian KERN (inti Tegangan geser akibat gaya geser. Diagram tegangan geser. V Tegangan geser akibat gaya geser. Diagram tegangan geser. V

9 10 -13

EVALUASI 2

Menghitung dan menggambar diagram tegangan akibat V normal , geser dan lentur . Menghitung besar tegangan normal , lentur dan geser pada V elemen . Menghitung dan menggambar status tegangan pada sebuah V elemen. Tegangan utama dan tegangan geser ekstrim. V

14

EVALUASI 3

15-16

Mahasiswa mampu menghitung tegangan lentur pada penampang tidak homogen serta menggambarkan diagram tegangannya, mampu menghitung beban kritis dan ijin pada kolom dengan berbagai kondisi perletakan ujung.

Penampang tidak homogen: Transformasi penampang tidak V homogen ke penampang homogen. Tegangan pada penampang tidak homogen akibat beban lentur dan diagram tegangannya.

Kolom: Beban kritis dan ijin pada kolom akibat beban aksial V tekan. Pengaruh kondisi perletakan.

17-18 Dosen 1 (Koordinator) PERNYATAAN: Dengan ini saya menyatakan bersedia memberikan materi sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan di borang ini.

EVALUASI 4
Tanda Tangan Dosen Pengampu Dosen 2

BOEDI WIBOWO

REVIEW GAYA DALAM DAN KONSTRUKSI RANGKA BATANG .

5T 3T
4T

q=1 t/m

6T 3T

tg = 3/4

A
4m

D
6m

B
2 m

HITUNG BESAR MOMEN , LINTANG DAN NORMAL 1 . DI POTONGAN TENGAH DB 2 . DI POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KANAN D 3 . DI POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KIRI B JAWAB : =0 =0 HA + 4 3 = 0 HA = - 1 T HA = 1 T VA = 2,2 T

VA.10 3. 6 6.3 + 2.1 + 6.2 = 0

=0

- VB . 10 + 6.12 + 2.11 + 6.7 + 3.4 = 0

VB = 14,8 T

POTONGAN TENGAH DB LIHAT SEBELAH KANAN POTONGAN 1t/m 6T 3T 3T B 14,8 T 3m 2m 2T C N=-3T D = + 6 + 2 14,8 + 3 = - 3,8 T

+ _

M = - 6.5 2.4 + 14,8.3 3.1,5 = 1 , 9 TM

POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KANAN D LIHAT SEBELAH KIRI POTONGAN 3T 1T A 2,2 T 4m 4T D N=+14=-3T D = + 2,2 3 = 0,7 T M = + 2.2 . 4 3.0 = 8,8 TM

POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KIRI B LIHAT KANAN POTONGAN 1 t/m 6T 3T B 14,8 T 2m 2T C N=-3T D = + 6 + 2 -14,8 = - 6,8 T M = -6.2 2.1 + 14,8.0 = - 14 TM

C A

2T

E 3 2

3,61

3m
A A E B

SIN = 3/3,61 = 0,83 COS = 4/3,61 = 0,55

4T 3 = 12 m

HITUNG BESAR GAYA BATANG S AC , S DE , S BF JAWAB : =0 =0 VA . 12 2 . 6 4 .4 = 0 - VB . 12 + 4 . 8 + 2 .6 = 0 VA = 2,33 T VB = 3,67 T

TITIK SIMPUL A( CARA KESETIMBANGAN TITIK SIMPUL) S AC SIN S AC S AC COS 2,33 CARA RITTER LIHAT KIRI POTONGAN S DE SIN
S DE

=0

+ S AC SIN + 2,33 = 0 S AC =- 2,33 / O,83 = - 2,81 T SAC = 2,81 T ( TEKAN )

=0 2,33 + S DE SIN = 0 S DE = -2,33 / 0,83 =- 2,81T

2,33 T

S DE = 2,81 T ( TEKAN )

LIHAT KANAN POTONGAN E

3m

= 0 S BF . 3 3,67. 2 = 0 S BF = 2,45 T ( TARIK )

S BF

3,67 T 8

TERJADINYA TEGANGAN

B
b

SUATU BALOK AB DENGAN DEMENSI b / h ATAU b x h MENDAPAT BEBAN SEPERTI TERGAMBAR DIATAS. APABILA BALOK KITA POTONG MAKA DIDALAM BAHAN AKAN TIMBUL GAYA DALAM.

M D N A HA VA AKIBAT GAYA DALAM INILAH TIMBUL TEGANGAN AKIBAT N, TIMBUL TEGANGAN NORMALn AKIBAT M, TIMBUL TEGANGAN LENTUR AKIBAT D, TIMBUL TEGANGAN GESER

= SIGMA

SATUAN DARI TEGANGAN ADALAH KG / CM 2 ; N / M2 ; MPA DIMANA 1 MPA 10 KG/ CM 2 TEGANGAN YANG TERJADI HARUS

= THO

TEGANGAN YANG DIIJINKAN DARI BAHAN

TEGANGAN NORMAL n= P/ F = P / A

DIMANA P = GAYA SEARAH DENGAN SUMBU BATANG F = A = LUAS PENAMPANG YANG MENDAPAT BEBAN

P
h

n = b.h

( TEKAN )

b P TON

P TON

P TON

D = DIAMETER .

n =

P
1/4 D
2

( TARIK )

10

CONTOH SOAL
5T A 4T C 3T B D 2T tg = 4 / 3

DIKETAHUI SUATU BALOK DENGAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR

DEMENSI BALOK AC 10 / 20 BALOK CB BALOK DB 15 / 20 20 / 20

( 10 CM X 20 CM ) ( 15 CM X 20 CM ) ( 20 CM X 20 CM )

HITUNG TEGANGAN NORMAL DI BALOK TERSEBUT ?

=0

HA + 3 2 = 0 1T A

HA = -1 T

HA= 1 T

LIHAT KIRI POTONGAN

N AC = P AC = + 1 TON LIHAT KANAN POTONGAN B N CB = P CB = - 2 TON

D 2T

N DB = P DB = - 2 TON

11

5T

5T

SUATU BALOK KAYU DITARIK DENGAN BEBAN 5 TON APABILA TEGANGAN BAHAN YANG DIIJINKAN n= 7 MPA DILAPANGAN ADA BEBERAPA DEMENSI 8 /12 ; 10/12 ; 8/14 DEMENSI MANA YANG SAUDARA PILIH ?

7.10 = 5. 10 3
A

A = 5000 / 70 = 71,43 CM

MAKA DEMENSI KAYU YANG DIPILIH 8 / 12 ( LUAS = 96 CM

SEHINGGA DENGAN DEMENSI YANG DIPILIH TEGANGAN TERJADI TIDAK MELEBIHI TEGANGAN IJIN BAHAN.

12

DIAGRAM TEGANGAN DAN REGANGAN

= P /A

=L/L Elastis

= EPSILON

APABILA BATANG BAJA DITARIK , BAHAN TERSEBUT AKAN MENGALAMI PERUBAHAN BENTUK ( DEFORMASI ).

ELASTIS

E = MODULUS

ELASTISITAS BAHAN

L = DEFORMASI ( PERPANJANGAN ATAU PERPENDEKAN ) P = GAYA TARIK ATAU GAYA TEKAN SEARAH SUMBU BATANG L = PANJANG BATANG E = MODULUS ELASTISITAS BAHAN A = LUAS PENAMPANG
13

CONTOH SOAL

8T

6T

5T

3T

6m

4m

3m

TIGA BAHAN A , B , C DIGABUNG MENJADI SATU KESATUAN . BAHAN A BAHAN B BAHAN C A = 500 mm A = 450 mm A = 200 mm
2 2 2

E = 1 X 10 KG / CM E = 2 X 10 KG / CM E = 1 X 10 KG / CM
6 6

2 2 2

HITUNG BESAR DEFORMASI TOTAL DARI KETIGA BAHAN TERSEBUT DIATAS ?

L= PL/EA
8T BAHAN A P=-8T BAHAN B LIHAT KIRI POTONGAN L = 8 . 10 . 6 . 10 / 1 . 10 . 5 CM = - 9,6 CM LIHAT KANAN POTONGAN
3 2 6 3 2 5

5T

3T

P=+35=-2T BAHAN C P=+3T

L = 2 . 10 . 4. 10 / 2 . 10 . 4,5 CM = - 0, 088 CM 3T
6

LIHAT KANAN POTONGAN L = 3 . 10 . 3 . 10 / 1 . 10 . 2 CM = +0 ,45 CM

3 2

L TOTAL = - 0, 9,6 0, 088 + 0, 45 = - 9,24 CM ( MEMENDEK )

14

SUATU BATANG BULAT DIGANTUNG DI TARIK DENGAN P = 25 TON. E = 2,1 . 10 2m

6

KG / CM

TEGANGAN IJIN BAHAN = 140 MPA DEFORMASI YANG DIIJINKAN = 5 MM

B P TON

HITUNG BESAR DIAMETER DARI BATANG TERSEBUT ?

D = 4,77 CM

D = 2, 46 CM

DIAMETER DARI BATANG YANG DIPILIH ADALAH D = 4, 77 CM DIPILIH DIAMETER TERBESAR DARI DUA DIAMETER DIATAS , KARENA DALAM PERSAMAAN DIATAS DTERLETAK SEBAGAI PENYEBUT.BEGITU JUGA SEBALIKNYA KALAU YANG DITANYAKAN SEBAGAI VARIABEL ADALAH PEMBILANG, MAKA YANG DIPILH ADALAH YANG TERKECIL . JADI TEGANGAN YANG TERJADI TETAP LEBIH KECIL DARI TEGANGAN IJIN BAHAN .

15

TITIK BERAT PENAMPANG

TITIK BERAT

X=

Sx ( STATIS MOMEN TERHADAP SISI ATAU GARIS SEARAH SB Y) LUAS PENAMPANG TOTAL

= Sy ( STATIS MOMEN TERHADAP SISI ATAU GARIS SEARAH SB X ) LUAS PENAMPANG TOTAL

STATIS MOMEN TERHADAP GARIS ATAU SISI ADALAH PERKALIAN ANTARA LUASAN DAN JARAK TITIK BERAT NYA TERHADAP SISI ATAU GARIS YANG DITINJAU STATIS MOMEN NYA .

d c B

PENAMPANG DISAMPING ADALAH PENAMPANG

YA
X KR

YKN KKN KN YB

YANG TIDAK SIMETRIS , JADI DIMISALKAN DAHULU LETAK TITIK BERAT NYA . MENCARI YA, MENGGUNAKAN STATIS MOMEN TERHADAP SISI ATAS. YA ( LUAS A + LUAS B ) = LUAS A X JARAK TITIK BERAT SAMPAI SISI ATAS ( d ) + LUAS B X JARAK TITIK BERAT

X KR

X KN KNKN KNKN

SAMPAI SISI ATAS ( c ) .

DENGAN MENDAPATKAN YA, MAKA YB DAPAT DICARI. BEGITU PULA DENGAN CARA STATIS MOMEN TERHADAP SISI KIRI , DAPAT DIHITUNG BESAR X KR .JANGAN LUPA JARAK TITIK BERAT LUASAN TERHADAP SISI KIRI .

16

CONTOH SOAL
20 CM

8/2 ( 22/2 + 8 )

8 CM

YA

22 CM YB

8 CM

HITUNG LETAK TITIK BERAT NYA ? PENAMPANG DIATAS SIMETRIS TERHADAP SUMBU Y , JADI X KR = X KN = 10 CM STATIS MOMEN TERHADAP SISI ATAS Y A ( 20 . 8 + 8 . 22 ) = 20 . 8 . 8/2 + 8 . 22 . ( 22 /2 + 8 ) Y A = 640 + 3344 / ( 160 + 176 ) = 3984 / 236 = 16,88 CM Y B = 30 CM 16,88 CM = 13 , 12 CM 15 CM 6 CM PENAMPANG DISAMPING ADALAH SIMETRI JADI LETAK TITIK BERAT DAPAT DITENTUKAN
3 C

20 CM

X KR = X KN = 7, 5 CM Y A = Y B = 16 CM 6 CM

15 CM 15 CM

17

MOMEN INERSIA

SB Y

Ix = 1/12 b h 3
SB X h

Iy = 1/12 h b 3 I x = 1/12 b h 3 + c 2 . b .h I y = 1/12 h b 3 + d 2 . b . h

b X

c = d = JARAK TITIK BERAT LUASAN TERHADAP

SUMBU YANG DICARI MOMEN INERSIA NYA

15 CM 6 CM 16 CM AD ADALAH SIMETRIS 13 CM 3 13 CM C 6 CM 15 C M 32 CM

PENAMPANG DISAMPING

Y A = Y B = 16 CM
16 CM

X KR = X KN = 7, 5 CM

IX= 2

1/12 . 15 . 6 + ( 16-3 )2 .15 . 6

+ 1/12 . 3. 20

= 7220 CM

IY=2

1/12 . 6 . 15

+ 1/12 . 20 . 3

= 3420 CM

PENAMPANG DIATAS ADALAH SIMETRIS , JADI UNTUK DUA LUASAN YANG SAMA TINGGAL MENGALIKAN DUA SAJA.

18

(11,21 3)

34 34 CM

4 CM ( 6,14 -2 ) (13,86 8) 20 CM

YA

(22,79 17)

YB

6 CM X KR X KN

STATIS MOMEN TERHADAP SISI KIRI X KR ( 34 . 4 + 6 . 16 ) = 34 . 4 . 17 + 6 . 16 3 X KR X KN = 2600 / 232 = 11 , 21 CM = 34 CM 11 , 21 CM = 22 , 79 CM

STATIS MOMEN TERHADAP SISI ATAS Y A ( 34 . 4 + 6 . 16 ) = 34 . 4 . 2 + 6 . 16 ( 16 /2 + 4 ) Y A = 1424 / 232 = 6,14 CM Y B = 20 CM 6 , 14 CM = 13, 86 CM I X = 1/ 12. 34 4 + ( 6, 14 2 ) . 34 . 4 + 1/12 .6 . 16 + ( 13, 86 8 ) . 6. 16 = = 181, 33 + 2330, 986 + 2048 + 3296, 60 = 7856, 92 CM
3 2 3 4 2 3 2 3 2

I Y = 1/12 .4 . 34 + ( 22, 79 - 17 ) . 34 . 4 + 1/12 . 16 . 6 + ( 11, 21 3 ) . 6 . 16 = 13101, 33 + 4559, 278 + 288 + 6470, 79 = 24419, 40 CM
4

19

TEGANGAN LENTUR
a
P

b
SB X/ GRS NETRAL

c
M

d
M

l = M Y / I = M / W W=I/Y
M = MOMEN LENTUR Y = JARAK SISI ATAU

ELEMEN DITINJAU TERHADAP GRS NETRAL I = MOMEN INERSIA

SUATU BALOK DIBEBANI BEBAN P, SEHINGGA BALOK TERSEBUT AKAN MELENDUT. DAPAT DILIHAT PADA TITIK a b DAN TITIK c d , DIMANA SERAT ATAS a b MEMENDEK ( TERTEKAN ), SEDANG SERAT BAWAHc d MEMANJANG ( TERTARIK ), MOMEN DIATAS ADALAHMOMEN POSITIF. DIAGRAM TEGANGAN LENTUR la = M Ya / I X elemen 1 Y1 Ya l 1 = M Y 1 / I x

Yb

lb = M Yb / I X

20

GAMBAR DIAGRAM TEGANGAN LENTUR

+
+

21

CONTOH SOAL

1 t/m

5T

4T 3T C 5m 3m D tg = 3/4

A 5m B

DIKETAHUI SUATU KONSTRUKSI DENGAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR DIATAS HITUNG DAN GAMBAR DIAGRAM TEGANGAN NORMAL DAN LENTUR UNTUK : 1 . POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KIRI B 2 . POTONGAN TENGAH BC 3 . POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KANAN C ( HITUNG JUGA KOMBINASI TEGANGAN )

15 cm 3 cm
YA

Garis netral

33 cm
YB

5 cm MENCARI LETAK TITIK BERAT STATIS MOMEN TERHADAP SISI ATAS Y A ( 15. 3 + 5 . 30 ) = 15. 3 . 1,5 + 5 . 30 . 18 YA = 2767, 5 / 195 = 14, 19 CM Y B = 33 CM 14, 19 CM = 18, 81 CM
3 2

IX

= 1/12 . 15 . 3 + ( 14, 19 1,5 ) . 15 . 3 + 1/12 .5 30 + ( 18, 81 15 ) .30 .3 = 33, 75 + 7246, 62 + 11250 + 1306, 45 = 19836, 82 CM
4

22

1 . POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KIRI B =0 + HA 4 + 3 = 0 HA = 1 T VA = 4, 05 T VC = 7, 95 T

= O VA . 10 5. 7,5 3 . 5 + 4 . 3 = 0 =0 - VC . 10 + 4. 13 + 3. 5 + 5 . 2,5 = 0 3T 1 t /m

LIHAT KIRI POTONGAN 4T N=+1T M = = 4, 05 . 5 5 . 2,5 = 8 TM

HA = 1T A 4, 05 T 5m B

n =

1 . 10

= 5, 13 KG/ CM ( TARIK )
5, 13 KG / CM
2

( 15 . 3 + 5 . 30 )

( TARIK )

Ingat momen positif, serat bawah tertarik, serat atas tertekan .

l a = =

8. 10 . 10 . 14, 19 = 572, 27 KG / CM 19836, 82

5, 13 KG / CM
2

( TEKAN )

( TARIK )

l b = =

8. 10 . 10 . 18, 81 19836, 82

= 758, 59 KG / CM
5, 13 KG / CM
2

( TARIK )

( TARIK )

5, 13
-

572, 27 -

+ + 5, 13
DIAGRAM TEG. NORMAL

+ 758, 59
DIAGRAM TEG. LENTUR

23

2 . POTONGAN TENGAH BC LIHAT KANAN POTONGAN 4T C D 3T N=+3T M = - 4 , 5. 5 + 7, 95 . 2, 5 = = - 2, 65 TM

7, 95 T 2, 5 m 3m

n =

3 . 10 3 ( 15. 3 + 5 . 30 )

15, 38 KG / CM ( TARIK )

Ingat momen negatif,serat atas tertarik, serat bawah tertekan.

l a = = l b = =

2, 65 . 10 . 10 . 14, 19 19836, 82 2, 65 . 10 . 10 . 18, 81 19836, 82

3 2

= 189, 56 KG / CM ( TARIK )

= 251, 28 KG / CM ( TEKAN )

DIAGRAM TEGANGAN

15, 38 + + 15, 38
TEG. NORMAL

189, 56 +

251, 28
TEG. LENTUR
24

3 . POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KANAN C Lihat kanan potongan 4T D C 3m 3T N=+3T M = - 4 . 3 TM = - 12 TM

n=
la = = la = l = a =

3.10

=
3

15, 38 KG / CM ( TARIK )

( 15 . 3 + 5 . 30 ) 12 . 10 . 14, 19 19836 , 82 12 . 10 3 . 18, 81 19836, 82 )0)

==

858, 34 KG / CM ( TARIK )

l b = =

1137, 86 KG / CM ( TEKAN )

DIAGRAM TEGANGAN

15, 38 + + 15, 38
TEG NORMAL

858, 34 +

873, 72 +

1137, 86
TEG LENTUR

1122,48 115324

KOMBINASI TEGANGAN

PADA SOAL DIATAS DIPAKAI I X , KARENA BEBAN YANG BEKERJA MEMBEBANI SUMBU X.
25

P=5T

5 cm h = 25 cm
2

3T

8 cm

A 3m

b = 15 cm

HITUNG BESAR TEGANGAN NORMAL DAN LENTUR DITENGAH BENTANG PADA ELEMEN 1 ,YANG TERLETAK 5 CM DARI SISI ATAS PENAMPANG. DAN ELEMEN 2 YANG TERLETAK TEPAT DI GARIS NETRAL . HITUNG BESAR TEGANGAN NORMAL DAN LENTUR DI A, PADA ELEMEN 3 YANG TERLETAK 8 CM DARI SISI BAWAH PENAMPANG .

Lihat kanan potongan Elemen 1

Elemen 2

5T 3T Y 1 = ( 12,5 5 )
garis netral B

1, 5 m ELEMEN 1 N= -3T

n1=
la = = la = =

3 . 10 3 15 . 25

2 / CM () TARIK ) = = 8858, KG 34 / CMKG ( TEKAN

8 KG / CM ( TEKAN )

M = -5 . 1, 5 TM = - 7, 5 TM

= l 1 = =
7, 5 . 10 . 10 ( 12, 5 5 ) 1/12 . 15 . 25
3 3 2

= 288KG / CM ( TARIK )

INGAT MOMEN NEGATIF, SERAT TERTARIK ADA DIATAS,ELEMEN 1 ADA DIATAS GARIS NETRAL, JADI ELEMEN 1 TERTARIK .
26

ELEMEN 2 N= -3T

n1=
la = = la = =

3 . 10

8 KG / CM ( TEKAN )

15 . 25

M = -5 . 1, 5 TM

= Y = 0 , KARENA ELEMEN 2 TEPAT DI GARIS NETRAL 2

3 2

= - 7, 5 TM 7, 5 . 10 . 10

l 1 = =

0 1/12 . 15 . 25
3

= 0 KG / CM

ELEMEN 3 5T A3 T Elemen 33 m Y 3 = ( 12,5 8 ) 3m

N= -3T

n1=
la = = la = =

3 . 10

8 KG / CM ( TEKAN )

15 . 25

M = -5 . 3 TM = - 15 TM

= l 1 = =
15 . 10 . 10 . ( 12, 5 8 ) 1/12 . 15 . 25
3 3 2

= 345, 6KG / CM ( TEKAN )

INGAT MOMEN NEGATIF, SERAT TERTARIK ADA DIATAS, ELEMEN 3 ADA DIBAWAH GARIS NETRAL , JADI ELEMEN 3 TERTEKAN.

27

TEMPAT BEKERJANYA BEBAN HORIZONTAL

ey

ey

ex

ex

P BEKERJA SENTRIS TEGAK

P BEKERJA EKSENTRIS
e

P BEKERJA EKSENTRIS

MIRING / SERONG

e x = EKSENTRISITAS ARAH X e y =EKSENTRISITAS ARAH Y

P
e

M=P.e

PADA BALOK DIATAS DIBEBANI BEBAN P SEPERTI TERGAMBAR, SECARA KASAT MATA, PADA BALOK TERSEBUT TERJADI TEGANGAN NORMAL, PADAHAL P DAPAT DI PINDAHKAN TEPAT DI GARIS NETRAL DAN DITAMBAH BEBAN M = P . e , SEHINGGA PADA BALOK TERSEBUT TERJADI TEGANGAN NORMAL MAUPUN TEGANGAN LENTUR .

28

SALAH SATU CONTOH DARI KEJADIAN DIATAS ADALAH PADA PONDASI .

TEGANGAN NORMAL

TEGANGAN LENTUR

DARI DUA DIAGRAM TERSEBUT DIATAS , DIUSAHAKAN KOMBINASI TEGANGANNYA ADALAH TEKAN , AGAR PONDASI TIDAK TERANGKAT. UNTUK MENDAPATKAN HAL DIATAS DI USAHAKAN BEBAN P BEKERJA PADA KERN DARI PENAMPANG. KERN

e x 1/ 6 b e y 1 /6 h
ey

eX

29

TEGANGAN GESER

=
=

D.S

D = GAYA LINTANG

b . I

S = STATIS MOMEN TERHADAP GARIS NETRAL b = LEBAR SISI / ELEMEN DITINJAU I = MOMEN INERSIA

(I X )

elemen 1 a

5 CM

Y A = 12 , 5 CM

25 CM
Y B = 12, 5 CM

MAX

15 CM ELEMEN 1 SEJARAK 5 CM DARI SISI ATAS PENAMPANG S 1 = LUAS DARI ELEMEN 1 SAMPAI SISI ATAS X JARAK TITIK BERAT KE GARIS NETRAL = 15 .5 ( a ) = 75 . ( 12,5 2,5 )= 750 CM b 1 = 15 CM CATATAN : APABILA ELEMEN YANG DITINJAU ADA DIATAS GARIS NETRAL , MAKA SEBAIKNYA LUAS YANG DIAMBIL DARI ELEMEN TERSEBUT KE SISI ATAS, BEGITU JUGA SEBALIKNYA KALAU ELEMEN ADA DIBAWAH GARIS NETRAL, LUAS YANG DIAMBIL KESISI BAWAH, SEDANG UNTUK ELEMEN YANG TEPAT BERADA DI GARIS NETRAL MAKA LUAS YANG DIAMBIL BOLEH KE SISI ATAS ATAUPUN KE SISI BAWAH, DENGAN CATATAN CARI LUAS YANG TERMUDAH.
30
3

15 CM A 23 CM YA = 14, 19 CM

MAX a =0 c d

MAX
b 10 CM 5 CM 3 33 CM YB = 18, 81 CM b = 0

ELEMEN 2 TERLETAK 1 CM DARI SISI ATAS PENAMPANG S 2 = 15 . 1 . ( a ) = 15 . ( 14, 19 0,5 ) = 205, 2 CM b 2 = 15 CM

3

ELEMEN 3

TERLETAK 10 CM DARI SISI BAWAH PENAMPANG S 3 = 5 . 10 ( b ) = 50 . ( 18, 81 5 ) = 690, 5 CM b 3 = 5 CM

3

DARI GAMBAR DIAGRAM TEGANGAN GESER DIATAS , DAPAT DILIHAT BAHWA SELALU BERADA TEPAT DI GARIS NETRAL . D . ( 5 . 18, 81 . 18, 81 / 2 )

MAX

UNTUK ELEMEN C DAN D , DALAM RUMUS BERBEDA PADA b KARENA ELEMEN C TERLETAK SEDIKIT DIATAS , SEDANG ELEMEN D BERADA SEDIKIT DIBAWAH 15 CM C D
31

max =
5.Ix D . ( 15 . 3 . ( 14, 19 1 5 ) ) 15 . I x D . ( 15 . 3 . ( 14, 19 1, 5 ) )

5.Ix

5 CM

1 t/m

5T

4T 3T C D 3m
15 CM 3 CM

A 5m B 5m

tg = 3/4

DIKETAHUI KONSTRUKSI DENGAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR BENTUK PENAMPANG SEPERTI TERGAMBAR DISAMPING. HITUNG DAN GAMBAR TEGANGAN GESER PADA POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KIRI B. HITUNG PULA BESAR TEGANGAN GESER DI TENGAH BC PADA ELEMEN 1 SEJARAK 10 CM DARI SISI BAWAH PENAMPANG. DARI PERHITUNGAN DI HALAMAN 16 Y A = 14, 19 CM DAN Y B = 18. 81 CM I x = 19836 , 82 cm
4

33 CM

5 CM

1T/M A 4, 05 T Q=5T

D = + 4, 05 5 = - 0, 95 T
a c 14,19

c d

d max

a=b=0 c 0, 95 c =. 10 ( 15. 3 ( 14, 19 1, 5 ))

3

18,81

= 1, 82 KG / CM 15 . 19836, 82
3

c = 5, 46 KG / CM
2

0, 95 . 10 ( 15 . 3 ( 14, 19 1, 5 )) 5 . 19836, 82 0, 95 . 10
3.

d = 8, 47 KG / CM
2

max =

( 5 . 18, 81 . 18, 81 / 2 ) )

5. 19836, 82
32

POTONGAN TENGAH BC 4T 3T C 7. 95 T 2, 5 M 3M D D = + 4 7, 95 = - 3, 95 T

GARIS NETRAL (18, 81 5) Elemen 1 18, 81 CM 10 CM 5 CM

S 1 = 5. 10 . ( 18, 81 5 ) CM

1 =

3, 95 . 10 . ( 5 . 10 ( 18, 81 5 ) ) 5 . 19836, 82

= 27, 50 KG / CM

33

STATUS TEGANGAN PADA ELEMEN

Y XY

x = ( n + l ) arah x y = (
X X

y= ( n +l ) arah y

xy =
XY Y

INI ADALAH GAMBAR STATUS TEGANGAN PADA ELEMEN, DIMANA PADA ELEMEN YANG DIAMBIL AKAN MEMPUNYAI TEGANGAN NORMAL ARAH X MAUPUN ARAH Y, BEGITU JUGA MEMPUNYAI TEGANGAN GESER ARAH XY
Y XY

GAMBAR x DAN y ADALAH TARIK APABILA (n + l ) ADALAH POSITIF

Y Y

AP
XY Y

SE DA NG XY GA M BA R x XY y SE PE X RTI DI SA M PI NG

GAMBAR xy DISAMPING APABILA BERASAL DARI D POSITIF

GAMBAR x DAN y ADALAH TEKAN APABILA (n + l ) ADALAH NEGATIF. SEDANG GAMBAR xy SEPERTI DISAMPING ABILA BERASAL DARI D NEGATIF

34

CONTOH SOAL
2t/m 2
2 15 CM 3 CM

14,19

3T 1
1

18,81

B 4M

C 6M

D 3M

5 CM

DIKETAHUI KOSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR DIATAS. PENAMPANG YANG DIPAKAI SEPERTI PADA HALAMAN 16, SEHINGGA SUDAH DIKETAHUI YA = 14, 19 CM YB = 18, 81 CM IX = 19836, 82 CM
4

1 . HITUNG BESAR TEGANGAN TEGANGAN YANG TERJADI DI

ELEMEN 1 , TERLETAK 2 M DARI A DAN 8 CM DARI SISI BAWAH PENAMPANG. ELEMEN 2 , SEDIKIT SEBELAH KANAN C, TEPAT DI SISI ATAS PENAMPANG. DARI HASIL DIATAS HITUNG DAN GAMBAR JUGA STATUS TEGANGANNYA.

=0 =0 =0

+ HC+ 3 = 0

HC = 3 T VA = 2,7 T VC = 15, 3 T

VA . 10 12. 3 + 6 . 1,5 = 0 - VC . 10 + 18. 8,5 = 0

35

ELEMEN 1 A 2M 2, 7 T
8 cm

elemen 1

18,81

5 CM

c = 18, 81 4 = 14, 41 CM
N=0 M = 2, 7 . 2 = 5, 4 TM =

d = Y1 = 18, 81 8 = 10 , 81 CM

n = l = x =
=

0
3 2

d = 294, 27 KG / CM
2

5,4 . 10 . 10 .( 18, 81 8 ) 19836, 82

( TARIK )

0 + 294 , 27 = + 294, 27 KG / CM ( TARIK ) c

D = + 2, 7 T

== xy

2, 7 . 10 3 ( 5 . 8 ( 18, 81 4 )) 5 . 19836, 82 = 16, 13 KG / CM

2

STATUS TEGANGAN ELEMEN 1

xy = 16,13
x = 294,27
elemen 1

x = 294,27

xy = 16,13

36

ELEMEN 2 2 t /m 3T C 3M D garis netral Elemen 2 Y 2 14,19

N=+3T

n2 =
l2=
=

3 . 10

= 15, 38 KG / CM

( TARIK )

( 15.3 + 5. 30 )

==

M = - 2. 3 . 1,5 = - 9 TM

9.10 3. 10 2.14, 19

l2=
=

19836,82 15, 38 + 643, 8 = 659, 18 KG / CM

= 643, 8 KG / CM 2( TARIK ) = 643, 8 KG / CM ( TARIK )

2

x =
D = + 2 . 3 = 6 TM

2 = xy=

6 . 10 3 ( 15 . 0 . 14, 19 ) ) 15. 19836, 82 = 0 KG / CM

STATUS TEGANGAN ELEMEN 2

x = 659, 18

elemen 2

x = 659, 18

37

TEGANGAN UTAMA DAN TEGANGAN GESER EXTREM

TEGANGAN UTAMA

max, min

= x + y 2

x-y +xy 2

Tg 2 = 2

xy /

( x y )

TEGANGAN EXTREM

max, min =

x-y 2

+ xy

Tg 2 = - ( x y ) / 2 x y CATATAN

UNTUK MEMASUKKAN BESAR TEGANGAN PADA RUMUS DIATAS

x DAN y = POSITIF ( + )

xy = POSITIF

(+)

x DAN Y = NEGATIF ( - )

xy = NEGATIF ( - )

38

CONTOH SOAL

DARI HASIL PERHITUNGAN STATUS TEGANGAN PADA ELEMEN 1 DI HALAMAN 30 DAPAT DIHITUNG TEGANGAN UTAMA BESERTA ARAHNYA.

xG= + 294,27 KG / CM 2
elemen 1

x = 294,27

xy = - 16,13 KG / CM 2 xy = 16,13
max, min = ( + 294, 27 + 0 )
2 + 294,27 0 2
2

+ ( - 16, 13 )

max =

147,135 +

21648, 71 + 260, 18

= + 295, 15 KG / CM

mIN =

147,135 -

21648, 71 + 260, 18

= - 0, 88 KG / CM

Tg 2 = 2 . ( - 16, 13 ) / ( 294,27 0 ) = - 0, 11 2 = - 6,28 + 180 = 173,72

min

1 = 86,86
2

2 = 86,86 + 90 = 176,86 0
max

max

min

39

APABILA DIMINTA MENGHITUNG TEGANGAN GESER EXTREM NYA, MAKA DIDAPATKAN

max, min =

( + 294, 27 0 ) 2

+ ( - 16. 13 )

max=

+ 148, 015 KG / CM

min= - 148, 015 KG / CM 2

40

PENAMPANG NON HOMOGEN ( KOMPOSIT )

BETON COR
8 CM

COR BAJA

BETON BERTULANG

UNTUK MEMUDAH KAN PERHITUNGAN PADA PENAMPANG KOMPOSIT DIGUNAKAN ANGKA EKIVALENSI ( n ) , DIMANA n = E 1 / E 2 E 1> E 2

DENGAN BANTUAN ANGKA EKIVALENSI MAKA PENAMPANG KOMPOSIT TERSEBUT DI EKIVALENSI KAN MENJADI PENAMPANG YANG HOMOGEN, SEHINGGA PERHITUNGAN MENJADI SEDERHANA SEPERTI PENAMPANG HOMOGEN. CONTOH : E BAJA = 2 X 10 KG / CM
6 2

E KAYU = 1 X 10 KG / CM

n = 20

8 CM 3 CM

PLAT BAJA

8 CM . 20 = 160 CM

8 CM

15 CM

KAYU

20 CM

20 CM

20 CM / 20 = 1 CM

1 = BAJA DI EKIVALENSIKAN MENJADI KAYU ( DEMENSI BAJA DIKALI n ) 2 = KAYU DI EKIVALENSIKAN MENJADI BAJA ( DEMENSI KAYU DIBAGI n )
41

MENCARI TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA PENAMPANG KOMPOSIT

8 CM 3 CM

8 X 20 = 160 CM CM

3 CM YA = 4,96 CM 15 CM

Grs netral
YB = 13.04 CM

15 CM

20 CM

20 CM

STATIS MOMEN TERHADAP SISI ATAS YA ( 3 . 160 + 20 . 15 ) = 3 . 160 . 1,5 + 20 . 15 . ( 15/2 + 3 ) YA = ( 720 + 3150 ) / ( 480 + 300 ) = 4, 96 CM Y B = 18 CM 4, 96 CM = 13, 04 CM

I X = 1/12 . 160 . 3 + ( 4, 96 1,5 ) . 160 . 3 + 1/12 .20 . 15 + ( 13. 04 7.5 ) .20.15 = 360 + 5746, 37 + 5625 + 9207, 48 = 20838, 85 CM
4

q=1t/m A 6M B

DARI KONSTRUKSI DAN BEBAN DIATAS DAN MEMAKAI PENAMPANG SEPERTI TERGAMBAR DIATAS, HITUNG DAN GAMBAR DIAGRAM TEGANGAN LENTUR NYA DI TENGAH AB . ( n = 20 ).

42

160 CM
3 CM YA = 4,96 CM

la
l c 15 CM
l d

YB = 13.04 CM

garis netra

+
20 CM

l = M Y / I X

lb

PADA GAMBAR DIATAS BAJA DIEKIVALENSIKAN MENJADI KAYU, JADI YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH, APABILA ELEMEN BERADA DI BAJA, MAKA TEGANGANNYA HARUS DIKALIKAN DENGAN n . BEGITU JUGA SEBALIKNYA KALAU KAYU DI EKIVALENSIKAN MENJADI BAJA MAKA APABILA ELEMEN BERADA DI KAYU, TEGANGANNYA DIBAGI DENGAN n . TENGAH AB M =+ 1/8 q L
2

= + 1/8 . 1 . 6

= + 4, 5 TM

n = 20

la =
=

4, 5 . 10 . 10 . 4, 96 . 20 20838, 85 4, 5 . 10 . 10 . ( 4, 96 3 ) 20 20838, 85 4, 5 . 10 . 10 ( 4, 96 3 ) 20838, 85 4, 5 10 . 10 . 13, 04 20838,85

3 2 3 2 3 2

= 2142, 15 KG / CM

( TEKAN )

lc =
=

= 846. 49 KG / CM

( TEKAN )

ld =
=

= 42, 32 KG / CM

( TEKAN )

lb =
=

= 281, 59 KG / CM

( TARIK )
43

TEKUK
2. E . I MIN L K2 2.E (LK / i min ) 2

P IJIN = P KRITIS =

IJIN

i min =

I min / A

L K = PANJANG TEKUK

I MIN ADALAH I X ATAU I Y, DIAMBIL YANG TERKECIL, KARENA PENAMPANG AKAN MENEKUK KEARAH SUMBU YANG TERLEMAH ( lk / I min ) BIASA DISEBUT = ANGKA KELANGSINGAN DARI HASIL DIATAS DAPAT DIHITUNG FAKTOR TEKUK = FAKTOR TEKUK TERSEBUT DIPAKAI UNTUK PERENCANAAN BATANG TEKAN .

44

PANJANG TEKUK

JEPIT JEPIT JEPIT SENDI / ROL SENDI / ROL SENDI / ROL JEPIT BEBAS

LK = 0, 5 L LK = 0, 7 L LK = L Lk = 2 L

= TITIK BELOK LENDUTAN

LK L

CONTOH SOAL

22 CM

4M
10 CM

HITUNG BESAR P IJIN DAN TEGANGAN IJIN NYA, APABILA DIKETAHUI E = 1 X 10 5 KG / CM I X = 1/ 12 . 10 . 22 I Y = 1/ 12 . 22 . 10

3 2 4 4

= 8873, 33 CM

= 1833, 33 CM
4

I min = 1833, 33 CM
2 5

P ijin =

. 1 . 10 . 1833, 33 ( 0,5 . 400 )

2

= 45189, 75 KG

ijin =

P = A

45189, 75 ( 10 . 22 )

= 205, 41 KG / CM

KARENA P IJIN SUDAH DIDAPATKAN HASIL NYA , MAKA UNTUK TEGANGAN IJIN DAPAT DIPAKAI RUMUS

=P/A
45

KOLOM AB BERBENTUK BUJUR SANGKAR DENGAN PERLETAKAN SEPERTI TERGAMBAR. L = 3,5 M E = 2 X 10 KG / CM

5 2

TEGANGAN IJIN BAHAN = 10 MPA B HITUNG LEBAR DARI KOLOM TERSEBUT ( b )

=
b

IJIN =

.E. [ ]2

i min =

1/ 12 b b

b2

1/ 12 b

10 . 10 =

3, 14 . 2. 10 0,7 . 350 1/12 b

2

10 0 = 2

1971920 60025 1/12 b

2

b b

= 12 . 3, 04 = 6, 04 cm

46

TUGAS 1

1
B

4T C 2T

HITUNG BESAR TEG NORMAL PADA :

3M MM M

BALOK BC DAN KOLOM AB BC = 20 X 20 CM

2
2

A 2M MM M 6M MM M

AB = 30 X 30 CM

HITUNG JUGA DEFORMASINYA APABILA DIKETAHUI MODULUS ELASTISITAS BAHAN = 2 . 10 KG / CM

5 2

CATATAN :

NOMOR POKOK GASAL NOMOR POKOK GENAP

TITIK A = SENDI TITIK A = ROL

TITIK C = ROL TITIK C = SENDI

47

TUGAS 2
1T/M

1.

C B

2T

HITUNG BESAR TEG . NORMAL PADA :

3M

BALOK BC DAN KOLOM AB BC = 20 X 30 CM

2

B
A 2M
A

6M MM M

MM M

AB DIAMETER 50 MM

MM HITUNG JUGA DEFORMASINYA APABILA DIKETAHUI M

MODULUS ELASTISITAS BAHAN BC = 2 . 10 KG / CM MODULUS ELASTISITAS BAHAN AB = 2,1 . 10 KG/CM TITIK A SENDI TITIK C ROL
6

2 2

4T

2.

C 2M
A

E = 1 . 10 KG/CM

A E 3M
A

B 2T 3M
A

MM M

HITUNG DEMENSI BATANG AE DAN EB APABILA DILAPANGAN HANYA ADA UKURAN 6/12
MM MM M M 10/14 PILIH YANG SESUAI . 8/12 10/12 8/14

HITUNG DEFORMASI PADA BATANG AE DAN REGANGAN PADA BATANG EB

48

TUGAS 3

HITUNG IX DAN IY DARI BENTUK PENAMPANG SEPERTI TERGAMBAR

20 CM 3 CM 15 CM 3 CM

26 CM

10 CM 3 CM 18 CM

18 CM 2 CM

3 CM

35 CM

3 CM 10 CM

49

TUGAS 4
q t/m
A

A B am bm C

45 0

P2 ton

A P2 ton cm dm 10 cm
A

4 cm

e cm

h cm

e cm

4 cm 4 18 cm 24 cm

4 cm

Nrp gasal genap

q 2 1

P1 6 4

P2 4 5

a 3 2

b 8 6

c 2 4

d 2 3

e 3 4

h 38 30

HITUNG DAN GAMBAR DIAGRAM TEG. NORMAL DAN LENTUR UNTUK KEDUA PENAMPANG DIATAS PADA POTONGAN : 1 . DI TENGAH CD 2 . DI POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KIRI C 3 . DI POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KIRI B

50

TUGAS 5

q t/m

5 ton

15 cm 4 cm 30 cm Grs netral

1 3 2 P ton

5 cm

am

bm

cm

dm
2

DIKETAHUI KONSTRUKSI DENGAN BEBAN DAN BENTUK PENAMPANG SEPERTI TERGAMBAR DIATAS . 1 .HITUNG DAN GAMBAR DIAGRAM TEGANGAN NORMAL DAN LENTUR DITENGAH BC DAN DITENGAH DE , HITUNG JUGA KOMBINASI TEGANGANNYA . 2 . HITUNG BESAR TEGANGAN NORMAL DAN LENTUR DI ELEMEN 1 , 2 DAN 3 .

catatan

Nrp berakhiran 0 4 2 7 3 9 1 8 5 4

q 1 1,5 2 2,5 3

P 3 2,5 3,5 4 3

a 3 2 4 4 3

b 5 6 4 6 7

c 4 2 2 3 2

d 2 2 3 3 2

51

SOAL EVALUASI
1.
P ton 14 cm cm

3M E = 1,2 x 10 KG / CM
5 2

8 cm

HITUNG BESAR P YANG DIPERBOLEHKAN AGAR TIDAK MELEBIHI TEGANGAN MAUPUN DEFORMASI YANG DIIJINKAN .

2.

5 TON 3 TON q=1 t/m

A 2M B 2M Tg = 4 / 3 C 6M D 2M
28 cm

18 cm 4 cm

3 cm

* HITUNG DAN GAMBAR DIAGRAM TEGANGAN NORMAL DAN LENTUR DI TENGAH CD . * HITUNG BESAR TEGANGAN NORMAL DAN LENTUR DI POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KIRI TITIK B PADA ELEMEN 1 SEJARAK 6 CM DARI SISI ATAS PENAMPANG .

52

SOAL EVALUASI

1.
P= 10 ton ttttttttTO NTON h cm cm 8 cm
2

P= 10 ton ttttttttTO NTON

3M E = 1,2 x 10 KG / CM
5

HITUNG BESAR h YANG DIPERBOLEHKAN AGAR TIDAK MELEBIHI TEGANGAN MAUPUN DEFORMASI YANG DIIJINKAN .

2.

q=1 t/m 3 TON

5 TON

A 2M B 2M Tg = 3 / 4 C 6M D 2M
32 cm

4 cm

4 cm

* HITUNG DAN GAMBAR DIAGRAM TEGANGAN NORMAL DAN LENTUR DI TENGAH CD . * HITUNG BESAR TEGANGAN NORMAL DAN LENTUR DI POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KIRI TITIK B PADA ELEMEN 1 SEJARAK 8 CM DARI SISI BAWAH PENAMPANG .

16 cm

53

SOAL EVALUASI

5T Tg = 4/3 E 3m

2 t/m

B 3m

S1 5m

S2 3m

C 6m

4m

4 cm

34 cm 4 cm

PADA PENAMPANG SPT GAMBAR DISAMPING : 1 . hitung dan gambar diagram tegangan geser pada potongan sedikit sebelah kanan B . 2 . hitung dan gambar status tegangan pada potongan sedikit sebelah kiri C pada elemen 1 sejarak 8 cm dari sisi atas penampang . 3 . hitung besar tegangan utama dan tegangan geser extreme pada elemen 1 .

20 cm

54

DAFTAR PUSTAKA

1 .EP Popov , MECHANIC OF MATERIAL 2 . Ferdinand L Singer , Ir Darwin S , Andrew Pytel , KEKUATAN BAHAN 3 . Gere and Timoshenko , Ir Bambang S Msc Phd ,MEKANIKA BAHAN

55