PRAKTIKUM BETON
Diajukan Kepada:
Iman Jujur Mendrofa, S.Pd., M.Pd.T
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Beton
Oleh
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
kemurahan-Nya, sehingga makalah yang berjudul MENGANALISIS PENERAPAN
PENGERJAAN BETON kami ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami berterimakasih
kepada Dosen Pengampu mata kuliah ini yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk
menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman
yang telah bertugas dan mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Namun, kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang positif sehingga kami dapat
melakukan perbaikan kedepannya. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat untuk
kita semua.
Anugerah Lase
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengerjaan Beton.......................................................................................................2
B. Persiapan....................................................................................................................2
C. Penakaran...................................................................................................................3
D. Pengadukan................................................................................................................3
E. Pengangkutan Beton..................................................................................................6
F. Penuangan Adukan....................................................................................................6
G. Pemadatan..................................................................................................................8
H. Pekerjaan Akhir.........................................................................................................8
I. Perawatan...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan campuran dalam pengerjaan beton sangat berpengaruh pada hasil beton
yang hendak dibuat. Perlu diperhatikan juga komposisi masing material penyusun
beton untuk memaksimalkan beton yang baik. Oleh karena itu, setelah melakukan
analisis bahan-bahan yang dibutuhkan dalam campuran atau perancangan campuran
adukan beton serta memperhatikan kadar bahan tambahan maka selanjutnya dilakukan
pengerjaan beton.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimaana tata cara pengerjaan beton?
2. Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam pengerjaan beton?
3. Bagaimana pengerjaan beton?
C. Tujuan
1. Menganalisis tata cara pengerjaan beton
2. Menganalisis apa saja yang perlu dipersipkan dalam pengerjaan beton
3. Menganalisis pengerjaan beton
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengerjaan Beton
B. Persiapan
2
7. Untuk menuangkan campuran beton yang baru maka semua kotoran dan material
lain serta serpihan yang menempel pada beton yang telah mengeras harus
disingkirkan.
C. Penakaran
D. Pengadukan (Mixing)
Di dalam pengadukan ada dua metode yang digunakan yaitu metode manual
dan mesinal. Pengadukan manual dilakukan dengan tangan (sekop) sedangkan
pengadukan dengan mesin memanfaatkan bantuan alat aduk seperti molen atau
blatching plant. Menurut SNI, Pengadukan dengan tangan biasanya dilakukan jika
kebutuhan beton lebih kecil dari 10 m 3 dalam periode yang pendek, dapat digunakan
3
campuran dengan perbandingan 1:2:3, tetapi jika sebaliknya, campuran harus
direncakan.
1. Pengadukan Manual
0.8-3.1 1 menit
4
3.8-4.6 2 menit
7.6 3 menit
Alat aduk mesin jika dilihat dari arah perputaran dapat dibedakan menjadi
3, yaitu: alat aduk yang berputar vertical (vertical mixing), alat aduk yang berputar
mendatar (horizontal), dan alat aduk yang berputar miring (tilting drum mixing).
Mesin pengaduk vertical dan yang berputar miring biasanya digunakan pada
pengerjaan di lapangan dan yang berputar horizontal biasanya digunakan di
laboratorium.
E. Pengangkutan Beton
6
11. Tidak dilakukan penuangan selama terjadi hujan agar kedap air tetap terjaga
(kecuali jika pengecoran dilakukan di bawah atap);
12. Setiap kali penuangan, tebal lapisan maksimum 30-45 cm, agar pemadatannya
dapat dilaksanakan dengan mudah.
7
G. Pemadatan Beton (Vibrating)
Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton
telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak
8
mengalami gangguan. Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan
kekuatan beton yang tinggi, tapi juga untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton ,
kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur.
Perawatan dilakukan minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi
minimal 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab (PB,1989:29).
Perawatan terdiri dari perawatan dengan pembasahan, perawatan dengan penguaapan,
perawatan dengan membran, dan perawatan lainnya.
Temperatur yang tinggi akan mempengaruhi beton segar dan beton keras.
Kerugian yang diakibatkan oleh temperatur tinggi adalah
1. Penggunaan air lebih banyak;
2. Kehilangan slump;
3. Setting lebih cepat;
4. Kesulitan pemadatan;
5. Kemungkinan terjadinya bleeding lebih besar;
6. Penyusutan yang besar diawal pengerasan;
7. Kemungkinan terjadinya cracking besar.
8. Perlu pendinginan material
Tindakan pencegahan:
Tindakan pencegahan dilakukan agar kekuatan dan sifat-sifat beton segar dapat
terjaga yang meliputi bahan-bahan pencampur dan pelaksanaan pada beton segar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
1. Tahapan dalam pelaksanaan pengerjaan beton, yakni:
a. Persiapan
b. Penakaran
c. Pengadukan (Mixing)
d. Penuangan/pengecoran (Placing)
e. Pemadatan (Vibrating)
f. Penyelesaian akhir (Finishing)
g. Perawatan (Curing)
2. Faktor persiapan dan pencampuran beton sangat mempengaruhi tingkat kekuatan
beton serta keawetan beton
3. Dalam pengadukan dan penuangan beton perlu digunakan alat-alat bantu serta
memperhatikan kondisi lingkungan pekerjaan.
DAFTAR ISI
10
ASTM, Concrete and Agregates Annual Book of ASTM Standard Vol.04.02 Philadelphia:
ASTM, 1995
Departemen Pekerjaan Umum. Badan Penelitain dan Pengembangan PU, Pedoman Beton
1989. SKBI.1.4.53.1989 Draft Konsensus, Jakarta: DPU.LPMB, 1989
Departemen Pekerjaan Umum. LPMB Tata Cara Rencana Pengadukan dan Pengecoran
Beton. SK.SNIT-28-1991-03 Cetakan Pertama, Bandung: DPU – Yayasan LPMB,
1992
11