4. Semen Portland
Terdaftar dalam merk dagang.
Portland cement yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen
yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
Semua peraturan tentang penggunaan semen portland di Indonesia
untuk bangunan gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.
Semen Portland yang dipakai harus disetujui Konsultan Pengawas dan
Direksi, memenuhi syarat S.400 menurut Standart Semen Indonesia
(N.I.-8-1972), pruduksi dan jenisnya akan ditentukan kemudian.
Merk Semen Portland yang dipakai harus seragam untuk semua
pekerjaan beton structural maupun beton non struktural.
Mempunyai butiran yang halus dan seragam, tidak berbungkah-
bungkah/tidak keras.
Semen yang dipakai untuk semua pekerjaan struktur beton adalah
Semen Portland Type I.
Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-
syarat penyimpangan bahan tersebut.
Semua semen untuk spesi / mortil / adukan untuk pekerjaan batu harus
menggunakan kualitas yang standart masih tersegel pabrik (kemasan
Pabrikan) dan bukan semen curah.
Semen yang sudah membatu dan kantong semen yang robek/rusak
jahitannya sama sekali tidak diperkenankan dipakai
Semen harus diterima diproyek dalam kondisi baik dan dalam kantong
asli dari pabrik yang tertutup rapat.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik
dan diatas lantai setinggi 30 cm. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi
15 lapir dan setiap pengiriman harus selalu dipisahkan (dengan diberi
tanda) untuk memudahkan urutan pemakaiannya.
8. Air
Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar
yang dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali
bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan
mutu beton. Air yang digunakan dalam menyiapkan spesi / mortil /
adukan harus tidak mengandung sejumlah bahan bahan yang dapat
merusak seperti lumpur, bahan organis, alkali, garam dan bahan
pengotor.
Air yang digunakan adalah air yang dapat diminum, tidak mengandung
lumpur, kandungan bahan organic, kimia perusak dan masih memenuhi
ambang batas yang disyaratkan PUBI 1982 (NI-3) dan SK. SNI-T-15-
1991
Secara visual air harus bersihdan bening, tidak berwarna dan tidak
berasa.
Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang
dapat merusak beton.
Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan
dari tempat lain ke lokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Direksi
dankonsultan pengawas sebelum digunakan.