Anda di halaman 1dari 16

1.

SEMEN PORTLAND

Fungsi dari semen yaitu sebagai bahan perekat pada pembuatan campuran batu
kali dan sloof agar konstruksi batu kali ini tidak mudah bergeser akibat pergerakan atau
tekanan dari tanah ataupun dari bangunan itu sendiri.

Semen digunakan untuk berbagai pekerjaan konstruksi dan pada umumnya kita
mengenal beberapa jenis dan tipe semen, yang pada umumnya merupakan jenis-jenis
semen portland dan campurannya.
SNI atau standar tentang semen portland dan semen campuran, sebagai acuan
pengecekan jenis dan tipe semen yang digunakan :

 SNI 15-2049-2004 (Semen Portland)

 SNI 15-0302-2004 (Semen Portland Pozolan)

 SNI 15-7064-2004 (Semen Portland Komposit)

 SNI 15-3500-2004 (Semen Portland Campur)

Pada umumnya proyek (Konsultan dan Kontraktor) mempercayakan dan dapat menerima
kontrol mutu atas material semen portland pada produsen.
Pada bagian ini hanya akan diulas secara ringkas jenis semen portland yang digunakan
untuk konstruksi beton dan adukan mortar.

1.1 Semen Portland (OPC = Ordinary Portland Cement)


SNI 15-2049-2004
Semen Portland didefinisikan sebagai semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat
hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk
kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain.

1
Jenis-jenis semen portland (OPC) pada SNI 15-2049-2004 di kelompokkan berdasarkan
penggunaannya sebagai berikut :

Persyaratan kimia dan fisik untuk semen portland (OPC) termasuk pengujian mutunya
yang harus dipenuhi masing-masing tipe ditetapkan dalam SNI 15-2049-2004.

1.2 Semen Portland Pozolan (PPC = Portland Pozzolan Cement)


SNI 15-0302-2004

Semen Portland Pozolan didefinisikan sebagai suatu semen hidrolis yang terdiri
dari campuran yang homogen antara semen portland dan pozolan halus, yang diproduksi
dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan bersama-sama, atau mencampur
secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara
menggiling dan mencampur, di mana kadar pozolan 6% sampai dengan 40% massa
semen portland.
Jenis-jenis semen portland pozolan (PPC) pada SNI 15-0302-2004 dikelompokkan
sebagai berikut :

Jadi semen PPC mengandung 2 unsur utama :

 Semen Portland (OPC)

 Pozolan
2
Persyaratan kimia dan fisik untuk semen portland pozolan (PPC) termasuk pengujian
mutunya yang harus dipenuhi masing-masing tipe ditetapkan dalam SNI 15-0302-2004.

1.3 Semen Portland Komposit (PCC = Portland Composite Cement)


SNI 15-7064-2004

Semen Portland Komposit didefinisikan sebagai bahan pengikat hidrolis hasil


penggilingan bersama-sama terak semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan
anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk bahan
anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blast furnace
slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6% - 35
% dari massa semen portland komposit.
Jadi semen PCC mengandung 3 unsur utama :

 Semen portland (OPC)

 Gips

 Bahan Anorganik (bisa lebih dari 1 macam bahan anorganik : terak tanur tinggi
(blast furnace slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur)

Pemeriksaan Sederhana untuk Semen Kemasan di Lapangan/Proyek


Pemeriksaan semen di lapangan/proyek yang sederhana dan mudah dilakukan adalah :

 Pemeriksaan tanggal produksi, untuk mengetahui lama penyimpanan semen


sebelum diterima proyek

 Jika kemasan semen dipukul atau ditinju, tidak keras dan menunjukkan berisi
semen yang masih loose/lepas
3
 Pemeriksaan visual, tidak ada gumpalan atau semen padat yang berarti kemasan
telah terpengaruh kelembaban sehingga semen sudah bereaksi

 Jika tangan dimasukkan ke dalam bubuk semen yang masih baik, akan terasa
dingin

 Jika semen yang masih baik kondisinya, digesek antara ibu jari dan telunjuk maka
akan terasa halus seperti bedak

 Jika semen yang masih baik ditabur di atas air, maka


akan mengambang/mengapung sejenak sebelum mengendap

 Jika adukan pasta semen yang masih baik ditaruh di dalam gelas atau cawan, dan
dimasukkan ke dalam air, tidak akan buyar/larut dan akan mengeras sesuai bentuk
cetakan pastanya walaupun terendam air

1.4 Penyimpanan Semen


Penyimpanan semen di lapangan perlu diperhatikan supaya semen tidak mudah rusak
karena pengaruh kelembaban dan suhu/panas, yang mengakibatkan komponen kimiawi
semen bereaksi atau terhidrasi sebelum digunakan, yang akan mengurangi kekuatan beton
maupun mutu mortar yang dihasilkan.
Aturan umum penyimpanan semen :

 Diletakkan minimal 30 cm di atas lantai yang bersinggungan langsung dengan


tanah, dipastikan dasar platform penyimpanan semen tidak tergenang atau terkena
air dalam kondisi apapun

 Diletakkan minimal 50 cm dari sisi dinding luar gudang atau tempat


penyimpanan, jangan menempel di dinding luar karena kelembaban dinding luar
tersebut akan mempengaruhi kemasan semen

 Susunan tidak melebihi tinggi 2 m'

 Jika dalam kondisi cuaca dan lingkungan lembab, dilindungi dengan plastik atau
bahan lain yang mampu mengisolasi semen dari kelembaban

 Dalam kelompok penyimpanan, usahakan celah sekecil mungkin antar susunan


kemasan untuk meminimalkan persinggungan dengan kelembaban udara

 Pisahkan antar merk semen yang berbeda, jangan dipakai dalam satu adukan
beton atau mortar

4
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk
dagang atau atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan.

2. PASIR

2.1 Definisi Pasir

Pasir adalah contoh bahan material yang berbentuk butiran. Butiran


pada pasir, umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 mm. Materi
pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan
subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Hanya beberapa tanaman yang
dapat tumbuh di atas pasir, karena pasir memiliki rongga-rongga yang cukup
besar. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Dan seperti
yang kita ketahui pasir juga sangat penting untuk bahan material bangunan
bila dicampurkan dengan perekat Semen.
2.2 Syarat Pasir

a. Pasir beton harus bersih, bila diuji dengan larutan pencuci khusus, tinggi
endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh
endapan tidak kurang dari 70%.

5
b. Kadar butiran yang lewat ayakan 0,063 mm (kadar lumpur) tidak boleh
lebih dari 5% berat.
c. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi
mutu beton. Untuk memeriksanya pasir direndam pada cairan 3% NaOH,
cairan di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan
pembanding.
d. Kekekalan terhadap larutan Na4SO4; fraksi yang hancur tidak boleh
lebih dari 12% berat. Kekekalan terhadap larutan MgSO4; fraksi yang
hancur tidak boleh lebih dari 10% berat.
e. Untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi, reaksi pasir terhadap alkali
harus negatif.
2.3 Fungsi Pasir
Pasir digunakan sebagai :
a. Material urugan/pasir urug, yaitu pasir urug bawah pondasi, pasir urug
bawah lantai, pasir urug di bawah pasangan paving block.
b. Material mortar atau spesi/pasir pasangan, yaitu digunakan sebagai
adukan untuk lantai kerja, pasangan pondasi batu kali, pasangan dinding
bata, spesi untuk pemasangan keramik lantai dan keramik dinding, spesi
untuk pasangan batu alam, plesteran dinding.
c. Material campuran beton/pasir cor, yaitu untuk campuran beton bertulang
maupun tidak bertulang, bisa kita jumpai dalam struktur pondasi beton
bertulang, sloof, lantai, kolom, plat lantai, cor dak, ring balok, dan lain-
lain.
2.4 Jenis-jenis Pasir

seperti yang kita ketahui pasir ini adalah bahan bangunan yang cukup
berpengaruh untuk bahan bangunan bisa dikatakan banyak dipergunakan
dari struktur paling bawah hingga struktur paling atas suatu bangunan.
Berikut ini adalah 5 jenis pasir menurut tingkat kualitasnya :
a. Pasir Merah

6
Pasir merah atau suka disebut Pasir Jebrod kalau di daerah Sukabumi
atau Cianjur karena pasirnya diambil dari daerah Jebrod Cianjur. Pasir
Jebrod biasanya digunakan untuk bahan Cor karena memiliki ciri lebih
kasar dan batuannya agak lebih besar.
b. Pasir Elod

Ciri ciri dari pasir elod ini adalah apabila dikepal dia akan menggumpal
dan tidak akan puyar kembali. Pasir ini masih ada campuran tanahnya
dan warnanya hitam. Jenis pasir ini tidak bagus untuk bangunan. Pasir ini
biasanya hanya untuk campuran pasir beton agar bisa digunakan untuk
plesteran dinding, atau untuk campuran pembuatan batako.
c. Pasir Pasang

7
Yaitu pasir yang tidak jauh beda dengan pasir jenis elod lebih halus dari
pasir beton. Ciri-cirinya apabila dikepal akan menggumpal dan tidak
akan kembali ke semula. Pasir pasang biasanya digunakan untuk
campuran pasir beton agar tidak terlalu kasar sehingga bisa dipakai untuk
plesteran dinding.

d. Pasir Beton

Yaitu pasir yang warnanya hitam dan butirannya cukup halus, namun
apabila dikepal dengan tangan tidak menggumpal dan akan puyar
kembali. Pasir ini baik sekali untuk pengecoran, plesteran dinding,
pondasi, pemasangan bata dan batu.
d. Pasir Sungai

8
Adalah pasir yang diperoleh dari sungai yang merupakan hasil gigisan
batu-batuan yang keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya cukup baik
(antara 0,063 mm – 5 mm) sehingga merupakan adukan yang baik untuk
pekerjaan pasangan. Biasanya pasir ini hanya untuk bahan campuaran
saja .

2.5 Dasar Pemilihan Bahan


Setiap perencanaan memerlukan pertimbangan-pertimbangan dalam
pemilihan bahan, agar bahan yang digunakan sesuai dengan beban yang
direncanakan.
Dalam perencanaan ini harus mengetahui sifat teknis sehingga dapat
mengetahui kemampuan bahan dalam menerima beban, tegangan, gaya yang
terjadi, dan lain-lain.
a. Sifat-sifat Teknis
Dalam memilih bahan harus mengetahui sifat-sifat teknis bahan
agar dapat mengetahui apakah bahan yang dipilih sesuai dengan apa
yang akan dibuat.
Sifat-sifat Teknis meliputi :
1. Kekuatan Bahan (strenght of materials)
kemampuan bahan untuk menahan tegangan tanpa kerusakan. Atau
kemampuan suatu bahan dalam menerima beban, semakin besar
beban yang mampu diterima oleh bahan maka benda tersebut dapat
dikatakan memiliki kekuatan yang tinggi.

2. Elastisitas Bahan (elasticity)


9
Elastisitas adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan
keadaan ke bentuk semula setelah mengalami perubahan bentuk
karena pengaruh gaya (tekanan atau tarikan) dari luar. Benda-
benda yang memiliki elastisitas atau bersifat elastis, seperti karet
gelang, pegas, dan pelat logam disebut benda elastis.
3. Kekerasan (hardness)
Didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk tahan terhadap
goresan , pengikisan (abrasi), penetrasi. Sifat ini berkaitan erat
dengan sifat keausan (wear resistance). Dimana kekerasan ini
juga mempunyai korelasi dengan kekuatan.
4. Keuletan Bahan (ductility)
kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa / tidak
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah
tegangan dihilangkan dan kembali ke ukuran serta bentuk asalnya.
5. Ketangguhan (toughness)
kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai
ukuran banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu
benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh
banyak faktor , sehingga sifat ini sulit untuk diukur.
b. Ketersediaan
Kesiapan dalam memilih bahan, seperti apakah bahan tersebut
mudah didapat untuk jangka waktu panjang, mudah didapat di pasaran
dan harganya terjangkau. Sehingga apa yang direncanakan dapat
diselesaikan tepat waktu dan tidak mengalami kendala dalam proses
perancangan
c. Penampilan
Pemilihan suatu bahan yang akan digunakan untuk perencangan
pada kerangka mesin dan perancangan lain tentu harus diperhatikan
untuk mendukung penampilan. Pilih bahan yang sesuai dengan
kebutuhan rancangan.

10
3. BATU BELAH
Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batuan. Dalam batuan umumnya terdiri dari tiga
jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf.

Kemudian untuk mendukung agar proyek pembangunan rumah, batuan biasanya dipakai pada
pondasi dengan ketinggian kurang dari 10 meter. Kemampuan batukali yang bisa menahan beban
berat tentunya sangat diunggulkan sampai sekarang ini.

Terlebih, pemasangan pondasi batu kali dikombinasikan dengan teknik pemasangan strauss pile /
bor pile, beton cakar ayam, mampu menahan goncangan ketika adanya getaran dari dalam tanah
ataupun getaran yang dihasilkan lingkungan sekitar. Selain itu kekuatan sebuah pondasi juga
bertujuan untuk mengamankan kekokohan berdirinya suatu bangunan.

Jenis batu bulat. (Foto: istimewa)


3.1 BATU BULAT

Batu bulat yaitu bahan galian yang banyak ditemui hampir diseluruh pelosok Indonesia.
Batu bulat secara umum dibedakan menjadi 2 jenis yakni batu kali atau batu sungai. Kemudian
juga ada batu gunung ciri dari batu jenis ini adalah berwarna abu-abu agak kehitaman.

Biasanya batu bulat menjadi primadona pilihan dalam pembuatan pondasi bangunan,
khususnya batukali. Karena jenit batu kali yang banyak tersedia dan bisa langsung diambil dari
aliran sungai disetiap daerah.

Batu kali umumnya berukuran tidak terlalu besar yakni berdiameter berkisar 25
centimeter, namun batukali biasanya memiliki lumut pada bagian permukaan, yang harus
dilakukan pembersihan dahulu dengan cara penyikatan sebelum dipakai untuk kegunaan pondasi
bangunan.

Karena jika tidak, lumut yang menempel pada permukaan batu akan mengering dan
memberikan jarak terhadap semen setelah selesai dilakukan pemasangan. Artinya, hal tersebut
juga berdampak akan mengurangi kekuatan yang mampu ditopang oleh pondasi.

Batu gunung juga merupakan kesatuan dari batu bulat yang digunakan untuk membuat
pondasi bangunan. Namun, karena lokasinya yang terpendam didalam tanah, dan jumlah yang
tersedia tidak dibanyak lokasi setiap daerah oleh sebab itu perlu bantuan alat berat untuk
mengangkat batu gunung ke permukaan.

Kelemahan batu bulat ini adalah karena bentuknya bulat menyebabkan tidak akan saling
mencengkeram satu dengan yang lainnya ketika dipasang.
Jenis batu belah. (Foto: istimewa)

3.2 BATU BELAH

Batu belah berasal dari batu bulat yang berukuran besar kemudian di pecah menjadi
bongkahan-bongkahan lebih kecil. Jenis batu belah ini, umumnya berwarna kehitaman, coklat
keputihan tergantung daerah bukit atau gunung asalnya. Batu belah kebanyakan berada di daerah
perbukitan dan gunung aktif. Namun, tidak memungkinkan terdapat pada aliran sungai yang
perlu masih butuh bantuan alat berat untuk mengangkut batu besar ini.

Batu belah sangat baik untuk pondasi menerus dan pondasi umpak (tua) karena batu ini
biasanya berasal dari letusan batu yang ikut keluar dari perut bumi ketika terjadinya letusan
gunung.

Keunggulan lain penggunaan batu belah sebagai bahan pondasi bangunan bisa mengikuti
lebar diinginkan secara rapih sehingga porsi beban yang akan diterapkan pada pondasi lebih
maksimal.
Batu belah yang bagus digunakan untuk pondasi rumah keras, bersih dan tidak lapuk.
Cara menentukan tidak lapuk atau batu tua yang siap digunakan untuk bangunan dengan cara
membelahnya menggunakan palu. Apabila pecah, yang dihasilkan tajam, atau mampu menyayat
maka batu tersebut sangat baik digunakan untuk bangunan.

Jenis batu blondos. (Foto: ist)

3.3 BATU BLONDOS

Asal batu ini dari batu bulat yaitu dari kali dan gunung. Hanya saja bentuknya hanya
sekepal tangan orang dewasa. Batu ini disebut juga batu blondos berwarna hitam dan keabu-
abuan.

Biasanya batu ini dimanfaatkan untuk lapisan pondasi (pondasi setempat). Batu blondos
yang memiliki kwalitas bagus harus kuat, keras, bersih dan tidak lapuk.

Banyak diaplikasikan sebagai penghias dinding dan dekorasi taman karena menimbulkan
aksen tradisional. Karakter khas dari batu ini yaitu membulat, keras, dan permukaan yang cukup
halus.
Jenis batu karang. (Foto: ist)

3.4 BATU KARANG

Kemudian jenis batu karang ini juga salah satu bahan sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai
pondasi bangunan. Batu karang biasanya berwarna putih atau kuning muda, namun ada juga
yang berwarna kehitaman.

Pastinya, benda ini hanya bisa didapat dari area pantai maupun laut. Jenis batu ini memiliki
kepadatan serta kekuatan tersendiri. Ciri yang melekat pada batu karang yaitu sangat keras,
bersih serta mempunyai garis warna yang memudar.

4. AIR
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali
dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang
perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium Pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

Anda mungkin juga menyukai