SPESIFIKASI UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi Pekerjaan :
1.1 STRUKTUR BAWAH JEMBATAN
a. Galian Biasa
b. Pasangan Batu
c. Galian Batu Eksisting
d. Plesteran tebal 15 mm Campuran 1 Pc : 4 Pasir
e. Timbunna dari Sumber Galian
f. Pasangan Bekisting untuk Pondasi (Acuan)
g. Baja Tulangan Polos BjTP 280
h. Beton mutu fc’ 15 Mpa
1.2 STRUKTUR ATAS JEMBATAN
a. Pasangan Bekisting untuk Pondasi (Perancah)
b. Pasangan Bekisting untuk Pondasi (Acuan)
c. Baja Tulangan Polos BjTP 280
d. Baja Tulangan Polos BjTP 280
e. Beton mutu Sedang fc’ 20 Mpa
f. Sandaran Ralling
g. Pemasangan Pipa Drain Ø 2
1.3 PEKERJAAN OPRIT
h. Galian Biasa
i. Pasangan Batu
j. Pekerjaan Patok Pengarah
k. Urugan Tanah Kembali
l. Timbunan dari Sumber Galian
3. SYARAT-SYARAT BAHAN
3.1 Air
Syarat- syarat air untuk adukan/campuran
a. Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan dan grouting,
bahan pencuci agregat, dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari
bahan-bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat,
bahan organis, garam, silt (lanau). Kadar Silt (lanau) yang terkandung dalam air
tidak boleh lebih dari 2 % dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfat maximum
yang diperkenankan adalah 0.5 % atau 5 gr/lt, sedangkan kadar chloor maximum
1.5 % atau 15 gr/lt, dan memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan
dalam SNI 03-6817-2002.
b. Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang
berlumpur, ataupun air laut. Tempat pengambilan harus dapat menjaga.
kemungkinan terbawanya material-material yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Rambu Pengaman
a. Lalu Lintas Proyek
1) Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor diharuskan mematuhi
dan mentaati ketentuan dan peraturan lalu lintas umum yang berlaku,
sejauh pekerjaannya mempengaruhi kelancaran lalu lintas umum.
Dalam hal ini Kontraktor diharuskan mendapatkan pengarahan dan
pedoman dari instansi setempat yang berwenang yaitu polisi lalu lintas
dan Dinas Perhubungan Kabupaten Pamekasan.
2) Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian rupa
agar gangguan lalu lintas dan kerusakan yang timbul sebagai akibatnya
dijaga sekecil mungkin. Perbaikan kerusakan terhadap jalan, jembatan,
gorong-gorong yang diakibatkan oleh lalu lintas proyek dibebankan
pada Kontraktor dan harus disetujui Direksi.
b. Pengaturan Pengangkutan Alat-alat Berat dan Bahan Konstruksi
1) Pengangkutan alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek harus diatur
sedemikian rupa agar beban total dari kendaraan yang mengangkut
alat-alat berat tersebut tidak melampaui kapasitas jalan/jembatan yang
dilalui. Untuk itu alat-alat berat yang dimaksud harus diuraikan
menjadi beberapa bagian untuk kemudian diangkut beberapa kali.
Ketentuan yang sama juga berlaku untuk pengangkutan bahan -bahan
konstruksi.
2) Apabila Direksi memandang perlu, maka Kontraktor diharuskan
meminta pengawalan dari instansi yang berwenang.
c. Rambu-rambu Sementara
Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan
menempatkan rambu-rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi
penting termasuk rintangan-rintangan di sekitar lokasi proyek.
Penempatannya harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau instansi
lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat
pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap
pengendara kendaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus
diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh
Direksi, Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan
rintangan-rintangan sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama
pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi
proyek.
3. Prosedur Pelaksanaan
1. Perisapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen
dan bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air
acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat
kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
dimaksudkan agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan cetok.
6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara
menyiram air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
keretakan dinding.
8. Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu untuk
melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.
5. PEKERJAAN PEMBESIAN
5.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan antara lain :
- Pembesian Struktur Jembatan
5.2 Persyaratan Bahan
1) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian
rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
maupun basah.
2) Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran
masing-masing. Besi penulangan rata harus sesuai dengan
persyaratan dalam NI - 2 yang dinyatakan sebagai U-24 seperti yang
dinyatakan dalam gambar.
3) Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan
kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau
digosok tanpa mengurangi diameter penampungan besi, atau dengan
bahan cairan sejenis “Vikaoxy Off” yang disetujui pengawas.
4) Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang
(Ring), persyaratan harus sesuai PBI 1971.
5) Pembuatan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan
dengan gambar konstruksi.
6) Tulangan beton harus diikat kuat dengan kawat beton untuk
menjamin agar besi tidak berubah tempat selama pengecoran dan
harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton/ beton deking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-