Anda di halaman 1dari 68

1.

Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin
(systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran
informasi, materi atau energi untuk
mencapai suatu tujuan.
2. Pendidikan
Pendidikan berdasarkan UU No.
20 tahun 2003 adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan
potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
3. Sistem Pendidikan
Dalam pengertian umum sistem
pendidikan adalah jumlah
keseluruhan dari bagian-
bagiannya yang saling
bekerjasama untuk mencapai
hasil yang diharapakan
berdasarkan atas kebutuhan
yang telah ditentukan.
Apakah pendidikan itu ?
Ada beberapa pendapat tentang
pendidikan dari kacamata keilmuan :
1. Pandangan Ilmu Sosiologik.
Melihat pendidikan dari aspek
sosial, antara lain mengartikan
pendidikan sebagai usaha
pewarisan dari generasi ke
generasi.
2. Pandangan Ilmu
Antropolgi.

Melihat pendidikan dari


aspek pengetahuan dan
nilai-nilai kepada generasi
berikutnya.
3. Pandangan Ilmu
Psikologik.

Melihat pendidikan dari aspek


tingkah laku Individu. Antara lain
mengartikan pendidikan sebagai
perkembangan kapasitas individu
secara optimal.
4. Pandangan Ilmu
Ekonomi.
Melihat pendidikan sebagai
usaha penanaman modal
insani (Humen Investmen)t.
5. Pandangan Ilmu
Politik.
Melihat pendidikan sebagai
usaha pembinaan kader
bangsa.
B. Pendidikan
Sebagai Sistem
McAshan (Pidarta, 1997) mendefinisikan
sistem sebagai suatu strategi yang
menyeluruh atau rencana dikomposisi
oleh satu set elemen yang harmonis,
merepresentasikan kesatuan unit,
masing-masing elemen mempunyai
tujuan sendiri yang semuanya berkaitan
terurut dalam bentuk yang logis.
Immegart (Pidarta, 1997)
mengatakan bahwa esensi sistem
adalah suatu keseluruhan yang
memiliki bagian-bagian yang
tersusun secara sistematis, bagian-
bagian ini berelasi satu dengan yang
lain, serta peduli terhadap konteks
lingkungannya.
Ciri-ciri umum suatu sistem
menurut Pidarta sebagai berikut:

a. Merupakan suatu kesatuan atau


holistik.
b. Memiliki bagian-bagian yang
tersusun sistematis.
c. Bagian-bagian itu berelasi satu
dengan yang lain.
d. Konsen terhadap konteks
lingkungan.
Faktor-faktor
pelaksanaan
pendidikan terencana
dan teratur:
a.Tri Pusat Pendidikan
Ada tiga pihak yang berkaitan erat
dalam penyelenggaraan pendidikan,
yaitu keluarga, lembaga pendidikan
dan masyarakat. Ketiga pandangan ini
dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara,
dengan dua teori yang ditawarkan
yaitu:
1.Teori Tri KON
1.1. Kontinuitas, yang berarti bahwa
garis hidup kita sekarang harus
merupakan lanjutan dari kehidpan kita
pada zaman lampau, berikut
penguasaan unsur tiruan dari
kehidupan dan kebudayaan bangsa
lain.
1.2. Konvergensi, yang berarti kita
harus menghindari hidup
menyendiri, terisolasi dan mampu
meuju ke arah pertemuan antar
bangsa dan komunikasi antar
negara menuju kemakmuran
bersama atas dasar saling
menghormati, persamaan hak dan
kemerdekaan masing-masing.
1.3.Konsentris.
Berarti setelah kita bersatu
dan berkomunikasi dengan
bangsa-bangsa lain di
dunia, kita jangan
kehilangan kepribadian
sendiri.
2. Teori Tri Pusat
Pendidikan
(Ki Hajar
Dewantara)
1. Keluarga (lingkungan
rumah).
2. Perguruan (lembaga
pendidikan).
3. Masyarakat.
3.Teori Lingkungan
keluarga
Dalam UUSPN No. 20 tahun
2003 dijelaskan bahwa
penyelenggaraan pendidikan
dilaksanakan melalui dua
jalur , yaitu jalur pendidikan
sekolah, dan jalur pendidikan
luar sekolah.
Subsistem pembelajaran sebagai
sistem adalah:

1. Subsistem bahan ajar.


2. Subsistem metode pembelajaran.
3. Subsistem alat belaja, alat peraga,
dan media belajar.
4. Subsistem lingkungan dan iklim
belajar.
5. Subsistem manajemen dan
administrasi kelas.
6. Subsistem para siswa atau
mahasisawa.
7. Subsistem pendidikan, eksper, dan
nara sumber.
8. Subsistem supervisor dan
pengawas.
9. Subsistem evaluasi dan umpan
balik.
C. Landasan
Pendidikan
Pendidikan adalah
sesuatu yang universal
dan berlangsung terus
tak terputus dari generasi
ke generasi dimanapun di
dunia ini.
Ini menunjukan bahwa
pendidikan
diselenggarakan untuk
memanusiakan manusia
berdasarkan pandangan
hidup dan latar sosial yang
berbeda pada masyarakat
tertentu.
Ada 3 landasan penting
untuk menghasilkan
tenaga kependidikan
yang mempunyai
wawasan yaitu:
1. Landasan filosofis
Untuk lebih memahami secara
dalam tentang landasan filosofis,
kita perlu memahami tentang
filsafat, hubungan filsafat bangsa
dengan tujuan pendidikan, dan
pengaruh filsafat dalam
pendidikan.
Filsafat bisa didefinisikan
sebagai suatu studi tentang
hakekat realitas, hakekat
ilmu pengetahuan, hakekat
sistem nilai, hakekat nilai
kebaikan, hakekat
keindahan, dan hakekat
fikiran.
Hubungan filsafat dengan tujuan
pendidikan bisa kita lihat didalam
tujuan pendidikan yaitu
pernyataan yang memuat
berbagai kompetensi yang
diharapkan bisa dimiliki para
peserta didik yang selaras
dengan sistem nilai dan falsafah
yang dianut.
Manfaat filsafat pendidikan manurut
Nasution adalah sebagai berikut:
1.Filsafat pendidikan dapat
menentukan arah akan kemana anak
didik dibawa.
2.Tujuan pendidikan yang diwarnai
oleh filsafat pendidikan dapat
menentukan pribadi anak didik yang
bagaimanakah yang akan ditempa
dalam garapan pendidikan.
3. Filsafat pendidikan menentukan cara
dan proses untuk mencapai tujuan
pendidikan yang ingin dicapai.
4. Filsafat dan tujuan pendidikan akan
memberi kesatuan yang bulat tentang
segala upaya pendidikan yang dilakukan.
5. Filsafat dan tujuan pendidikan
memungkinkan para pengelola
pendidikan melakukan penilaian tentang
segala upaya yang telah dilaksanakan
dalam implementasi pendidikan.
2. Landasan sosiologi
Pendidikan adalah bagian dari proses
sosial yang dilakukan manusia untuk
dapat menjadi manusia yang berbudaya
sehingga dapat meningkatkan harkat dan
martabatnya. Dengan demikian
pendidikan tidak bisa terlepas dari
lingkungannya karena manusia sebagai
makhluk sosial terikat oleh suatu sistem
sosial dengan segala komponennya yang
berkembang di masyarakat.
Nana Sudjana mengungkapkan
bahwa ada 3 gejala yang
diungkapkan dalam kebudayaan
umat manusia yaitu:
1. Ide dan gagasan seperti konsep, nilai,
norma, peraturan sebagai hasil cipta dan
karya manusia.
2. Kegiatan seperti tindakan yang berpola
dari manusia dalam masyarakat.
3. Hasil karya cipta manusia
Peran dan hubungan sekolah dengan
masyarakat yaitu:
1. Pewaris kebudayaan, sekolah
adalah tempat transmisi kebudayaan
seperti bahasa, kesenian,
pengetahuan, adat istiadat,
kepercayaan, sistem mata
pencaharian, dan sistem sosial bagi
masyarakat modern.
2. Pemelihara kebudayaan, sekolah
berfungsi sebagai tempat untuk
memelihara berlangsungnya proses
kebudayaan.
3. Tempat reproduksi budaya, sekolah
tempat mensosialisaskan nilai-nilai
atau norma-norma yang ada dalam
masyarakat dengan tetap melakukan
perubahan atau perbaikan.
4. Agen difusi kebudayaan,
sekolah berfungsi sebagai agen
distribusi kebudayaan dengan
menyampaikan kepada siswa
agar kesejahteraan masyarakat
dapat tercapai.
Hubungan timbal balik
antara sekolah dengan
masyarakat agar terjadi
hubungan yang harmonis
memiliki beberapa
bentuk-bentuk dukungan
yaitu:
1. Transaksional, dukungan
masyarakat dalam mengembangkan
program-program sekolah dapat
berjalan dengan baik, untuk itu
program-program sekolah harus
sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sehingga masyarakat
makin banyak yang terdidik
2. Cara berhubungan dengan
masyarakat, dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:

2.1. Aktivitas kurikuler siswa


2.2. Aktivitas guru
2.3. Kegiatan ekstrakurikuler
2.4. Mengundang masyarakat ke sekolah
2.5. Media massa
3. Landasan Psikologi
Pendidikan selalu melibatkan aspek
kejiwaan manusia, sehingga landasan
psikologi merupakan salah satu landasan
yang penting dalam bidang pendidikan.

Pada umumnya landasan psikologi dari


pendidikan tersebut terutama tertuju pada
pemahaman manusia, khususnya tentang
proses perkembangan dan proses belajar
Abraham
Harlod Maslow
Abraham Harold Maslow salah satu ahli
psikolog hebat di Amerika
Aktualisasi
diri
Harga diri
Kasih sayang
Rasa aman
Psikologis
Kebutuhan paling dasar
pada setiap orang adalah
kebutuhan fisiologis
yakni kebutuhan untuk
mempertahankan
hidupnya secara Fisik.

Kebutuhan-kebutuhan itu
seperti kebutuhan akan
makanan, minuman,
tempat berteduh, seks,
tidur dan oksigen.
Kebutuhan akan rasa
aman ini diantaranya
adalah rasa aman fisik,
perlindungan dan
kebebasan dari
ancaman seperti :
Perang, teroris,
penyakit, takut, cemas,
bahaya, kerusuhan
dan bencana alam
Kebutuhan ini meliputi
dorongan untuk
bersahabat, keinginan
memiliki pasangan dan
keturunan, kebutuhan
untuk dekat pada
keluarga dan kebutuhan
antarpribadi seperti
kebutuhan untuk
memberi dan menerima
cinta
Kebutuhan ini
(penghargaan
) meliputi 2
(dua) bagian :
“Paling
rendah dan
tinggi”
1. Kebuthan yang
paling rendah adalah
kebutuhan untuk
menghormati orang
lain, kebutuhan akan
status, ketenaran,
kemuliaan,
pengakuan,
perhatian, reputasi,
apresiasi, martabat,
dominasi.
2.Kebutuhan yang
tinggi adalah
kebutuhan akan
harga diri termasuk
perasaan, keyakinan,
kompetensi, prestasi,
penguasaan,
kemandirian dan
kebebasan
Aktualisasi diri
adalah
kebutuhan
naluriah pada
manusia untuk
melakukan yang
terbaik dari yang
dia bisa
Dari kelima kebutuhan manusia
menurut Abraham Harlod
Maslow ada satu kebutuhan
yang belum diungkapkan oleh
beliau.

Kebutuhan
Spiritual.
Kebutuhan
spiritual adalah
kebutuhan yang
paling utama dan
terutama bagi
manusia,
termasuk anak-
anak.
Wahyu 20:12
“Dan aku
melihat orang-
orang mati,
besar dan kecil,
berdiri didepan
itu...”).
Jadi, manusia yang
telah jatuh dalam
dosa membutuhkan
sentuhan rohani
(spiritual) untuk
mempersipkan
mereka menghadapi
penghakiman.
Aktualisasi diri
Harga diri
Kasih sayang
Rasa aman
Psikologis
Rohani
Prosentasi Pemuasan Kebutuhan Manusia
menurut Abraham Harlod Maslow

No Kebutuhan Terpuaskan %
1 Psikologis 85
2 Rasa aman 70
3 Kasih Sayang 50
4 Harga diri 40
5 Aktualisasi diri 10
C. Azas-azas
Pokok
Pendidikan
Umar Tirtarahardja menyatakan bahwa
azas pendidikan merupakan sesuatu
kebenar yang menjadi dasar atau tumpuan
pikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan.
Di bawah ini akan dijelaskan secara runtut
tentang azas-azas pendidikan yang pernah
dianut dan ada pula yang masih bertahan
sampai sekarang, yaitu:
1. Azas Tut Wuri Handayani
Azas tut wuri handayani merupakan semboyan
Pendidikan Negara Indonesia.
Sebagai azas pertama tut wuri handayani
merupakan inti dari Sistem Among dari
perguruan ini yang dikumandangkan oleh Ki
Hadjar Dewantara dan mendapat tanggapan
positif dari Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan
menambahkan dua semboyan untuk
melengkapinya, yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun
Karsa.
" Ing ngarso sung tulodho “
'Ing Ngarso' arti dari
'Di Depan„
'Sung Tulodho' arti dari
'Sebagai Contoh atau
panutan„
"Seorang Guru di depan
adalah sebagai contoh atau
panutan".
" Ing madyo mangun karso "
'Ing Madyo' arti dari 'Di Tengah'
'Mangun Karso ' arti dari 'Sebagai
pelopor atau pemer Karsa '

Dengan maksud artian ; " Bertindak


sebagai guru di tengah sebagai
pelopor mencetuskan ide kepada
murid-muridya".
" Tutwuri handayani "
"Tut wuri " artian makna " Dari belakang
"
"Handayani " artian makna " Berupaya
penuh memberi dorongan dan arahan"

Dengan maksud artian ; " Sebagai


seorang guru dari belakang berupaya
penuh memberikan dorongan dan arahan
kepada muridnya ".
2. Azas Belajar Sepanjang
Hayat (Life Long Education)

Azas Life Long Education


merupakan proses pendidikan
yang sifatnya berkelanjutan
yang bermula sejak lahir
sampai meninggal.
3. Azas-azas Kemandirian dalam
Belajar

Saat ini lembaga-lembaga


pendidikan dan masyarakat belum
sepenuhnya dapat merupakan
azas-azas ini dalam proses belajar,
hal ini disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu:
1. Belum meratanya masyarakatyang
memahami azas-azas pendidikan
2. Ada peserta didik yang belum
memperoleh kesempatan
pendidikan yang baik.
3. Kekurangan sumber-sumber
pendidik.
4. Angka drop out prosentasenya
disetiap daerah masih tergolong
besar.
4. Pengembangan penerapan
azas-azas pendidikan
Pengembangan penerapan azas-azas pendidikan
dapat dilakukan dengan mengaktifkan lembaga-
lembaga formal dan non formal, terutama untuk
mengembangkan kemampuan baca tulis
fungsional, vocasional, profesional, ke arah
perubahan dan pembangunan, kewargaan negara
dan kedewasaan politik, serta kultural dan
pengisian waktu senggang.

Anda mungkin juga menyukai