Anda di halaman 1dari 11

Masyarakat Ideal / Harmonis

June 14, 2010

A. Pengertian Masyarakat Ideal secara Terminologi


Masyarakat ideal dan harmonis terjadi jika adanya kesadaran akan hak dan kewajiban pada interaksi
seluruh anggota masyarakat yang berperan sebagai peserta komunikasi. Dengan kata lain,
masyarakat ideal atau harmonis adalah kesesuaian tingkah laku seluruh anggota masyarakat dengan
norma-norma umum masyarakat dan adat istiadat, terintegrasi dengan tingkah laku umum, serta
dapat mengetahui jati dirinya dan mengorganisasikannya sebagai satu kesatuan yang utuh dari
sistem sosial.
B. Pengertian Masyarakat Ideal / Harmonis Menurut Para Ahli
1. Emile Durkheim (dari aspek solidaritas)
Emile Durkheim lebih menekankan pada prinsip-prinsip moral pada solidaritas dibandingkan dengan
rasionalitas. Menurutnya, yang dimaksud dengan masyarakat ideal adalah adanya solidaritas sosial
yang menjadikan setiap individu dengan individu dan atau kelompok lainnya saling berhubungan atas
dasar kepercayaan maupun perasaan moral yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
2. Max Weber (dari aspek rasionalitas)
Sosiolog yang terkenal dengan rasionalitasnya ini, memandang masyarakat ideal dengan
menggunakan konsep rasionalnya. Weber lebih menekankan pada birokrasi modern, sebagai contoh
masyarakat Barat yang mengalami peningkatan dalam bentuk rasionalitas. Konsep ideal suatu
masyarakat menurutnya, dimiliki oleh masyarakat yang menerapkan birokrasi modern, karena
dianggap sebagai organisasi sosial yang efisien, sistematis dan dapat diramalkan. Birokrasi modern
memiliki pengertian sebagai seperangkat keputusan yang memiliki otoritas yang berdasarkan aturanaturan resmi secara impersonal, yang kemudian disebut sebagai legal-rasional.
3. Karl Marx (dari aspek materialisme)
Karl Marx yang hidup di era industrialisasi, memandang masyarakat ideal dari kelas-kelas sosial. Marx
dengan economic determinism, mengatakan bahwa adanya pertentangan antar kelas, yaitu kelas
yang mendominasi (borjuis) dan kelas yang terdominasi (proletar). Kaum yang memiliki faktor-faktor
produksi akan dominan terhadap kaum lainnya, sehingga penindasan diantara mereka dapat
dirasakan. Saat kita memandang teori Marx bukan sebagai ideologi, namun sebagai tindakan kritis
terhadap interaksi sosial, kritis Marx tersebut mengungkapkan bagaimana masyarakat ideal itu
sebenarnya. Ketika pertentangan antar kelas tersebut sudah tidak berlaku lagi, sehingga tidak ada
lagi dominasi kaum borjuis terhadap kaum proletar, suatu masyarakat ideal akan terbentuk.
4. Jurgen Habermas (dari aspek komunikasi)
Sebagai salah satu tokoh penganut aliran kritis, Habermas berusaha mengatasi kebuntuan para
pendahulunya yang tergabung dalam Mazhab Frankfurt. Kebuntuan yang terjadi akibat modernisasi
yang dianggap menyembunyikan kekuasaan kapitalis. Habermas lalu mengajukan modernisasi
masyarakat berdasarkan tindakan komunikatif. Pemahaman Habermas mengenai masyarakat ideal
ditunjukkannya melalui tindakan komunikatif tersebut. Menurutnya, masyarakat yang komunikatif
adalah adanya upaya masyarakat dalam mencapai otonomi dan kedewasaan, bebas dari dominasi,
dengan tindakan-tindakan emansipatorisnya.
C. Unsur-Unsur Masyarakat Ideal
1. Pemerintah
Peran pemerintah amatlah penting dalam mewujudkan masyarakat yang ideal atau harmonis.
Pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakatnya, serta mengorganisasikannya.
Keberhasilan pemerintah dalam mengorganisasikan dapat dilihat dari beberapa peran strategis
pemerintah, diantaranya ialah:

Memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.


Menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya.
Menumbuhkan kemandirian dan perkembangan pada masyarakatnya.

2. Masyarakat

Unsur utama dalam pembentukan masyarakat ideal adalah masyarakatnya sendiri untuk memberikan
sumbangan bagi pembangunan masyarakat, maupun bangsa, dari segi ekonomi, sosial, dan budaya.
Sumbangan tersebut berupa rumusan berbagai kebutuhan mereka, merencanakan pemenuhannya,
dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.
D. Syarat-Syarat Tercapainya Masyarakat Ideal
Menurut Astrid S. Susanto, masyarakat yang ideal harmonis dapat tercapai apabila:
1.
2.
3.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pendapat-pendpat dalam masyarakat diarahkan kepada harmonisasi.


Sifat-sifat khas dari materi publisistik / komunikasi dipergunakan sesuai dan demi perwujudan
atau pun peningkatan harmoni dalam masyarakat.
Apabila dalam proses komunikasi terjadi pula proses komunikasi yang harmonis, yaitu apabila
antara pemberi lambang (komunikator) dan penerima lambang (komunikan) terdapat pengertian,
saling mempengaruhi dalam rangka perwujudan suatu masyarakat yang harmonis.
Pendapat lain yang menunjukkan syarat-syarat tercapainya masyarakat yang ideal adalah sebagai
berikut:
Kebutuhan individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat terpenuhi
Berkembangnya suumber daya manusia dan sumber daya sosial sebagai modal dalam
pelaksanaan tugas-tugas dan terjalinnya kepercayaan dan relasi sosial.
Tidak adanya dominasi dan diskriminasi, sehingga terciptanya akses terbuka terhadap
pelayanan sosial bagi anggota masyarakat.
Terbukanya kesempatan dan hak bagi masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya untuk
terlibat dalam segala pengambilan keputusan maupun forum kemasyarakatan.
Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap saling
menghargai perbedaan antar budaya dan kepercayaan.
Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi,
hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.
Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara jaringan-jaringan kemasyarakatan yang
memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antar mereka secara teratur, terbuka dan
terpercaya.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudin, Uud, Kismiyati El Karimah . 2010 . Filsafat dan Etika Komunikasi . Bandung : Widya
Padjadjaran.
Hardiman, F Budi . Menuju Masyarakat Komunikatif . Yogyakarta : Kanisius.
Jurnal Elektronik:
http://soedarland.blogspot.com/2008/09/blog-post.html
http://farchanbinadnan.blogspot.com/2009/12/patologi-konsep-masyarakat-ideal.html

masyarakat ideal
A. Pengertian Masyarakat Ideal
Suatu

masyarakat

dipandang

baik

atau

jelek,

dapat

atau

tidaknya

masyarakat itu memenuhi harapan-harapan anggotanya. Penilaian ini dipengaruhi


oleh kebudayaan.
Dalam masyarakat primitif tidak ada masalah baik atau jelek itu, maka tidak
ada masalah sosial. Berikunya barulah dalam masyarakat yang telah mengalami
perubahan-perubahan, akan timbul masalah sosial. Masyarakat primitif adalah
masyarakat tradisional atau dahulu. Dimana perubahan sosialnya memiliki ciri
khusus. Dalam masyarakat modern perubahan itu sangat cepat, sedang dalam
masyarakat tradisional sangat lambat. Masyarakat tradisional adalah masyarakat
yang tertutup.[1]
Secara implisit ada konsep tentang masyarakat ideal, yaitu konsep tentang
masyarakat yang terbaik dan dicita-citkan. Masalah sosial dianggap sebagai deviasi
(penyimpangan)terhadap konsep masyarakat ideal itu.
Konsep masalah sosial

tergantung pada konsep tentang masyarakat

sempurna atau masyarakat yang dapat di sempurnakan. Biasanya penyusunan


konsep masyarakat ideal itu dipengaruhi oleh kondisi masyarakat pada waktu
hidupnya. Sebab itu masalah sosial itu sendiri ditentukan oleh kebudayaan,
misalnya oleh adat yang ada. Contoh dahulu orang tidak memperotes adanya
pekerja anak-anak tetapi sekarang tidak.
Sehat dan normal (ideal) adalah suatu keadaan yang dapat dicapai dan
mungkin tidak dapat dicapai, tetapi dipandang sebagai keadaan yang paling
diinginkan.[2]
Sedangkan Al-Quran sebagai kitab suci umat islam, sekalipun tidak
memberikan penunjuk langsung tentang suatu bentuk masyarakat yang dicitacitakan di masa mendatang, namun tetap memberikan petunjuk mengenai ciri-ciri
dan kualitas suatu masyarakat yang baik, walaupun semua itu memerlukan upaya
penafsiran

dan

pegembangan

pemikiran.

Disamping

itu

Al-Quran

juga

memerintahkan kepada umat manusia untuk memikirkan pembentukan suatu


masyarakat dengan kualitas-kualitas tertentu. Dengan begitu menjadi sangat
mungkin bagi umat islam untuk membuat sutu gambaran masyarakat ideal
berdasarkan.
Ada beberapa term yang digunakan Al-Quran menunjuk arti masyarakat
ideal, antara lain;[3]
1.

Ummatan Wahidah
Ungkapan ini terdiri dari dua kata ummah dan wahidah. Kata ummah yang berarti
manusia atau masyarakat. Sedangkan kata waqidah. Adalah bentukmuanas dari
kata wahid yang secara bahasa berarti satu. Ciri ini, Allah Swt dalam suratnya alBaqarah ayat 213 menciptkan mereka sebagai mahluk sosial yang saling berkaitan
dan saling membutuhkan. Sejak dahulu hingga kini mereka hidup saling bantu-

membantu sebagai suatu umat. Dengan profesi yang berbeda-beda mereka dapat
mengetahui kebutuhan masing-masing.[4]
2.

Ummatan Wasathan
Kata Wasathan terdiri dari huruf wau, sin, dan tha yang bermakna dasar
pertengahan atau moderat yang memang menunjuk pada pengertian adil.
Masyarakat yang berada di pertengahan dalam arti moderet. Posisi pertengahan
menjadikan anggota masyarakat tersebut tidak memihak kekiri dan ke kanan, yang
dapat mengantar manusia berlaku adil. Posisi itu juga menjadikannya dapat
menyaksikan siapa pun dan dimana pun. Allah menjadikan umat islam pada posisi
pertengahan agar menjadi saksi atas perbuatan manusia yakni umat lain. menurut
surat al-Baqarah ayat 143.

3.

Khairul Ummah
Istilah ini berarti umat terbaik atau umat unggul ataumasyarakat ideal hanya sekali
saja disebut diantara 64 kata ummah dalam Al-Quran yakni dalam surat Ali Imran
ayat 10. Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan umat manusia, menyuruh
kepada yang mahruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka;diantara mereka
ada yang beriman dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.

4.

Baldatun Thayyibatun
Dalam surat Saba ayat 15 baladatun thayyibah diartikan dengan negeri atau
daerah yang baik. Mengacu kepada tempat bukn kepada kumpulan orang. Namun
penulis tetap memasukkan ungkapan terebut dalam istilah masyarakat ideal degan
faktor kebahasaan sebagai salah satu pertimbagan utama. Dalam studi bahasa
dikenal istilah makna kolokasi artinya beberapa istilah atau kata berada dalam
ingkungan yang sama.[5] Sebagai contoh kalau dikatakan, kertas, lem daftar gaji,
komputer, mej adan kursi maka bayangannya adalah kantor dan sekolah. Demikian
halnya

kalau

dikatakan

tanah

yang

subur,

pendudukanya

makmur

serta

pemerintahanya adil maka bayangannya adalah masyarakat ideal.


5.

Ummatan Muqtasidah
Muqtasidah yang berasal dari kata qashada yang mengadung arti bermaksud,
menghendaki dan mengikuti.[6] Dari kata ini menjadi mustashid yang merupakan
bentuk masdar dari

kata iqtishad yang

secraa

kebahasaan

mengadung

arti

penghematan atau tidak berlebihan. Dimana suatu sifat yang berada diatara dua
kutub sifat yang ekstrim dan negatif, misalnya kedermawanan adalah pertengahan
antara sifat bakhil dan boros.

B.

Unsur- unsur atau Komponen Masyarakat Ideal


Dalam

mencapai

masyarakat

yang

ideal

ada

beberapa

unsur-unsur

mendukung individu tersebut menjadi ideal diantaranya sebagai berikut:[7]


1.

Pemerintah

yang

Peran pemerintah amatlah penting dalam mewujudkan masyarakat yang ideal atau
harmonis. Pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakatnya, serta
mengorganisasikannya. Keberhasilan pemerintah dalam mengorganisasikan dapat
dilihat dari beberapa peran strategis pemerintah, diantaranya ialah:

Memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.

Menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya.

Menumbuhkan kemandirian dan perkembangan pada masyarakatnya.

2.

Masyarakat
Unsur utama dalam pembentukan masyarakat ideal adalah masyarakatnya sendiri
untuk memberikan sumbangan bagi pembangunan masyarakat, maupun bangsa,
dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Sumbangan tersebut berupa rumusan
berbagai kebutuhan mereka, merencanakan pemenuhannya, dan melaksanakannya
dengan penuh tanggung jawab. Dalam membentuk unsur dan kompenen sosial
peranan dari pemerintah langsung dan partisipasi masyarakat itu sendirilah
menjadikan terciptanya suatu konsep masyarakat ideal.

C. Contoh In Concretnya
Contoh yang dapat kami berikan mengenai konsep masyarakat ideal adalah
contoh konsep masyarakat Madani. Konsep paling adil sekaligus paling ideal bagi
masyarakat dibelahan manapun, menekankan pada terpenuhnya kebutuhan
duniawi (lahir) sekaligus akhirat bagi setiap individu dalam masyarakat, dengan
patokan Al-Quran.Sedangkan menurut Azyumardi Azra, masyarakat madani lebih
dari sekedar gerakan pro-demokrasi, karena ia juga mengacu pada pembentukan
masyarakat berkualitas dan bertamaddun (civillity). Selain itu Nurcholis Madjid
menegaskan bahwa makna masyarakat madani berakar dari kata civility yang
mengandung makna toleransi, kesedian pribadi-pribadi untuk menerima berbagai
macam pandangan politik dan tingkah laku.[8]
Contohnya, masyarakat muslim yang diciptakan Nabi Muhammad Saw
adalah kelompok sosial yang pernah ada. Saat itu sebenarnya didataran Arabia
prinsip kebanggaan terhadap suku-suku atau kelompok masing-masing demikian
kental. Namun, Nabi Muhammad Saw bisa menciptakan sebuah suku super yang
meleburkan sekat-sekat suku, kedudukan sosialnya (kaya miskin), dan status
kemerdekaan (majikan dengan budak) menjadi sebuah masyarakat yang menyeru
pada kebaikan yang sesuai dengan petunjuk Allah dan menghindari segala bentuk
kemungkaran. Yang perlu diperhatikan ketika kemudian sebuah bangsa menyusun
masyarakat Madani yang berkaca pada masyarakat Madinah yang dibagun Nabi
Mahammad Saw yang hendak ditiru bukanlah struktur sosialnya melainkan sifatsifatnya.

A. Pengertian Masyarakat Ideal


Suatu

masyarakat

dipandang

baik

atau

jelek,

dapat

atau

tidaknya

masyarakat itu memenuhi harapan-harapan anggotanya. Penilaian ini dipengaruhi


oleh kebudayaan.
Dalam masyarakat primitif tidak ada masalah baik atau jelek itu, maka tidak
ada masalah sosial. Berikunya barulah dalam masyarakat yang telah mengalami
perubahan-perubahan, akan timbul masalah sosial. Masyarakat primitif adalah
masyarakat tradisional atau dahulu. Dimana perubahan sosialnya memiliki ciri
khusus. Dalam masyarakat modern perubahan itu sangat cepat, sedang dalam
masyarakat tradisional sangat lambat. Masyarakat tradisional adalah masyarakat
yang tertutup.[1]
Secara implisit ada konsep tentang masyarakat ideal, yaitu konsep tentang
masyarakat yang terbaik dan dicita-citkan. Masalah sosial dianggap sebagai deviasi
(penyimpangan)terhadap konsep masyarakat ideal itu.
Konsep masalah sosial

tergantung pada konsep tentang masyarakat

sempurna atau masyarakat yang dapat di sempurnakan. Biasanya penyusunan


konsep masyarakat ideal itu dipengaruhi oleh kondisi masyarakat pada waktu
hidupnya. Sebab itu masalah sosial itu sendiri ditentukan oleh kebudayaan,
misalnya oleh adat yang ada. Contoh dahulu orang tidak memperotes adanya
pekerja anak-anak tetapi sekarang tidak.
Sehat dan normal (ideal) adalah suatu keadaan yang dapat dicapai dan
mungkin tidak dapat dicapai, tetapi dipandang sebagai keadaan yang paling
diinginkan.[2]
Sedangkan Al-Quran sebagai kitab suci umat islam, sekalipun tidak
memberikan penunjuk langsung tentang suatu bentuk masyarakat yang dicitacitakan di masa mendatang, namun tetap memberikan petunjuk mengenai ciri-ciri
dan kualitas suatu masyarakat yang baik, walaupun semua itu memerlukan upaya
penafsiran

dan

pegembangan

pemikiran.

Disamping

itu

Al-Quran

juga

memerintahkan kepada umat manusia untuk memikirkan pembentukan suatu


masyarakat dengan kualitas-kualitas tertentu. Dengan begitu menjadi sangat
mungkin bagi umat islam untuk membuat sutu gambaran masyarakat ideal
berdasarkan.
Ada beberapa term yang digunakan Al-Quran menunjuk arti masyarakat
ideal, antara lain;[3]
1.

Ummatan Wahidah
Ungkapan ini terdiri dari dua kata ummah dan wahidah. Kata ummah yang berarti
manusia atau masyarakat. Sedangkan kata waqidah. Adalah bentukmuanas dari

kata wahid yang secara bahasa berarti satu. Ciri ini, Allah Swt dalam suratnya alBaqarah ayat 213 menciptkan mereka sebagai mahluk sosial yang saling berkaitan
dan saling membutuhkan. Sejak dahulu hingga kini mereka hidup saling bantumembantu sebagai suatu umat. Dengan profesi yang berbeda-beda mereka dapat
mengetahui kebutuhan masing-masing.[4]
2.

Ummatan Wasathan
Kata Wasathan terdiri dari huruf wau, sin, dan tha yang bermakna dasar
pertengahan atau moderat yang memang menunjuk pada pengertian adil.
Masyarakat yang berada di pertengahan dalam arti moderet. Posisi pertengahan
menjadikan anggota masyarakat tersebut tidak memihak kekiri dan ke kanan, yang
dapat mengantar manusia berlaku adil. Posisi itu juga menjadikannya dapat
menyaksikan siapa pun dan dimana pun. Allah menjadikan umat islam pada posisi
pertengahan agar menjadi saksi atas perbuatan manusia yakni umat lain. menurut
surat al-Baqarah ayat 143.

3.

Khairul Ummah
Istilah ini berarti umat terbaik atau umat unggul ataumasyarakat ideal hanya sekali
saja disebut diantara 64 kata ummah dalam Al-Quran yakni dalam surat Ali Imran
ayat 10. Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan umat manusia, menyuruh
kepada yang mahruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka;diantara mereka
ada yang beriman dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.

4.

Baldatun Thayyibatun
Dalam surat Saba ayat 15 baladatun thayyibah diartikan dengan negeri atau
daerah yang baik. Mengacu kepada tempat bukn kepada kumpulan orang. Namun
penulis tetap memasukkan ungkapan terebut dalam istilah masyarakat ideal degan
faktor kebahasaan sebagai salah satu pertimbagan utama. Dalam studi bahasa
dikenal istilah makna kolokasi artinya beberapa istilah atau kata berada dalam
ingkungan yang sama.[5] Sebagai contoh kalau dikatakan, kertas, lem daftar gaji,
komputer, mej adan kursi maka bayangannya adalah kantor dan sekolah. Demikian
halnya

kalau

dikatakan

tanah

yang

subur,

pendudukanya

makmur

serta

pemerintahanya adil maka bayangannya adalah masyarakat ideal.


5.

Ummatan Muqtasidah
Muqtasidah yang berasal dari kata qashada yang mengadung arti bermaksud,
menghendaki dan mengikuti.[6] Dari kata ini menjadi mustashid yang merupakan
bentuk masdar dari

kata iqtishad yang

secraa

kebahasaan

mengadung

arti

penghematan atau tidak berlebihan. Dimana suatu sifat yang berada diatara dua
kutub sifat yang ekstrim dan negatif, misalnya kedermawanan adalah pertengahan
antara sifat bakhil dan boros.

B.

Unsur- unsur atau Komponen Masyarakat Ideal

Dalam

mencapai

masyarakat

yang

ideal

ada

beberapa

unsur-unsur

yang

mendukung individu tersebut menjadi ideal diantaranya sebagai berikut:[7]


1.

Pemerintah
Peran pemerintah amatlah penting dalam mewujudkan masyarakat yang ideal atau
harmonis. Pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakatnya, serta
mengorganisasikannya. Keberhasilan pemerintah dalam mengorganisasikan dapat
dilihat dari beberapa peran strategis pemerintah, diantaranya ialah:

Memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.

Menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya.

Menumbuhkan kemandirian dan perkembangan pada masyarakatnya.

2.

Masyarakat
Unsur utama dalam pembentukan masyarakat ideal adalah masyarakatnya sendiri
untuk memberikan sumbangan bagi pembangunan masyarakat, maupun bangsa,
dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Sumbangan tersebut berupa rumusan
berbagai kebutuhan mereka, merencanakan pemenuhannya, dan melaksanakannya
dengan penuh tanggung jawab. Dalam membentuk unsur dan kompenen sosial
peranan dari pemerintah langsung dan partisipasi masyarakat itu sendirilah
menjadikan terciptanya suatu konsep masyarakat ideal.

C. Contoh In Concretnya
Contoh yang dapat kami berikan mengenai konsep masyarakat ideal adalah
contoh konsep masyarakat Madani. Konsep paling adil sekaligus paling ideal bagi
masyarakat dibelahan manapun, menekankan pada terpenuhnya kebutuhan
duniawi (lahir) sekaligus akhirat bagi setiap individu dalam masyarakat, dengan
patokan Al-Quran.Sedangkan menurut Azyumardi Azra, masyarakat madani lebih
dari sekedar gerakan pro-demokrasi, karena ia juga mengacu pada pembentukan
masyarakat berkualitas dan bertamaddun (civillity). Selain itu Nurcholis Madjid
menegaskan bahwa makna masyarakat madani berakar dari kata civility yang
mengandung makna toleransi, kesedian pribadi-pribadi untuk menerima berbagai
macam pandangan politik dan tingkah laku.[8]
Contohnya, masyarakat muslim yang diciptakan Nabi Muhammad Saw
adalah kelompok sosial yang pernah ada. Saat itu sebenarnya didataran Arabia
prinsip kebanggaan terhadap suku-suku atau kelompok masing-masing demikian
kental. Namun, Nabi Muhammad Saw bisa menciptakan sebuah suku super yang
meleburkan sekat-sekat suku, kedudukan sosialnya (kaya miskin), dan status
kemerdekaan (majikan dengan budak) menjadi sebuah masyarakat yang menyeru
pada kebaikan yang sesuai dengan petunjuk Allah dan menghindari segala bentuk

kemungkaran. Yang perlu diperhatikan ketika kemudian sebuah bangsa menyusun


masyarakat Madani yang berkaca pada masyarakat Madinah yang dibagun Nabi
Mahammad Saw yang hendak ditiru bukanlah struktur sosialnya melainkan sifatsifatnya.

patologi - Konsep - Masyarakat - Ideal


PEMBAHASAN
KONSEP MASYARAKAT IDEAL.
A.Devinisi-terminologi
Masyarakat ideal adalah segenap tingkah laku manusia yang di anggap sesuai. Tidak melanggar normanorma umum dan adat istiadat serta terintegrasi langsung dengan tingkah laku umum. Dan dapat
mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasanbatasan tertentu.
Pada dasarnya definisi masyarakat Ideal ini belum final, belum permanent dan masih debatable.
banyak definisi yang berkembang, baik yang di dasari dari pemahaman terminologi bahasanya, historitas
munculnya, maupun urgenitas di dalamnya. Sehingga jikalau definisi belum paten, maka tentunya
konsepnya pun masih mentah ,dan upaya aplikasinya
Namun sayangnya, sementara opini yang sudah berkembang, begitu meng-emaskan terma dan konsep
ini. Masyarakat dunia pun seakan yakin konsep masyarakat Ideal adalah solusi kongkrit dari
problematika bermasyarakat dan bernegara.
Sedangkan Masyarakat ideal dalam pandangan Al-Quran akan tercapai apabila persaudaraan sesama
warganya dapat tercipta. Persaudaraan yang dimaksud bukan hanya sebatas antar sesama muslim akan
tetapi dengan seluruh warga masyarakat yang boleh jadi sangat plural. Maka sikap terbuka dan toleran
menjadi sebuah keniscayaan. Sebuah ungkapan yang populer namun sering mendapat pemaknaan yang
keliru adalah ukhuwah Islmiyyah. Ungkapan ini sering dipahami sebagai persaudaraan antar sesama
muslim. Hal ini jelas tidak sesuai dengan Al-Quran. Persaudaraan yang diajarkan oleh Al-Quran tidak
sebatas sesama muslim, namun juga ukhuwah ubudiyyah (persaudaraan dalam ketundukan kepada
Allah), ukhuwah insniyyah/basyariyyah (persaudaraan antar sesama manusia), ukhuwah wathaniyyah
wa al-nasab (persaudaraan sebangsa dan seketurunan) dan ukhuwah f dn al-Islm (persaudaraan
antar sesama).
Agar tercipta suatu masyarakat yang ideal ialah yang terpenting adalah peranan dari pemerintah
langsung dan partisipasi masyarakat itu sendiri sehingga terciptanya suatu konsep masyarakat ideal.
Di dalam konsep ini partisipasi pemerintah dan masyarakat juga penting, pemerintah punya peranan
membangun masyarakat dan ditunjukkan untuk masyarakat,tetapi sebagai mitode pembangunan
masyarakat mempunyai karakteristik tersendiri.pengembangan masyarakat tidak saja bermaksud
membina hubungan dan kehidupan setiap orang untuk hidup bermasyarakat. Suatu masyarakat bisa
kehilangan kekuataannya jika masyarakat itu mengalami community disorganization.untuk mengatasi hal
itu community divelopmant atau pembangunan masyarakat di lancarkan. Community divelopmant
menjadi lebih penting lagi jika di ingat bahwa masyarakat atau community perlu di persiapkan untuk
memasuki bentuk masyarakat yang di sebut socity, sehingga ke dua bentuk ideal tersebut merupakan
sebuah continuum.
Sesungguhnya, peranan pemerintah dalam pembangunan masyarakat amat luas, mulai dari hal yang
bersifat pelayanan operasional sampai pada yang bersifat edeologi dan spiritual. Namun demikian dalam
tulisan ini peranan perintah dibatasi pada hal-hal yang strategis.
B. Unsur-Unsur Masyarakat Ideal
1.Pemerintah
Sesungguhnya, peranan pemerintah dalam pembangunan masyarakat amat luas, mulai dari hal yang
bersifat pelayanan operasional sampai pada yang bersifat edeologi dan spiritual. Namun demikian dalam
tulisan ini peranan perintah dibatasi pada hal-hal yang strategis.
Secara kumulatif, indikator keberhasilan pembangunan masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Sejauh mana kondisi dan taraf hidup masyarakat berhasil di perbaiki dan di tingkatkan.
b. Sejauh mana partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya berhasil di gerakan.

c. Sejauh mana kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri berhasil di tumbuhkan.
Dengan dan melalui kemampuan administratifnya, pemerintah dapat melakukan berbagai hal dalam
rangka mewujudkan hasil pembangunan desa. Dimana perlu pemerintah mengambil prakarsa terlebih
dahulu.untuk menggerakkan partisipasi masyarakat desa, pemerintah dapat menyesuaikan programnya
dengan kebutuhan nyata ( felt need) masyarakat desa, menyesuaikan cara pelaksanaan pembangunan
desa dengan kondisi psikologi, ekonomi dan sosial.
2. Masyarakat
Dalam pembangunan masyarakat yaitu memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan kebudayaan
masyarakat, mengintegrasikan kehidupan masyarakat-masyarakat itu ke dalam kehidupan bangsa, dan
memampukan mereka untuk memberi sumbangan sepenuhnya bagi kemajuan nasional. Pembangunan
masyarakat adalah suatu proses di mana masyarakat membahas dan merumuskan kebutuhan mereka,
merencanakan usaha sepenuhnya, dan melaksanakan rencana sebaik-baiknya.
C. Syarat-Syarat Masyarakat Ideal
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat.
2. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (socail capital) yang kondusif bagi
terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinya kepercayaan dan relasi
sosial antar kelompok.
3. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; dengan kata lain terbukanya akses
terhadap berbagai pelayanan sosial.
4. Adanya hak, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga swadayauntuk
terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan publik dapat
dikembangkan.
5. Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap saling menghargai
perbedaan antar budaya dan kepercayaan.
6. Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi, hukum, dan
sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.
7. Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara jaringan-jaringan kemasyarakatan yang
memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antar mereka secara teratur, terbuka dan
terpercaya.
Tanpa prasyarat tesebut maka masyarakat Ideal hanya akan berhenti pada jargon. Masyarakat ideal
akan terjerumus pada masyarakat sipilisme yang sempit yang tidak ubahnya dengan faham militerisme
yang anti demokrasi dan sering melanggar hak azasi manusia. Dengan kata lain, ada beberapa ramburambu yang perlu diwaspadai dalam proses mewujudkan masyarakat ideal.
D. Kebalikan
Patologi adalah kebalikan dari masyarakat ideal iala segenap tingkah laku manusia yang di anggap tidak
sesuai. melanggar norma-norma umum dan adat istiadat serta tidak terintegrasi langsung dengan
tingkah laku umum. Dan tidak dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu.
KESIMPULAN
Untuk mewujudkan masyarakat ideal dan agar terciptanya kesejahteraan umat/ masyarakat maka kita
sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan yang signifikan. Selain itu, kita juga
harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi di masyarakat sekarang ini. Agar di
dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak ketinggalan berita.
Selain memahami apa itu masyarakat ideal kita juga harus melihat pada potensi manusia yang ada di
masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang ada di dalam diri manusia sangat mendukung kita
untuk mewujudkan masyarakat ideal. Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam
membangun masyarakat ideal maka akan semakin baik pula hasilnya. Begitu pula sebaliknya, apabila
seseorang memiliki potensi yang kurang di dalam membangun agamanya maka hasilnya pun tidak akan
memuaskan. Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba dalam meningkatkan potensi diri melalui
latihan-latihan spiritual dan praktek-praktek di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai