Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. PLURALISME
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pluralisme keadaan masyarakat yang
majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya). Pluralisme terdiri dari dua suku
kata yaitu Plural yang berarti jamak lebih dari satu dan isme sufiks pembentuk nomina sistem
kepercayaan berdasarkan politik, sosial, atau ekonomi.

Paham pluralisme tercetus di Barat akibat konflik agama di masyarakat mereka


sehingga menimbulkan ribuan korban. Atas nama agama, masing-masing pihak menghabisi
pihak yang berseberangan. Dalam kondisi seperti inilah kemudian lahir gerakan liberalisme.

Paham pluralisme menekankan bahwa semua agama pada esensinya sama, semuanya
benar, karena semua agama tanpa terkecuali seluruhnya mengajarkan kebaikan dan
ketundukan kepada Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Benar. Oleh sebab itu, tidak satu pun
di antara agama-agama itu yang lebih superior dari yang lain.

Paham pluralisme ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam karena Islam
mengajarkan, hanya Islam agama yang benar, sebagaimana firman Allah SWT :

١٩ :]٣[ ‫ ال عمران‬/... ‫ِإَّن الِّد يَن ِع ْنَد ِهَّللا اِإْل ْس اَل ُم‬.

(Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam. - Q.S. Ali Imran [3]: 19).

Pada ayat lain Allah SWT menegaskan:

٨٥ :]٣[ ‫َو َم ْن َيْبَتِغ َغْيَر اِإْل ْس اَل ِم ِد يًنا َفَلْن ُيْقَبَل ِم ْنُه َو ُهَو ِفي اآْل ِخَرِة ِم َن اْلَخ اِس ِر يَن ال عمران‬.

(Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka dia tidak akan diterima dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi. – Q.S. Ali Imran [3]: 85).

Untuk menegaskan kebenaran Islam, Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ان من أهل‬ff‫ه إال ك‬ff‫ذى أرسلت ب‬ff‫ؤمن بال‬ff‫رانى ومات ولم ي‬ff‫والذى نفسى بيده اليسمع بى أحد من هذه االمة يهودى وال نص‬
‫ رواه مسلم‬/‫النار‬

(Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya. Tidak seorang dari umat ini, baik Yahudi
maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku kemudian dia mati dan tidak beriman
dengan apa yang aku bawa kecuali dia akan menjadi penghuni neraka – H.R. Muslim).

1
Pluralisme sangat berbahaya dalam kehidupan masyarakat, terlebih bagi umat islam.
Oleh karena itu umat Islam harus hati-hati terhadap ide dan konsep pluralisme agama yang
pada hakikatnya hanya akan menghancurkan syariah dan akidah Islam.

B. LIBERALISME

Liberal adalah satu istilah asing yang diambil dari kata Liberalism dalam bahasa Inggris
dan liberalisme dalam bahasa perancis yang berarti kebebasan. Kata ini kembali kepada kata
Liberty dalam bahasa Inggrisnya dan Liberte dalam bahasa prancisnya yang bermakna bebas.

Liberalisme atau liberal adalah sebuah paham yang didasarkan pada kebebasan dan
persamaan hak, yang bermimpi akan lahirnya suatu masyarakat yang bebas, baik dalam cara
berpikir ataupun bertindak bagi setiap individu. Oleh karena itu, liberalisme menolak adanya
pembatasan dalam segala hal, terutama oleh negara dan agama.

Secara ideologis, liberalisme adalah suatu paham yang membebaskan diri dari ajaran
agama. Mereka mengakui adanya tuhan tapi tidak mau terikat dengan ajaran Tuhan (agama),
atau beragama tapi tidak mau tunduk pada ajaran nabi, ber-Tuhan tanpa agama dan beragama
tanpa syari’at. Sedangkan secara politis liberalisme adalah ideologi politik yang memberikan
superioritas individu, dianggap sebagai memiliki hak dalam pemerintahan, termasuk
persamaan hak dihormati, hak berekspresi dan bertindak serta bebas dari ikatan-ikatan agama
dan ideologi.

Menurut Alonzo L. Hamby, PhD, Profesor Sejarah di Universitas Ohio, liberalisme


adalah paham ekonomi dan politik yang menekankan pada kebebasan (freedom), persamaan
(equality), dan kesempatan (opportunity).

Dengan demikian liberalisme disini adalah sisi lain dari sekulerisme secara pengertian
umum yaitu memisahkan agama dan membolehkan lepas dari ketentuannya. Sehingga
menurut mereka manusia tu bebas berbuat, berkata, berkeyakinan dan berhukum sesukanya
tanpa batasan syari'at Allah.

Sehingga manusia menjadi tuhan untuk dirinya dan penyembah hawa nafsunya serta
bebas dari hukum ilahi dan tidak diperintahkan mengikuti ajaran ilahi. Padahal Allah
berfirman:

‫ُقْل ِإَّن َص الِتي َو ُنُس ِكي َو َم ْح َياَي َو َمَم اِتي ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم يَن ال َش ِر يَك َلُه َو ِبَذ ِلَك ُأِم ْر ُت َو َأَنا َأَّوُل اْلُم ْس ِلِم يَن‬

Artinya: “Katakanlah:”Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupki dan matiku hanyalah


untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya;dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
(kepada Allah)”. [QS. Al-An'am: 162-163]

2
dan firman Allah:

‫ُثَّم َجَع ْلَناَك َع َلى َش ِر يَعٍة ِم َن األْم ِر َفاَّتِبْع َها َو ال َتَّتِبْع َأْهَو اَء اَّلِذ يَن ال َيْع َلُم وَن‬

Artinya: “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
agama itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang
tidak mengetahui“. [QS. al-Jaatsiyah : 18]

3
BAB II

PEMBAHASAN

Pada tanggal 28 Juli 2005, MUI menerbitkan fatwa yang melarang pluralisme. Dalam
fatwa tersebut, pluralisme agamasebagai obyek persoalan yang ditanggapi, didefinisikan
sebagai:

"Suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya
kebenaran setiap agama adalah relatif. Oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh
mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah.
Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan
berdampingan di surga".

Dengan demikian, MUI menyatakan bahwa Pluralisme dalam konteks yang tertera
tersebut bertentangan dengan ajaran Agama Islam

Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia


Nomor : 7/Munas VII/MUI/11/2005
Tentang : Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama

Bismillahirrahmanirrahim

Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII pada 19-22 Jumadil
Akhir 1426 H/26-29 Juli 2005 :

Menimbang :

Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang paham pluralisme, liberalisme, dan


sekulerisme agama serta paham-paham sejenis lainnya dikalangan masyarakat. Bahwa
berkembangnya paham pluralisme, liberalisme, dan sekulerisme agama dikalangan
masyarakat telah menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk
menetapkan fatwa tentang masalah tersebut.

Bahwa oleh karena itu, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang paham
pluralisme, liberalisme, dan sekulerisme agama tersebut untuk dijadikan pedoman oleh umat
Islam.

Mengingat :

4
1. Firman Allah SWT :

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi”.
(QS. Al-Imram [3] : 85)

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam..” (QS. Al-Imran [3] : 19)

“Untukmulah agamamu, dan untukkulah agama-ku”. (QS. Al-Kafirun [109] : 6)

“Dan tidak patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata”. (QS. Al-Ahzab [33] : 36)

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah
hanya melarang kamu menjadikan kawanmu orang-orang yang memerangi kamu
karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk
mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Mumtahinah [60] : 8-9)

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagaianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orng-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al-
Qashash [28] : 77)

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya
mereka akan menyesatkan dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta terhadap Allah”. (QS.
Al-An’am [6] : 116)

5
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan
bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan
kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu”.
(QS. Al-Mu’minun [23] : 71)

2. Hadist Nabi Shallahu Alaihi Wa Sallam:

Imam Muslim (wafat 262) dalam kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan sabda
Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Salllam :“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak
ada seorang pun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari umat
Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan
menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)

Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang non muslim, antara lain
Kaisar Heraklius, Raja Romawi, yang beragama Nasrani dan Kisra Persia yang berama
Majusi, di mana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam. (Riwayat Ibn Sa’d dalam al-
Thabaqat al Kubra dan Imam al-Bukhari dalam Shahih Bukhari).

Nabi Shallahu Alaihi Wa Sallam melakukan pergaulan sosial secara baik dengan
komunitas-komunitas non muslim seperti komunitas Yahudi yang tinggal di Khaibar dan
Nasrani yang tinggal Najran, bahkan salah seorang mertua Nabi yang bernama Huyay bin
Ahthab adalah tokoh Yahudi dari Ban Quraizhah (Sayyid Quraizhah). (Riwayat al-Bukhari
dan Muslim)

Memperhatikan :Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII MUI 2005.

Dengan bertawakkal kepada Allah SWT

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Fatwa Tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama

Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan :

Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah
sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif, oleh sebab itu, setiap pemeluk
agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama
yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan
masuk dan hidup berdampingan di surga.

6
Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu
terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan.

Liberalisme agama adalah memahami nash-nash agama (al-Qur’an dan Sunnah)


dengan menggunakan akal pikiran yang bebas, dan hanya menerima doktrin-doktrin agama
yang sesuaid dengan akal pikiran semata.

Kedua : Ketentuan Hukum

Pluralisme, Sekulerisme, dan Liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian


pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Umat Islam haram
mengikuti paham Pluralisme, Sekulerisme dan Liberalisme agama.

Dalam masalah aqidahdan ibadah, umat Islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti
haram mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk
agama lain.

Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain lain (pluralitas
agama), dalam masalah sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam
bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan agama lain sepanjang
tidak saling merugikan.

7
Skema Berfikir
a. pluralisme
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pluralisme keadaan masyarakat yg majemuk (
bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya). Pluralisme terdiri dari dua suku kata
yaitu Plural yang berarti jamak lebih dari satu dan isme sufiks pembentuk nomina sistem
kepercayaan berdasarkan politik, sosial, atau ekonomi.
Paham pluralisme menekankan bahwa semua agama pada esensinya sama, semuanya
benar, karena semua agama tanpa terkecuali seluruhnya mengajarkan kebaikan dan
ketundukan kepada Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Benar. Oleh sebab itu, tidak satu pun
di antara agama-agama itu yang lebih superior dari yang lain. Salah satu negara yang
menganut paham ini ialah negara jepang
b. liberalisme
Liberal adalah satu istilah asing yang diambil dari kata Liberalism dalam bahasa
Inggris dan liberalisme dalam bahasa perancis yang berarti kebebasan. Kata ini kembali
kepada kata Liberty dalam bahasa Inggrisnya dan Liberte dalam bahasa prancisnya yang
bermakna bebas.

Liberalisme atau liberal adalah sebuah paham yang didasarkan pada kebebasan dan
persamaan hak, yang bermimpi akan lahirnya suatu masyarakat yang bebas, baik dalam
cara berpikir ataupun bertindak bagi setiap individu. Oleh karena itu, liberalisme
menolak adanya pembatasan dalam segala hal, terutama oleh negara dan agama.Salah
satu negara yang menganut pahan ini ialah negara amerika serikat dan bagian bagian
negara eropa lainnya.

Kaitannya paham ini dengan fatwa MUI adalah


Pada tanggal 28 Juli 2005, MUI menerbitkan fatwa yang melarang pluralisme. Dalam
fatwa tersebut, pluralisme agama sebagai obyek persoalan yang ditanggapi, didefinisikan
sebagai :
"Suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya
kebenaran setiap agama adalah relatif. Oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh
mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah.
Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan
berdampingan di surga".
Dengan demikian, MUI menyatakan bahwa Pluralisme dalam konteks yang tertera
tersebut bertentangan dengan ajaran Agama Islam.
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Nomor : 7/Munas VII/MUI/11/2005
Tentang : Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama
Menimbang :
iv
Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang paham pluralisme, liberalisme, dan
sekulerisme agama serta paham-paham sejenis lainnya dikalangan masyarakat. Bahwa
berkembangnya paham pluralisme, liberalisme, dan sekulerisme agama dikalangan
masyarakat telah menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk
menetapkan fatwa tentang masalah tersebut.
Bahwa oleh karena itu, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang paham
pluralisme, liberalisme, dan sekulerisme agama tersebut untuk dijadikan pedoman oleh umat
Islam.
Mengingat :
1. Firman Allah SWT :
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
merugi”. (QS. Al-Imran [3] : 85)

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam..” (QS. Al-Imran
[3] : 19)

“Untukmulah agamamu, dan untukkulah agama-ku”. (QS. Al-Kafirun [109] : 6)

1. Imam Muslim (wafat 262) dalam kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan


sabda Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Salllam :“Demi Dzat yang menguasai
jiwa Muhammad, tidak ada seorang pun baik Yahudi maupun Nasrani yang
mendengar tentang diriku dari umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak
beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni
neraka.” (HR. Muslim).

2. Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang non muslim, antara


lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi, yang beragama Nasrani dan Kisra Persia
yang berama Majusi, di mana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam.
(Riwayat Ibn Sa’d dalam al-Thabaqat al Kubra dan Imam al-Bukhari dalam
Shahih Bukhari).

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Fatwa Tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama

Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan :


Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah
sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif, oleh sebab itu, setiap pemeluk
agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama
yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan
masuk dan hidup berdampingan di surga.

v
Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu
terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan.
Liberalisme agama adalah memahami nash-nash agama (al-Qur’an dan Sunnah)
dengan menggunakan akal pikiran yang bebas, dan hanya menerima doktrin-doktrin agama
yang sesuaid dengan akal pikiran semata.

PLURALISME

PENGERTIAN KAITANNYA DENGAN


FATWA MUI

LIBERALISME

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta alam. Atas berkah dan karunianya kita dapat
berkumpul kembali. Salawat dan salam dihaturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
karena perjuangan beliau kita dapat menikmati iman kepada Allah SWT.

Dalam makalah kali ini akan membahas mengenai “PLURALISME DAN


LIBERALISME” yang kaitannya dengan “FATWA MUI”, dimana materi yang dijelas
berdasarkan sumber-sumber yang ada, seperti : Al – qur’an dan hadits, buku - buku serta
catatan yang telah ada. Karena dengan adanya sumber dari al – qur’an dan hadits serta catatan
maka kita akan mendapatkan kejelasan dan pemahaman pluralisme dan liberalisme yang
berkaitan dengan fatwa MUI.

Demikianlah makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Agama Islam.
Apabila dalam makalah ini terdapat kekurang dari pembahasan,penulis memohon maaf
sebesar-besar. Penulis mengharapkan kritik dan saran pada makalah ini.Semoga makalahini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Jakarta, Oktober 2013

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Lembar Judul.............................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................................iii

Skema Berfikir ....................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 PLURALISME.....................................................................................................1
1.2 LIBERALISME....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

BAB III PENUTUP................................................................................................8

3.1 SIMPULAN............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR PUSTAKA

AL – QUR’AN DAN HADITS

KAMUS BAHASA INDONESIA

(Brinkley, Alan. Liberalism and Its Discontents).

Hakikat Liberaliyah Wa Mauqif Muslim Minha, Sulaiman al-Khirasyi


BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari pembahasan dari bab II dapat disimpulkan bahwa paham agama pluralisme ialah suatu
paham yang menganggap semua agam itu sama dan liberalisme ialah suatu paham yang
mengagungkan kebebasan dan persamaan hak serta mengakui seluruh agama namun tidak ingin
terikat dengan ajaran agama tersebut. Oleh karena itu kedua paham ini dilarang keras oleh MUI
seperti yang sudah tertera dalam Musyawarah Nasional MUI terlebih bagi umat islam yang
meyakininya karena pada hakikatnya berlawanan dengan ajaran agama islam selain itu hanya akan
menghancurkan syariah dan akidah Islam, maka dari itu umat islam harus berhati – hati terhadap ide
atau konsep – konsep paham pluralisme dan liberalisme yang berkembang di masyarakat,

8
PLURALISME DAN LIBERALISME

KAITANNYA DENGAN FATWA MUI

DI SUSUN OLEH :

MEIRINA ISLAMIATI

( 201314500396 )

R1C EKONOMI

AGAMA

Anda mungkin juga menyukai