Anda di halaman 1dari 13

PLURALISME DAN

TOLERANSI
ATAU KERUKUNAN
KELOMPOK 3
ANGGOTA KELOMPOK
ISATUL JANNAH_G10123035
1
RACHMA AULIA_G40123034
DINA AULIYA PUTRI_G70123026
MOH AFGIS AFRIZAL_G70123088
YULIANA_G70123114
APA SIH ITU
PLURALISME?
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pluralisme adalah keadaan
masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sosial dan politiknya).34
Istilah pluralisme atau paham kemajemukan mengacu sikap manusia terhadap
pluralitas. Menurut mundzirin Yusuf mendifinisikan pluralisme sebagai “suatu
pandangan atau paham yang memiliki prinsip bahwa keanekaragaman itu
jangan menghalangi untuk bisa hidup berdampingan secara damai dalam satu
masyarakat yang sama”.dalam kebanyakan, pluralisme sering didefinisikan
secara sederhana sebagai sikap mengakui dan menerima kenyataan bahwa
masyarakat itu bersifat majemuk.
PLURALISME AGAMA
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Berangkat dari definisi pluralisme, maka pluralisme agama adalah
“sebuah pandangan yang mendorong bahwa berbagai macam agama
yang ada dalam satu masyarakat harus saling mendukung untuk
hidup secara damai”. Selama ini istilah pluralisme, terutama dalam
bidang agama sering diidentikkan dengan Barat. Pengalaman hidup
toleran, pluralis, dan terbuka dalam masyarakat Barat baru terjadi di
kalangan internal-Kristen.
PLURALISME AGAMA
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Masa lalu mereka terisi oleh serangkaian peperangan panjang, 80 tahun
sampai 100 tahun, sehingga harus pindah dari Eropa ke Amerika. Perpindahan
mereka sebagian tidak lain adalah untuk menghindari penyiksaan dan tekanan-
tekanan atas nama agama. Sebaliknya, justru Timur Tengah dengan Islamnya,
jauh lebih terlatih hidup dalam pluralitas agama yaitu Islam, Yahudi, dan
Kristen. Di Timur Tengah, sejak dulu mereka telah hidup berdampingan secara
relatif damai.
Ninian Smart melihat ada lima cara pandang keagamaan terhadap realitas
pluralisme atau kebhinekaan agama-agama. Pertama; eksklusivisme absolute,
yang melihat kebenaran hanya terdapat agamanya sendiri, sedang yang lain
dianggap salah, kedua; relativisme absolute, yang
melihat berbagai sistem kepercayaan agama tidak dapat dibandingkan satu
sama lain,
PLURALISME AGAMA
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
karena orang menjadi melihat kebenaran dari dalam
masingmasing agama, ketiga; inklusivisme hegemonistik,
yang melihat ada kebenaran dalam agama lain, namun yang
paling benar adalah agama sendiri, keempat; pluralisme
realistic, yang melihat semua agama sebagai jalan yang
berbeda-beda dari satu kebenaran yang sama, kelima;
pluralisme regulative, yang melihat bahwa agama memiliki
nilai-nilai kepercayaan masing-masing yang mengalami
evolusi historis dariperkembangan ke arah suatu kebenaran
bersama, hanya saja kebenaran bersama tersebut belum
terdefinisikan.
PLURALISME AGAMA
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Dalam Islam, pluralitas yang dibangun di atas tabiat asli, kecenderungan individual, dan
perbedaan masing-masing pihak masuk dalam kategori fitrah yang telah digariskan oleh
Allah SWT bagi seluruh manusia. Fitrah itu dapat saja dibelenggu atau dikekang. Namun,
ia tetap sebagai sunnah (ketentuan) dari sunnah Allah SWT yang tidak dapat berubah atau
digantikan.
Karena seperti inilah kedudukan perbedaan pendapat, pluralitas, dan kemajemukan
dalam kacamata Islam, maka Al-Qur’an (kitab akidah, syariat, sistem nilai, serta filsafat
pengaturan dan pembangunan peradaban) adalah sumber utama dalam mencari dan
mengetahui sikap Islam terhadap pluralitas dan kemajemukan itu. Dengan demikian,
menurut kacamata “konsep Islam”, al-Qur’an mensinyalir hal itu adalah “ciptaan Ilahi”
serta sunnah “yang azali dan abadi”, yang telah ditetapkan oleh Allah SWT bagi seluruh
makhluk. Maka, manusia tidak akan pernah menjadi satu tipe tertentu saja, tetapi mereka
akan terus berbeda-beda satu sama lain.
TOLERANSI DAN
KERUKUNAN ANTARUMAT
BERAGAMA DALAM ISLAM
TOLERANSI PADA KAUM MUSLIMIN YANG
DIOPERINTAHKAN OLEH NABI MUHAMMAD
SAW, DIANTARANYA SEBAGAI BERIKUT:
a. Tidak boleh memaksakan suatu agama pada
orang lain
b. Tidak boleh memusuhi orang-orang selain
muslim atau kafir
c. Hidup rukun dan damai dengan sesama
manusia
d. Saling tolong-menolong dengan sesama
manusia
FAKTOR PENDUKUNG DAN
FAKTOR PENGHAMBAT
KERUKUNAN ANTARUMAT
BERAGAMA
FAKTOR
PENDUKUNG
a. Memberikan kebebasan atau kemerdekaan
b. Mengakui Hak Setiap Orang
c. Menghormati Keyakinan Orang Lain
d. Saling Mengerti
FAKTOR PENGHAMBAT
Adapun faktor penghambat kerukunan antarumat
beragama antara lain:
1. Keengganan memahami agama lain
2. Pribadi yang merasa dirinya paling benar,
kurang sosialisasi, kurang sosialisasi dan fanatik
yang berlebihan.
3. Sikap merendahkan dan menyalahkan orang
lain, kurangnya pengetahuan dan pemahaman
agama serta kurangnya penghayatan agama di
tengah masyarakat.
ANY QUESTION?
"Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam bersabda : Barang
siapa menyulitkan (orang lain) maka Allah akan
mempersulitnya pada hari Kiamat" (HR Al-Bukhari no.
7152)."

Anda mungkin juga menyukai