Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 7

ANGGOTA KELOMPOK :

1. FIRZA KHAYLA RAMADHANI E061201087


2. MUTHIA KHAMILA MAHARANI E061201117
3. MUHAMMAD WISAM IRSYAD KAMASE E061201097
4. PUTRI NEVASYAH POMALINGO E061201127
ISLAM DAN PLURALITAS
Islam adalah agama universal yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
persamaan hak dan mengakui adanya pluralisme agama.

Pluralitas secara umum adalah paham atas keberagaman untuk dapat hidup
secara toleran ditengah-tengah masyarakat. Masyarakat di sini merupakan
masyarakat yang majemuk baik secara budaya, agama, bahasa, politik, dan
sebagainya. Pluralitas disebut juga dengan pluralisme.
Konsep Dasar Pluralisme Agama

Kata “Pluralisme agama” berasal dari dua kata, yaitu “Pluralisme” dan “Agama” dalam bahasa Arab diterjemahkan
dengan “al-ta’ddudiyah” dan dalam bahasa Inggirs “religius pluralism”. Dalam bahasa Belanda, merupakan
gabungan kata plural dan ism. Kata “plural” diartikan dengan menunjukkan lebih dari satu.
Sedangkan isme diartikan dngan sesuatu yang berhubungan dengan paham atau aliran. Dalam bahasa Inggris
disebut pluralism yang berasal dari kata “plural” yang berarti lebih dari satu atau banyak. Pluralisme muncul karena
adanya perbedaan agama. Masing-masing agama menyatakan bahwa agamanya yang paling benar dan agama yang lain
adalah agama yang sesat. Pluralisme juga berhubungan dengan sekulerisme, yaitu pemisahan agama dari kegiatan-kegiatan
publik.
Pluralisme memberikan ruang bagi setiap orang untuk berpindah agama, tidak menjadi penganut agama apapun, bahkan mendirikan
agama baru. Pendirian agama baru dianggap sebagai sesuatu yang wajar karena dalam pandangan pluralisme bahwa pada dasarnya
semua agama sama. Dengan demikian yang dimaksud “pluralisme agama” adalah terdapat lebih dari satu agama (samawi dan ardhi) yang
mempunyai eksistensi hidup berdampingan. Saling bekerja sama dan saling berinteraksi antaa penganut satu agama dengan penganut
agama lainnya, atau dalam pengertian yang lain, setiap penganut agama dituntut bukan saja mengakui keberadaan dan menghormati hak
agama lain, tetapi juga terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan, guna tercapainya kerukunan dalam keragaman.
Dalam perspektif sosiologi agama, secara terminology, pluralisme agama dipahami sebagai suatu sikap mengakui dan menerima
kenyataan kemajemukan sebagai yang bernilai positif dan merupakan ketentuan dan rahmat Tuhan kepada Manusia.
Pandangan Islam Terhadap Pluralisme Agama

Pluralisme agama menurut Islam adalah sebuah aturan Tuhan (Sunnatullah) yang tidak akan berubah,
juga tidak mungkin dilawan atau diingkari. Ungkapan ini menggambarkan bahwa Islam sangat
menghargai pluralisme karena Islam adalah agama yang dengan tegas mengakui hak-hak penganut agama
lain untuk hidup bersama dan menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan Agama
Islam yang dibaa oleh Nabi Muhammad menjadi penutup semua ajaran langit (agama samawi) untuk
umat manusia, Islam tidak mempersoalkan lagi mengenai asal ras, etnis, suku, agama dan bangsa. Semua
manusia dan makhluk Allah akan mendapatkan prinsip-prinsip rahmat secara universal. Al-Qur’an telah
mencapai puncaknya dalam berbicara soal pluralisme ketika menegaskan sikap penerimaan Al-Qur’an
terhadap agama-agama selain Islam untuk hidup bersama dan berdampingan. Yahudi, Kristen, dan
agama-agama lainnya baik agama samawi maupun agama ardhi eksistensinya diakui oleh agama Islam.
Maka dari itu ini adalah suatu sikap pengakuan yang tidak terdapat di dalam agama lain.
Al-Qur’an dan Pluralisme Keagamaan

Kitab suci Al-Qur’an diturunkan dalam konteks kesejarahan dan situasi keagamaan yang pluralistic (plura-
religius).  Kedatangan Al-Qur’an ditengah-tengah pluralitas agama tidak serta merta mendeskriditkan agama-
agama yang berkembang saat itu, tapi Al-Qur’an yang sangat aspiratif, akomodatif, mengakui dan
membenarkan agama-agama yang datang sebelum Al-Qur’an diturunkan. Al-Qur’an sebagai sumber
normatif bagi satu teologi inklusif-pluralis. Bagi kaum muslimin, tidak teks lain yang mempunyai posisi
otoritas mutlak dan tak terbantahkan selain Al-Qur’an. Maka, Al-Qur’an merupakan kunci untuk menemukan

dan memahami konsep pluralisme agama dalam Al-Qur’an.


Pengakuan Al-qur’an Terhadap Pluralisme Agama

Pengakuan terhadap pluralisme atau keragaman agama dalam Al-Qur’an, ditemukan


dalam banyak terminology yang menuruk kepada komunitas agama yang berbeda
seperti ahl al-kitab, utu al-Kitab, utu nashiban min al-Kitab, ataytum al-Kitab, al-ladzina Hadu,
al-nashara, al-Shabi’in, al-majusi dan yang lainnya. Al-Qur’an disamping membenarkan
mengakui keberadaan, eksistensi agama-agama lain, juga memberikan kebebasan untuk
menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Sungguh menarik untuk mencermati dan
memahami pengakuan Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai
petunjuk (hudan) dan obat penetram (syifa li mafi al-shudhur) terhadap pluralitas agama,
jika ayat-ayat Al-Qur’an dipahami secara utuh, ilmiah-kritis-hermeneutis, terbuka, dan tidak
memahaminya secara ideologis-politis, tertutup, Al-Qur’an sangat radikal dan liberal dalam
menghadapi pluralitas agama. Ibnu ‘Arabi salah seorang Sufi kenamaan mengatakan,
bahwa setiap agama wahyu adalah sebuah jalan menuju Allah, dan jalan-jalan tersebut
berbeda-beda. Karena penyingkapan diri harus berbeda-beda, semata-mata anugrah
Tuhan yang juga berbeda. Jalan bisa saja berbeda-beda tetapi tujuan harus tetap sama,
yaitu sama-sama menuju kepada satu titik yang sama yakni Allah SWT.
Upaya Memelihara Pluralisme Agama

01 02
Adanya Kesadaran Islam Mara Ma’ruf Nahi
yang Sehat Mungkar

03
Dialog Antar umat
Beragama
Islam secara tegas menolak ide-ide dan paham pluralisme. Islam hanya mengakui pluralitas
agama. Islam tetap mengajarkan bahwa agama di luar agama islam adalah agama yang
sesat.

Allah berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 85 yang berbunyi :

‫ين‬ َٰ ْ ‫اخ َر ِة ِم َن ٱل‬


َ ‫خ ِس ِر‬ ِ ‫ٱل َء‬
ْ ‫غيْ َر ٱلْإِ ْسل َٰ ِم ِدينًا َفل َن يُقْ َب َل ِمن ْ ُه َو ُه َو ِفى‬
َ ‫َو َمن يَ ْبتَ ِغ‬
Arti : Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

Jelas bagi kita bahwa satu satunya agama yang benar dan diridhoi oleh Allah adalah agama
islam.
Jika islam mengakui adanya pluralisme, maka tidak akan pernah ada muncul istilah kafir.
Istilah kafir ditujukan kepada para ahli kitab yang tidak mengakui kebenaran islam. Sebagai
umat islam kita harus waspada kepada bahaya yang dapat ditimbulakan olen pluralisme
dan sekulerisme terhadap aqidah islam yang kita pegang.
Kesimpulan
Pluralisme sejak awal sudah ada dalam agama Islam, ia merupakan bagian prinsip dasar dari agama
Islam itu sendiri. Agama Islam, sebagai agama yang mengemban misi rahmatanlilamin memandang
pluralisme atau keragaman dalam beragama merupakan rahmat dari Allah SWT, yang harus
diterima oleh semua umat manusia, karena pluralisme adalah bagian dari otoritas Allah
(Sunnatullah) yang tidak dapat dibantah oleh manusia. Pluralisme agama dapat terdapat dan
terpelihara dengan baik, apabila pemahaman agama yang cerdas dimiliki oleh setiap pemeluk
agama. Antar umat beragama perlu membangun dialog dan komunikasi yang intens guna menjalin
hubungan persaudaraan yang baik sesame umat beragama. Dengan dialog akan memperkaya
aasan kedua belah pihak dalam rangka mencari persamaan-persamaan yang dapat dijadika
landasan hidup rukun dalam suatu masyarakat, yaitu toleransi dan pluralisme.
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai