Anda di halaman 1dari 10

Media Massa

Media massa merupakan salah satu alat dalam proses komunikasi massa, karena
media massa mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan relatif lebih banyak,
heterogen, anonim, pesannya bersifat abstrak dan terpencar. Media massa sendiri dalam
kajian komunikasi massa sering dipahami sebagai perangkat-perangkat yang diorganisir
untuk berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi yang berjarak kepada khalayak luas
dalam waktu yang relatif singkat. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang
melakukan penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat secara
massal.

Peran media massa bagi moral jiwa dan agama dalam masyarakat antara lain:

1. Memberikan informasi yg mendidik dalam pembelajaran tentang ilmu agama


secara cepat dan mudah diperoleh dimana ada kita berada dalam hal ini yang
berperan adalah internet
2. Membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik atau sebalinya melalui siaran
televisi
3. Menegakkan norma-norma sosial

”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban”.
(al-Isra’:36)

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu.” (Al-Hujuraat:6)

Toleransi Beragama dalam kehidupan sehari-hari

Toleransi dalam Islam bukan berarti bersikap sinkretis. Pemahaman yang sinkretis
dalam toleransi beragama merupakan kesalahan dalam memahami arti tasâmuh yang berarti
menghargai, yang dapat mengakibat-kan pencampuran antar yang hak dan yang batil (talbisu
al-haq bi al-bâtil), karena sikap sinkretis adalah sikap yang menganggap semua agama sama.
Sementara sikap toleransi dalam Islam adalah sikap menghargai dan menghormati keyakinan
dan agama lain di luar Islam, bukan menyamakan atau mensederajatkannya dengan
keyakinan Islam itu sendiri. Kaitan toleransi dengan mu’amalah antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup
bersama masyarakat penganut agama lain dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan
prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik
untuk beribadah maupun tidak beribadah dari satu pihak ke pihak lain. Sebagai
implementasinya dalam praktek kehidupan sosial dapat dimulai dari sikap bertetangga,
karena toleransi yang paling hakiki adalah sikap kebersamaan antara penganut keagamaan
dalam kehidupan sehari-hari.
1. Q. S. Al-Kafirun(109) : 1-6

Artinya :
1) Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir !
2) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
3) dan kamu bukan penyembah apa yang kamu sembah,
4) dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah,
6) Untukmu agamau, dan untukku agamaku.

Q. S. Al-Kahfi(18) : 29

Artinya :
Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, barangsiapa
menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir)
biarlah dia kafir. “Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang
gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan
diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang
paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

KEPEDULIAN TERHADAP SESAMA

“Tidaklah seorang muslim mengunjungi muslim yang lain pada pagi hari, kecuali seribu
malaikat mendoakan dirinya hingga sore hari. Jika ia mengunjungi muslim yang lain pada
siang hari, seribu malaikat akan mendoakannya hingga pagi hari.” (HR at-Tirmidzi).

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bersin. Karena itu, jika salah seorang dari
kalian bersin, maka hendaklah memuji Allah. Sesungguhnya hak muslim atas muslim lainnya,
jika ia mendengarnya bersin, hendaklah menjawab (mendoakan)-nya.” (HR al-Bukhari).

“Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR muslim).


RADIKALISME
Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara
kekerasan.

Radikalisme dalam Pandangan Islam


Ust H Hasbullah Ahmad Dosen Tafsir Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi

Makna Radikalisme
Radikal dalam bahasa Indonesia berarti amat keras menuntut perubahan. Sementara itu,
radikalisme adalah paham yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara
drastis dan kekerasan.

Radikalisme Agama
Istilah radikalisme atau terorisme sering sengaja atau tidak dialamatkan kepada umat Islam,
hal ini merupakan semacam kecelakaan sejarah. Menjadi demikian karena memang posisi
Islam sebagai kekuatan peradaban sedang berada di buritan.

Umat Islam sangat tersudut, karena pelaku teroris mayoritas beragama Islam dan dalam
aksinya selalu menggunakan simbol-simbol Islam. Bahkan, media massa yang didominasi
oleh media Barat menuduh Islam sebagai basic Idea dari terorisme, dan pesantren-
pesantren yang banyak tersebar di Indonesia dituding sebagai sarang teroris.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan radikalisme?


Dalam sebuah buku sederhana berjudul Islam dan Radikalisme (2004), Rahimi Sabirin
menjelaskan bahwa radikalisme adalah pemikiran atau sikap keagamaan yang ditandai oleh
empat hal, yaitu: (1) sikap tidak toleran, tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan
orang lain, (2) sikap fanatik, yaitu selalu merasa benar sendiri (paling benar), menganggap
orang lain salah, (3) sikap eksklusif, yaitu membedakan (memisahkan) diri dari kebiasaan
umat Islam kebanyakan, dan (4) sikap revolusioner, yaitu cenderung menggunakan
kekerasan untuk mencapai tujuan.

Umumnya radikalisme muncul dari pemahaman agama yang tertutup dan tekstual. Kaum
radikal selalu merasa sebagai kelompok yang paling memahami ajaran Tuhan, karena itu
mereka suka mengkafirkan orang lain atau menganggap orang lain sebagai sesat. Dalam
sejarahnya, terdapat dua wujud radikalisme, yaitu (1) radikalisme dalam pikiran, yang sering
disebut sebagai fundamentalisme, dan (2) radikalisme dalam tindakan, yang sering disebut
sebagai terorisme.
Reinterprestasi ayat al-Qur'an
Dalam al-Qu`ran dan Hadis bertebaran keterangan yang menjelaskan keutamaan berjihad,
etika berjihad, serta tujuan dan strategi jihad. Nampaknya ayat-ayat dan hadis-hadis inilah
yang menjadi motivasi utama Radikalis atau Teroris (para pelaku bom bunuh diri di
Indonesia), tanpa Interprestasi yang komprehensif atau dengan interprestasi kaku. Seperti
pada Surah al-Nisâ’/4:74 dan 76:
‫َفْلُيَقاِتْل ِفي َس ِبيِل ِهللا اَّلِذ يَن َيْش ُروَن اْلَح َي اَة ال <ُّد ْنَيا ِب ْاَألِخ َر ِة َو َم ن ُيَقاِت ْل ِفي َس ِبيِل ِهللا‬
‫َفُيْقَتْل َأْو َيْغ ِلْب َفَس ْو َف ُنْؤ ِتيِه َأْج ًرا َع ِظ يًم ا‬
“Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan
akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau
memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.”
(74)
‫اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا ُيَقاِتُلوَن ِفي َس ِبيِل ِهللا َو اَّلِذ يَن َك َفُروا ُيَقاِتُلوَن ِفي َس ِبيِل الَّطاُغ وِت َفَق اِتُلوا‬
‫َأْو ِلَيآَء الَّش ْيَطاِن ِإَّن َك ْيَد الَّش ْيَطاِن َك اَن َض ِع يًفا‬
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang
di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu
daya syaitan itu adalah lemah.” (76)

Selain kedua ayat di atas, pada Surah al-Anfâl/8: 39 juga diterangkan tentang perintah
berperang melawan kaum kafir, dan ayat ini yang dijadikan oleh Imam Samudera dan
kawan-kawannya sebagai dasar gerakannya. Yaitu;
‫َو َقاِتُلوُهْم َح َّتى َالَتُك وَن ِفْتَنٌة َو َيُك وَن ال<<ِّديُن ُك ُّل ُه ِهلل َف ِإْن اْنَتَه ْو ا َف ِإَّن َهللا ِبَم ا َيْع َم ُل وَن‬
‫َبِص يُُر‬
“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata
untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat
apa yang mereka kerjakan”

Re-Interprestasi Hadis
Rasulullah bersabda, “Keluar di pagi hari atau siang hari (untuk berjihad) fi sabilillah adalah
lebih baik dari pada dunia dan seluruh isinya.” (Muttafaq ‘Alaih dari Anas bin Malik)

Rasulullah bersabda, “Demi (Allah) Dzat Yang menggenggam jiwaku, sungguh aku ingin
terbunuh (dalam berjihad) fi sabilillah, kemudian aku dihidupkan, lalu aku terbunuh lagi, lalu
dihidupkan lagi, lalu terbunuh lagi, lalu dihidupkan lagi, lalu terbunuh lagi.” (HR. Al-Bikhari
dari Abu Hurairah)

Rasulullah bersabda, “Demi (Allah) Dzat Yang menggenggam jiwaku, tiada seseorang terluka
(dalam jihad) fi sabilillah, dan Allah Maha Tahu siapa yang terluka dalam jihad fi sabilillah,
kecuali ia datang pada hari kiamat, tubuhnya berwarna merah seperti darah dan aroma
tubuhnya seperti minyak misk.” (HR. Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairah)

Ummu Haritsah binti Saraqah menanyakan kabar anaknya yang bernama Haritsah yang
wafat terkena panah nyasar kepada Rasulullah saw., “Kalau dia sekarang berada di surga,
aku akan bersabar,” ungkapnya. “Dan kalau dia sekarang tidak di surga, maka aku akan
meratapinya.” Rasulullah menjawab, “Ya Ummu Haritsah, putramu sekarang berada di surga
firdaus yang tertinggi.” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah bersabda, “Ketahuilah, bahwa surga berada di bawah bayangan pedang” (HR. al-
Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Abu Aufa)
DEMOKRASI

DEMOKRASI

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara
dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka

. QS Ali Imraan: 159


‫َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِم َن ِهَّللا ِلْنَت َلُهْم َو َل ْو ُكْنَت َفًّظ ا َغ ِلي <َظ اْلَقْلِب الْنَفُّض وا ِم ْن َح ْو ِل َك َف اْعُف َع ْنُهْم َو اْس َتْغ ِفْر َلُهْم‬
)١٥٩( ‫َو َش اِوْر ُهْم ِفي األْم ِر َفِإَذ ا َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهَّللا ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم َتَو ِّك ِليَن‬
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran : 159)1[1]

2. QS Asy-Syuura: 38
)٣٨( ‫َو اَّلِذ يَن اْسَتَج اُبوا ِلَر ِّبِهْم َو َأَقاُم وا الَّصالَة َو َأْم ُر ُهْم ُش وَر ى َبْيَنُهْم َو ِمَّم ا َر َز ْقَناُهْم ُيْنِفُقوَن‬
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka;
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS Asy
Syura : 38)2[2]

B. Menjelaskan Kandungan Qs Ali Imraan: 159 Dan Qs Asy-Syuura : 38


Dari Qs Ali Imraan: 159 Dan Qs Asy-Syuura : 38 ada beberapa isi kandungan atau
ajaran yang termuat dan tercantum di dalamnya yang dapat kita ambil, antara lain:
1. QS Ali Imraan: 159
a. Dalam menghadapi semua masalah harus dengan lemah lembut melalui jalur musyawarah
untuk mufakat, tidak boleh dengan hati yang kasar dan perilaku kekerasan.
b. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap urusan.
c. Apabila telah dicapai suatu kesepakatan, maka semua pihak harus menerima dan bertawakal
(menyerahkan diri dan segala urusan) kepada Allah.

2
d. Allah mencintai hamba-hambanya yang bertawakkal.3[3]

2. QS Asy-Syuura: 38
a. Perintah kepada setiap muslim untuk bertakwa kepada Allah.
b. Perintah Allah kepada setiap muslim untuk mendirikan Shalat.
c. Menggunakan jalur musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap perkara.
d. Menafkahkan sebagian rizki kita kepada orang-orang yang tidak mampu. 4[4]

C. Menerapkan Perilaku Hidup Demokrasi Seperti Terkandung Dalam QS Ali Imraan:


159 Dan QS Asy-Syuura: 38 Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Adapun hal-hal yang dapat kita amalkan dalm kehidupan sehari-hari setelah
mempelajari QS Ali Imraan: 159 Dan QS Asy-Syuura: 38 adalah sebagai berikut:
1. QS Ali Imraan: 159
a. Tidak boleh berkeras hati dan bertindak kasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan,
tetapi dengan hati yang lemah lembut.
b. Setiap muslim harus berlapang dada, berperilaku lemah lembut, pemaaf dan memohonkan
ampun kepada Allah.
c. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
menyelesaikan setiap persoalan.
d. Apabila telah tercapai mufakat, maka setiap individu harus menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah.
e. Selalu berserah diri kepada Allah sehingga tercapai keseimbangan antara ikhtiyar dan
berdo’a.
2. QS Asy-Syuura: 38
a. Setiap hari kita harus selalu berusaha semaksimal mungkin untuk senantiasa menjalankan
perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Sebagai seorang muslim kita harus menjalankan Shalat wajib sesuai ketentuan syari’at Islam
dengan tertib.
c. Kita senantiasa mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang terjadi.
d. Kita juga harus menyisihkan sebagian harta kita bagi orang-orang yang tidak mampu.

4
A. Kesimpulan
Allah SWT dalam QS Ali Imraan: 159 menjelaskan bahwa setiap manusia hidup di
dunia tidak terlepas dari problem dan persoalan yang dihadapi. Untuk itu mereka harus dapat
memecahkan masalah tersebut. Adapun cara menyelesaikan persoalan hidup dalam QS Ali
Imraan: 159 dijelaskan, harus dengan mencontoh dan mengambil teladan dari nabi
Muhammad SAW yaitu dengan cara lemah lembut berdasarkan rahmat Allah SWT, setiap
persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah.
Dalam QS Asy-Syuura: 38 Allah SWT menyerukan agar umat Islam mengesakan dan
menyembah Allah SWT. Menjalankan shalat fardu lima waktu tepat pada waktunya. Apabila
mereka menghadapi masalah maka harus diselesaikan dengan cara musyawarah. Rasulullah
SAW sendiri mengajak para sahabatnya agar mereka bermusyawarah dalam segala urusan,
selain masalah-masalah hukum yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

MULTIKULTURALISME

Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa Islam secara normatif telah menguraikan
tentang kesetaraan dalam bermasyarakat yang tidak mendiskriminasikan kelompok lain.
Agama Islam memandang segala perbedaan tersebut sebagai sebuah anugrah Tuhan yang
begitu besar yang harus di syukuri. Dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara
masyarakat multikulturalis dalam pandangan Islam memiliki kedudukan yang sama, tidak ada
yang merasa paling hebat atau paling kuat dari yang lain. Mereka juga memiliki hak dan
kewajiban yang sama baik dalam bidang sosial, politik maupun hukum. Islam mengajarkan
suatu konsep bahwa perbedaan seharusnya membuat umat manusia bisa saling melengkapi
antara satu umat dan umat lainnya bukan malah menjadi faktor yang menjadi penyebab
perselisihan.

.)‫ و عليكم (رواه الترمذي و إبن مجه‬: ‫إذا سلم عليكم أحد من أهل الكتاب فقولوا‬
Artinya, “Apabila salah seorang ahli kitab mengucapkan salam kepada kalian, maka
jawablah denan ‘Wa’alaikum’.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
HUMANISME DALAM ISLAM

Untuk mengetahui dasar-dasar humanisme dalam Islam, kita harus berpaling kepada
al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Kitab suci al-Qur’an menegaskan, “Sungguh, telah Kujadikan
manusia dalam keadaan/susunan sebaik-baiknya (ahsan taqwim) (Q 94:4). Demikian, dalam
pandangan Islam, manusia itu merupakan makhluq yang mulia dan paling tinggi derajatnya di
antara sekalian ciptaan Tuhan. Bahkan kitab suci umat Islam itu menegaskan bahwa derajat
manusia itu lebih tinggi dari malaikat, dan manusia diciptakan dengan maksud agar malaikat
bersujd kepadanya dan segala yang ada di bumi berbakti kepadanya”. Al-Qur’an juga juga
menyatakan bahwa manusia dicipta sebagai khalifah (wakil) Tuhan di atas bumi dan
memberinya amanat atau tanggungjawab untuk memelihara bumi.

Prinsip dasar ajaran Islam ialah keimanan atas tauhid, bahwa tidak ada yang patut
disembah selain Allah. Prinsipini tidak hanya menciptakan doktrin monotheistic Islam yang
khas dan utuh, tetapi juga menjamin bahwa di dunia ini tidak ada yang lebih tinggi derajatnya
dari manusia. Kedudukan istimewa yang diberikan Tuhan kepada manusia ini diterangkan
dalam al-Qur’an, yakni bahwa hukum kehidupan ini telah ditetapkan oleh Tuhan kepadanya.
Hukum itu ialah bahwa sementara Tuhan menanamkan bakat bawaan yang murni (fitrah)
kepada manusia untuk dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, Tuhan
juga memberi kebebasan bagi manusia sebagai pribadi untuk mengembangkan dan menguji
fikirannya antara kedua hal itu (salah dan benar, buruk dan baik, jelek dan indah) hingga
mencapai kesimpulan akhir.

ETIKA PERGAULAN ISLAMI

Al Qur'an

1. Al-Ahzab ayat 53:


"Danjika kalian (parashahabat) meminta suatu hajat (kebutuhan) kepadamereka (istri-
istriRasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam) makamintalah dari balikhijab. Hal itu lebih bersih (suci)
bagi kalbukalian dan kalbu mereka."

2. Al-Isra': 32
"Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan nista dan
sejelek-jelek jalan."

3. An-Nur ayat 30:


Katakanlahkepadaorang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahanpandanganya,
danmemelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebihsuci bagi mereka,sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang merekaperbuat."

4. An-Nur ayat 31:


Katakanlahkepadawanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya,dankemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,kecualiyang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah merekamenutupkan kainkudung kedadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannyakecuali kepadasuami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka,atauputera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,atausaudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudaralelakimereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atauwanita-wanitaislam, atau budak-budak yang mereka miliki, ataupelayan-pelayanlaki-
laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadapwanita) atauanak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Danjanganlahmereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan
yangmerekasembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,haiorang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung

5. Al-Ahzab: 32
"Makajanganlahkalian (para istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam)berbicara dengansuara yang
lembut, sehingga lelaki yang memilikipenyakit dalam kalbunyamenjadi tergoda dan ucapkanlah
perkataan yangma'ruf (baik)."

6. Al Ahzab : 53.
"Haiorang-orangyang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabikecuali bilakamu
diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nungguwaktu masak(makanannya) tetapi jika kamu
diundang maka masuklah danbila kamuselesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik
memperpanjangpercakapan.Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi laluNabi
malukepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidakmalu(menerangkan) yang benar.
Apabila kamu meminta sesuatu(keperluan)kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah
daribelakang tabir.Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hatimereka. Dantidak boleh
kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak(pula) mengawiniisteri- isterinya selama-lamanya
sesudah ia wafat.Sesungguhnyaperbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah."

*) Hadist

1."Sesungguhnyadunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan AllahSubhanahu waTa'ala
menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) diatasnya,kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala
memerhatikan amalan kalian.Makaberhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita,
karenasesungguhnyaawal fitnah (kehancuran) Bani Israil dari kaum wanita."(HR. Muslim,dari Abu
Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu)

2."Tidaklah akumeninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahayaterhadap kaumlelaki dari


fitnah (godaan) wanita." (Muttafaqun 'alaih,dari Usamah binZaid radhiyallahu 'anhuma)

3."Hati-hatilah kalian dari masukmenemui wanita." Seorang lelaki darikalangan Anshar berkata:
"Bagaimanapendapatmu dengan kerabat suami? "Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihiwa sallam
bersabda: "Mereka adalahkebinasaan." (Muttafaq 'alaih, dari'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu)

4. "Jangan sekali-kali salahseorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama


mahram."(Muttafaq 'alaih, dari Ibnu'Abbas.R.A)

5."Barangsiapa berimankepada Allah dan hari akhir maka jangansekali-kali dia berkhalwatdengan
seorang wanita tanpa disertaimahramnya, karena setan akanmenyertai keduanya." (HR. Ahmad)

6.Rasulullah Shallallahu 'alaihiwa sallam dalam hadits Abu Hurairahradhiyallahu 'anhu:"Telah


ditulisbagi setiap Bani Adam bagiannya darizina, pasti dia akan melakukannya,kedua mata zinanya
adalah memandang,kedua telinga zinanya adalahmendengar, lidah(lisan) zinanya adalahberbicara,
tangan zinanya adalahmemegang, kaki zinanya adalahmelangkah, sementara kalbu
berkeinginandan berangan-angan, makakemaluan lah yang membenarkan atau mendustakan."

7."DemiAllah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusukdenganjarum dari besi, maka itu
lebih baik dari menyentuh wanita yangtidakhalal baginya." (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari
Ma'qil binYasarradhiyallahu 'anhu, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalamAsh-Shahihahno. 226)

8.Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "Tidak. Demi Allah,tidak pernahsama sekali tangan Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallammenyentuhtangan wanita (selain mahramnya), melainkan beliau
membai'atmerekadengan ucapan (tanpa jabat tangan)." (HR. Muslim)

9.DalamShahih Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma, diaberkata:"Aku bertanya
kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallamtentangpandangan yang tiba-tiba (tanpa sengaja)?
Maka beliaubersabda:'Palingkan pandanganmu'."

10." Janganlah kalian masuk ketempat wanita. 'Lalu seseorang dari kaumAnshar berkata :
"WahaiRasulullah, bagaimana pendapatmu mengenaiipar?'. Beliau menjawab, "Iparitu maut
(menyendiri dengannya bagaikanbertemu dengan kematian)".(Hadits Riwayat Muttafaqun 'alaih)

11.Ath-Thabrany mentakhrijsebuah hadits. "Janganlah kamu sekalianberkhalwat dengan wanita.


Demidiriku yang ada dalam kekuasaan-Nya,tidaklah seorang laki-lakiberkhalwat dengan seorang
wanita melainkansyetan akan masuk di antarakeduanya. Lebih baik seorang laki-lakiberdekatan
dengan babi yangberlumuran tanah liat atau lumpur daripadadia mendekatkan bahunya kebahu
wanita yang tidak halal baginya".

Anda mungkin juga menyukai