PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, Radikalisme menjadi isue global yang semakin hangat
dibicarakan. Fenomena radikalisme diidentikkan dangan kejadian
tindakan kekerasan, dan teror yang marak terjadi dalam dua dekade abad
ke-21. Beberapa peristiwa teror diantaranya, serangan 11 November 2001
yang menghancurkan gedung WTC (World Trade Center), dan gedung
Pertahanan Pentagon Amerika Serikat.1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
3
Lub Liyna Nabilata, Dekonstruksi Paradigma Radikal Dalam Al-Quran, Journal of Islamic Studies and
Humanities Vol. 3, No. 1 (2018), Hlm. 46.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Radikalisme
4
Dede Rodin, Islam dan Radikalisme: Telaah Atas Ayat-ayat Kekerasan Dalam Al-Qur‘an, Jurnal ADDIN,
Vol. 10, No. 1 (2016), Hlm. 35.
5
Bahtiar Effendi dan Hendro Prasetyo, ed., Radikalisme Agama (Jakarta: PPIM-IAIN, 1998), Hlm. 16.
Secara sederhana, radikalisme adalah pemikiran atau sikap yang
ditandai oleh empat hal yang sekaligus menjadi karakteristiknya, yaitu
sikap tidak toleran dan tidak mau menghargai pendapat atau keyakinan
orang lain, lalu sikap fanatik, yakni sikap yang membenarkan diri sendiri
dan menyalahkan orang lain. Lalu sikap eksklusif, yakni sikap tertutup
dan berusaha berbeda dengan kebiasaan orang banyak. Dan sikap
revolusioner, yakni kecenderungan untuk menggunakan kekerasan dalam
mencapai tujuan.6
6
Lub Liyna Nabilata, Dekonstruksi Paradigma Radikal Dalam Al-Quran, Journal of Islamic Studies and
Humanities, Vol. 3, No. 1 (2018), Hlm. 48.
sangat mengabsolutkan paham tertentu, tidak kecuali paham kebangsaan
atau nasionalisme.7
ٍم ۡد ُّل ِم ۡن ۡب ِب ۤۡو ۡه ِدۡي ِن ۡي ۡل ۡل ۡه ۡل ِك ِب ۡغ
ُق ـٰۤيَا َل ا ـ ٰت اَل َت ُلۡو ا ِف ـ ُك ۡم َغ َر ا َح ـِّق َواَل َتَّت ُع ا َا َوٓاَء َقۡو َق َض ۡو ا َق ُل
. َوَاَض ُّلۡو ا َك ِثۡي ًرا َّو َض ُّلۡو ا َعۡن َس َوٓاِء الَّس ِبۡي ِل
Yang artinya: Katakanlah (Muhammad), "Wahai Ahli Kitab! Janganlah
kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu.
Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah
7
Nuria Reny Hariyati Hespi Septiana, Radikalisme Dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis, Penerbit
Graniti, (Surabaya, 2019), Hlm. 4-5.
8
Lub Liyna Nabilata, Dekonstruksi Paradigma Radikal Dalam Al-Quran, Journal of Islamic Studies and
Humanities, Vol. 3, No. 1 (2018), Hlm. 48-49.
tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka
sendiri tersesat dari jalan yang lurus."
َفِاَذا اْنَس َلَخ اۡل َاۡش ُه ُر اۡل ُح ـُرُم َفاۡق ُتُلوا اۡل ُم ۡش ِرِكۡي َن َح ۡي ُث َوَج ْد ُمُّتۡو ُه ۡم َوُخ ُذ ۡو ُه ۡم َواۡح ُصُرۡو ُه ۡم
ِا ّٰل ٍد ِا ۡق
َوا ُعُد ۡو ا ُهَلۡم ُك َّل َم ۡر َص ۚ َف ۡن َتاُبۡو ا َوَاَقاُموا الَّص ٰل وَة َو ٰاَتُوا الَّزٰك وَة َفَخ ُّلۡو ا َس ِبۡي َلُهۡم َّن ال َه َغُفۡو ٌر
.َّرِح ۡي ٌم
Yang artinya: “Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, maka
bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka,
9
Siti Khairunnisa, Lukman Zain, Anisatun Muthi’ah, Penafsiran Ayat-ayat Pemicu Radikalisme
Perspektif Ibnu Taimiyah dan Quraish Shihab, Diya al-Afkar, Vol. 4 No. (02 Desember 2016), Hlm. 86.
dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah mereka di setiap
tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk
berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Jika melihat ayat tersebut hanya dari segi tekstual, otomatis ayat
ini juga mampu memicu adanya tindak anarkis suatu kelompok, di
antaranya mereka yang bernafsu memenuhi segala keyakinannya untuk
mengganti ideology kebangsaan NKRI dengan dasar hukum syari’at
Islam yang mereka pahami sendiri.10
10
Ibid, Hlm. 87.
Al-Qur’an melarang adanya tindakan pemaksaan dalam memeluk
agama
ۤاَل ِاۡك ا ىِف الِّد ۡي ِۙن َقد َّت الُّرۡش ُد ِم اۡل َغ ِّۚى َف ۡن َّيۡك ُفۡر ِبالَّطاُغۡو ت ۡؤ ِم ۢۡن ِبالّٰلِه َق ِد
َف َوُي َم َن َبَنَّي َر َه
ّٰل ِمَس ِل ِف ِب ۡل ِة ۡل ۡث
اۡس َتۡم َس َك ا ُعۡر َو ا ُو ٰق ى اَل اْن َص اَم َهَلا َوال ُه ۡي ٌع َع ۡي ٌم
Yang artinya: Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),
sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan
jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada
Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat
kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya
telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang
sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah,
maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat
yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Al-
Baqoroh: 256).
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pemakalah:
Muhammad Farhan Hibatullah 422021232118
Muhammad Fuad Khairul Aziz 422021232120
Zulfadli 422021232196
Abdurrahman 422021232005
Muhammad Akbar Arrosyid 422021232132
Prodi Ilmu Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin
Universitas Darussalam Gontor
2023/1444