Anda di halaman 1dari 9

Metodologi Tafsir Maraghi Karya Musthofa Al Maragi

Makalah Ini Dibuat Untuk Menuhi Tugas UAS Dari Mata Pelajaran:

Manhajul Mufassirin Al Hadist

Dosen Pengampu:

Al-Ustadz Mahmud Rifaanuddin, S. Ud. M. Ag

Pemakalah:
Muhammad Farhan Hibatullah 422021232118

Prodi Ilmu Qur’an dan Tafsir


Fakultas Ushuluddin
Universitas Darussalam Gontor
2022-2023/1443-1444
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Tafsir secara Bahasa berarti klarifikasi dan penjelasan atau pernyataan dan
penjabaran. Dan juga berarti mengungkapkan dan mencari maksud dari lafal yang
bermasalah. Tafsir secara istilah adalah ilmu untuk memahamkan kitab Allah Ta’ala
yang diturunkan kepanya Nabi Muhammad SAW, dan menjelaskan maknanya, dan
mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmahnya.1 Tafsir menjelaskan tentang apa
yang telah tertulis didalam Al-Qur’an.

Para penafsir didalam buku tafsir mereka memiliki metode-metode masing-


masing. Sudah banyak pengertian tentang metode dan dari pengertian itu semua kita
tahu bahwa metode adalah cara yang jelas dalam mengungkapkan sesuatu atau dalam
pengamalan sesuatu atau dalam mempelajari sesuatu dengan prinsip dan aturan
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.2 Dan dikatakan bahwa metode adalah cara
yang mengarah kepada sebuah tujuan yang dimaksud.3

Syekh Mustafa al-Maraghi memiliki metode dalam penulisan tafsirnya yang


disebut Tafsir Al-Maraghi. Dalam penelitian ini, peneliti Insya Allah, akan mencari
hal-hal yang berkaitan dengan penulisan Tafsir Al Maraghi karya Mustafa Al-
Maraghi. Terkhusus dalam biografinya dan metode atau cara penulisan tafsirnya dan
corak penafsirannya.

BAB II
1
Muhammad Badrun Syahir, “At Tafsir Fii Diraasati ‘Ilmit Tafsir”, (Gontor, 2020/1442 H), Hal. 1.
2
‘Ali Muhammad Al Quraasyu, “Manahijul Mufassirin”, (Perpustakaan Nahdoh, 1986), Hal. 13
3
Muhammad Badrun Syahir, “At Tafsir Fii Diraasati ‘Ilmit Tafsir”, (Gontor, 2020/1442 H), Hal. 44.
PEMBAHASAN

A. Biografi Atau Asal Usul Musthafa Al Maraghi

Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Mustafa bin Muhammad bin ‘Abd al-
Mu’in Al-Qadi Al-Maraghi, lahir di kota Maraghi, Selatan Mesir, pada tahun 1330 H
yang bertepatan dengan tahun 1887 M, dan dikatakan juga pada tanggal 9 Maret 1881
M sesuai dengan 7 Rabi’ul Akhir pada tahun 1298 H. Dia berasal dari keluarga yang
sangat tekun dalam mengbdikan diri kepada ilmu pengetahuan dan peradilan secara
turun temurun, sehingga keluarga mereka dikenal sebagai keluarga hakim, dan
madzhabnya adalah Hanafi.4

Syekh Al-Maraghi dikenal karena kerendahan hati, kebencian terhadap


kekerasan dan kebebasan pengambilan keputusan, yang menjadikannya ketua hakim
di Sudan pada tahun 1908. Sekembalinya dari Sudan, ia berpartisipasi dalam banyak
kegiatan, diantaranya: anggota Mahkamah Syari’ah Mesir, kemudian anggota
Mahkamah Syari’ah Tingkat Pertama, anggota Mahkamah Syari’ah Agung, dan
kemudian Presiden Mahkamah Syari’ah Mesir.

Syekh mengambil pengetahuannya dari sekelompok syekh dan cendekiawan


terkenal Al-Azhar, yang dipimpin oleh Syekh muda Ali Al-Salihi, Syekh Muhammad
menerima darinya ilmu-ilmu bahasa Arab, dan ia memiliki gaya Bahasa yang indah
dan fasih yang jelas yang mempengaruhi Syekh Muhammad Al-Maraghi. Dia
kemudian bertemu dengan Syekh Muhammad Abduh, dan pertemuan ini memiliki
dampak yang jelas pada kedudukan ilmiahnya, melalui pertemuannya dengan Syekh
Muhammad Abduh tentang penafsiran Al-Qur'an. Syekh Al-Maraghi terkenal karena
sopan santunnya di antara teman-teman dan rekan-rekannya, dan dia biasa membaca
pelajaran sebelum guru menyampaikannya, selain membaca beberapa buku ilmiah
dan sumber lainnya.

4
Fadhlu Hasan ‘Abbas, “At Tafsir Wal Mufassirun”, (Percetakan Daru An Nafaais, cetakan pertama,
juz kedua, 1437 H), Hal. 241.
Syekh Ahmad mengajar di sekolah-sekolah menengah, kemudian di sekolah
guru di Fyumi. Dan selesai dalam waktu 4 tahun. Lalu Kembali ke Mesir dengan
gelar Profesor pada bidang Bahasa Arab dan Syari’ah Islamiyah dari sekolah-sekolah
Darul ‘Ulum, dan ia mahir dalam Ilmu Balagoh di Fakultas Bahasa Arab seperti
Balagoh dan Sastra di Al-Azhar. Dan dari tangannyalah muncul pondok-pondok
agama dari ulama-ulama khusus.5

Dia meninggal pada pada usia 69 tahun (1371 H./1952 M). Di era kerajaan
sejarah modern Mesir. Dan ada yang mengatakan pada hari Rabu tanggal 14
Ramadhan 1364 H bertepatan dengan22 Agustus 1945 M.6

B. Karya-Karya Musthofa Al Maraghi

Syekh Ahmad Al-Maraghi meninggalkan beberapa buku yang seperti


Balaghah dan beberapa ilmu bahasa lainnya di mana ada banyak aspake Pendidikan
fiqih yang berbeda-beda, diantara buku-bukunya adalah sebagai Berikut :

1. Tafsir al-Maraghi
2. Ilmu Balaghah
3. Hidayah at-Talib
4. Mursyid at-Talib
5. Tahzib at-Taudih
6. Buhus wa ‘Aro fii fununi Al Balagoh
7. Tarikh’Ulum al-Balagah wa Ta’rif bi Rijaliha
8. Ad-Diyanat wa al-Akhlaq
9. Al-Mujaz fi al-Adab al-‘Arabi
10. Al- Mujaz fi ’Ulum al-Usul,
11. Al-Muthola’ah Al-‘Arabiyyah lil Madaaris As-Sudaniyah
12. Ta’liqat ‘ala Asrori al-Balaghoh karya Abdul Qohar Al Jurjani

5
Ibid, 242-243
6
Fadhlu Hasan ‘Abbas, “At Tafsir Wal Mufassirun”, (Percetakan Daru An Nafaais, cetakan pertama,
juz kedua, 1437 H), Hal. 243.
13. Ta’liqat ‘ala Dalaail al-A’jaaz karya Abdul Qohar Al Jurjani7

C. Metode atau Sistematika Musthofa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi

Tafsir Maraghi disusun menjadi sepuluh jilid. Setiap jilid memiliki tiga bagian
untuk memudahkan pembaca untuk membacanya dan membuatnya lebih mudah
untuk dibawa. Dan cetakan pertamanya pada awal 1365 H. Adapun metode atau
sistematika terhadap tafsir ini, ia mendefinisikannya dalam poin-poin berikut:

1. Menyebutkan ayat-ayat di awal pembahasan


2. Penjelasan kosakata
3. Makna keseluruhan dari ayat-ayat tersebut
4. Sebab turunnya ayat
5. Mengesampingkan istilah-istilah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
6. Gaya bahasa para mufassir
7. Kelebihan untuk zaman sekarang dalam sarana pemahaman
8. Mencermati Riwayat-riwayat kitab tafsir 8

D. Referensi Mustafa Al-Maraghi Dalam Tafsir Al-Maraghi

Dalam menulis dan menulis penafsiran Al-Maraghi, Mustafa Al-Maraghi


memiliki banyak rujukan, yaitu tiga puluh rujukan, beberapa di antaranya adalah:

1. Al-Qur’an
2. Hadits Nabi
3. Jami' al-Bayan fi Tafsir al-Qur'an karya al-Tabari
4. Tafsir Al-Kasyaf karya Al-Zamakhshari
5. Tafsir al-Bashit tentang Imam Abu al-Hasan al-Wahid
6. Mafatihul Ghaib ar-Razi
7. Tafsīr Ibn Katsir karya ’Imad al-Din al-Fida‘ Ismā‘īl ibn Katsir al-
Quraisyi al-Dimasyqi
8. Gharaib al-Qur‘an karya Niẓam al-Din al-Ḥasan
7
Ibid, 232.
8
Ibid, 234.
9. Al-Bahr Al-Muhit karya Abu Hayan
10. Tafsir Al-Manar karya Muhammad Abduh dan Rushd Rida
11. Tafsir al-Qadi karya Abu Bakar al-Baqolani
12. Tafsir ruh al-Ma’ani karya Al-Alusi
13. Fathul Bari karya Ibnu Hajir Al-Asqalani9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

9
Ad. Ahmad, Riwayat Hidup Al Maraghi dan Tafsirnya, (2016), Hal. 36-37. Lihat juga Tafsir Al
Maraghi , Hal. 21.
Dari penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa Tafsir Al Maraghi karta
Mustofa Al Maraghi menggunakan metode Al Iqtiran, dan dari cara penjelasan
menggunakan Al Bayan, dan dari cara mentartibkan ayat menggunakan At Tahlili, dan
dari keluasan pembahasan menggunakan At Tafsili, dan corak dari tafsir ini adalah Al
Adabi dan Al Ijtima’i.

Daftar Pustaka

- Muhammad Badrun Syahir, At Tafsir Fii Diraasati ‘Ilmit Tafsir, (Gontor,


2020/1442 H)
- ‘Ali Muhammad Al Quraasyu, Manahijul Mufassirin , (Perpustakaan Nahdoh,
1986)
- Fadhlu Hasan ‘Abbas, At Tafsir Wal Mufassirun, (Percetakan Daru An
Nafaais, cetakan pertama, juz kedua, 1437 H)
- Ad. Ahmad, Riwayat Hidup Al Maraghi dan Tafsirnya, (2016), Lihat juga
Tafsir Al Maraghi

Anda mungkin juga menyukai