Anda di halaman 1dari 4

Artikel Rahmatan Lil-Alamin

Disusun untuk memenuhi PAS


Dosen Pengampu :
Dr. H.Dede Sofyan Hadi, M.Ag

Disusun oleh :
Ana Karlina
22S1ES0018
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAI BUNGA BANGSA CIREBON
Jl. Widadasari III, Sutawinangun, Kec. Kedawung, Kab Cirebon, Jawa Barat 45153
Desember 2022
Terorisme merupakan salah satu bentuk dari tindakan kelompok radikalisme.
Tentu saja kelompok ini sangat berbahaya di segala penjuru dunia. Maka pemerintah
Indonesia saat ini, juga mengkaitkan dengan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
"kelompok Islam radikal”. Memang, tidak bisa dipungkiri, sejak tumbangnya rezim
Orde Baru, kelompok Islamis radikal aktif melakukan berbagai aksi dan gerakan yang
menolak ideologi negara Pancasila karena dianggap sebagai "ideologi kafir-sekuler”
yang tidak Islami atau tidak syar'i.
Apa itu radikalisme ? Pengertian radikalisme secara etimologi berasal dari
bahasa Latin, radix atau radici. Kata ini memiliki arti "akar". Baik radikal maupun
radikalisme muncul dari gagasan bahwa perubahan politik harus “berasal dari akar”,
atau bersumber masyarakat yang paling mendasar.Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik;
paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik
dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrem dalam aliran politik.
Dalam perjalanannya, istilah radikalisme banyak melalang buana ke berbagai
negara. Salah satunya di Amerika Serikat. Orang yang memiliki pola pikir radikalisme
akan diartika sebagai sosok ekstremis politik dalam bentuk apa pun, baik kiri maupun
kanan. Komunisme dianggap sebagai radikal kiri, sementara fasisme dianggap sebagai
radikal kanan. Berbagai gerakan pemuda di Amerika Serikat, yang secara luas disebut
radikal, dikaitkan dengan kecaman terhadap nilai-nilai sosial dan politik tradisional.
Radikalisme mulai muncul pada 1797. Istilah ini pertama kali digunakan oleh
Charles James Fox yang mendeklarasikan "reformasi radikal". Gerakan ini terdiri dari
perluasan hak pilih secara drastis ke titik hak pilih universal. Pengertian radikalisme
kemudian mulai digunakan sebagai istilah umum yang mencakup semua pihak yang
mendukung gerakan reformasi parlementer.
Di Prancis sebelum 1848 istilah radikal menunjuk seorang republik atau
pendukung hak pilih universal. Memasuki abad ke-19, pemaknaan radikalisme berubah
karena pengaruh bahwa manusia bisa mengontrol lingkungan sosial mereka melalui
tindakan kolektif, sebuah posisi yang dipegang oleh apa yang disebut radikal filosofis.
Ini membuat radikalisme lekat dengan para kaum Marxis atau kelompok
ideologi lain, yang notabene mendukung agenda perubahan sosial politik secara
mendasar dan keras melalui revolusi.
Di Amerika, radikalisme berarti ekstremisme politik dalam bentuk apa pun, baik
kiri maupun kanan. Komunisme dianggap sebagai radikal kiri, sementara fasisme
dianggap sebagai radikal kanan. Berbagai gerakan pemuda di Amerika Serikat, yang
secara luas disebut radikal, dikaitkan dengan kecaman terhadap nilai-nilai sosial dan
politik tradisional.
Itu semua memang tidak bisa dipungkiri. Apalagi baru-baru ini Indonesia
dihebohkan dengan adanya peristiwa Bom bunuh diri di polsek Astanaanyar Bandung
pada 7 Desember 2022. Siapa dibalik aksi ini?, Mengapa mereka tega melakukan ini
semuanya?, Bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi. Apa pandangan islam terhadap
ini semua ?
Menurut dari sumber yang pernah saya baca pelaku dari bom bunuh diri tersebut
adalah Agus Sujatno, mantan narapidana yang menganggap tindakan tersebut adalah
jihad. Tindakan ini sangat haram untuk dilakukan,karena mengorbankan diri sendiri,
hilangnya nyawa orang lain, rusaknya berbagai fasilitas publik dan internasional serta
menimbulkan suasana teror di masyarakat. sehingga segala akibat hukum yang berlaku
dalam kasus terorisme dapat pula diberlakukan bagi para pelaku tindak bom bunuh diri.
Maka dimana letak jihadnya? Tentu tidak ada. Jihad dalam Islam adalah pilihan terakhir
bagi sebuah perjuangan, dan disyaratkan harus ada pihak yang memerangi, maka bom
bunuh diri tidaklah termasuk jihad tetapi bunuh diri biasa.
1. Rasulullah SAW bersabda:
‫َار َجهَنَّ َم‬ َ ‫َو َم ْن قَتَ َل نَ ْف َسهُ بِ َش ْي ٍء ُع ِّذ‬
ِ ‫ب بِ ِه فِي ن‬
Artinya: "Barangsiapa membunuh dirinya dengan sesuatu, ia disiksa di neraka
jahanam dengan sesuatu yang digunakannya untuk bunuh diri," (HR. Bukhari).
Larangan bunuh diri yang dijelaskan Nabi, menurutnya bersifat umum dan bisa dalam
bentuk apapun seperti salah satunya bom bunuh diri. Perilaku ini tidak ada landasannya
dalam Islam. Belum lagi pencatutan ajaran Islam oleh para pelaku ini justru adalah
pelecehan kepada Islam.

2. Sedangkan dosa orang yang melakukan bunuh diri lebih besar dibandingkan
membunuh orang lain, sebagaimana yang kami pahami dari keterangan yang
terdapat dalam kitab Al-Mawsu’atul Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah:
 

ُ‫ِإ َّن َم ْن قَتَل نَ ْف َسهُ َكانَ ِإ ْث ُمهُ َأ ْكثَ َر ِم َّم ْن قَتَل َغي َْره‬
 
Artinya: Sungguh orang yang melakukan bunuh diri dosanya lebih besar
dibanding orang yang membunuh orang lain, (Lihat Al-Mawsu’atul Fiqhiyyah al-

Kuwaitiyyah, Kuwait-Darus Salasil, juz III, halaman 239).


Lantas jika dosa membunuh orang lain dikategorikan sebagai dosa besar,
sedangkan dosa membunuh diri sendiri dianggap lebih besar lagi, apakah orang yang
mati bunuh diri akan kekal di neraka?
 
3. Untuk menjawab pertanyaan ini maka kami akan menyuguhkan salah satu hadits
Nabi saw riwayat Muslim berikut ini.
 
َ ‫َار َجهَنَّ َم خَ الِدًا ُم َخلَّدًا فِيهَا َأبَدًا َو َم ْن َش ِر‬
‫ب َس ّمًا‬ ِ ‫طنِ ِه فِي ن‬ ْ َ‫َم ْن قَت ََل نَ ْف َسهُ بِ َح ِدي َد ٍة فَ َح ِدي َدتُهُ| فِي يَ ِد ِه يَتَ َو َّجُأ بِهَا فِي ب‬
ِ ‫َار َجهَنَّ َم خَالِدًا ُم َخلَّدًا فِيهَا َأبَدًا َو َم ْن ت ََر َّدى ِم ْن َجبَ ٍل فَقَتَ َل نَ ْف َسهُ فَهُ َو يَت ََر َّدى فِي ن‬
‫َار َجهَنَّ َم‬ ِ ‫فَقَت ََل نَ ْف َسهُ فَهُ َو يَتَ َحسَّاهُ فِي ن‬
‫َأ‬ َّ
‫خَالِدًا ُم َخلدًا فِيهَا بَدًا‬
 
Artinya: Barangsiapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergenggam
di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka Jahanam
secara terus-menerus dan ia kekal di dalamnya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan
cara meminum racun maka ia akan selalu menghirupnya di neraka Jahannam dan ia
kekal di dalamnya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung,
maka ia akan selalu terjun ke neraka Jahanam dan dia kekal di dalamnya. (HR Muslim).

Maka dari ini kita sebagai generasi milenial, harus mempunyai tindakan atau
upaya pencegahan radikalisme dan terorisme, seperti
1. Menanamkan pancasila
2. Mengerti bahaya radikalisme dan terorisme
3. Tidak mudah kedoktrin
4. Peran aktif masyarakat.

Masyarakat dan jajaran penting lainnya harus bersedia berkontribusi dalam


memberantas teroris, dan mempunyai kesadaran bahwa tindakan teroris tersebut
tidaklah benar. Tentu saja, upaya menyadarkan orang-orang yang sudah terdoktrin oleh
paham terorisme tidak serta merta akan sadar begitu saja apabila dasar-dasar
argumentasi mereka, baik secara hukum maupun islam, belum terbantahkan. Di sini
adalah tugas para ilmuan yang tidak saja membangun konstruk Islam rahmatan lil
alamin tetapi juga mencari strategi penguasaan atas ruang kesadaran masyarakat..

Anda mungkin juga menyukai