DEFINISI
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang
beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara
laboratories, anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin, hitung eritrosit, dan
hematokrit di bawah normal. Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan
batas hemoglobin atau hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut
sangat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan
laut. Batasan umum yang digunakan adalah kriteria WHO. Dinyatakan sebagai anemia bila
terdapat nilai dengan kriteria sebagai berikut :
Menurut Handayani & Haribowo (2008), untuk kriteria anemia diklinik, rumah sakit,
atau praktik klinik pada umumya dinyatakan anemia bila terdapat nilai, sebagai berikut :
Hb <10 gr/dL
Hematokrit <30%
KLASIFIKASI
Derajat pada anemia ditentukan oleh kadar Hb. Menurut Handayani & Haribowo
(2008), klasifikasi derajat anemia yang umum dipakai, adalah sebagai berikut :
ETIOLOGI
Gejala umum
Gejala umum disebut juga sebagai sindrom anemia. Gejala umum sindrom anemia
adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang
sudah menurun sedemikian rupa dibawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena
anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan
hemoglobin. Gejala – gejala tersebut apabila diklasifikasikan menurut organ yang
terkena, yaitu sebagai berikut :
Sistem kardiovaskuler
Lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas saat beraktifitas, angina
pectoris, dan gagal jantung.
Sistem saraf
Sistem urogenital
Epitel
Warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, dan rambut
semakin menipis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes penyaring
Tes ini dilakukan pada tahap awal pada setiap kasus anemia. Dengan
pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk morfologi anemia
tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen – komponen,
yaitu kadar hemoglobin, indeks eritrosit, dan apusan darah tepi.
Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan ini akan dikerjakan jika telah mempunyai dugaan diagnosis awal
sehingga fungsinya adalah untuk mengonfirmasi dugaan diagnosis tersebut.
Pemeriksaan tersebut meliputi komponen, sebagai beikut anemia defisiensi besi
(serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin serum), anemia megaloblastik
(asam folat darah atau eritrosit dan vitamin B12), anemia hemolitik (hitung
retikulosit, tes Coombs, dan elektroforesis Hb), dan anemia pada leukemia akut
biasanya dilakukan pemeriksaan sitokimia.
Faal ginjal
Faan endokrin
Faal hati
Asam urat
Biakan kuman
Pemeriksaa radiologi
PENATALAKSANAAN MEDIS
Anemia pernisosa
Pada anemia yang mengancam nyawa, dapat diberikan transfusi darah merah
seperlunya. Pengobatan dengan suplementasi besi tidak diindikasikan.
Pemberian kobalt dan eritropoeitin dikatakan dapat memperbaiki anemia
pada penyakit kronik.
Anemia aplastik
Sebaiknya diberikan transfusi darah merah. Bila diperlukan trombosit,
berikan darah segar atau platelet concentrate.
Anemia hemolitik
Terapi kasual
Terapi kausal merupakan terapi untuk mengobati penyakit dasar yang menjadi
penyebab anemia. Misalnya, anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi
cacing tambang harus diberikan obat anti cacing tambang.
Terapi ex-juvantivus
Terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat dipastikan, jika terapi ini
berhasil, berarti diagnosis dapat dikuatkan. Terapi ini hanya dilakukan jika tidak
tersedia fasilitas diagnosis yang mencukupi. Pada pemberian terapi jenis ini,
penderita harus diawasi dengan ketat. Jika terdapat respon yang baik, terapi
diteruskan, tetapi jika tidak terdapat respon, maka harus dilakukan evaluasi kembali.