PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4.912 kasus artinya kematian ibu di Indonesia masih mencapai 305 per
100.000 KH dengan kata lain ada 1 ibu yang meninggal setiap 6 jam,
tahun, angka kematian ibu di Jawa Tengah pada tahun 2013 mencapai 613
kasus. Jumlah itu terus ditekan hingga pada tahun 2018 hanya terjadi 421
kasus AKI. AKB juga menurun pada tahun 2013 mencapai 5.485 kasus
2019).
KH, dan pada tahun 2018 AKI mengalami penurunan yang signifikan
sebesar 79/100.000 KH. AKB tahun 2017 sebesar 8,2 /1000 KH, dan pada
Karanganyar, 2019).
1
2
pada tahun 2019 AKI mengalami penurunan yaitu 3 kasus. AKB tahun
pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara
nifas, pelayanan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga berencana yang
ibu nifas 3, BBL sehat 3, Balita sehat 25, KB 23 pasien (Data sekunder
tahun 2020).
Karanganyar.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
bimbingan bidan atau tenaga kerja kesehatan yang berwenang pada Ny.
Ma.
2. Tujuan Khusus :
D. Manfaat
1. Bagi Klien
kebutuhannya.
memberikan asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB.
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Kehamilan
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
medik terlatih yang begitu terlibat dalam kondisi yang biasanya sehat
dan normal. Mereka menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam
fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga
6
7
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
2) Serviks
3) Ovarium
2016).
(Tyastuti, 2016).
5) Kulit
(Tyastuti, 2016).
6) Payudara
(Tyastuti, 2016).
7) Perubahan metabolik
(kg)
Rendah <19,8 12,5
Gameli 16-20,5
Sumber: Cunningham, 2012
12
8) Sistem kardiovaskular
9) Traktus digestivus
pembesaran uterus.
amino dan vitamin yang larut air dalam jumlah yang lebih
diperhitungkan.
bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar
menjadi orang tua. Membuat atau membeli pakaian bayi, dan mengatur
mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak akan tahu
dan tidak bisa keluar. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan
Perasaan mudah terluka dan juga terjadi pada masa ini. Wanita tersebut
khusus yaitu:
d. Setelah 36 minggu
(Kusmiyati, 2013).
adanya factor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil
disertai dengan edema wajah wajah dan atau tungkai bawah, dan
atau proteinuria).
23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayin Bayi
atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai
kehamilan 24 minggu.
22
Minggu
12 12 cm 1-2 jari di atas
16 16 cm simpisis
20 20 cm Pertengahan simpisis
24 24 cm pusat
32 32 cm Setinggi pusat
40 40 cm Pertengahan pusat-
PX
Sumber:
3 jari di bawah PX
Walyani,
Pertengahan pusat-
2015
PX
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) (T5)
pada trimester III letak bagian bawah janin bukan kepala, atau
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali permenit atau
DJJ cepat lebih dari 160 kali permenit menunjukkan adanya gawat
janin.
diperlukan (T 6)
harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
tidak TT lagi.
Astuti, 2011
mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat
pertama.
laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang
darah, Hb, protein dalam urin, kadar gula darah, darah malaria, tes
kehamilan dapat berjalan dengan baik dan kelak akan melahirkan bayi
yang sehat dengan tidak ada komplikasi medis, psikologi dan sosial
pada ibu.
a) Personal hygiene
tabu untuk dilakukan pada saat hamil. Perlu adanya upaya untuk
b) Pakaian
Dibeberapa negara maju konsep ini tidak dianut lagi oleh para paka
mode mereka mengatakan keelokan ibu hamil saat ini adalah pada
c) Eliminasi
d) Istirahat/tidur
kebalikannya, walaupun lelah dan letih hal ini tidak membuat ibu
pada malam hari, tidur siang atau hanya sekedar berbaring dan
e) Traveling/perjalanan
yang dirasakan oleh ibu dan tubuh masih dalam proses penyesuaian
akan dinikmati dengan baik karena postur dan bentuk rahim yang
telah membesar telah membuat ibu hamil susah untuk duduk atau
f) Pekerjaan
(Kusmiyati, 2013).
g) Kebutuhan seksual
(Kusmiyati, 2013).
h) Kebutuhan Nutrisi
harus ditambah 300 kali dari 2200 kalori yang dianjurkan selama
2013).
Zat besi
Asam folat
atau total 0,4 hingga 0,8 miligram setiap hari. Penggunaan asam
Mineral
i) Senam hamil
menjadi ibu.
Sementara itu ukuran janin dan posisi terkadang membuat ibu hamil
merasa tidak nyaman dan susah tidur, ditambah lagi dengan lelah
hamil:
a) Bengkak/edema
b) Pembesaran payudara
bisa mencapai 1,4 kg, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan tidak
c) Keringat meningkat
d) Stretch mark
juga bisa menghitam, juga timbul garis hitam dibagian tengah perut
perut dan penyebab lain konstipasi adalah karena tablet zat besi
yang diberikan oleh tenaga kesehatan, selain itu tablet zat besi juga
warna feses karena pengaruh zat besi ini adalah normal cara
g) Insomnia
trimester I dan trimester III. Pada trimester III gangguan ini terjadi
karena ibu hamil sering buang air kecil, gangguan ini juga
disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang dialami ibu hamil seperti
sebentar disiang hari cukup 30-60 menit, posisi tidur miring ke kiri
yaitu postur tubuh yang baik, mekanik tubuh yang tepat saat
i) Kegerahan
kegerahan yaitu pakai baju yang longgar dan nyaman, pilihlah baju
Nuryaningsih, 2017).
k) Hemoroid
dan trimester III. Hal ini sering terjadi karena konstipasi. Sama
l) Perut kembung
polos dan penekanan uterus pada usus besar cara mengatasi yaitu
m) Susah bernapas
biasanya akan merasa lega dan bernapas lebih mudah (Fatimah dan
Nuryaningsih, 2017).
n) Kontraksi perut
2017).
o) Kram kaki
Nuryaningsih, 2017).
39
2017).
a) Perdarahan pervagina
2014)
2014).
kali dalam 12 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan
baik. Jika gerak bayi kurang dari biasanya maka waspada akan
9. Patologi Kehamilan
a. Hyperemesis Gravidarum
b. Preeklamsia
1) Preeklamsia Ringan
systole ≥30 mmHg atau diastole ≥15 mmHg (dari tekanan darah
atau lebih dalam 1 minggu, protein urin 0,3 gram atau lebih
2) Preeklamsia Berat
43
100.000/mm.
c. Anemia
d. Kehamilan Ektopik
penggunaan IUD.
e. Mola Hidatodosa
f. Abortus
kandungan.
45
g. Kehamilan postdate
1. Standar I: Pengkajian
(Estiwidani,2012)
Kriteria pengkajian
Data tepat akurat dan lengkap, terdiri dari data subyektif (hasil
identitas klien/pasien.
Umur : Untuk mengetahui kehamilan yang beresiko
Growthklien/pasien.
kewanitaan Retardation (IUGR).
Agama
Lamanya menstruasi : : Untuk
Lama dapat melakukan
normal menstruasi 3-7 hari. asuhan yang
Siklus : Siklus menstruasi wanita tidak sama, dengan
boleh/tidak boleh dilakukan berdasarkan
variasi normal antara 26-32 hari atau 28-35 hari
kepercayaan klien/pasien.
Suku : Untuk
apabila menyesuaikan
siklus caramaka
haid <28 hari berkomunikasi dan
wanita rentan
melakukan
terkena asuhansiklus
anemia apabila yanghaid
boleh/tidak boleh
>35 hari hal ini
dilakukan
merupakan berdasarkan
dampak adat yang
dari hormon pasien.
tidak stabil.
Jumlah darahPendidikan: : Untuk menyesuaikan cara berkomunikasi
Untuk mengetahui banyaknya perdarahan ketika
pasienmaupun mengetahui
menstruasi tingkat pengetahuan
yang berhubungan dengan
berdasarkan
anemia dan kondisi tingkat pendidikan
endometrium klien/pasien.
pasien normalnya
Pekerjaan : Resiko terpapar zat-zat teratogenic harus
30-40 cc per hari.
Sifat darah : Untukdipertimbangkan
mengetahui jenis selama ibu terpapar
perdarahan dalam
ibu ketika
dan suami.
(Walyani,2015)
48
rahim.
Flour albus : Untuk mengetahui apakah ada kelainan
pasien.
HPL : Penetapan tanggal perkiraan melahirkan.
tahun.
(Walyani, 2015).
Riwayat perkawinan
(Walyani, 2015).
ibu pernah menjadi akseptor KB, atau tidak, kalau pernah KB apa
Riwayat Kesehatan
periharaan.
Riwayat psikososial spiritual
Hal yang perlu dikaji yaitu tanggapan ibu dan keluarga mengenai
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : Keadaan umum digunakan untuk
2011).
Tekanan darah : Grade tekanan darah normal <120/80
2015).
Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung
(Walyani, 2015).
Berat badan : Berat badan yang bertambah terlalu besar
(Walyani, 2015).
IMT : Kategori rendah range <19,8 rekomendasi
54
berdarah.
Leher
Kelenjar tyroid : Keadaan normal tidak ada pembesaran.
Kelenjar limfe : Keadaan normal tidak ada pembesaran.
Vena jugularis : Keadaan normal tidak ada pembesaran.
55
Payudara
Pembesaran : Normalnya terjadi pembesaran simetris.
Areola : Pada ibu hamil akan terjadi hiperpigmentasi.
Putting Terdapat beberapa jenis putting seperti:
bernafas.
Pengeluaran : Pada ibu hamil TM III ada yang sudah
kondisi normal.
Punggung
Posisi : Pada ibu hamil TM III akan terjadi lordosis
masalah.
Abdomen
Pembesaran : Pada posisi normal, ibu hamil akan
kehamilan.
Bekas : Manandakan adanya riwayat persalinan
normal.
Striae : Pada ibu hamil biasanya berwarna putih
bersifat normal.
Tujuan kunjungan kehamilan trimester III umur kehamilan 28-
pemeriksaan:
dan melenting.
Leopold II : Untuk menentukan bagian janin yang
kecil janin.
Leopold III : Untuk menentukan bagian terendah janin.
proses persalinan.
Tafsiran Berat : TBJ pada TFU yang masuk panggul: (TFU-
panggul: (TFU-12)x155.
Auskultasi : DJJ normal adalah 120-160x/menit bila
memicu perdarahan, .
Pengeluaran : Untuk mengetahui adanya pengeluaran
ibu.
Pelvimetris klinis
Distansia : Ukuran normalnya 23-26 cm.
spinarum
Distansia : Ukuran normalnya 26-30 cm.
kristarum
Konjungata : Ukuran normalnya 18-20 cm.
eksterna
Lingkar panggul : Ukuran normalnya 80-90 cm
1) Pernyataan Standar
59
a) Diagnosa kebidanan
kebidanan:
DO:
mmHg
Nadi : 60-100x/menit
Respirasi : 16-24x/menit
Suhu : 36,5-37,5oC
BB : Kenaikan BB sesuai dengan IMT.
BB 16-20,5 kg.
Leopold I : Untuk menentukan TFU dan bagian
digoyangkan.
Leopold IV : Untuk menentukan seberapa bagian
persalinan.
b) Masalah
lebih lanjut.
d) Diagnosa potensial : Bertujuan untuk memberikan
merujuk benar-benar
menyesuaikan batas
pelayanan kebidanan.
(Diana, 2016)
1) Pernyataan standar
63
kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang
kehamilan TM III.
(P4K).
64
(Astuti, 2016)
Standar IV : Implementasi
1) Pernyataan Standar
2) Kriteria
sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai, melakukan
ibu.
65
mata kabur, kaki, tangan, wajah edema, sesak nafas yang tidak
mempertahankannya.
dibawa oleh ibu yaitu tempat persalinan yang disepakati oleh ibu,
memberikan tablet besi dengan dosis 1x1 dan vitamin beserta cara
66
meminumnya.
(Astuti, 2016)
Standar V : Evaluasi
1) Pernyataan standar
2) Kriteria evaluasi
tersebut.
(Astuti, 2016)
1) Pernyataan standar
S : Subyektif
O : Obyektif
persalinan di RS.
melenting.
Leopold II : Untuk menentukan janin yang terdapat di bagian
masuk PAP.
Leopold IV : Untuk menentukan seberapa bagian bawah janin
69
pemeriksaan divergen.
A : Analisis
diagnosa potensial.
P : Planning
sehat.
pengobatannya.
(Astuti, 2016)
1. Pengertian Persalinan
71
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
Rimandini, 2014).
(dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah
waktu persalinan.
c. Teori keregangan
73
d. Pengaruh janin
e. Teori prostaglandin
dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum
His
serviks tertarik dan dibuka lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian
Tenaga mengejan
ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi jalan lahir. Hal ini
Tulang panggul
empat sendi panggul yaitu simfisis pubis, sendi sakro iliaka kiri dan
pada tahap awal janin harus melalui bagian bawah lengkung pubis
Rongga panggul
Rongga panggul dibagi atas dan bawah oleh bidang aperture pelvis
dalam rongga perut dan menahan uterus yang berisi fetus yang
Jaringan Lunak
Jaringan lunak jalan lahir terdiri dari segmen bawah uterus yang
terdiri dari korpus uteri dan serviks uteri. Saat persalinan dimulai
bagian, yakni bagian atas dan bagian bawah. Segmen bagian bawah
dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm. Tiga
dulu), bahu bagian presentasi yang pertama kali diraba oleh jari
Letak janin
Sikap janin
Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian
tubuh yang lain. Janin mempunyai postur tubuh yang khas (sikap)
Posisi janin
Plasenta
biasa, dan hanya sedikit ibu yang pernah melihatnya. Mereka tahu
bayi di dalam rahim. Plasenta terdiri dari 200 lebih pembuluh dan
(Sari, 2014)
80
d. Psikologis
(Wulandari, 2019)
e. Penolong
Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
a. Lightening
anggota bawah.
b. Pollakisuria
janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini
c. False labor
81
waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang, tidak ada
d. Perubahan serviks
tertutup.
e. Energy sport
sulit.
f. Gastrointestinal Upset
(Kurniawan, 2016)
teratur dan frekuensi yang kian sering, lama his berkisar 40-60
(Sari, 2014)
6. Tahapan persalinan
84
sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala satu
lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala dua persalinan
dimulai segera dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan
(Kurniarum, 2016).
a. Kala I
Fase laten
85
Fase aktif
bagian terbawah janin. Fase aktif dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu:
penipisan dan pendataran serviks terjadi pada saat yang sama. Kala
multigravida 7 jam.
diregangkan oleh isi rahim terutama oleh air ketuban dan ini
2014).
b. Kala II
87
Tanda dan gejala kala II adalah sebagi berikut: his semakin kuat
ditarik untuk melahirkan badan bayi, bayi lahir diikuti oleh air
c. Kala III
88
lepas 6-15 menit setelah bayi lahir, pelepasan plasenta lahir dengan
2016).
d. Kala IV
89
Klien berfokus pada bayi, klien mulai memiliki peran sebagi ibu,
(Karjatin, 2016).
cava inferior yang berakibat turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu
kelahiran bayi, karena hal ini akan memberikan banyak energy dan
mencegah dehidrasi.
hangat dan bersih dengan sirkulasi udara yang baik dan terlindung
dari tiupan angin, penerangan yang cukup, tempat tidur yang bersih
untuk ibu, temapat yang bersih untuk memberi asuhan pada bayi
91
buah nald heacting yang terdiri dari 1 bah nald kulit dan 1 buah
piring placenta.
Alat untuk bayi :3 buah kain bersih, 2 buah handuk bersih, dan
pakaian bayi terdiri dari kain varnel/bedong, popok bayi, baju bayi.
rujukan.
b. Asuhan kala II
penjahitan.
yang hangat dan bersih dengan sirkulasi udara yang baik dan
yang bersih untuk ibu, temapat yang bersih untuk memberi asuhan
pada bayi baru lahir, meja yang bersih untuk menaruh peralatan
telah disediakan.
dan bersih.
kontraksi.
sekali ibu kencing atau apabila terasa penuh, bisa di kamar mandi
atau setelah kelahiran bayi dan/ plasenta kecuali terjadi retensi urin.
serviks sudah lengkap (10 cm) bila selaput ketuban belum pecah
beritahu ibu bahwa ketuban akan dipecah. Cek warna air ketuban
melakukan ini dengan cara letakkan bayi baru lahir di atas kain
bersih yang telah disiapkan di atas perut ibu dan minta ibu untuk
dengan cara sisi tangan kiri menekan tinggi fundus uteri dengan
hati-hati jangan terlalu keras, bila TFU setinggi pusat atau <2 cm
pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva, satu tangan ditempatkan
d. Asuhan kala IV
menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam ke dua. Selain
bagaimana perasaan ibu saat ini setelah bayi dan plasentanya lahir,
jelaskan tujuan untuk asuhan pada ibu dan bayi dalam 2 jam
ajarkan kepada ibu dan keluarga bagaimana cara masase uterus dan
depan dan belakang) periksa tanda vital dan asuhan kala IV.
aman selam perslinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan
setelah bayi lahir akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta
ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap
ini berarti bahwa dalam asuhan persalinan normal harus ada alasan
Hal tersebut dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
(Sari, 2014)
99
sebagai berikut:
dan BBL.
yang memakai sarung tangan DTT atau steril pastikan tidak terjadi
lengkap.
rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter
5-6 cm.
16) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong.
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala
sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
21) Setelah kepala lahir tunggu putaran paksi luar yang berlangsung
secara spontan.
22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi
26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
28) Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin agar uterus
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
30) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari
103
telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan eser
hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik
telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat
kearah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat sekitar 2 cm distal dari
klem pertama.
32) Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ke kulit
ibu bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada
posisi lebih rendah dari putting susu atau areola mamae ibu.
33) Memindahkan klem tali pusat hinggga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur di atas.
104
36) Bila ada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke bawah
sudah disediakan.
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
perdarahan pervaginam.
larutan klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan
secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
105
menilai kontraksi.
46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
baik (40-60x/menit).
48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dan larutan klorin 0,5%
dekontaminasi.
50) Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang
51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
54) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
fisik bayi.
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
(Nurjasmi, 2016).
107
1. Standar I: Pengkajian
a. Data subyektif:
Identitas
apabila umur ibu <20 tahun maka organ reproduksi belum siap
Keluhan utama
cairan dari air kemih dan terdapat pengeluaran lendir disertai darah.
Tanda-tanda bersalin
pervaginam yang terdiri dari darah, lendir, air ketuban, dan darah.
Riwayat menstruasi
108
menstruasi itu sendiri untuk wanita Indonesia pada usia sekitar 12-
Riwayat imunisasi
(Diana, 2017)
tidak.
Anak : Yang dikaji pada anak terdahulu meliputi jenis
penyebabnya.
(Walyani, 2015)
2015).
Pola nutrisi/eliminasi/istirahat/seksual
mendapatkan asupan
dehidrasi.
Pola Eliminasi : Anjurkan ibu untuk
mengosongkan kandung
sekali.
Pola istirahat : Menganjurkan ibu untuk
mulut.
(Suprapti dan Mansur, 2018).
Riwayat psikososial
Status pernikahan
112
b. Data obyektif
penunjang.
Pemeriksaan fisik
(diana, 2017).
Kesadaran
perabaan normal.
Somnolent : Keasadaran dapat dibangunkan bila
kembali.
Sopor : Kesadaran yang dapat dibangunkan
menerus.
Koma Tidak ada reflek motorik sekalipun
(Walyani,2015).
Suhu : Suhu diperiksa setiap 4 jam sekali, suhu
2015).
Respirasi : Respirasi pada ibu bersalin meningkat
(Walyani, 2015).
(Walyani, 2015).
Pengukuran LILA
LILA diukur pada bagian kiri lengan atas bila <23,5 cm merupakan
indicator yng kuat untuk status gizi ibu yang kurang atau buruk,
Pemeriksaan fisik
Gynekologi
vagina), adanya varises pada vagina, bekas luka jahit maupun luka
ada/tidak (Kusnawati,2017).
Data penunjang
detik.
Masalah : Ibu merasa cemas.
Kebutuhan : Posisi persalinan, nutrisi, eliminasi,
ibu.
Diagnosa potensial : Dalam keadaan fisiologis tidak ada
diagnosa potensial.
Antisipasi tindakan segera : Dalam keadaan fisiologis tidak ada
tindakan segera.
3. Standar III : Perencanaan
uterus, nadi setiap 30 menit pada fase laten dan 30 menit pada masa
f. Anjurkan ibu untuk menarik nafas secara efektif jika timbul his.
kepada ibu.
4. Standar IV : Implementasi
uterus, nadi setiap 30 menit pada fase laten dan 30 menit pada masa
his.
118
ibu.
5. Standar V : Evaluasi
kontraksi uterus, nadi setiap 1 jam pada masa laten dan 30 menit
f) Ibu sudah mengerti cara bernafas dengan benar apabila timbul rasa
sakit.
Kala II
Subyektif
ditahan, perasaan panik dan bingung, merasa lelah merasa gerah dan
Obyektif
b. Periksa kondisi ibu: keadaan umum baik tanda vital ibu, ibu
d. Pemeriksaan tanda bahaya kala II: kala II lama distosia bahu, fetal
distress.
uterus dianggap adekuat jika terjadi > 3kali dalam 10 menit dan
Analisis
potensial
Planning
nyaman.
BBL. Untuk asfiksia tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk
tubuh bayi.
BBL. Untuk asfiksia tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 anduk
tubuh bayi.
7) Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
pada bahu.
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
yang dipakai cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kapas yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak
lengkap.
160 x/menit).
janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman
dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi
ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu
meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang
kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada
bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6cm.
21) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi
dangkal.
dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segeran lanjutkan
lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi
spontan.
29) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
bergerak aktif.
Kala III
Data Subyektif
Keluhan ibu selama persalinan kala III meliputi merasa mulas, gerah.
Data Obyektif
Analisis
Diagnosa kebidanan: Ny... G...P...A..., .... tahun hamil .... minggu dalam
potensial.
Planning
kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi, mendorong isi tali pusat kearah dista
ibu dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
130
Evaluasi: Tali pusat sudah dijepit dengan klem kira-kira 2-3 cm dari
pusat bayi, mendorong isi tali pusat kearah dista ibu dan jepit kembali
Evaluasi: Bayi sudah diletakkan agar tetap kontak kulit ibu dan bayi.
7) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di
kepala bayi.
Evaluasi: Ibu dan bayi sudah diselimuti dengan kain hangat dan
vulva.
Evaluasi: Klem pada tali pusat berjarak 5-10 cm dari vulva sudah
dipindahkan.
9) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
10) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
plasenta tidak lahir setela 30-40 detik hentikan penegangan tali pusat
atas. Jika uterus tidak berkontraksi, minta ibu, suami, keluarga untuk
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros
sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
12) Setelah plasenta tampak pada vulva, melahirkan plasenta dengan hati-
hati dengan kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput
13) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
14) Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian maternal dan bagian fertal
menyebabkan pendarahan.
perdarahan pervaginam.
133
perdarahan pervaginam.
17) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu
Evaluasi: Bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling
sedikit 1jam.
KALA IV
Subyektif
Keluhan ibu selama kala IV meliputi nyeri jalan lahir, lelah, gerah, perut
mulas.
Obyektif
kemih.
Analisa
Planning
keinginan ibu.
dan psikologis mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena
2018).
sempurna.
136
(Nurcahyanti, 2017).
a. Perubahan sistem
pernafasan
b. Peredaran Darah
Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena
tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik
c. Suhu Tubuh
rendah dari suhu yang berada dalam rahim ibu. Apabila bayi
(Sulani, 2010).
d. Metabolisme
metabolisme basal per kg berat badan akan lebih besar. BBL harus
susu kurang lebih pada hari keenam, energi 60% didapatkan dari
mikroorganisme asing.
Sistem Gastrointestinal
terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir
Hati
walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif betul
pada waktu bayi baru lahir, daya dektisifikasi hati pada neonatus
baby syndrome.
asidosis ini.
(Nurcahyanti, 2017).
e. Pencegahan Infeksi
sabun dan air sebelum dan sesudah merawat tali pusat, menjaga
agar tali pusat tetap kering dan terkena udara atau dibungkus
dan air jika tercemar oleh urine dan kotoran, menghindari sering
menyentuh tali pusat dan tangan tidak bersih, menutupi tali pusat
Perawatan Mata
Imunisasi
Hepatitis B
BCG
142
OPV
sama polio dapat diberikan pada usia kurang dari 1 bulan karena
IPV
DPT-HB-HiB
Vaksin Campak
injeksi pada lengan kiri bagian atas secara SC berdosis 0,5 ml yang
telah dilarutkan.
4. Tanda APGAR
dari penampilan dan perilaku bayi baru lahir. Evaluasi ini dilakukan
menempatkan bayi baru lahir di atas perut ibu dan ditutupi dengan
5. Kunjungan Neonatus
a) Kunjungan Neonatus 1
ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi dari jam 07.30-08.00 WIB
mengenai imunisasi.
b)Kunjungan Neonatus 2
kemudian.
c) Kunjungan Neonatus 3
secara on demand.
(Ima, 2017).
1. Standar I : Pengkajian
146
a. Data Subjektif
atau preterm, anak keberapa yang didapat dari keterangan ibu yang
perlu dikaji identitas hal ini dikaji agar bayi tidak tertukar dengan
bayi lain (nama ibu bayi dan ayah bayi, lahir jam, tanggal lahir,
b. Data Objektif
Pemeriksaan umum
cm, panjang badan 45-50 cm, berat badan bayi 2500-4500 gram.
kraniatabes.
Muka dan : Normalnya simetris, tidak ada trauma kelahiran,
klavikula
Dada : Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah
diperhatikkan.
Abdomen : Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat
kurang bulan.
Genetalia : Pada wanita labia minora dapat ditemukan
ventral penis.
Punggung : Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi,
Refleks
ketukan pertama.
Reflek genggam (Palmar : Reflek ini dinilai dengan
dengan kuat.
Reflek terkejut (Moro) : Reflek ini ditunjukan dengan
ekstensi.
Reflek menghisap : Reflek ini dinilai dengan memberi
mulutnya.
Reflek tonikneck : Letakkan bayi dalam posisi
lain fleksi.
(Kurniarum, 2016)
Pengukuran Antropometri
bayi makrosomnia.
Panjang badan : Letakkan bayi dalam posisi
lain fleksi.
Lingkar kepala : Pengukuran lingkar kepala yang
dikatakan mikrosefalus.
Lingkar dada : Lingkar dada normal adalah 33-38
cm.
(Ima, 2017).
hipotermi.
Diagnosa potensial : Bertujuan untuk memberikan patokan
paling tepat.
Tindakan segera : Berdasarkan tindakan segera yang
b. Berikan Hb0 pada bayi pada 1/3 paha kanan luar lateral
4. Standar IV : Implementasi
156
sebagai berikut:
b. Memberikan Hb0 pada bayi pada 1/3 paha kanan luar lateral
5. Standar V : Evaluasi
2) Hb0 sudah diberikan pada bayi di 1/3 paha kanan luar lateral
berikut:
S: Subyektif
O: Obyektif
PB : normal 48-52cm
BB : normal 2.500-4000gr
KU : baik
LD : normal 33-35cm
A: Analisis
158
P: Planning
1) Mengobservasi TTV
bayi
sekali.
S: Subyektif
O: Obyektif
PB : normal 48-52cm
159
KU : baik
A: Analisis
potensial
P: Planning
sehat.
membersihkannya.
tali pusat.
kemudian.
(Ima, 2017).
S: Subyektif
O: Obyektif
KU: Baik
A: Analisis
normal
P: Planning
keadaan baik.
keinginan bayinya
161
keinginan bayinya
Polio 1
bulan lagi.
(Ima, 2017).
1. Pengertian Nifas
masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang
mati dan sel endometrium sisa. Ada yang darah nifasnya cepat
berhenti, ada pula darah nifas yang masih keluar melewati masa 40
hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancer mengalir keluar. Bila
dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan,
oleh karena itu risiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih
sering terjadi pada masa pasca persalinan. Oleh karena itu asuhan
nifas harus diberikan terhadap ibu kerenan merupakan masa kritis bagi
bayi.
a) Puerpurium dini
berjalan-jalan.
b) Puerpurium intermedial
c) Remote puerperium
Serviks
Perineum
Involusi uterus
pusat
jari
165
Lochea
Lochea Rubra
Lochea rubra adalah lochea yang keluar pada hari 1-2 berwarna
Lochea sanguneolenta
Lochea serosa
Lochea alba
Lohea alba adalah lochea yang keluar >14 hari berwarna putih
Lochea parulenta
166
busuk.
Lochea locheostatis
Ligamen-ligamen
Payudara
Nafsu makan
Ibu sering cepat lapar setelah melahirkan dan siap makan pada 1-
2 jam post partum, dan dapt ditoleransi dengan diet yang ringan.
Motilitas
Secara khas, penurunan otot tonus dan motilitas otot traktus cerna
Pengosongan usus
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai
pengosongan usus.
berlangsung.
Suhu tubuh
Suhu tubuh wanita pada masa nifas bisa mencapai 38oC. Hal ini
hormonal.
Nadi
output.
Tekanan darah
Pernafasan
semula.
Pada hari pertama post partum kadar fibrinogen dan plasma akan
darah.
a. Fase taking in
c. Fase letting go
merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya setelah ibu
171
(Susanto, 2018).
Kalori
pada saat hamil. Kandungan kalori ASI dengan nutrisi yang baik
cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI, dan sebagai ASI itu
kal/hari.
Protein
hewani seperti: telur, daging, ikan, udang, kerang susu dan keju.
Dan juga dari protein nabati seperti: tahu, tempe, dan kacang-
Cairan
Mineral
Diperoleh dari pil zat besi dari dokter untuk menambah zat gizi,
besi bisa diperoleh dari kuning telur, hati, daging, kerang, ikan,
Vitamin A
173
infeksi.
Vitamin D
Vitamin C
gr.
Lemak
174
iris roti.
Letakkan kedua belah tangan pada perut dibawah tulang iga. Tarik
otot perut untuk membuat tulang belakang menjadi datar dan otot-
c) Eliminasi
Ibu bersalin akan sulit, nyeri dan panas pada saat buang air kecil
kurang lebih selama 1-2 hari, terutama dialami oleh ibu yang baru
hangat di atas simfisis, dan berendam air hangat dan pasien diminta
untuk BAK. Tindakan yang perlu dilakukan apa bila hal di atas
dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per oral (melalui mulut).
obat-obatan.
kelamin pada ibu bersalin secara normal lebih kompleks dari pada
penuh agar tidak tercemar bakteri, lepas pembalut dari arah depan
cepat sembuh.
e) Seksual
waktu 6-8 minggu. Pada saat itu, secara fisik aman untuk memulai
hubungan suami istri begitu darah merah telah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa
otot dasar panggul, dan otot perut sekitar Rahim. Ditambah otot
dengan senam antenatal. Hal yang penting bagi ibu adalah agar
awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga
bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi, tali pusat harus
tinggal bersama bidan bayi baru lahir selama 2 jam pertama setelah
kelahiran.
perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.
perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.
kemih.
rectum, rendam duduk dengan air hangat atau dingin sedalam 10-
supositoria.
jika ibu sadar segera periksa nadi, tekanan darah dan pernapasan.
masker dan balon. Lakukan intubasi bila perlu. Selain itu, jika
dan berikan oksigen 4-6 liter per menit. Jika pasien tidak sadar atau
koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi kiri, ukur suhu,
Punggung
diagnosis infeksi kala nifas. Pada kasus infeksi ringan, bidan dapat
Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada puting susu pada
saat menyusui. Selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan
sabun, krim, alkohol ataupin zat iritan lain saat ibu membersihkan
putting susu, moniliasis pada mulut bayi yang menular pada putting
susu ibu, bayi dengan lidah yang pendek (frenulum lingue), serta
h. Bendungan ASI
dalam menyusui dan merasa takut putting lecet pada saat menyusui.
pada masa ini sangat dibutuhkan dan pastinya bidan harus sangat
yang bergizi, serta banyak minum sekitar 2-3 liter per hari.
serta varikosities.
pada betis, periksa apakah tulang kering, ergelangan kaki dan kaki
Sesudah anak lahir ibu akan merasakan lelah mungkin juga lemas
hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan
187
1. Standar I : Pengkajian
pengkajian :
psikologi ibu karena belum siap menjadi orang tua, jika umur>35
seperti mules pada perutnya, badan terasa lemas, sedikit pusing dll
(Astutik, 2015).
Riwayat Pernikahan :
Riwayat KB :
Riwayat Gynekologi :
Data Psikososial :
b. Data Obyektif
189
baik
Keadaan emosional : Untuk mengetahui apakah keadaan
keadannya stabil.
Tanda vital : Suhu: 36,50C-370C
TD normal : 110/80mmHg-120/80
mmHg
Pemeriksaan fisik
Rambut : Untuk mengetahui kebersihan dan
tidak
Mulut dan gigi : Lidah bersih gigi : ada caries atau
tidak
Leher` : Untuk mengetahui adakah
seterusnya.
Punggung dan : Posisi tulang belakang normal atau
genetalia ibu.
Lochea : Untuk mengetahui warna, jumlah,
191
(Manuaba, 2010).
192
tidak
normalnya positif
urat syarat
tidak
normalnya positif
urat syaraf
Darah: Pemeriksaan Hb
gram %
Golongan darah
keadaan normal
Subyektif : Ibu merasakan perutnya masih terasa
mules-mules
Anamnesa : Jumlah kelahiran, pernah abortus atau
b. Anjurkan kepada ibu untuk tetap menjaga pola makan dengan gizi
h. Ajarkan kepada ibu cara merawat tali pusat dan perawatan bayi
sehari-hari.
j. Jelaskan kepada ibu bahwa rasa mules yang dialami oleh ibu adalah
normal
(Sutanto, 2018).
4. Standar IV : Implementasi
bayi sehari-hari.
j. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mules yang dialami oleh ibu
adalah normal
(Sutanto, 2018)
5. Standar V : Evaluasi
b. Ibu bersedia untuk tetap menjaga pola makan dengan gizi seimbang
vagina.
g. Ibu bersedia untuk memenuhi gizi yang seimbang selama nifas dan
h. Ibu sudah mengetahui cara merawat tali pusat dan perawatan bayi
sehari-hari.
j. Ibu sudah mengerti bahwa rasa mules yang dialami oleh ibu adalah
normal.
(Sutanto, 2018)
S: Subyektif
Ibu mengatakan sudah tidak merasa mules lagi. ASI keluar banyak
pada payudara kiri dan kanan. Ibu mengatakan masih keluar darah
O: Obyektif
Lochea : rubra dari hari 1-3 postpartum, sanguinolenta dari hari 3-7
A: Analisis
198
P: Planning
dirasakan.
persalinan.
S : Subyektif
O: Obyektif
A: Analisis
P: Planning
uterus
diberikan
Evaluasi : ibu telah mengerti mengenai zat gizi pada ibu nifas
perut.
otot perut.
ibu mengalaminya.
S : Subyektif
O: Obyektif
A: Analisis
P: Planning
dialami
diberikan
f) Mendokumentasikan tindakan
1. Pengertian Kontrasepsi
semua instruksi dengan tepat dan benar) (Mulyani & Rinawati, 2013).
Indikasi :
Kontra Indikasi :
1. Standar I : Pengkajian
a. Data subyektif
alamat.
pemeriksaan.
Riwayat menstruasi : Untuk mengetahui kapan mulai
(Ambarwati, 2010).
(Ambarwati, 2010).
Pola nutrisi : Menggambarkan tentang pola makan
tidur pasien.
b. Data obyektif : data hasil observasi.
somnolen, koma.
Vital sign : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi
tidak.
Telinga : Kebersihan, gangguan pendengaran.
Mata : Warna konjungtiva, sklera, kebersihan,
jugularis.
Dada : Simetris, tidak terdapat benjolan
pernafasan.
Perut : tidak kembung, tidak ada massa,
ikterik.
Genetalia : Kebersihan, pengeluaran pervaginam.
Anus : Terdapat hemeroid atau tidak.
Data penunjang : Laboratorium misal, kadar Hb, hematokrit,
(Kurniarum, 2016).
4. Standar IV : Implementasi
KB.
5. Standar V : Evaluasi
S : Subyektif
O : Obyektif
Data ini memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
A : Analisis
KB...
P : Planning
Membuat rencana tindakan saat ini atau yang akan datang, untuk
(Ambarwati, 2010).
keadaan baik.
KB.
alat kontrasepsi.
alat kontrasepsi/KB
alat kontrasepsi.
yang diingkan
K. Kewenangan Bidan
antara lain:
Pasal 18
213
untuk memberikan:
Pasal 19
(a) diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan,
meliputi pelayanan:
c) Persalinan normal.
e) Ibu menyusui.
a) Episiotomi.
eksklusif.
postpartum.
Pasal 20
huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak
prasekolah.
prasekolah dan
pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat
atau povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih
kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI
Pasal 21
berwenang memberikan:
Pelimpahan kewenangan
Pasal 22
Pasal 23
kabupaten/kota.
Pasal 24
Pasal 25
tertentu;
c) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan;
ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan
lingkungan;
perundang-undangan.
Pasal 26
ayat (1) huruf b tidak berlaku, dalam hal telah tersedia tenaga kesehatan
Pasal 27
Pasal 45
L. Diagram Teori
Berdasarkan kajian teori tentang masa hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB
1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosa dan atau
Ibu hamil TM masalah kebidanan 1. Kesehatan ibu
III 3. Perencanaan sesuai dengan teori 2. Kesehatan janin
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Pencatatan asuhan kebidanan
1. Pengkajian
Ibu nifas 2. Perumusan diagnosa dan atau
1. Kesehatan ibu
masalah kebidanan
3. Perencanaan sesuai dengan teori 2. Kesehatan bayi
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Pencatatan asuhan kebidanan
222
1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosa dan atau
keluarga masalah kebidanan 1. Kesehatan ibu
berencana 3. Perencanaan sesuai dengan teori 2. Kesehatan bayi
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Pencatatan asuhan kebidanan
BAB III
situasi, atau kelompok tertentu secara akurat. Studi kasus adalah metode
Jumapolo Karanganyar.
2020-April 2021.
223
224
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
Instrumen penelitian :
2) Alat tulis
3) Pemeriksaan fisik
4) Pemeriksaan antropometri
1) Data primer
Pengamatan (observasi).
perlu diobservasi meliputi dari mulai ibu hamil sampai dengan KB.
Wawancara
Pemeriksaan Fisik
(mengetuk).
2) Data sekunder
tersebut bisa berasal dari buku KMS ibu, buku KIA dan catatan
Bidan.