Anda di halaman 1dari 5

JADWAL ANC SELAMA PANDEMI

Rasa khawatir tampaknya sedang menghinggapi para ibu hamil yang harus
menjalani kehamilannya di tengah pandemi COVID-19. Bagaimana tidak, imbauan
untuk tetap #dirumahaja demi mencegah penyebaran virus sepertinya cukup
membuat para bumil kebingungan saat dihadapkan dengan jadwal pemeriksaan
kehamilan
close

Jadwal Periksa Kehamilan di Tengah Pandemi COVID-19


Rasa khawatir tampaknya sedang menghinggapi para ibu hamil yang harus
menjalani kehamilannya di tengah pandemi COVID-19. Bagaimana tidak, imbauan
untuk tetap #dirumahaja demi mencegah penyebaran virus sepertinya cukup
membuat para bumil kebingungan saat dihadapkan dengan jadwal pemeriksaan
kehamilan (antenatal care) rutin.
Mungkin Moms bertanya-tanya, saat pandemi seperti sekarang ini, apakah Anda
harus tetap periksa kehamilan? Jawabannya tentu saja harus, Moms! Hal ini
ditegaskan pula oleh dr. Darrell Fernando, SpOG, dari RSIA YPK Mandiri
Menteng dalam unggahan di akun Instagram-nya, @darrellfernando.
Memeriksakan kehamilan secara rutin merupakan hal yang wajib dilakukan para
ibu hamil. Dokter Darrell mengatakan bahwa berdasarkan penelitian, periksa
kehamilan secara signifikan dapat menurunkan kesakitan dan kematian bayi dan
ibu.
Saat pandemi ini, dr. Darrell mengatakan bahwa pemeriksaan kehamilan tetap bisa
dilakukan, meski ada beberapa penyesuaian jadwal periksa kehamilan, dan ini
bukan berarti pemeriksaan kehamilan dihilangkan selama wabah COVID-19 ini.
Jadwal Periksa Kehamilan
Bagi Moms yang kebingungan mengenai jadwal pemeriksaan kehamilan Anda, dr.
Darrell juga membagikan informasi terkait jadwal periksa kehamilan yang
dianjurkan selama pandemi, seperti berikut: 
See detail

Bila melihat tabel di atas, pemeriksaan kehamilan yang dilakukan dalam rentang
usia kehamilan 11-28 minggu dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan Anda
dan janin, maka USG dan pemeriksaan laboratorium pada usia kehamilan minggu
tertentu penting dilakukan.
Pada rentang usia kandungan 32-36 minggu, pemeriksaan kehamilan penting
dilakukan karena Moms harus menjalani USG guna mengetahui kondisi dan posisi
janin yang ada di dalam perut Anda. Semakin mendekati persalinan atau sekitar
usia kandungan 37 minggu, intensitas periksa kehamilan biasanya akan lebih
sering lagi untuk terus memantau kondisi Si Kecil.
Setelah melewati masa melahirkan, Moms bisa menjalani telemedicine
(telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh),
untuk melakukan kontrol lanjutan dan berkonsultasi tentang kesehatan Anda
pascamelahirkan.
Perlu diingat, selama melakukan pemeriksaan kehamilan Moms tetap wajib
mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air dan sabun, atau
menggunakan hand sanitizer. Dokter Darrell juga mengimbau bahwa saat periksa
kehamilan cukup satu orang saja yang ikut mengantar. Disarankan pula untuk tidak
mengajak serta orang tua dan anak-anak.
Tips untuk Ibu Hamil saat Pandemi Corona Covid-19
Oleh Harley.Ikhsan pada 26 Mar 2020, 18:25 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Selain lanjut usia dan orang sakit, ibu hamil menjadi
golongan yang mengalami kekhawatiran besar menyusul pandemi virus Corona.
Mereka harus menjalani pemeriksaan rutin menjelang persalinan. Belum lagi
kecemasan lain jika harus melahirkan di tengah ancaman Covid-19.

Namun, ibu hamil tidak perlu terlalu waswas. Ahli kesehatan di New York
memiliki trik untuk mengatasi kecemasan persalinan di tengah pandemi
virus Corona.

Direktur layanan perinatal di NYC Health + Hospitals/Lincoln Kecia Gaither


meminta ibu hamil mendiskusikan keperluan dan situasi kepada dokter kandungan
sebelum tiba di rumah sakit.

Dengan begitu, ibu hamil sudah tahu hal apa yang diperlukan ketika tiba di rumah
sakit. Selain itu, dia juga tahu langkah-langkah yang perlu diambil untuk
melindungi diri ketika berada di rumah sakit.

Bila ibu hamil mengalami gejala Covid-19, maka perlu membicarakan kondisinya
lebih dulu. Jadi, dokter dan tim medis rumah sakit akan mempersiapkan ruang
isolasi khusus untuk ibu hamil.

"Jika positif virus Corona, dia harus ditempatkan di ruang isolasi. Begitu pula sang
bayi saat lahir juga akan diisolasi untuk diuji positif atau negatif Covid-19,"
ungkap Gaither dilansir Fox News.

Ibu hamil turut dibikin cemas oleh ancaman virus corona COVID-19.


Belum banyak penelitian tentang dampak virus corona pada ibu hamil dan
janin dii rahimnya.
Hingga kini disebutkan, belum ada kasus bayi yang terinfeksi virus corona
langsung dari ibunya. Beberapa kasus sebelumnya diketahui bayi
dinyatakan positif terinfeksi virus corona COVID-19 setelah beberapa hari
dilahirkan.

Oleh karena itu, WHO mengeluarkan beberapa panduan mengenai cara


melindungi diri dari diri bagi ibu hamil agar tidak terjangkit COVID-19.

WHO Indonesia

✔@WHOIndonesia

 Cuci tangan menggunakan air dan sabun secara teratur.


 Hindari untuk menyentuh mata, hidung, dan mulut.
 Menjaga jarak sosial dengan orang lain sekitar 8 kaki hingga 2 meter.
 Tutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin dengan siku terlipat
atau gunakan tisu.

Ibu hamil harus segera meminta bantuan medis jika mengalami demam
tinggi, batuk kering yang tidak mereda dan kesulitan bernapas. Segara
hubungi petugas medis via telepon dan ikuti arahannya.

Selain itu, WHO juga menambahkan, bahwa setiap perempuan berhak


mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi sebelum,
selama dan sesudah persalinan.

Termasuk ibu hamil berhak melakukan perawatan antenatal, persalinan,


bayi baru lahir, pasca kelahiran atau nifas dan kesehatan mental.
Pastikan pula ibu hamil sudah mengatur janji lebih dulu sebelum pergi ke
rumah sakit untuk pemeriksaan berkala. Sehingga ibu hamil tidak perlu
menunggu dokter terlalu lama di rumah sakit.

PANDUAM IBU HAMIL SELAMA PANDEMI

1. Mengonsumsi makanan yang bergizi dan sehat beserta vitamin bagi ibu hamil.

2. Hindari keluar rumah apabila tidak diperlukan. Apabila harus keluar rumah, kenakan
pakaian tertutup rapat dan masker.

Sekembalinya dari rumah, bersihkan badan segera dengan mandi, dan jangan dekati anak
sebelum membersihkan badan.

3. Hindari berada di keramaian. Upayakan menjaga jarak--paling tidak satu meter--satu


sama lain apabila di tengah keramaian.

4. Apabila pada ibu menyusui terdapat gejala flu, demam, sewaktu memberikan ASI,
sebaiknya tidak diberikan secara langsung, melainkan dipompa terlebih dahulu dan
diberikan melalui peralatan lainnya (sendok, dot botol, dan lain sebagainya).

5. Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda merasa kurang sehat dan memiliki gejala
mirip flu. Konsultasikan dengan dokter kandungan Anda mengenai tindakan pencegahan
lainnya yang perlu dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh Anda.

Anda mungkin juga menyukai