Anda di halaman 1dari 7

RESUME ISPA

A. Etiologi ISPA

Terdiri lebih dari 300 jenis Bakteri & Virus. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah
dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan
Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (Suhandayani, 2007).

Secara umum, efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan
pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat
membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan
meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel
pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan
kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari
saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan
(Almatseir, 2011).

B. Penyebab ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur.
Hampir 70% pneumonia disebabkan oleh bakteri yang seringkali didahului oleh infeksi virus
yang kemudian ditambah dengan infeksi bakteri. Infeksi bakteri ini menjadi penyebab terkuat
kematian pada orang dengan ISPA yang berat. Virus yang paling sering menjadi penyebab
dari pneumonia adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan Influenza. Sedangkan bakteri
penyebab tersering ISPA adalah Haemophilus influenza (20%) dan Streptococcus pneumonia
(50%). Bakteri lain yang juga dapat menjadi penyebab ISPA adalah Klebsiella pneumonia
dan Staphylococcus aureus.

C. Cara Penularan

Penularan ISPA biasanya melalui medium kontak langsung seperti air ludah, darah,
bersin, udara pernafasan. Karena itu penderita penyakit infeksi saluran pernafasan atas
diharuskan untuk memakai masker untuk menghindari penularan lebih lanjut kepada orang
lain.
D. Faktor Resiko Penularan ISPA

Secara umum terdapat tiga faktor risiko ISPA (Rusnaini, 2013), yaitu :

a. Faktor lingkungan rumah


1) Pencemaran udara dalam rumah
2) Ventilasi rumah
3) Kepadatan hunian rumah
4) Polusi udara
5) Ventilasi
6) Asap rokok
7) Penggunaan bahan bakar
8) Pendidikan
b. Faktor individu anak
1) Umur anak
2) Berat badan lahir
3) Status gizi
4) Status imunisasi
5) Jenis kelamin
6) Pemberian ASI
7) Pemberian Vitamin A
c. Perilaku
E. Klasifikasi ISPA

Klasifikasi penyakit ISPA berdasarkan Umur (Muttaqin, 2008) dibedakan :

1) Golongan umur di bawah 2 bulan


2) Pneumonia Berat
3) Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa)
4) Golongan umur 2 bulan-5 tahun
5) Pneumonia Berat
6) Pneumonia Sedang
7) Bukan Pneumonia
Klasifikasi penyakit ISPA berdasarkan Depkes RI tahun 2002 dibedakan :

1) ISPA ringan
2) ISPA sedang
3) ISPA berat
F. Tanda dan Gejala
a. Pneumonia Berat
Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian bawah atau napas
cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 6x per menit atau
lebih.
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah ke
dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan
tenang, tidak menangis atau meronta).
b. Pneumonia Sedang
1) Bila disertai napas cepat.
Batas napas cepat :
 Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih
 Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih.
c. Bukan Pneumonia (Batuk Pilek Biasa)
Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
1) Tanda bahaya untuk golongan umur kurang 2 bln, yaitu:
 Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari ½
volume yang biasa diminum)
 Kejang
 Kesadaran menurun d) Stridor
 Wheezing
 Demam / dingin.
2) Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bln - 5 thn yaitu :
 Tidak bisa minum
 Kejang
 Kesadaran menurun
 Stridor
 Gizi buruk
d. ISPA Ringan
 batuk, pilek dan sesak biasa.
 serak / parau pada waktu bersuara.
 demam, suhu badan > 37°C.

e. ISPA Sedang
 Sesak Nafas, Pernafasan > 50X / Menit Pada Anak Yang Berumur < 1tahun Atau
> 40X / Menit Pada Anak Yang Berumur > 1 Tahun.
 Suhu Tubuh > 39°C, Bila Bernafas Mengeluarkan Suara Seperti Mengorok.
 Tenggorokan Berwarna Merah, Timbul Bercak-Bercak Merah Pada Kulit
Menyerupai Bercak Campak.
 Telinga Sakit Atau Mengeluarkan Nanah Dari Lubang Telinga.
f. ISPA Berat
 Kesadaran menurun, nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
 Nafsu makan menurun, bibir dan ujung nadi, kulit membiru (sianosis) dan
gelisah.
 Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
 Tenggorokan berwarna merah.
 Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok, sela iga tertarik ke dalam pada
waktu bernafas.
G. Cara Pencegahan ISPA
a. Menjaga keadaan gizi anda dan keluarga agar tetap baik. Memberikan ASI eksklusif pada
bayi anda.
b. Menjaga pola hidup bersih dan sehat,
c. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer
terutama setelah kontak dengan penderita ISPA.
d. Melakukan imunisasi pada anak anda. Imunisasi yang dapat mencegah ISPA diantaranya
imunisasi influenza, imunisasi DPT-Hib /DaPT-Hib, dan imunisasi PCV.
e. Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA.
f. Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan flu. Segera cuci tangan
dengan air dan sabun atau hand sanitizer setelah kontak dengan penderita ISPA.
g. Apabila anda sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak menulari anak
anda atau anggota keluarga lainnya.
h. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.

H. 5 Contoh Resep Terapi ISPA Lengkap dengan Komposisinya


1. PENURUN PANAS (ANTIPIRETIK)
Bisa jadi ada demam bersamaan dengan ISPA. Berikut obat-obatannya.:
a. paracetamol
 dosis umumnya 3-4 x sehari
 jika demam tinggi dan berkepanjangan bisa diminum setiap 4 jam, maksimal 8
tablet sehari
 bisa diminum tanpa makan terlebih dahulu
 termasuk obat yang cukup aman dan memiliki efek samping sedikit (paling
aman untuk bayi dan anak
b. Ibuprofen
 dosisnya sama dengan paracetamol
 lebih cepat menurunkan panas
 kelemahannya punya efek di lambung, tidak baik bagi mereka yang punya
penyakit maag. Lebih baik diminum setelah makan.
 kelebihannya dibanding paracetamol, ibuprofen mempunyai efek antinyeri
yang lebih kuat
c. Metamizol/antalgin
 dosisnya 3-4 x sehari
 kelemahannya punya efek di lambung, tidak baik bagi mereka yang punya
penyakit maag. Lebih baik diminum setelah makan.
 kelebihannya dibanding yang lain, antalgin mempunyai efek antinyeri yang
paling kuat. Sehingga sering dipakai sebagai antinyeri

2. OBAT BATUK DAN PILEK


-untuk obat batuk perlu dibedakan antara batuk berdahak dengan batuk tidak berdahak,
karena cara kerja saling berlawanan. Batuk tambah parah jika tertukar obatnya
A. Obat batuk berdahak
a. Ambroksol dosis 3 x sehari
b. Bromhexim dosis 3 x sehari
B. Obat batuk tidak berdahak
a. Dektromethorpan dosis 3 x seharI
C. Obat pilek
a. Pseudoefedrin dosis 3 x sehari

3. ANTI ALERGI/ ANTIHISTAMIN


a) yang membuat ngantuk
A. CTM
 dosis 3-4 kali sehari atau setiap 4 jam
 obat yang cukup aman bagi segala usia
B. diphenhidramin
 dosis 3-4 kali sehari
 obat yang cukup banyak fungsinya. Karena memiliki efek
mengantuk yang cukup kuat sehingga bisa jadi obat penenang
sementara.
 Punya efek mengurangi sekresi asam lambung (pendukung obat
maag)
 bisa juga menjadi obat tidur sementara jika diminum dobel dosis
(lebih aman dari obat penenang)
b) yang tidak membuat ngantuk
A. Cetirizine
 dosis 1-2 x sehari
 cukup aman untuk segala usia
B. loratadine
 dosis 1-2 x sehari
 kurang aman untuk anak-anak
C. mebhydrolin napadisylate (merk dagang: interhistin dll)
 dosis 3-4 x sehari
 sering dikombinasikan dengan obat batuk pilek yang dosisnya juga
3-4 kali sehari

4. OBAT ANTIRADANG (KOTIKOSTEROID)


A. Deksamethason
 dosis 3-4 x sehari
 lebih murah tetapi tidak stabil dalam darah
B. metylprednisolon
 dosis 2-4 x sehari
 lebih mahal tetapi lebih stabil di dalam darah
C. prednisone
 dosis 3-4 x sehari
 memiliki anti radang yang cukup kuat sehingga digunakan untuk penyakit
kronik mengontrol radang

Anda mungkin juga menyukai