Anda di halaman 1dari 7

KPK menduga uang tersebut diberikan agar Jaksa

Penuntut meringankan tuntutan terhadap Jajang,


dan mengamankan Ojang agar tidak tersangkut
kasus tersebut di persidangan.
Kaleidoskop 2016: 10 Kepala Daerah Tersangka
Korupsi Selain itu, Ojang juga ditetapkan sebagai tersangka
dalam kasus gratifikasi. Hal ini bermula saat
dilakukan penangkapan terhadap Ojang di Subang,
Jawa Barat.

Petugas KPK menemukan uang sebesar Rp 385


juta di mobil milik Ojang. KPK menduga uang
tersebut merupakan bentuk gratifikasi terhadap
Ojang selaku penyelenggara negara.

Tak hanya itu, Ojang juga ditetapkan sebagai


tersangka tindak pidana pencucian uang.
Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).(KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita 30
ekor sapi milik Bupati Subang Ojang Sohandi.
JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya korupsi di
Hewan ternak tersebut disita karena diduga terkait
tingkat kabupaten/kota ternyata menjadi salah satu
dengan kasus pencucian uang yang dilakukan
target Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Ojang.
selama 2016.

"Pekan lalu, penyidik KPK menyita 30 ekor sapi.


Upaya penindakan berupa penyadapan hingga
Hingga saat ini, sapi-sapi tersebut masih di
operasi tangkap tangan juga menyasar hingga ke
peternakan di Subang," ujar Pelaksana Harian
pejabat daerah.
Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati di Gedung
KPK, Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Sepanjang tahun ini, setidaknya 10 kepala daerah
ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Beberapa
Selain sapi, KPK juga menyita dua unit ekskavator
di antaranya telah ditahan, dan menjalani
milik Ojang. Kedua alat berat itu dititipkan di rumah
persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
penyimpanan barang sitaan KPK di Indramayu,
Jawa Barat.
"Daerah dan pusat belum berubah secara
signifikan. Yang hanya beberapa kilometer dari
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan
Bandung saja terlibat korupsi, bagaimana yang ada
dua penangkapan dalam satu rangkaian operasi
di ujung Timur dan Barat?" Ujar Wakil Ketua KPK
tangkap tangan pada Senin (11/4/2016).
Saut Situmorang melalui pesan singkat, Minggu
(11/12/2016).
Selain menangkap tangan seorang jaksa, KPK juga
menangkap Bupati Subang, Ojang Sohandi.
Berikut daftar 10 kepala daerah yang tersangkut
kasus korupsi sepanjang 2016:
Penangkapan pertama dilakukan terhadap Lenih
Marliani, yang merupakan istri dari terdakwa kasus
1. Bupati Subang Ojang Sohandi
korupsi anggaran BPJS di Kabupaten Subang
bernama Jajang Abdul Kholik.

Lenih ditangkap pada Senin sekitar pukul 07.00


WIB di tempat parkir Kejaksaan Tinggi Jabar. Ia
ditangkap seusai memberikan sejumlah uang
kepada Deviyanti Rochaeni, seorang jaksa
penuntut umum di Kejati Jawa Barat.
B
Bupati Subang Ojang Sohandi mengenakan Uang tersebut diberikan secara langsung di ruang
rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan di kerja Devi yang berlokasi di lantai 4 Kantor Kejati
Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4/2016). Jabar.
Ojang Sohandi ditetapkan sebagai tersangka
karena diduga memberikan uang sebesar Rp 528 Saat dilakukan penangkapan terhadap Devi,
juta kepada Jaksa Penuntut Umum yang petugas KPK menemukan uang yang diduga hasil
menangani kasus korupsi anggaran BPJS pemberian Lenih sebesar Rp 528 juta.
Kabupaten Subang tahun 2014.
2. Bupati Rokan Hulu Suparman

Penyidik KPK menunjukkan barang bukti uang


sebesar RP 528 juta hasil operasi tangkap tangan
(OTT) dugaan suap Kejati Jawa Barat, di kantor
KPK, Jakarta, Selasa (12/4/2016).(TRIBUNNEWS / Bupati Rokan Hulu Suparman resmi ditahan
HERUDIN) setelah menjalani pemeriksaan sebagai
tersangka di Gedung KPK, Jakarta, Selasa
Diduga, uang sebesar Rp 528 juta tersebut (7/6/2016).
merupakan hasil kesepakatan antara Lenih dan Bupati Rokan Hulu Suparman resmi ditahan setelah
Fahri Nurmallo (FN). menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di
Gedung KPK, Jakarta, Selasa
Fahri adalah salah satu jaksa yang sebelumnya (7/6/2016).(KOMPAS.com/ABBA GABRILIN)
bertugas di Kejati Jabar. Fahri merupakan ketua tim
Kejati Jabar yang menangani kasus Jajang, suami JAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Rokan Hulu
Lenih. Suparman resmi menjadi tahanan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (7/6/2016).
Namun, seminggu sebelum operasi tangkap
tangan, Fahri sudah dimutasi ke Jawa Tengah. Suparman ditahan setelah menjalani pemeriksaan
kedua sebagai tersangka dalam dugaan tindak
Kemudian, masih pada hari yang sama, yakni pada pidana korupsi menerima pemberian atau janji
pukul 13.40 WIB, berlokasi di Subang, Jawa Barat, terkait pembahasan R-APBD tahun 2014 dan 2015.
penyidik KPK menangkap Bupati Subang, Ojang
Sohandi. KPK mendapat informasi bahwa uang Rp "Saya tidak ingin mencari kambing hitam, saya
528 juta itu berasal dari Ojang. hormati proses hukum yang ada," ujar Suparman,
di Gedung KPK, Jakarta.
Menurut Agus Rahardjo, uang tersebut diduga
ditujukan untuk meringankan tuntutan terhadap Suparman keluar dari Gedung KPK pada pukul
Jajang, dalam kasus korupsi anggaran BPJS yang 15.00 WIB dengan mengenakan rompi oranye dan
akan disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana didampingi pengacaranya.
Korupsi Jawa Barat.
Suparman ditetapkan sebagai tersangka bersama
Selain itu, uang tersebut juga untuk mengamankan mantan Ketua DPRD Riau, Johar Firdaus.
agar Ojang tidak tersangkut kasus hukum yang Keduanya disangka melanggar Pasal 12 huruf a
sama. atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam Undang-
Dalam penangkapan Ojang, KPK juga menemukan Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak
uang tunai sebesar Rp 385 juta. Diduga, uang Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
tersebut merupakan gratifikasi yang diterima Ojang
selaku penyelenggara negara. Kasus ini merupakan pengembangan dari kasus
yang melibatkan Gubernur Riau sebelumnya,
Barang bukti uang tersebut ditunjukkan KPK dalam berinisial AM dan anggota DPRD Riau 2009-2014
jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Selasa berinisial AK.
(12/4/2016).
Suparman sebelumnya merupakan anggota DPRD
Hingga saat ini, semua tersangka telah ditahan oleh Riau periode 2009-2014.
KPK. Hanya Fahri yang belum menyerahkan diri
karena ia sedang berada di Semarang, Jawa Dalam pilkada serentak pada Desember 2015, ia
Tengah, saat dilakukan operasi tangkap tangan. terpilih sebagai Bupati Rokan Hulu. Penetapan
status tersangka bagi Suparman sempat membuat
pelantikan dirinya sebagai bupati tertunda.

Namun, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo tetap


mengambil sumpah jabatan Suparman sebagai
Bupati Rokan Hulu pada Jumat (22/4/2016).

Tjahjo beralasan bahwa pelantikan tersebut untuk


mengedepankan asas praduga tak bersalah.
3. Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam Penyelidik telah meminta keterangan 57 terperiksa
dari pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara,
Pemerintah Kabupaten Buton dan Bombana, dan
sejumlah pihak swasta.

KPK juga memegang sejumlah dokumen yang


mengarah ke dugaan tindak pidana oleh Nur Alam.

Bahkan, ada juga penghitungan ahli dari Institut


Pertanian Bogor soal kerugian lingkungan akibat
Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, diBalai izin usaha pertambangan senilai lebih dari Rp 3
Kota, Jumat (6/3/2015). triliun.
Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, diBalai
Kota, Jumat (6/3/2015).(Kompas.com/Kurnia Sari Dalam kasus ini, Nur Alam diduga
Aziza) menyalahgunakan wewenang karena menerbitkan
SK Persetujuan Pencadangan Wilayah
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Biro Hukum Pertambangan dan Persetujuan Izin Usaha
Komisi Pemberantasan Korupsi, Nur Chusniah Pertambangan (IUP) Eksplorasi untuk PT Anugrah
mengatakan, KPK menggunakan auditor dari Harisma Barakah selaku perusahaan yang
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan melakukan penambangan nikel di Kabupaten Buton
untuk menghitung kerugian negara terkait kasus dan Bombana, Sulawesi Tenggara.
dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Sulawesi
Tenggara Nur Alam. Selain itu, ia juga menerbitkan SK Persetujuan
Peningkatan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi
Proses penghitungan masih berlangsung hingga menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi
saat ini. Produksi kepada perusahaan yang sama.

Nilai final kerugian negara tersebut baru akan 4. Bupati Banyuasin, Yan Anton Ferdian
diumumkan saat dicantumkan dalam surat dakwaan
di persidangan nanti.

"Nanti dibuka di persidangan karena penyidikan


masih berlanjut," ujar Chusniah, di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Jumat (7/10/2016).

Chusniah mengatakan, pembuktian riil kerugian


negara hanya bisa dibuka dalam perkara pokok,
bukan melalui sidang praperadilan. Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian (tengah)
digiring petugas kepolisian saat keluar dari
gedung Subarkah Direktorat Kriminal Khusus
Sejauh ini, KPK menduga adanya kerugian negara Polda Sumsel, Palembang, Sumatera Selatan,
berdasarkan hasil penghitungan ahli dari Institut Minggu (4/9). Yan Anton ditangkap KPK setelah
Pertanian Bogor dengan nilai Rp diduga menerima suap terkait ijon proyek.
3.359.192.670.950. Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian (tengah)
digiring petugas kepolisian saat keluar dari gedung
"Yang kami dapatkan dokumen pemeriksaan ahli Subarkah Direktorat Kriminal Khusus Polda
IPB yang menemukan adanya kerugian lingkungan. Sumsel, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu
Itu penghitungan sementara," kata Chusniah. (4/9). Yan Anton ditangkap KPK setelah diduga
menerima suap terkait ijon proyek. (ANTARA/NOVA
Penghitungan kerugian lingkungan itu menjadi WAHYUDI)
salah satu alat bukti bahwa keputusan Nur Alam
mengeluarkan izin usaha pertambangan untuk PT JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi
Anugerah Harisma Barakah (AHB) menyebabkan Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah dua
kerugian materil. tempat, terkait kasus korupsi yang melibatkan
Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian. Dari hasil
Tim pengacara Nur Alam sebelumnya juga penggeledahan, penyidik KPK menyita beberapa
mempertanyakan dua alat bukti yang menjerat aset milik Yan, salah satunya motor Harley
kliennya sebagai tersangka. Davidson.

Namun, KPK bersikukuh telah mengantongi dua "Dari kegiatan penggeledahan selama dua hari ini,
alat bukti tersebut. penyidik menyita sejumlah dokumen, barang bukti
elektronik dan kendaraan," ujar Kepala Bagian
Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha,
Kamis (8/9/2016).
Selain satu unit motor Harley Davidson, penyidik 5. Wali Kota Madiun, Bambang Irianto
juga menyita satu unit motor Ducati yang disita dari
istri Yan di Rumah Dinas Bupati Banyuasin.

Kemudian, penyidik juga menyita satu unit mobil


Mitsubishi Mirage yang disita dari keluarga
tersangka Rustami, yang merupakan Kepala Sub
Bagian Rumah Tangga Bagian Umum Sekretariat
Daerah Kabupaten Banyuasin.

"Kedua motor saat ini dititipkan di Polres Walikota Madiun Bambang Irianto
Banyuasin. Sedangkan, mobil dititipkan di Polda menggunakan batik biru di KPK. Bambang
Sumsel," kata Priharsa. menjalani pemeriksaan untuk pertama kalinya
sebagai tersangka, Jakarta, Selasa (8/11/2016)
Penggeledahan dilakukan di dua tempat, yakni di Walikota Madiun Bambang Irianto menggunakan
rumah pribadi Bupati Banyuasin, di Perum Bukit batik biru di KPK. Bambang menjalani pemeriksaan
Sejahtera, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan untuk pertama kalinya sebagai tersangka, Jakarta,
Gandus, Kota Palembang. Selasa (8/11/2016)(Lutfy Mairizal Putra)

Selain itu, di rumah Rustami lainnya, di Perumahan MADIUN, KOMPAS.com - Tim Penyidik KPK
Bukit Persada Indah, Kota Palembang. menggeledah Perusahaan Daerah Bank
Penggeledahan telah selesai dilakukan sekitar Perkreditan Rakyat (BPR) Daerah Kota Madiun di
pukul 15.00 WIB. Jalan Imam Bonjol no 70, Jumat (25/11/2016) pagi
sekitar pukul 10.00 WIB.
Yan Anton ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK,
setelah ditangkap dalam operasi tangkap tangan. Mereka memburu rekening tersangka Wali Kota
Dalam kasus ini, Yan diduga menjanjikan sebuah Madiun Bambang Irianto dan putranya, Baonie
proyek di dinas pendidikan Banyuasin kepada Laksamana, yang disimpan di bank itu.
pengusaha berinisial Zulfikar, yang merupakan
direktur CV PP. "Tadi KPK mencari rekening nasabah atas nama
Wali Kota Madiun Bambang Irianto dan Bonie
"Sebagai imbalannya, Bupati Banyuasin ini Laksamana. Tetapi dua nama nasabah itu memang
meminta Rp 1 miliar kepada ZM," kata Wakil Ketua tidak ada di bank kami," ujar Kepala Bagian Umum
KPK Basaria Panjaitan dalam jumpa pers di PD BPR Kota Madiun, Ali Mustofa, setelah KPK
Gedung KPK, Jakarta, Senin (5/9/2016). menggeledah bank tersebut.

Dalam menjalankan aksinya, Yan Anton dibantu Ali menjelaskan, sejak BPR Kota Madiun berdiri,
oleh sejumlah bawahannya. Pertama, Yan tidak ada nasabah atas dua nama yang diburu
menghubungi Rustami yang merupakan Kasubag KPK. Hal itu juga dibuktikan oleh KPK yang
Rumah Tangga di Pemda Banyuasin. Rustami lalu memeriksa register nama-nama nasabah.
menghubungi Umar Usman, Kepala Dinas
Pendidikan. "Setelah diperiksa register nama-nama nasabah di
komputer tidak ada dua nama nasabah tersebut,"
Umar dibantu anak buahnya, Sutaryo, lalu ucap Ali.
menghubungi seorang pengepul berinisial Kirman.
Barulah Kirman menghubungi Zulfikar untuk Dia menambahkan, meski menggeledah PD Bank
menawarkan proyek di Dinas Pendidikan dengan Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Madiun, KPK tak
syarat harus menyetor Rp 1 miliar. membawa dokumen apa pun. Tim KPK
menggeledah ruang direktur, bagian umum dan
Dalam tangkap tangan kemarin, KPK bagian keuangan.
mengamankan uang Rp 229,8 Juta dan 11.200
dollar Amerika Serikat dari Yan Anton. Dari Sutaryo, Tim KPK masuk dan keluar ke BPR Kota Madiun
KPK menyita Rp 50 juta yang diduga merupakan melalui pintu belakang. Dua mobil yang membawa
bonus dari Yan Anton. empat penyidik itu juga parkir dibelakang dijaga dua
aparat Sabara Polres Madiun Kota bersenjata
Dari tangan Kirman, KPK menyita bukti setoran lengkap.
biaya naik haji ke sebuah biro sebesar Rp
531.600.000 untuk dua orang atas nama Yan Anton Sekretaris Daerah Kota Madiun Maidi
dan isteri. Yan Anton diduga menggunakan uang memerintahkan kepada seluruh kepala dinas untuk
dari Zulfikar untuk menunaikan ibadah haji. tidak meninggalkan kantor.

Ini dilakukan terkait rencana Komisi Pemberantasan


Korupsi menggeledah seluruh kantor lingkup
pemerintah dalam kasus gratifikasi Wali Kota Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Madiun Bambang Irianto. tahun anggaran 2016.

"Hari ini semua kepala satuan kerja perangkat "KPK menemukan bukti yang cukup untuk
daerah (SKPD) tidak boleh meninggalkan kantor. meningkatkan ke tahap penyidikan dan
SKPD jangan mempersulit dan menyulitkan diri. menetapkan Bupati Tanggamus BK (Bambang
Bila KPK ke kantor, semua SKPD harus melayani Kurniawan) sebagai tersangka," ujar Pelaksana
baik, yang diinginkan apa harus dilayani baik dan Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati di
memberikan apa yang diminta KPK," ujar Maidi Gedung KPK Jakarta, Jumat (21/10/2016).
kepada Kompas.com, Jumat (25/11/2016).
Menurut Yuyuk, Bambang menyuap sejumlah
Tak hanya kepala dinas, seluruh camat dan lurah anggota DPRD dengan nilai yang bervariasi.
juga harus berada di kantor bila sewaktu-waktu
KPK membutuhkan dokumen. Penyelidikan KPK terhadap Bupati Tanggamus
diawali adanya laporan masyarakat tentang proses
Kehadiran pimpinan SKPD, camat, dan lurah juga pembahasan APBD Kabupaten Tanggamus.
diperlukan agar pelayanan publik tetap lancar.
Dalam kasus ini, menurut Yuyuk, terdapat anggota
Menurut Maidi, Wakil Wali Kota Madiun Sugeng DPRD yang sudah menyerahkan uang suap
Rusmiyanto sudah mengumpulkan seluruh kepada KPK.
pimpinan SKPD kemarin. Saat itu, seluruh kepala
SKPD diharuskan segera menyelesaikan berbagai "Masih akan dilakukan pemeriksaan dan meminta
pekerjaan proyek sebelum tutup tahun. keterangan saksi. Untuk nilai dugaan korupsi masih
harus dihitung dan belum bisa disimpulkan," kata
Mengenai pengganti Wali Kota, Maidi mengatakan Yuyuk.
bahwa Pemkot Madiun akan berkoordinasi dengan
Kementerian Dalam Negeri untuk menunjuk Bambang disangka melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf
Pelaksana Tugas Wali Kota Madiun, termasuk a atau b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31
wewenangnya. Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor
20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Maidi mengatakan bahwa Pemkot Madiun terbuka Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
kepada penyidik KPK untuk meminta dokumen
yang diperlukan, termasuk proyek lain di luar Pasar Kepala daerah keenam
Besar Madiun (PBM).
Bambang adalah kepala daerah keenam yang
"Kalau mau ditanya seluruh proyek tidak masalah. dijadikan tersangka selama 10 bulan masa jabatan
Seluruh SKPD akan melayani dengan baik," kata Pimpinan KPK periode 2015-2019.
Maidi.
Sebelumnya, pada April 2016, KPK menetapkan
Hari ini penyidik KPK menggeledah beberapa ruang Bupati terpilih Rokan Hulu, Suparman sebagai
di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tersangka.
Kota Madiun di Jalan Semangka No 2, Kejuron,
Kecamatan Taman, Kota Madiun.
Kemudian, KPK menetapkan Bupati Banyuasin,
Yan Anton Ferdian sebagai tersangka dalam kasus
6. Bupati Tanggamus, Bambang Kurniawan suap terkait proyek di Dinas Pendidikan dan dinas
lainnya di Kabupaten Banyuasin.

Selanjutnya, KPK menetapkan Gubernur Sulawesi


Tenggara Nur Alam sebagai tersangka. Nur Alam
diduga melakukan penyalahgunaan wewenang
dalam pemberian izin pertambangan nikel di dua
kabupaten di Sultra selama 2009 hingga 2014.

Setelah Nur Alam, KPK menetapkan Wali Kota


Madiun Bambang Irianto sebagai tersangka.
Bambang diduga menerima gratifikasi saat
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi menjabat sebagai Wali Kota pada periode 2009-
Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati 2014.
Tanggamus, Provinsi Lampung, Bambang
Kurniawan sebagai tersangka.

Bambang diduga menyuap sejumlah anggota


DPRD Kabupaten Tanggamus, terkait pengesahan
7. Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome Menurut KPK, dana PLS berasal dari Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan NTT tahun 2007 yang
diambil dari dana APBN.

KPK menemukan anggaran dekonsentrasi APBN


sebesar Rp 77,675 miliar.

Anggaran tersebut digunakan untuk menggerakkan


program formal mau pun non-formal di pendidikan
luar sekolah, termasuk program Pendidikan Anak
Usia Dini.
Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome di
gedung KPK, Jakarta, Selasa (15/11/2016) Selain itu, ada juga program pengembangan
Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome di gedung budaya baca, dan program manajemen pelayanan
KPK, Jakarta, Selasa (15/11/2016)(Lutfy Mairizal pendidikan.
Putra)
Atas perbuatannya, Marthen disangkakan
JAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Sabu Raijua, melanggar Pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 UU
Marthen Dira Tome, mengaku kaget atas Pemberantasan Tipikor jo 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
penangkapan dirinya oleh penyidik Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
8. Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun

Marthen ditangkap pada Senin (15/11/2016)


malam, di daerah Tamansari, Jakarta Barat. Penetapan Samsu sebagai tersangka terkait
dugaan suap kepada mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi, Akil Mochtar pada 2012. Samsu
Sejak Senin malam, ia diperiksa oleh penyidik KPK. sebelumnya mengaku pernah memberikan uang Rp
1 miliar untuk Akil.
Marthen keluar sekitar pukul 14.30 WIB dengan
mengenakan rompi tahanan KPK. Ketika uang itu diberikan, sekitar 2012, Akil masih
menjabat hakim konstitusi. Menurut Samsu,
Ia mengaku kaget karena sejak ditetapkan sebagai pemberian uang Rp 1 miliar itu berkaitan dengan
tersangka untuk kedua kalinya pada November lalu, sengketa Pilkada Buton yang bergulir di MK.
belum pernah diperiksa oleh penyidik KPK.
9. Wali Kota Cimahi, Atty Suharti
"Saya juga kaget kalau tiba-tiba ada berita
penangkapan, karena kami belum pernah dipanggil
untuk diperiksa," kata Marthen, di Gedung KPK,
Jakarta, Selasa (15/11/2016).

Kuasa Hukum Marthen, Yohanis Daniel Rihi


menyatakan sangat keberatan atas penangkapan
tersebut.

Wali kota Cimahi, Atty Suharty, seusai diperiksa di


"Kami anggap KPK lembaga terhormat tapi perilaku
Gedung KPK Jakarta, Jumat
orang-orang di sini tidak terhormat. Bahwa mereka
(9/12/2016).(KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN)
melakukan pelanggaran hukum dalam hal
penetapan tersangka terhadap klien kami," ujar
Yohanis. JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wali Kota
Cimahi, M Itoc Tochija, diduga mengendalikan dan
menjual pengaruh istrinya, Atty Suharti, yang kini
KPK kembali menetapkan Marthen Dira Tome
menjadi wali kota Cimahi.
sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi
dana pendidikan luar sekolah (PLS) di Nusa
Tenggara Timur. Hal itu dilakukan Itoch, salah satunya untuk
mendapatkan keuntungan dari hasil korupsi.
KPK awalnya menetapkan dua tersangka dalam
kasus ini. "MIT (Itoch) mengalihkan jabatan wali kota pada
penggantinya, yaitu istrinya dan ia diduga masih
turut mengendalikan kebijakan," ujar Wakil Ketua
Namun, tersangka lainnya ternyata telah meninggal
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria
dunia, yaitu mantan Kepala Dinas Pendidikan dan
Panjaitan dalam jumpa pers di Gedung KPK
Kebudayaan Provinsi NTT John Manulangga.
Jakarta, Jumat (2/12/2016).
Basaria mengatakan, suap yang diterima Atty jembatan Kedungingas, proyek rehabilitasi saluran
Suharti dan suaminya M Itoc, terkait proyek Melilir Nganjuk, dan proyek perbaikan Jalan
pembangunan tahap dua Pasar Atas Baru Cimahi. Sukomoro sampai Kecubung.

Proyek yang akan dimulai pada 2017 tersebut Kemudian, proyek rehabilitasi saluran Ganggang
memiliki anggaran sebesar Rp 57 miliar. Malang, dan yang terakhir,
proyek pemeliharaan berkala Jalan Ngangkrek ke
Mblora di Kabupaten Nganjuk.
Dalam operasi tangkap tangan, petugas KPK
menemukan sebuah buku tabungan. Buku Taufiq merupakan Bupati Nganjuk periode 2008-
tabungan itu berisi catatan penarikan uang sebesar 2013 dan 2013-2018.
Rp 500 juta.
Atas dugaan tersebut, Taufiq disangka melanggar
Menurut pengakuan kedua pengusaha yang ikut Pasal 12 huruf i dan Pasal 12 B Undang-Undang
ditangkap, Triswara Dhanu Brata dan Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam
Hendriza Soleh Gunadi, uang Rp 500 juta tersebut UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
telah ditransfer kepada Atty dan Itoc. Tindak Pidana Korupsi.

Pemberian dilakukan setelah adanya kesepakatan Bupati Nganjuk Taufiqurrahman diduga menerima
bahwa kedua pengusaha akan menjadi perusahaan gratifikasi terkait jabatannya.
pelaksana pembangunan pasar.
Sebelumnya, ia juga disangka terlibat korupsi
Menurut Basaria, penyelidik KPK menemukan dalam lima proyek infrastruktur di Kabupaten
bahwa selalu ada komunikasi antara kedua Nganjuk.
pengusaha dan Itoch, khususnya dalam penentuan
proyek di Cimahi. "Diduga, selama menjabat sejak 2008, TFR
menerima gratifikasi yang berhubungan dengan
"Faktanya, selalu MIT (Itoch) yang melakukan jabatan dan berlawanan dengan tugas dan
pembahasan, dan istrinya hanya tanda tangan kewajibannya sebagai Bupati Nganjuk," ujar Juru
saja," kata Basaria. Bicara KPK Febri Diansyah, dalam jumpa pers di
Gedung KPK Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Saat ini, Atty, Itoc dan kedua pengusaha telah Menurut Febri, jumlah gratifikasi yang diduga
ditetapkan menjadi tersangka. diterima Taufiq belum dapat diumumkan, karena
masih dalam penyidikan KPK.

Ia mengatakan, dalam pasal gratifikasi ada


10. Bupati Nganjuk, Taufiqurrahman penerimaan-penerimaan yang belum tentu
teridentifikasi secara jelas memiliki hubungan
dengan jabatan penyelengara negara.

Mengenai sumber gratifikasi, menurut Febri,


penyidik KPK telah menemukan sejumlah pemberi
yang diduga memiliki kepentingan dengan jabatan
Taufiq sebagai Bupati Nganjuk.

"Bahwa nanti ada pengembangan dan pendalaman,


Logo KPK(KOMPAS/LUCKY PRANSISKA ) kami akan melihat proses berikutnya. Detil belum
bisa disampaikan saat ini," kata Febri.
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan Sebelumnya, Taufiq diduga terlibat korupsi dalam 5
Bupati Nganjuk, Taufiqurrahman, sebagai proyek pembangunan di Kabupaten Nganjuk pada
tersangka. tahun 2009.

Taufiq diduga terlibat korupsi dalam 5 proyek Ia diduga melakukan atau turut serta dalam
pembangunan di Kabupaten Nganjuk pada tahun pemborongan, pengadaan atau persewaan 5
2009. proyek infrastruktur.

"Tersangka TFR diduga melakukan atau turut serta Lima proyek yang dimaksud yakni, pembangunan
dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan jembatan Kedungingas, proyek rehabilitasi saluran
di 5 proyek," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Melilir Nganjuk, dan proyek perbaikan Jalan
dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Selasa Sukomoro sampai Kecubung.
(6/12/2016).

Lima proyek yang dimaksud adalah, pembangunan

Anda mungkin juga menyukai