Anda di halaman 1dari 3

FRAKTUR NECK FEMUR

Fraktur collum atau neck (leher) femur adalah tempat yang paling sering
terkena fraktur pada usia lanjut. Ada beberapa variasi insiden terhadap ras.
Fraktur collum femur lebih banyak pada populasi kulit putih di Eropa dan
Amerika Utara. Insiden meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sebagian
besar pasien adalah wanita berusia tujuh puluh dan delapan puluhan.

Namun fraktur collum femur bukan semata-mata akibat penuaan. Fraktur


collum femur cenderung terjadi pada penderita osteopenia diatas rata-rata, banyak
diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan kehilangan jaringan tulang
dan kelemahan tulang, misalnya pada penderita osteomalasia, diabetes, stroke, dan
alkoholisme.

MEKANISME TERJADINYA FRAKTUR

a. Low-energy trauma: paling umum pada pasien yang lebih tua.


• Direct: Jatuh ke trokanter mayor (valgus impaksi) atau rotasi
eksternal yang dipaksa pada ekstremitas bawah menjepit leher
osteroporotik ke bibir posterior acetabulum (yang
mengakibatkan posterior kominusi)
• Indirect : Otot mengatasi kekuatan leher femur
b. High-energy trauma: Terjadi patah tulang leher femur pada pasien
yang lebih muda dan lebih tua, seperti kecelakaan kendaraan
bermotor atau jatuh dari ketinggian yang signifikan.
c. Cyclic loading-stress fractures: Terjadi pada atlet, militer, penari
balet, pasien dengan osteroporosis dan osteopenia berada pada risiko
tertentu.

GAMBARAN KLINIS
Biasanya terdapat riwayat jatuh, yang diikuti nyeri pinggul. Pada fraktur
dengan pergeseran, tungkai pasien terletak pada rotasi eksternal dan terlihat
pemendekan bila dibandingkan dengan tungkai yang lain. Namun tidak semua
fraktur nampak demikian jelas. Pada fraktur yang terimpaksi pasien mungkin
masih dapat berjalan dan pasien yang sangat lemah atau cacat mental mungkin
tidak mengeluh, sekalipun mengalami fraktur bilateral. Untuk high-energy trauma
harus diperiksa sesuai standar ATLS. Fraktur collum femur pada dewasa muda
biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian serta
sering dikaitkan dengan cedera multipel. Mendapatkan keterangan yang akurat
mengenai ada atau tidaknya sinkop, riwayat penyakit, mekanisme trauma dan
aktivitas keseharian sangat penting untuk menentukan pilihan terapi.
PEMERIKSAAN FISIS
Diagnosis fraktur femur dapat ditegakkan dengan anamnesis yang lengkap
mengenai kejadian trauma meliputi waktu, tempat, dan mekanisme trauma;
pemeriksaan fisik yang lengkap dan menyeluruh, serta pencitraan menggunakan
foto polos sinar-x.
Look (Inspeksi):
• Deformitas: Deformitas dapat timbul dari tulang itu sendiri atau
penarikan dan kekakuan jaringan lunak.
• Sikap anggota gerak: Kebanyakan fraktur terlihat jelas, namun fraktur
satu tulang di lengan atau tungkai atau fraktur tanpa pergeseran mungkin
tidak nampak. Pada gambar bawah ini merupakan contoh pengamatan
sikap anggota gerak bawah yang terlihat memendek disertai rotasi
eksterna.
(Palpasi):
• Nyeri tekan: Tanyakan pada pasien daerah mana yang terasa paling
sakit. Perhatikan ekspresi pasien sambal melakukan palpasi.
• Spasme otot: Hal ini bisa terlihat dan teraba dari daerah fraktur dan pada
gerakan sederhana
• Krepitasi: Krepitasi tulang dari gerakan pada daerah fraktur dapat diraba
• Pemeriksaan kulit dan jaringan lunak di atasnya: Pada fraktur akut,
terapi tergantung pada keadaan jaringan lunak yang menutupinya.
Adanya blister atau pembengkakan merupakan kontraindikasi untuk
operasi implan. Abrasi pada daerah terbuka yang lebih dari 8 jam sejak
cedera harus dianggap terinfeksi dan operasi harus ditunda sampai luka
sembuh sepenuhnya. Bebat dan elevasi menurunkan pembengkakan dan
ahli bedah harus menunggu untuk keadaan kulit yang optimal.
• Neurovaskular distal: Kondisi neurovaskular distal harus diperiksa
karena fraktur apapun dapat menyebabkan gangguan neurovaskular.
Move (Gerakan):
Sebagai skrining cepat, gerakan aktif dari seluruh anggota gerak diuji
pada penilaian awal. Pasien dengan fraktur mungkin merasa sulit untuk
bergerak dan fraktur harus dicurigai jika ada yang nyeri yang menimbulkan
keterbatasan. Manuver yang memprovokasi nyeri sebaiknya tidak dilakukan.
Gerakan sendi yang berdekatan harus diperiksa pada malunion untuk kasus
kekakuan pascatrauma.

Pengukuran
Pada fraktur dengan pergeseran atau dislokasi, hal ini nampak jelas.Pada
kasus malunion atau nonunion, penilaian pemendekan atau pemanjangan sangat
penting.

1
Apparent leg length discrepancy dapat diukur dari xiphisternum ke maleolus
medial dengan menjaga tubuh dan kaki sejajar dengan alas dan tidak membuat
setiap upaya untuk menyamakan sisi panggul. Hal ini akan memberikan perbedaan
fungsional pada panjang kaki.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan sinar-x pelvis posisi anteroposterior (AP) dan sinar-x proksimal
femur posisi AP dan lateral diindikasikan untuk kasus curiga fraktur collum
femur.

Magnetic resonance imaging (MRI) saat ini merupakan pilihan pencitraan untuk
fraktur tanpa pergeseran atau fraktur yang tidak nampak di radiografi biasa. Bone
scan atau CT scan dilakukan pada pasien yang memiliki kontraindikasi MRI.

PENATALAKSANAAN
Prinsip-prinsip umum:
Optimasi pra operasi medis yang cepat : Mortalitas dikurangkan dengan
operasi dalam waktu 48 jam fiksasi yang stabil dan mobilisasi dini.
Pengobatan fraktur leher femur dapat berupa:
a. Konservatif dengan indikasi yang sangat terbatas Non-
operatif:
Indikasi:
Fraktur nondisplaced pada pasien mampu memenuhi pembatasan
weight bearing.
b. Terapi operatif:
Indikasi: displaced fraktur dan nondisplaced

KOMPLIKASI
Nekrosis avaskular
Non-union
Osteoartritis

Anda mungkin juga menyukai